Share

Katahuan

Ani berdiri mematung di depan rumah kecil nan sederhana itu. Sebenarnya masih sangat layak di tempatkan. Apalagi rumah itu punya tiga kamar, ruang ramu, lengkap dengan kamar mandi dan dapur. Tapi, sangat terasa kecil untuk mereka yang selama ini tinggal di kediaman mewah bak istana.

“Apalagi kamu tercegak di sana!” teriak Samsudin.

“AKu nggak mau tinggal di sini! Aku malu sama teman-temanku!” teriak Ani.

“Lalu mau tinggal di mana kamu? Sana cari rumah mewah kalau bisa!” Samsudin sangat berang dengan anaknya itu. Dia sudah malu berkali-kali dengan Pak Muhar dan ANgga. Masih syukur dikasih tempat tinggal gratis dan tidak dipecat dari kerjanya.

“Ayah jahat dan bodoh! Mau aja diusir dari sana!” teriak Ani.

SEbuah tamparan mendarat di pipi Ani. Samsudin menampar anaknya dnegan keras.

“Mas, ini anakmu lho!” teriak Rini.

“Ini semua gara-gara kamu memanjakan dia. Mengatakan pada mereka kalau itu rumah kita. Padahal sejak awal kamu tidak mengajarkan dia belaku seperti orang kaya. Tidak akan se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status