Gio mengambil serbet yang diletakkan di atas meja, lalu menyeka tangannya sambil menjawab, "Ivan mengalami gangguan mental karena disiksa oleh Yuvira.""Yuvira menyiksa Ivan? Dia 'kan ibunya Ivan! Menyiksa bagaimana maksudmu?" tanya Tuan Besar Brian dengan kaget.Gio pun melirik ke arah Tuan Besar Brian yang terlihat gelisah. "Dengan memukul dan memakinya."Tuan Besar Brian sontak menggebrak meja dan berseru dengan marah, "'Kan sudah kubilang dari dulu kalau wanita itu nggak layak menjadi menantu Keluarga Cakra!""Jadi, kenapa Anda menyuruhku pulang malam ini?" tanya Gio mengalihkan topik pembicaraan, sorot tatapannya dengan kesal."Mantan pacarmu masih hidup?" tanya Tuan Besar Brian."Apa hubungannya itu dengan Anda?" tanya Gio, sorot tatapannya terlihat dingin."Jangan berani-beraninya kamu pacaran sama seorang pembunuh! Nanti reputasi Keluarga Cakra jadi rusak!""Apa gara-gara dia juga kamu membatalkan kontrak di Kota Herna dan bergegas pulang ke Kota Mesia?" tanya Tuan Besar Brian
Gio berusaha menahan amarahnya, lalu memerintahkan dengan dingin, "Cari tahu kapan Kiano pulang ke tanah air!"Yuda sontak tertegun. Tuan Muda Kiano sudah kembali?Gawat, Brian benar-benar sudah mengusik batas kesabaran Gio.Brian paling sayang dengan Kiano yang merupakan anak sulung. Seandainya bukan karena skandal yang menghebohkan itu, sekarang Kiano pasti sudah menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Cakra.Walaupun Gio adalah adik kandung satu ayah dengan Kiano, Yuda tahu betapa Gio membenci Kiano.Sebagai asisten pribadi Gio, Yuda tahu betul betapa Gio ingin sekali membunuh Kiano.Yuda pun diam-diam menghela napas. Seandainya saja Kiano menurut dan tetap tinggal di luar negeri, Gio pasti bersedia mengampuni nyawa Kiano.Sementara itu, di Vila Harmonisa.Mona menatap kakaknya yang terus sibuk dengan laptopnya, lalu berkata dengan kesal sambil cemberut, "Kak, Kakak sibuk banget sih! Kakak bahkan sudah nggak mau main lagi dengan Mona!"Timmy menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu mem
"Wah, wah, memang putri Keluarga Wren beda kelas, ya," puji para selebriti itu sambil tertawa."Tentu saja, Yuvira itu bukan cuma lembut dan baik hati, tapi pendidikannya juga nggak main-main ...."Yuvira tersenyum bangga mendengar semua pujian itu.Ya, semua ini memang harusnya menjadi miliknya!Hanya dia yang pantas disanjung seperti ini!Yuvira berjalan turun bersama para selebriti itu dengan sepatu hak tingginya, lalu dengan anggun lanjut menuju panggung tempat foto-fotonya ditampilkan.Yuvira berdiri di depan mikrofon, lalu memberikan kata sambutan, "Terima kasih sudah datang ke pesta ulang tahunku ...."Sementara itu, di Vila Harmonisa.Timmy duduk di depan laptop sambil menonton rekaman kamera pengawas di tempat acara pesta ulang tahun Yuvira. Dia juga menggunakan headphone untuk memudahkan berkomunikasi dengan Ivan."Ya ampun, dia pintar banget bicara," komentar Timmy dengan gusar."Dia pasti bangga banget karena ada banyak orang yang mendukungnya," sahut Ivan dengan nada datar
Setelah berpikir selama beberapa saat, Nadia tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar anak-anaknya.Timmy kaget sekali saat Nadia membuka pintu kamar, dia refleks menutup layar laptop.Nadia menatap laptop itu, lalu bertanya dengan nada serius, "Kamu lagi nonton apa, Timmy?""Kartun, Ibu," jawab Timmy dengan perasaan bersalah."Kalau cuma kartun, terus kenapa kamu mematikan laptopmu dengan panik begitu?" tanya Nadia.Timmy langsung memutar otak mencari alasan. "Aku nggak mau Ibu merasa aku nggak membuat kemajuan."Selama ini, Nadia tidak pernah memaksa Timmy mengaku.Nadia beranggapan bahwa anak-anak harus diberikan ruang privasi tersendiri.Akan tetapi, masalah hari ini bukanlah masalah sepele.Orang dewasa saja pasti akan merasa malu melihat adegan tidak senonoh dalam video itu, apalagi anak-anak yang pola pikirnya masih dalam proses perkembangan?Karena Timmy masih belum mau mengaku, Nadia pun menarik napas dalam-dalam. Dia melangkah menghampiri anaknya, lalu duduk di seb
Kelab Awan, Kota Mesia.Hari ini adalah hari di mana Nadia Jihan lulus kuliah.Nadia tidak sempat pulang untuk merayakannya.Karena dia diberi obat perangsang, lalu dijual oleh ayah kandungnya kepada sekelompok pria tua menjijikkan seharga 200 juta.Nadia melarikan diri dari sebuah ruangan gelap, tetapi kewarasannya hampir hilang karena efek obat di tubuhnya.Dia berjalan menelusuri koridor. Wajahnya yang kecil memerah tampak menggoda. Matanya yang menatap ke arah sekelompok pria yang berjalan mendekat itu memancarkan rasa ketakutan."Jangan mendekat! Atau ... aku panggil polisi ...!"Pria yang berdiri paling depan menyeringai. Sambil mengangkat cambuk di tangan, dia mendekati Nadia dan berkata, "Panggil saja! Kita lihat, polisi yang datang duluan atau kami yang menikmatimu sampai puas duluan.""Cantik, jangan takut, kami akan buat kamu merasa nikmat ...."Kesadaran Nadia makin menipis. Suara yang masuk ke telinganya terdengar seperti dengungan.Nadia tahu bahwa ayahnya kecanduan judi.
Tentu saja Nadia tidak percaya dengan ucapan Gio.Ketika masih kuliah, ada banyak temannya yang memuji tahi lalat merah di daun telinga itu terlihat sangat cantik.Namun, Nadia merasa tidak mungkin seorang direktur Perusahaan MK yang bermartabat itu mempekerjakannya dengan gaji 200 juta per bulan hanya karena sebuah tahi lalat.Nadia terheran-heran, dia tidak tahu dirinya atau Gio yang sudah gila?Kemudian, Gio berdiri tegak dan perlahan mengancing kembali kemejanya. Gerakannya terlihat sangat elegan."Aku nggak akan paksa orang lain. Kamu harus pikir baik-baik sendiri," ujar Gio lalu berbalik dan pergi.Di depan pintu kamar. Yuda Salim, sang asisten, telah lama menunggu di sini.Dia agak terkejut ketika melihat ada memar samar di bawah mata Gio.Hanya melihat itu, Yuda pun tahu Gio yang selalu protektif pada diri sendiri itu, semalam tidak hanya melanggar aturannya sendiri, tetapi juga melakukan "pertempuran" yang sedikit panas.Setelah sadar kembali, Yuda buru-buru melapor kepada Gio
Nadia mengernyit sambil bertanya kepada rekan wanita yang berada di depan pintu, "Apa yang terjadi di dalam?"Mendengar suara Nadia, rekan wanita itu pun menoleh ke belakang."Bu Nadia, ada seorang wanita datang melamar kerja, tapi dia ketahuan pakai resume orang lain oleh supervisor. Awalnya, wanita itu hanya didiskualifikasi dari wawancara, tapi wanita itu nggak terima dan mulai buat keributan di sini," jawab rekan wanita ini."Oh, ternyata begitu."Setelah mengetahui apa yang sedang terjadi, Nadia pun masuk ke ruang HRD.Saat ini, sang supervisor sedang bertengkar dengan seorang wanita berpenampilan cantik yang berpakaian minim.Melihat kedatangan Nadia, sang supervisor buru-buru menghampiri untuk minta bantuan, "Bu Nadia, bantulah aku. Wanita ini, Yuvira Lingga, dia sudah menjiplak rancangan desain orang lain untuk bisa wawancara, tapi masih nggak merasa bersalah!"Nadia hanya mengangguk, lalu berjalan menghampiri wanita itu dan berkata, "Aku sudah dengar masalahmu. Lebih baik kamu
Keesokan hari. Di Pondok Asri, area kediaman pribadi Gio.Begitu waktu menunjuk setengah tujuh, Nadia sudah bangun dan pergi menyiapkan sarapan untuk Gio.Dia pindah ke rumah Gio sejak hari pertama menjadi kekasih rahasia Gio.Sejak saat itu, dia yang mengurus semua makanan dan keperluan sehari-hari Gio.Nadia adalah sekretaris, kekasih dan pembantu Gio.Ketika Gio bangun, sarapan sudah tersedia di meja.Melihat Gio turun tangga sambil mengenakan dasi, Nadia langsung menyapanya."Biar aku bantu, Pak Gio," ujar Nadia.Tangan Gio berhenti. Dia membiarkan Nadia merapikan dasinya dengan hati-hati.Nadia tidak termasuk pendek. Tingginya ada 170 cm, tapi kepalanya hanya mencapai dada Gio.Gio menunduk. Aroma rambut Nadia tercium jelas olehnya.Seolah-olah terkena sihir, tubuhnya pun menjadi panas."Pak Gio, sudah selesai ...."Begitu Nadia menengadah, tangan besar Gio meraih bagian belakang kepala Nadia.Lidah Gio, yang beraroma daun min itu, bagaikan ular yang menggeliat, menembus sela-sela