Share

Ziarah

Author: devarisma
last update Last Updated: 2024-07-22 22:21:59

“Sudah siap semua?” tanya Angga.

“Sudah Mas!” Mahra menggendong baby Attar. Mereka semua sudah ready dengan pakaian serba hitam. Mereka akan berziara ke makam ibunya.

“Mama Papa!” panggil Alesya.

“Iya, sayang, sudah siap?” tanya Angga.

“Sudah, kami juga siapkan bunga-bunga untuk ditabur di makam Eyang putri!” celoteh gadis kecil itu.

“Air sembahyang sudah ada?” tanya Mahra pada putrinya.

“Udah dong, Ma!” sahut Alesya. Mereka turun ke lantai dua semua sudah siap.

Angga mendorong kursi roda ayahnya. Masuk ke dalam mobil lalu diikuti oleh anak-anaknya.

“Tuan kami tidak perlu ikut?” tanya Mbak Surti.

“Nggak usah, Mbak!” sahut Angga. Mahra duduk di depan bersama Angga sambil menggendong baby Attar. Sedangkan Pak Muhar di belakang kemudi. Di sampingnya duduk kedua cucu kembarnya. Di bagian paling belakang ada Alesya yang asyik dengan bonekanya. Anak kecil itu sangat suka berdiri duduk di jok paling belakang kalau naik mobil.

Pak Muhar melempar pandangannya keluar. Banyak sekali yang beruba
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Ziarah

    Di pemakaman Darlina Binti Teuku Abdullah. Pak Muhar tidak bisa membendung air matanya. Terharu melihat anak cucunya sibuk membaca yasin untuknya. Demikina dirinya yang memandukan. Bahkan cucunya yang paling kecil tetap adem di pangkuan sang ibu. Mereka membaca yasin dengan semangat, mempersembahkan bacaan terbaik untuk sang Eyang putri.“Na, kamu lihatkan cucu kita ramai, anak menantu kita hidup bahagia. Mereka semua sangat menyayangiku, Na. Abang yakin, kamu juga sangat bahagia di sana!” ucapnya pelan setelah membaca doa penutup. Air matanya tumpah.Semua terdiam mendengarnya. Seakan bisa merasakan kerinduan yang dipendam Pak Muhar.“Na, cita-cita kita memiliki menantu yang saleha, cucu yang ramai sudah terwujud. Lihat Angga anak kita sudah punya empat pasukan. Dia takkan kesepian di hari tuanya!” imbuhnya lagi.“Pa, memangnya Eyang dengar kalau kita ngomong?” tanya Alesya.“Iya, sayang! Sebenarnya orang yang sudah meninggal selalu menjenguk kita, tapi kita yang tidak melihatnya!”

    Last Updated : 2024-07-28
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Tidak Tahu Diri

    “Ayah kenapa ayah kasih tahu alamat kita di sini! Mau tarok dimana muka Ani gara-gara ayah!” teriak Ani yang tiba muncul lewat pintu belakang.Samsudin melongo melihat anak istrinya muncul. “Kalian kemana aja? Capek dipanggilin!”“Ayah denger nggak apa yang Ani ngomong tadi!” teriak gadis tujuh belas tahun itu lagi.“Ani kamu bicara dengan siapa? Teriak-teriak kayak gitu!” Ferdi muncul di sana. Sambil memolototkan mata pada adiknya.Ani terdiam. Kesal, karena dia selalu merasa kalah dengan sikap Masnya itu.“Kamu itu makin hari makin kurang hajar sama orang tua!” sembur Ferdi lagi.“Bu lihat tuh Mas, tiba-tiba datang marahin Ani!” Dia menatap geram dengan kakaknya.“Fer jangan gitu sama adikmu!” bela Rini.“Ibu, kalau biarkan Ani seperti orang tidak sekolah. Nanti dia bisa naik ke atas kepala!” sahut Samsudin. “Dengerin Masmu! Jangan malu-maluin!”“Habisnya Ayah kenapa ajak masok orang jesica ke rumah kita! Bisa-bisa aku nggak punya teman lagi di sekolah!” Ani beralasan.“Lho nggak m

    Last Updated : 2024-07-29
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Rencana Liburan

    Ferdi segera berdiri menyambut kedatangan Angga.“Mas!” sapa Ferdi.“Mana ibumu?” tanya Angga tanpa basa-basi.“Ada Mas, masuk dulu Mas!” ujar Ferdi merasa senang sepupunya mau datang ke tempat tinggal mereka.“Tidak perlu, panggil ibumu ke sini segera!” Angga menatap ke dalam rumah dengan tajam.Samsudin muncul ke depan. “Angga ada apa?” dia bisa melihat keponakannya sedang menahan amarah.“Mana istrimu Paklik!” seru Angga. “Suruh dia keluar ke sini!”Samsudin memanggil istrinya. Dan Rini muncul di sana. Wajahnya seketika pucat melihat Angga.“Mana berlian yang kamu kreditkan?” tanya Angga.“Berlian yang mana maksudnya Ngga?” Rini tergagap.“Berlian yang bulik beli dengan menggadaikan stnk mobil Papa!” tegas Angga lagi.Samsudin dan Ferdi tercengang mendengarnya. Ternyata masih ada rahasia Rini yang belum mereka tahu.“Nggak ada lagi, kan sudah bulik serahkan ke Angga semua kemarin!” jelas Rini.“Itu semua perhiasan yang sudah cash! Bulik tidak perlu menipu! Baru saja aku melunaskan

    Last Updated : 2024-08-04
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Camping

    “Wah cantiknya!” ujar Alifa sembari mendongak ke luar mobil. Nampak pemandangan stroberi dan sayuran yang cukup luas.“Iya, cantik banget! Abang mau buat vlog ah!” Alif mengeluarkan ponselnya.“Kak Eca mau petik Pa!” Alesya pun ikut mengintik di jendela.“Pah berenti dong kita mau metik stroberi langsung!” ujar Alifa lagi.“Ini kebun orang, anak-anak. Nanti ya di kebu Bulik kalian bisa metik sepuasnya!” ujar Angga sambil terkekeh.“Nanti di sana kalian mau bawa segoni juga dibolehin tuh sama bulik!” tambah Pak Muhar.“Wah asyik! Eyang kenapa nggak bilang kalau punya keluarga yang punya kebun stroberi!” tanya Alif.“Surprise dong!” Pak Muhar membelai pucuk kepala cucu laki-lakinya itu.Pak Muhar tersenyum sumringah, lama sekali dia tidak ke kampung saudara istrinya itu.Mahra juga menunjukkan pemandangan yang indah pada anak bungsunya Attar.Kehadiran mereka di sambut oleh Rehan dan orang tuanya. Orang tua Rehan nampak sudah menua. Rehan juga sudah tumbuh tegap nan gagah. Dia sedang m

    Last Updated : 2024-08-09
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Siasat

    “Akhirnya aku akan melihat Kurniawan Hallding terguling dan Angga akan jatuh miskin!” ucap laki-laki berambut klimis itu sambil terbahak-bahak. “Dan aku akan tidak sabar menyekap istrinya yang molek itu!”“Aduh Rey! Please deh, aku dukung kamu sepenuhnya menjatuhkan Kurniawan Hallding! Tapi untuk memburu istri Angga please deh! Dia itu sudah beranak empat! Masa kamu doyan sama emak yang badannya sudah melorot!” protes Grace.Reymond tak menanggapi temannya itu. Dia bahkan sedang membayang bagaimana dia sedang berada di atas Mahra.“Aku di sini untuk apa? Bahkan aku bersedia menjadi budak nafsumu! Kurang apa aku ini di bandingkan perempuan itu!” tambah Grace lagi.“Grace Grace, kamu dengan istri Angga jauh kemana-mana dia! Seandainya kamu menarik dari dulu sudah aku bawa ke ranjang kan!” Raymond menatapnya smabil mengejek. Grace memang sangat mencintainya bahkan bukan sekali dia menyerahkan dirinya pada Raymond. Namun, justru membuatnya semakin jijik.“Kamu nggak akan dapat perempuan s

    Last Updated : 2024-08-30
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Sosok Raymond

    Di ruang makan yang senyap, Yuni duduk menatap makanan seorang diri. Tiba-tiba, Faisal datang dengan sumeringah. Karena melihat istrinya masih seperti dulu menunggunya makan, menyiapkan baju kerjanya. Membawakan dia kopi saat lama di ruang kerja. Yuni, Masih seperti dulu, meskipun semarah-marahnya Yuni padanya. Perempuan yang sudah mendampinginya hampir tiga puluh tahun itu. Masih berusaha mengerjakan kewajibannya. Bahkan, untuk hubungan ranjangpun dia tidak bisa menolak. Dan tetap memberikan pelayanan yang sama.Faisal, jika diberi pilihan untuk memilih wanita lain. Maka pilihannya tetap Yuni. Perempuan yang lembut dan setia. Tidak pernah mengeluh dan meminta. Apalagi menuntut banyak hal. Dia hanya meminta kasih sayang. Dan alasan terbesar seorang Faisal dulu bekerja keras adalah untuk membahagiakan Yuni, istrinya. Mereka menikah berdasarkan suka sama suka.Lelaki yang cukup disegani banyak orang itu, terbayang saat-saat dulu mereka bertemu di sebuah job fair di Jakarta. Mereka sama-

    Last Updated : 2024-08-30
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Disekap

    Mahra tiba di sebuah taman yang cukup sepi, bahkan nyaris tidak melintas orang satupun. Hatinya mulai gundah. Namun, dia beranikan diri keluar dari mobil mencari petunjuk yang telah dikirim orang tidak dikenal itu. Rupanya taman itu ada kolam yang cukup cantik. Nampak seorang laki-laki gagah berdiri menatap kolam. Laki-laki itu melipat tangannya di dada. Dia menggenakan jeans dan kemeja putih yang dilipat hingga ke siku. Menggunakan sneaker yang senada. Sekelas dia terlihat gagah.“Assalamualaikum!” sapa Mahra.Raymond seraya membalik badan. Tidak sabar menatap wanita pujaannya datang. Sedetik hingga waktu berjalan dia tidak bisa berkata, lidahnya kelu. Dia terpana. Matanya tak mampu berkedip. Wanita di depannya sangat smepurna. Selama ini dia hanya menatap gambar. Hari ini, hanya lima langkah dia sudah bisa membawanya dalam pelukan. “Sialan, Angga memang selalu lebih dalam hidupnya. Nggak Cuma bisnis, istrinya juga sangat cantik!” kutuknya dalam hati.“Permisi?” panggil Mahra membua

    Last Updated : 2024-09-01
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Kabur Dari Penyekapan

    “Secantik apa sih perempuan itu? Sampai Raymond begitu tergila-gila padanya!” gumam Grace seorang diri. Dia masih duduk di ruang tamu dengan perasaan dongkol.“Apasih kurangnya aku ini Rey?” gumamnya lagi. “Sesayang ini aku sama kamu! Tapi, kamu selalu mengabaikanku!” Tidak terasa air matanya jatuh. Grace sudah menghabiskan setengah umurnya demi mendapatkan hatinya Raymond. Tapi, percuma dia tidak mendapatkan apa-apa selain simpati Raymond sebagai teman.“Aku sangat menyayangimu Grace. Aku tidak ingin ada yang menyakitimu.Tapi hanya sebatas sahabatku, Grace. Tidak lebih!” pernyataan itu masih tergiang-ngiang di telinga Grace. Sejak masih mereka belia. Hingga sekarang kalimatnya masih sama. Hanya sebatas sahabat.“Tapi, aku takut, Raymond kenapa-napa kalau dia tetap kekeh menyekap istri orang. Bisa-bisa dia hancur diguling oleh Angga!” gumamnya lagi. “Aku harus melakukan sesuatu!”Grace mengambil ponsel, membuka google menulis di kolom searching Istri Angga Kurniawan Hallding. Dibaca s

    Last Updated : 2024-09-02

Latest chapter

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Pensiun Dini

    Lima tahun kemudian.Tidak terasa waktu bergulir begitu cepat. Kini anak-anak sudah tumbuh menuju dewasa. Si kembar sudah SMA menjelang tamat. Rasa-rasanya, Angga ingin segera pensiun dari pekerjaannya. Dia sudah mempercayai beberapa kerabat dekat untuk mengelola perusahaannya.“Sayang, rasanya aku di rumahnya. Pensiun lebih cepat!” ucap Angga pagi itu setelah anak-anak semua pergi sekolah. Mahra selama tidak memiliki bayi. Sudah kembali aktif menulis.“Terserah Mas! Mahra senang aja kalau Mas di rumah! Apalagi Mas sudah bekerja sejak muda. Pensiun dini lebih baik sebagai bonus kerja keras selama ini!” Mahra menghentikan pekerjaannya. Lalu duduk di sampingnya.“Kamu masih tetap cantik!” Angga menatap sang istri lebih lekat.“Mahra sudah tua, Mas! Sudah ada satu dua uban!” ujarnya tersipu.“Tapi, masih tetap cantik!” Angga menggamit tangan sang istri.“Mas juga masih gagah, orang tidak akan percaya Mas sudah menuju kepala lima!” Mahra membalas tatapan sang suami.“Karena Mas masih gant

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Ustazah Alika

    “Total belanjaan Kakak seratus dua puluh ribu!” ucap Kasir.Alika merongong tasnya. Capek dia cari-cari dompet. “Duh kemana sih domper?” keluh Alika.“Kak?” panggil kasir. “Antriannya panjang sekali.”Dia baru sadar ada sepuluh orang sedang mengatri di belakang.“Aduh maaf bang, dompet saya tinggal! Saya transfer aja boleh?” tanya Mahrasambil menahan malu.“Tidak bisa kak, rekening toko lagi bersamalah!” ujar kasir.“Tapi, gimana bang saya nggak bawa dompet!” Alika sudah hampir menangis.Tiba-tiba seseorang meletakkan dua lembar pecahan dua ratus di sana. “Ini sekalian untuk bayaran ustazah ini!” ujar laki-laki itu dengan tenang. Sembari menunjukkan sebotol air mineral dan bisquit.“Oke!” kasir lamgsung mengerjakan tugasnya.Alika masih di sana terpaku. Mengingat sejenak sepertinya pernah jumpa. Tapi dimana? laki-laki dengan penampilan kasual nampak santai dengan celana training, baju kaos jersey dan sepatu olahraga.“Terima kasih Pak!” seru Alika cepat-cepat.“Sma-sama Ustazah!” lak

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Potongan Karya Alika

    Bab 1Mengenal Makhluk HidupAlika merupakan siswa kelas III SD. Alika tinggal bersama Ayah dan Ibunya dan adiknya Affa. Affa masih berumur tiga tahun. Alika sangat menyayangi adik Affa.Setiap hari Alika ke sekolah dengan berjalan kaki dengan Dini dan Andi. Mereka tinggal di satu komplek Perumahan Hijau. Dini, Andi dan Alika berteman baik sejak kelas I.“Hari ini kita belajar apa?” tanya Andi sambil mengayun langkah.“Kita akan belajar tentang makhluk hidup,” sahut Alika.“Makhluk hidup itu seperti kita ini, Ka?’’ tanya Dini.“Iya, makhluk hidup seperti kita ini manusia, hewan dan tumbuhan,” jelas Alika sambil menunjuk ke arah pohon yang memayungi jalan yang mereka lewati.“Apa saja ciri-ciri makhluk hidup, Ka?” tanya Andi lagi.“Memerlukan makan dan minum, bernapas, tumbuh dan berkembang biak,” sahut Alika lagi.“Pintar sekali kamu, Ka. Tahu dari mana?” tanya Dini.“Aku baca buku, Dini. Ayah dan Ibuku selalu menghadiahkan aku buku dan mengajakku ke perpustakaan,” jawab Alika.“Nanti

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Pengalaman Baru

    Danil sangat kikuk duduk diantara orang-orang yayasan. Dimana penampilannya sangat mencolok. Semua laki-laki di sana menggunakan peci, serta baju koko yang cukup sopan. Belum lagi yang perempuan, membuat dia menjerit seakan sedang terjebak ke dalam tempat yang sangat sulit dia dambakan.Sebelum rapat dimulai. Angga sengaja meminta Danil duduk di sampingnya.“Maaf sebelumnya, Ustaz Ustazah semua. Perkenalkan ini Danil tangan kanan saya di perusahaan. Hari ini kebtulan saya ajak ke sini, untuk mengenal dunia pendidikan lebih jauh!” jelas Angga. Membuat semua orang memperhatikan Danil dengan seksama. Laki-laki dengan postur tubuh proposional. Hitung mancung, alis tebal dan sekilas terlihat berkarisma. Buru-buru ustazah di sana menundukkan pandang. Karena spek laki-laki di depan mereka sangat memukau, bagai artis.Danil agak terkejut dengan penuturan bosnya. Apa ini cara bosnya mengenalkan dia pada ustazah di sana. Rapat berlangsung. Beberapa ustazah menyampaikan laporan mereka. Ada juga

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Aku Percaya

    Angga pulang hampir larut. Tidak biasanya dia seperti itu. Namun, beberapa pekerjaan menjelang akhir tahun ini membuat semuanya sibuk. Apalagi dia baru memecat sekretarisnya.“Danil, tolong carikan sekretaris baru untukku! Ingat laki-laki ya!” perintahnya.“Baik, Bos. Akan segera saya dapatkan!” sahut Danil. Danil merupakan kaki tangan ANgga. Namun, dia punya jabatan yang besar di perusahaan itu.“Maafkan saya terkait Sela Bos. Saya menyesal terhadap kejadian yang menimpa Bos!” tambah Danil. Angga sedang bersiap hendak pulang.“Its Oke. Jadi kita lebih waspada ke depan!” sahut Angga. Sekali lagi dia melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah menunjukkan jam 12 dini hari. Sudah lama dia tidak lembur selama ini.“Baik, Bos.” Danil menunggu Bosnya keluar dari ruangan.Lalu mereka berjalan beriringan untuk ke parkiran.“Danil, kalau nanti kamu bekerluarga usahakan, melindungi dan menjaga pernikahanmu. Banyak sekali wanita jalangyang mengincar kalau kita punya pekerjaan dan penghasilan y

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Penjaga Mama

    Sela keluar dari gedung pencakar langit itu dengan berat hati. Mau gimana lagi, dia benar-benar dipecat secara tidak terhormat. Bahkan bodyguard menyeretnya dengan kasar.“Saya ingin mengambil barang-barang saya dulu!” pintanya memelas karena ada beberapa barang berharganya di sana.“Ingat hanya lima menit kamu sudah keluar dari gedung ini!” tegas bodyguard tersebut. Sela berjalan cepat menuju lift lalu ke ruangannya tepat di samping ruangan Angga, sang CEO.Saat menenteng sebuah kardus keluar dari sana. Dia berpapasan dengan kedua temannya Ani dan Dini. Bukan rasa kasihan yang ditunjukkan malah diejek habis-habisan.“Aduh Sela- sela baru setengah jam lalu, kita bilang apa. Kamu mimpi ketinggian. Kasian sekali. Padahal cita-citanya mau jadi simpanan bos!” ledek Dini.“Memang kamu itu terlalu kepedean tahu. Kamu bisa tuh, incarin om sana, tapi tidak dengan Bos Angga. Dia itu spek setia. Kamu belum lihat istrinya secantik dan sekeren apa. Dibandingkan kamu bukan apa-apa Sel!” tambah Ani

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Perihal Sekretaris

    Angga berjanji akan segera memecat Sela pada kedua anaknya. Mereka akan melihat langsung proses itu. Begitu pulang sekolah, Angga menjemput sendiri kedua anak kembarnya itu yang kini sudah masuk sekolah Madrasah Tsanawiyah. Masih dengan baju sekolah mereka diboyong ke kantornya. Memang sejak pagi Sela merasa aneh, bahkan bosnya itu tidak menyapanya sama sekali. Pekerjaan pun tidak ada yang diansurkan padanya. Justru staf lain yang hilir mudik mengantar sendiri.“Kenapa sih Bos?” gumamnya.“Bos mau dibuatkan kopi?” tanya Sela dengan lancang masuk ke ruangnya.“Saya tidak minum kopi, kamu tahu itu kan?!” Angga terus sibuk memperhatikan berkas di depannya tanpa menoleh.“Maaf Bos, yang lain barang kali?” tanya Sela lagi.“Tidak perlu!” jawab Angga puntung.“Untuk makan siang bagaimana Bos?” perempuan itu mendekati meja kerja bosnya. Hari ini dia sengaja memakai kemeja yang agak ketat, dengan hijab dililit ke belakang. Menurutnya cukup membakar gairah seorang laki-laki. Sejak masuk ke san

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Perkara Mimpi

    “Ma semalam Kakak mimpi buruk lagi!” seru Alifa setelah duduk di samping ibunya yang sedang memakai wangi-wangian pada anak bungsunya.Mahra menoleh, ini bukan kali pertama Alifa mimpi buruk. Tiga hari yang lalu putri kembarnya itu juga bermimpi buru. Dia bermimpi dililit ular sampai napasnya tersenggal-senggal. Itu dapat dia lihat langsung saat dia memeriksa kamar anaknya. Tiga hari sebelumnya lagi juga demikian. Itu pertama kali si kakak mimpi dikejar harimau besar.“Malam ini mimpi apa kak?” tanya Mahra dengan tenang. Dia bisa melihat putrinya seperti ketakutan.“Mimpi Papa nikah lagi, dan istri baru papa jahat!” Alifa berujar dengan penuh penyesalan.Mahra membeliakkan matanya. Dia memang sempat mencari internet perihal tafsir mimpi. Namun, dia ragu apakah anak remaja seusia alifa mimpinya bisa memiliki makna?“Apa-apa?” Angga yang hanya mendengar ujungnya saja tentu shock bukan main. Mata elangnya menatap sang ayah dengan ganas.“Kenapa Kakak lihat Papa begitu?” tanya Angga. Dia

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Kebiasaan Lama

    Sudah dua jam, Mahra duduk di depan laptop. Menulis sebuah artikel. Selama beberapa tahun terakhir, dia membangun sebuah blogger parenting. Cukup berpenghasilan dan maju. Mahra sudah lama tidak menulis buku, karena anak-anaknya masih balita. Dia tidak ingin anak-anaknya kekurangan kasih sayangnya. Membangun blogger tidak begitu sulit dan menguras waktunya. Setidaknya dia masih menulis setiap 3 atau 2 kali seminggu.Dia menyisihkan sedikit waktu ketika putranya tidur atau bermain dengan orang lain. Seperti malam ini karena putra bungsunya sedang asyik bermain dengan Angga. Angga nampak piawai bermain dengan si bungsu yang baru bisa berdiri, bahkan sesekali sudah bisa mengangkat langkah dengan gemetar. Sedangkan ketiga anaknya lagi sedang belajar mengaji di mushalla rumahnya. Angga sengaja memanggil orang ke rumah. Ketiga anak itu punya guru yang berbeda. Berdasarkan tingkatan mereka belajar.Si kembar sudah belajar kitab kuning dan fasahah alquran. Sedangkan Alesya masih di iqra’. Sese

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status