Share

Bab 123 Seperti Orang Mati

Author: Bunga Bakung
last update Last Updated: 2024-02-08 18:00:00
Malam harinya.

Sena pun ke rumah Nadia untuk makan malam bersama. Nadia dan Gavin bekerja sama menghidangkan berbagai macam makanan lezat di atas meja.

Begitu Sena datang, Mona langsung menempel padanya.

"Bibi!" sapa Mona kepada Sena dengan lembut.

Sena segera memeluk Mona. "Aduh, Mona! Mona kangen Bibi, ya! Sini, biar Bibi cium!"

Mona menurut dan menyodorkan wajahnya yang mungil.

Setelah mencium Mona, Sena menoleh menatap Timmy.

"Anak baik, kenapa kamu tetap diam di situ saat Bibi ada di sini? Kamu nggak bisa meniru Mona?" tanya Sena berpura-pura kesal.

"Ibu bilang pria dan wanita nggak boleh dekat-dekat," kata Timmy dengan nada bicara seolah-olah dia sudah tua.

Sena sontak terdiam. Wah, sifat bocah satu ini mirip sekali dengan Gio!

"Dasar anak mama," keluh Sena.

"Aku bangga, kok. Ini bentuk aku sayang ibuku," jawab Timmy dengan tenang.

Ekspresi bangga pun terlihat jelas pada wajah mungil Timmy.

"Nadia! Anakmu, nih!" protes Sena dengan kesal.

Nadia meletakkan piring lauk yang terakhir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 124 Ada Urusan Apa?

    Tanggal 1 September.Nadia bangun pagi-pagi untuk membuatkan Timmy dan Mona sarapan, lalu mengantar kedua anaknya ke TK Internasional Cordova.Sesampainya di gerbang gedung TK, Nadia berjalan masuk bersama kedua anaknya.Di sepanjang perjalanan, mereka selalu melihat ada saja anak-anak yang menangis.Di sisi lain, Mona dan Timmy tampak penurut dan tenang.Mona pun meremas tangan Nadia sambil bertanya, "Ibu, kenapa mereka semua menangis? Apa pergi ke sekolah itu sangat menakutkan?"Timmy mendahului ibunya menjawab.Dia memandang Mona sambil tersenyum tipis, lalu berkata, "Di sekolah ini nggak ada guru yang kanibal, kok.""Nggak ada juga kepala sekolah yang galak. Kamu nggak usah khawatir, Mona."Rasanya Nadia ingin menepuk dahinya sendiri. Timmy ini berusaha menghibur Mona atau malah menakuti Mona, sih?Mona pun memajukan wajahnya sambil mengeluh, "Kakak mau menakuti Mona lagi, ya! Mona nggak takut!""Ya, ya, ya. Nggak takut, tapi sukanya ngompol," sahut Timmy sambil tertawa dengan jahi

    Last Updated : 2024-02-08
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 125 Aku Bertemu Dengannya

    Begitu mendengar suara itu, Gio langsung menyipitkan matanya sambil bertanya, "Siapa kamu?"Nadia refleks mengeluh dalam hati.Gio ini sakit jiwa, ya? Masa tiba-tiba dia bertanya kepada orang asing siapa mereka?"Tuan, kita nggak saling kenal, 'kan? Apa sopan Tuan main bertanya begitu?" sahut Nadia.Gio menyipitkan matanya, lalu mengubah nada bicaranya dan menjawab, "Anak saya sekolah di sini, jadi saya berhak bertanya untuk memastikan keselamatan anak saya. Bagaimanapun juga, saya melihat Anda sebagai seorang wanita yang perilakunya mencurigakan karena bahkan nggak berani menunjukkan wajah Anda."Nadia sontak terdiam. Wah, itu alasan yang sangat sempurna!"Oh, maaf! Wajah saya lagi alergi, jadi saya sengaja berpakaian seperti ini supaya nggak membuat orang lain ketakutan!" jawab Nadia."Kalau Anda mau tahu saya ini siapa, lebih baik Anda tanyakan langsung kepada Kepala Sekolah."Setelah berkata seperti itu, Nadia segera mengambil jalan memutar dan berlalu.Sewaktu mendaftarkan putra-p

    Last Updated : 2024-02-08
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 126 Anak Yatim

    Nadia segera mengangkat telepon itu, lalu menyapa, "Halo, Bu Guru?""Maaf, apa Ibu bisa datang ke sekolah?" tanya Bu Guru Sonya."Begini, Mona berkelahi dengan salah seorang siswa. Mona mencakar wajah siswa itu hingga berdarah."Nadia pun bertanya dengan panik, "Terus, bagaimana dengan Mona? Apa dia terluka?""Mona baik-baik saja, Ibu tidak perlu khawatir," jawab Bu Guru Sonya."Saya ke sana sekarang," kata Nadia.Setelah menutup telepon, Nadia bergegas ke sekolah.Perusahaannya terletak dekat dengan TK, hanya 15 menit dengan mobil.Setibanya di sekolah, Nadia bergegas pergi ke kantor guru.Begitu tiba di depan pintu, suara umpatan seorang wanita langsung terdengar."Sekolah kalian ini menerima siswa macam apa, sih! Berani-beraninya kalian menerima anak yang nggak berpendidikan dan nggak pantas seperti ini?""Pokoknya, orang tua mereka harus tanggung jawab! Saya nggak terima!"Setelah mengumpat seperti itu, wanita itu menambahkan dengan nada mengejek, "Dasar anak haram yatim!"Nadia so

    Last Updated : 2024-02-08
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 127 Kamu Salah Orang

    Wanita bertubuh gemuk itu pun mendengus dengan dingin, lalu menjawab, "Bayar saja! Aku juga nggak minta banyak, cuma 10 miliar! Nggak kurang sepeser pun!""Bagi kesehatan mental anak, 10 miliar memang bukan nominal yang besar," jawab Nadia sambil tertawa."Memangnya kamu bisa bayar?" tanya wanita bertubuh gemuk itu dengan kaget."Tentu saja, tapi sekarang saya mau gantian menghitung ganti rugi untuk trauma psikis anak-anak saya!" jawab Nadia.Ekspresi wanita bertubuh gemuk itu pun langsung berubah. Dia balas mengomel, "Anak-anakmu 'kan nggak kenapa-kenapa, jadi kenapa kamu malah memintaku ganti rugi?"Nadia menatap kamera pengawas yang ada di dalam ruang guru, lalu berkata, "Perlu saya putar ulang rekaman kamera pengawas?""Saya ingat betul barusan Ibu menghina anak-anak saya dengan mengatakan mereka anak yatim dan haram.""Menghina itu sama fatalnya dengan melakukan kekerasan fisik. Saya juga nggak minta banyak, cukup 20 miliar sebagai ganti rugi trauma psikis kedua anak saya."Wanita

    Last Updated : 2024-02-09
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 128 Ibu Tidak Kenal Dengannya

    Nadia balas mendengus dengan dingin, lalu membungkuk dan menggandeng tangan kedua anaknya sambil berkata, " Di dunia ini ada banyak sekali orang-orang yang memiliki fitur wajah dan alis yang mirip!""Tolong Tuan nggak usah bertanya hal sembarangan seperti ini lagi!"Setelah berkata seperti itu, Nadia pun menggandeng anaknya pergi meninggalkan Gio.Gio menatap punggung ketiga orang itu dengan sangat dingin.Sekalipun wanita itu tidak mengakuinya, Gio yakin wanita itu adalah Nadia!Akan tetapi, Gio juga tidak berani melepas kacamata hitam itu!Karena Gio takut ujung-ujungnya akan melihat wajah yang asing!Di luar gedung sekolah.Nadia bergegas kembali ke mobil bersama anak-anaknya.Dia menyalakan mobilnya dan hendak melaju pergi, tetapi terus-terusan salah memasukkan gigi saking gugupnya.Mona pun bertanya sambil mengernyit, "Ibu kenapa? Kok gemetar? Paman tadi itu siapa? Teman Ibu?"Begitu mendengar pertanyaan Mona, Nadia refleks menjawab dengan panik, "Bukan teman! Ibu nggak kenal!"Ti

    Last Updated : 2024-02-09
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 129 Mirip Sekali

    Nadia menatap Bibi Ratih, lalu akhirnya mengaku, "Kukira dia akan langsung mengenaliku."Bibi Ratih sontak tertegun, lalu bertanya dengan kaget, "Pak Gio?"Nadia mengangguk dan memberi tahu Bibi Ratih apa yang terjadi di TK hari ini.Bibi Ratih pun menghela napas. "Nadia, kamu nggak bisa terus-terusan menghindar begini.""Lagi pula, menurutku nggak masalah juga kalau sampai Pak Gio tahu.""Aku takut Gio akan mencegahku balas dendam. Gimanapun juga, Yuvira 'kan ibu kandung anaknya," jawab Nadia dengan cemas."Kamu nggak boleh bilang begitu," tegur Bibi Ratih sambil menarik Nadia untuk duduk di kursi, lalu melanjutkan, "Sudah kubilang, Tuan itu selama ini menyimpan rasa pedih dalam hatinya.""Orang itu kalau sudah cinta, akan selalu mendukung keputusan apa pun yang pasangannya ambil.""Walaupun tetap merasa khawatir dan ragu, ujung-ujungnya Pak Gio pasti akan memihak padamu."Nadia tidak menjawab apa-apa. Sekalipun Bibi Ratih berkata seperti itu, tetap saja Nadia tidak bisa memaafkan apa

    Last Updated : 2024-02-09
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 130 Sepertinya, Kamu Tidak Mau Berteman Denganku

    Tangan mungil Ivan meremas pakaiannya dengan erat, dia tidak menjawab pertanyaan Mona.Sesungguhnya, Ivan tidak mau Mona dan Timmy sampai tahu bagaimana Yuvira memperlakukannya.Karena Ivan tidak kunjung menjawab pertanyaannya, Mona pun sengaja memutar bola matanya dengan kesal."Sepertinya, kamu nggak mau berteman denganku. Kalau aku tahu, waktu itu aku nggak akan membantumu!"Timmy berusaha menahan senyumannya. Wah, ternyata adiknya pintar main tarik-ulur begini.Ivan sontak mengernyit, sorot matanya terlihat bersalah dan panik."Aku tinggal di Pondok Asri. Kalian bisa datang hari Sabtu besok."Mona langsung tersenyum dengan senang. Dia mengulurkan jari kelingkingnya yang putih ke arah Ivan."Janji, ya! Besok Sabtu kami akan main ke rumahmu!"Ivan tertegun menatap jari Mona.Dia mengepalkan tangannya dengan gugup sebelum akhirnya mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Mona."Iya."Malam harinya.Yuda memberikan semua informasi yang berhasil dia gali kepada Gio.Satu informasi ten

    Last Updated : 2024-02-09
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 131 Aku Takut Sendirian

    Mona pun turun dari kasur dengan penuh semangat. Dia mandi sebentar dan berganti pakaian, lalu berjalan turun. Tiba-tiba, Mona merasa agak takut.Dia mengernyit dan menatap Timmy dengan gugup, lalu bertanya, "Kak, apa Ibu nggak bakal marah kalau sampai tahu?"Timmy yang mulai memakai sepatu pun melirik adiknya sambil balik bertanya, "Kamu nggak mau cari tahu paman itu ayah kita atau bukan?""Mau!" jawab Mona, tetapi kemudian melanjutkan dengan nada agak ragu, "Tapi ... Ibu bilang Ayah itu orang jahat."Timmy yang sudah selesai memakai sepatu pun bangkit berdiri sambil berkata, "Kalau kamu takut, kamu diam di rumah saja dan bantu Kakak bohongi Ibu.""Nggak mau! Kak, Mona takut kalau sendirian!" jawab Mona, lalu segera memakai sepatunya dan mencengkeram ujung pakaian Timmy.Timmy mengusap-usap kepala Mona sambil berkata, "Kalau Ibu marah, juga pasti marahin Kakak dulu. Kamu tenang saja, Mona."Mona mengangguk, lalu pergi bersama Timmy ke Pondok Asri.Sekitar 20 menit kemudian.Timmy dan

    Last Updated : 2024-02-10

Latest chapter

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 169 Kenapa Tidak Pernah Ketahuan?

    Setelah berpikir selama beberapa saat, Nadia tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar anak-anaknya.Timmy kaget sekali saat Nadia membuka pintu kamar, dia refleks menutup layar laptop.Nadia menatap laptop itu, lalu bertanya dengan nada serius, "Kamu lagi nonton apa, Timmy?""Kartun, Ibu," jawab Timmy dengan perasaan bersalah."Kalau cuma kartun, terus kenapa kamu mematikan laptopmu dengan panik begitu?" tanya Nadia.Timmy langsung memutar otak mencari alasan. "Aku nggak mau Ibu merasa aku nggak membuat kemajuan."Selama ini, Nadia tidak pernah memaksa Timmy mengaku.Nadia beranggapan bahwa anak-anak harus diberikan ruang privasi tersendiri.Akan tetapi, masalah hari ini bukanlah masalah sepele.Orang dewasa saja pasti akan merasa malu melihat adegan tidak senonoh dalam video itu, apalagi anak-anak yang pola pikirnya masih dalam proses perkembangan?Karena Timmy masih belum mau mengaku, Nadia pun menarik napas dalam-dalam. Dia melangkah menghampiri anaknya, lalu duduk di seb

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 168 Siapa yang Membocorkannya?

    "Wah, wah, memang putri Keluarga Wren beda kelas, ya," puji para selebriti itu sambil tertawa."Tentu saja, Yuvira itu bukan cuma lembut dan baik hati, tapi pendidikannya juga nggak main-main ...."Yuvira tersenyum bangga mendengar semua pujian itu.Ya, semua ini memang harusnya menjadi miliknya!Hanya dia yang pantas disanjung seperti ini!Yuvira berjalan turun bersama para selebriti itu dengan sepatu hak tingginya, lalu dengan anggun lanjut menuju panggung tempat foto-fotonya ditampilkan.Yuvira berdiri di depan mikrofon, lalu memberikan kata sambutan, "Terima kasih sudah datang ke pesta ulang tahunku ...."Sementara itu, di Vila Harmonisa.Timmy duduk di depan laptop sambil menonton rekaman kamera pengawas di tempat acara pesta ulang tahun Yuvira. Dia juga menggunakan headphone untuk memudahkan berkomunikasi dengan Ivan."Ya ampun, dia pintar banget bicara," komentar Timmy dengan gusar."Dia pasti bangga banget karena ada banyak orang yang mendukungnya," sahut Ivan dengan nada datar

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 167 Akan Kuhancurkan Reputasinya

    Gio berusaha menahan amarahnya, lalu memerintahkan dengan dingin, "Cari tahu kapan Kiano pulang ke tanah air!"Yuda sontak tertegun. Tuan Muda Kiano sudah kembali?Gawat, Brian benar-benar sudah mengusik batas kesabaran Gio.Brian paling sayang dengan Kiano yang merupakan anak sulung. Seandainya bukan karena skandal yang menghebohkan itu, sekarang Kiano pasti sudah menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Cakra.Walaupun Gio adalah adik kandung satu ayah dengan Kiano, Yuda tahu betapa Gio membenci Kiano.Sebagai asisten pribadi Gio, Yuda tahu betul betapa Gio ingin sekali membunuh Kiano.Yuda pun diam-diam menghela napas. Seandainya saja Kiano menurut dan tetap tinggal di luar negeri, Gio pasti bersedia mengampuni nyawa Kiano.Sementara itu, di Vila Harmonisa.Mona menatap kakaknya yang terus sibuk dengan laptopnya, lalu berkata dengan kesal sambil cemberut, "Kak, Kakak sibuk banget sih! Kakak bahkan sudah nggak mau main lagi dengan Mona!"Timmy menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu mem

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 166 Mengusik Batas Kesabaran

    Gio mengambil serbet yang diletakkan di atas meja, lalu menyeka tangannya sambil menjawab, "Ivan mengalami gangguan mental karena disiksa oleh Yuvira.""Yuvira menyiksa Ivan? Dia 'kan ibunya Ivan! Menyiksa bagaimana maksudmu?" tanya Tuan Besar Brian dengan kaget.Gio pun melirik ke arah Tuan Besar Brian yang terlihat gelisah. "Dengan memukul dan memakinya."Tuan Besar Brian sontak menggebrak meja dan berseru dengan marah, "'Kan sudah kubilang dari dulu kalau wanita itu nggak layak menjadi menantu Keluarga Cakra!""Jadi, kenapa Anda menyuruhku pulang malam ini?" tanya Gio mengalihkan topik pembicaraan, sorot tatapannya dengan kesal."Mantan pacarmu masih hidup?" tanya Tuan Besar Brian."Apa hubungannya itu dengan Anda?" tanya Gio, sorot tatapannya terlihat dingin."Jangan berani-beraninya kamu pacaran sama seorang pembunuh! Nanti reputasi Keluarga Cakra jadi rusak!""Apa gara-gara dia juga kamu membatalkan kontrak di Kota Herna dan bergegas pulang ke Kota Mesia?" tanya Tuan Besar Brian

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 165 Akan Kubuat Dia Tersiksa dan Jatuh Miskin

    Saat sedang istirahat dari jam pelajaran, Ivan mengajak Timmy untuk melihat informasi yang dia temukan.Timmy membaca-baca informasi itu sebentar, sorot tatapannya terlihat marah. "Apa ini semua adalah perseteruan Ibu dengan Yuvira?"Ivan mengangguk. "Tapi, aku nggak tahu apa ada yang terlewat atau nggak.""Yuvira benar-benar orang jahat! Bisa-bisanya dia mencuri posisi Ibu sebagai penyelamat Ayah!" ujar Timmy dengan marah."Dia bahkan berpura-pura menjadi adik Paman! Yang lebih jahatnya lagi, dia yang menculikmu!"Walaupun Ivan tidak berkomentar apa-apa, ekspresinya juga terlihat kesal."Masih ada lagi."Ivan berujar, lalu menunjukkan gambar lain di layar laptopnya.Kali ini, Ivan memperlihatkan sebuah rekaman kamera pengawas.Itu adalah rekaman Nadia yang memasuki sebuah kafe pada lima tahun lalu. Tidak sampai setengah jam kemudian, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal menggendong Nadia, lalu memasukkan Nadia ke dalam sebuah mobil berwarna hitam melalui pintu belakang.Ivan jug

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 164 Aku Bisa Memberimu Kompensasi

    "Dia adalah dewiku!" puji Alva dengan bersemangat."Coba jelaskan," kata Yosef sambil mengangkat alisnya.Alva menghela napas, "Nadia itu hidupnya menyedihkan banget. Waktu aku bertemu dengannya, dia bahkan nggak sempat makan.""Dia belajar sambil bekerja paruh waktu dan masih harus mengurus kedua anaknya.""Dia berusaha sebisa mungkin untuk memberikan anak-anaknya makanan enak, sedangkan dia sendiri cuma ala kadarnya.""Aku bertemu dengannya di lomba desain pakaian.""Aku masih ingat ucapannya waktu itu. Dia bilang dia akan membantuku memenangkan perlombaan asalkan aku menggajinya 1.500 dolar.""Lomba itu mempertaruhkan reputasiku yang kudapatkan setelah bekerja keras selama sepuluh tahun. Jangankan 1.500 dolar, 10 ribu dolar saja aku rela keluarkan!""Setelah itu, dia mengubah hasil rancangan karya-karyaku sehingga salah satu lawanku yang meniru langsung kalah.""Sejak saat itulah Nadia menjadi dewiku!"Gio dan Yosef sontak terdiam.Yosef akhirnya mengerti maksud kata-kata Nadia sore

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 163 Bukan Urusanku

    Malam harinya.Nadia bergegas pergi ke restoran terbuka itu untuk menepati janjinya.Sesampainya di sana, ternyata Alva sudah duduk menunggu.Begitu melihat Nadia, Alva langsung menarik kursi supaya Nadia bisa duduk dengan gaya yang sudah seperti pria sejati sambil berkata, "Nah, silakan duduk, G-ku sayang."Nadia hanya balas menatap Alva dengan tidak berdaya. "Jangan begini, Alva, aku belum terbiasa.""Gimana? Penampilan dariku boleh juga, 'kan?" tanya Alva sambil terkekeh.Penampilan?"Penampilan apa?" tanya Nadia dengan bingung.Alva pun mengedikkan bibirnya ke suatu arah. "Itu, tuh. Bukannya itu pria yang kamu cintai sekaligus kamu benci?"Nadia sontak tertegun, lalu mengikuti arah pandangan Alva.Nadia langsung melihat Gio yang sedang duduk tidak jauh dari sana bersama Yosef. Gio balas menatap Nadia dengan dingin.Sudut mulut Nadia sontak berkedut. Ya ampun, dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Gio dan main masuk!Seandainya dia tahu ada Gio di sini, sampai mati pun Nadia tid

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 162 Jaga Dia Baik-Baik

    "Dasar orang gila," komentar Nadia sambil langsung berjalan menuju gedung sekolah. Dia merasa terlalu malas untuk meladeni Yuvira."Oh, kamu nggak berani mengaku, ya? Kalau kamu nggak berani, akan kubuat kamu mengaku secara paksa!" seru Yuvira dari belakang Nadia.Jantung Nadia seolah berhenti berdetak selama sepersekian detik, dia teringat akan mimpi buruknya.Nadia pun berbalik badan menatap Yuvira dengan ekspresi yang terlihat serius. "Mau apa kamu?""Kenapa? Kamu takut aku membawa anak-anakmu pergi, hah?" sindir Yuvira.Nadia berusaha menenangkan dirinya. "Kamu belum bisa melakukan sesuatu seperti itu!""Bukan kamu yang berhak menentukan aku bisa atau nggak, Nadia. Aku sudah pernah mengalahkanmu, jadi aku bisa melakukannya lagi!" sahut Yuvira sambil tersenyum dingin.Nadia hendak menyahut lagi, tetapi dia tiba-tiba melihat seseorang yang bertubuh tinggi dan tegap.Nadia pun tertawa kecil, lalu balik bertanya dengan tenang, "Yuvira, memangnya kamu bisa melakukan apa terhadapku? Mau

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 161 Aku dan Dia Hanyalah Masa Lalu

    Nadia tidak sempat menyela penjelasan Yosef.Nadia sebenarnya tidak berniat mencari tahu tentang hidup Gio selama lima tahun ini, tetapi begitu mendengar penjelasan Yosef, tangannya refleks menggenggam gelas kopinya dengan sedikit lebih erat.Ternyata Gio kecanduan alkohol selama dua tahun gara-gara dia?Nadia tahu Gio memang terus mencari keberadaannya selama lima tahun ini, tetapi Nadia tidak percaya Gio sampai kecanduan alkohol selama dua tahun."Kamu tahu nggak kenapa Gio memutuskan pertunangannya dengan Yuvira?" tanya Yosef lagi sambil menatap Nadia."Aku nggak tertarik dengan hubungan mereka berdua, Pak Yosef," jawab Nadia."Karena kamu." Yosef menjawab pertanyaannya sendiri. "Karena Gio tahu bahwa kamulah yang menyelamatkannya waktu itu.""Gio pernah mengaku padaku saat lagi mabuk. Dia bilang dia nggak seharusnya memperlakukanmu seperti itu. Kalau sampai kamu kembali, kali ini dia rela menyerahkan nyawanya demi kamu."Nadia pun mengatupkan bibirnya dengan rapat.Ternyata Gio tah

DMCA.com Protection Status