Share

Bab 8. Sempitnya dunia

Penulis: Sulistiani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-03 06:03:52

"Kanaya, apa yang kau lakukan di sini?"

Kanaya menengok kearah sumber suara dan terkejut bisa bertemu dengan teman lamanya di tempat itu, saat ingin menyapa temannya penjual rujak memberitahu jika rujak pesanan Kanaya sudah jadi.

"Neng, rujaknya sudah jadi," ucap penjual rujak.

"Oh iya, terima kasih ini uangnya, Pak." Kanaya menerima rujak pesanannya dan membayar pada pedagang itu lalu pandangannya kembali pada orang yang tadi ingin ia sapa.

"Aslan, kamu ngapain di sini?" tanya Kanaya.

"Aku mau kasih kejutan ke sepupu kecil aku yang sekolah di sini, kamu sendiri ngapain di sini?" tanya Aslan.

"Aku juga nganterin anak yang sekolah di sini, ngobrol di sana yuk!" ucap Kanaya sambil menunjuk mobil yang tadi ia tumpangi.

Aslan menganggukan kepala lalu mengikuti langkah Kanaya, pria itu adalah teman Kanaya semasa SMA. Semenjak Aslan kuliah di luar negeri mereka hanya sesekali berkomunikasi melalui sosial media.

"Mobil ini, kenapa aku seperti familiar ya?" gumam Aslan saat Kanaya bersandar d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 9. Tawaran Aslan.

    "Salman," ucap Samuel saat baru masuk ke ruangan sahabatnya."Apa yang ingin kau bicarakan sampai tergesa-gesa kesini?" tanya Salman."Ada apa kemarin kau berkali-kali meneleponku, aku sedang liburan dengan anak dan istriku," ucap Samuel.Salman menghela nafas kasar, kesal dengan sahabatnya itu yang tidak bisa diandalkan saat di butuhkan. Sementara Samuel merasa bersalah tak mengangkat panggilan dari Salman."Kau selalu tidak ada saat aku butuhkan," ucap Salman kecewa."Aku sedang liburan bersama anak dan istri, seharian tak melihat ponsel. Begitu sampai rumah aku baru tahu kau berkali-kali memanggilku. Memangnya ada apa?" tanya Samuel."Aku sudah bertemu dengan gadis yang aku nodai malam itu, tapi keadaanya sedikit rumit. Ia akan dinikahi pria yang sudah beristri dua dan saat bertemu denganku dia sedang mual muntah dan aku curiga dia hamil.""Lantas, apa dia benar-benar hamil?" tanya Samuel."Awalnya aku meneleponmu agar kau bisa memeriksanya secara langsung dia hamil atau tidak, tap

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 10. Tak dianggap

    "Gak boleh! Tante cantik gak boleh berhenti jadi baby sitter aku!" ucap Syafana yang sejak tadi mendengar obrolan Aslan dan Kanaya.Kanaya tersenyum mendengar ucapan Syafana, gadis kecil itu lantas memeluk Kanaya. Padahal ini hari pertama mereka bersama, tapi entah mengapa Syafana merasa sangat nyaman bersama Kanaya."Kalau Tante cantik kerja sama om tetap masih bisa ketemu Ana, Kok," bujuk Aslan."Gak boleh, pokoknya Tante cantik harus tetap jadi baby sitter aku." "Aslan, aku akan tetap jadi baby sitter Ana. Masalah kuliah mungkin aku bisa lanjut nanti," ucap Kanaya."Ya aku hanya menawarkan, tapi tak memaksa. Kamu jadi baby sitter Ana pun aku tak masalah kita masih bisa sering bertemu," ucap Aslan."Kamu tahu kan ibuku meninggal saat melahirkan aku, bukankah mamanya Ana juga sama?" tanya Kanaya.Aslan menatap Kanaya dan Syafana bergantian. Benar apa yang di katakan Kanaya, ini bukan hanya kebetulan mungkin mereka di pertemukan karena nasib yang sama."Aku ingin mencoba memberikan k

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 11. Terikat Masa Lalu

    "Pah, bulan depan aku ulang tahun. Boleh gak kalau pakai gaun yang sama dengan Tante cantik, nanti yang design gaunnya Tante cantik," ucap Syafana."Ana, Sayang. Kan biasanya pakai gaun yang ada di butik bude Saida, di sana gaunnya cantik-cantik Ana bisa pilih yang mana saja," ucap Salman."Tapi aku suka yang di gambar sama Tante cantik, Pah!" ucap Syafana.Salman menatap Kanaya dan menghela nafas singkat, lalu menggendong Syafana membawanya ke meja makan. Berharap Syafana melupakan permintaanya itu, karena jika Syafana dan Kanaya menggunakan gaun dengan motif yang sama saat ulang tahun pasti akan jadi pertanyaan banyak orang."Pah, boleh ga?" Syafana masih bertanya tentang gaun ulang tahun."Nanti kita bahas ya, sekarang makan dulu ya!" ucap Salman.Syafana menganggukan kepala lalu Salman menyendokkan nasi dan lauk pauk ke piring Syafana dengan penuh perhatian."Sayurnya jangan banyak-banyak," protes Syafana."Harus banyak, gizi yang masuk dalam tubuh kamu harus seimbang biar kamu se

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 12. Periksa kandungan

    "Om, mau apa ke kamar ini?" tanya Kanaya terkejut dengan kedatangan Salman ke kamarnya."Gak usah takut, aku gak akan ngapa-ngapain kamu. Malam itu aku melakukannya di bawah pengaruh obat perangsang, kalau tidak ada obat itu dan dalam keadaan sadar seperti ini aku tak akan bernafsu melihat anak kecil seperti mu, kau bukan seleraku," ucap Salman dengan nada dingin.Kanaya bangkit dari tidurnya, lagi-lagi perkataan Salman tak sadar membuat hati Kanaya terluka. Wanita cantik itu bukan lagi anak kecil dia wanita dewasa dan memiliki pesona, tetapi perkataan Salman seolah mengatakan jika Kanaya sangat tidak menarik dan berharga."Lalu om mau apa malam-malam kesini?" tanya Kanaya."Aku tadi lupa memberitahu mu. Karena aku tidak ingin pernikahan ini diketahui orang-orang, jadi besok saat kau kerumah sakit hanya Samuel dan dokter kandungan yang boleh tahu aku adalah ayah dari bayi itu. Jangan sampai orang luar tahu!" Kanaya mengangguk lemah mendengar ucapan Salman, setelah mengatakan hal itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 13. Patah Hati

    "Siapa yang hamil, Nay?" tanya Aslan.Kanaya diam seribu bahasa, ia menggenggam erat buku berwarna merah jambu berserta obat dan vitamin yang ia dapat dari dokter tadi. Andai ia tahu ada Aslan di rumah itu, mungkin buku dan obat itu akan ia simpan di dalam mobil terlebih dahulu.Kanaya tak mungkin mengatakan yang sesungguhnya karena Salman sudah melarangnya, tetapi Kanaya sangat terkejut ketika Aslan tiba-tiba meraih buku berwarna merah jambu tersebut."Ny Alifia K.A suami Salman Alfarizi, Nay apa kamu bisa jelaskan semua ini?" tanya Aslan terkejut membaca nama di sampul buku tersebut."Nay, apakah kamu sedang hamil dan om Salman yang menghamili mu?" Aslan terus memberondong Kanaya dengan pertanyaan yang sulit untuk Kanaya jawab.Kanaya menunduk sedangkan Aslan terus menatapnya dengan nanar, bagaimana mungkin wanita yang selalu ia kagumi dan ia kenal sangat baik serta tak mudah di dekati laki-laki hamil dengan pria yang usianya jauh di atasnya."Maaf Aslan aku ingin istirahat," ucap

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 14. Pertengkaran

    "Apa kau sudah tidak menganggap aku sebagai kakak hingga kau menikah tanpa memberitahuku, Salman?" tanya Saida."Kakak tahu dari mana aku sudah menikah?" tanya Salman."Tidak penting tahu dari siapa, yang penting aku sudah tahu semuanya, bahkan aku tahu wanita ini sedang hamil anakmu!" ucap Saida.Salman dan Kanaya terkejut mendengar ucapan Saida, lalu mereka berjalan ke ruang tamu. Saida ingin menyidang Salman, sementara Kanaya menebak wanita paruh baya itu pasti tahu semua dari Aslan karena hanya Aslan yang mengetahui semuanya.Saida meminta Aslan mengajak Syafana bermain agar tak mendengar ucapan orang-orang dewasa yang berpotensi menjadi keributan."Salman, apapun alasanmu menikahinya tak pantas kau memperlakukannya seperti itu," ucap Saida."Seperti apa maksud kakak, kenapa Kakak datang dan langsung menghakimiku?" tanya Salman keheranan."Kau hanya menganggapnya sebagai baby sitter, kan?""Dari mana kakak tahu?""Aslan yang menceritakan semuanya padaku. Aku tak menyangka dunia be

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 15. Resah

    "Kau tidak boleh menikah dengan Aslan meskipun sudah bercerai denganku," ucap Salman masih mencengkram dagu Kanaya "Kenapa?" tanya Kanaya."Dia keponakanku, aku tak ingin dia mendapatkan bekasku," ucap Salman."Bekas? Om menganggap aku seperti barang bekas?" tanya Kanaya dengan hati kembali teriris.Salman terdiam, perlahan tangannya melepas cengkraman di dagu Kanaya. Kata-kata yang keluar dari mulut Salman lagi-lagi menyakiti hati Kanaya, tanpa bicara apapun Kanaya keluar dari kamar tersebut sedangkan Salman duduk di ujung ranjang sambil menunduk."Mengapa aku tidak bisa mengontrol ucapanku di hadapan Kanaya? Mengapa selalu saja perkataan kasar yang aku lontarkan padanya?" gumam Salman tak mengerti dengan perasaannya sendiri.Kanaya kini berada di dalam kamarnya dan menatap pantulan dirinya di cermin, setiap kata yang diucapkan oleh suaminya membuat ia merasa menjadi wanita yang tak berharga."Serendah itukah aku di matamu, Om? Aku tidak tahu apa salahku, jelas-jelas aku di sini ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 16. Kedatangan Hani

    "Aku sedang di sekolah Ana, Om. Tadi handphone aku tinggal di dalam mobil sementara aku menunggu Ana di depan gerbang sekolah," ucap Kanaya mengatakan hal sesungguhnya.Ini pertama kalinya Salman menghubungi nomor ponselnya, tetapi Kanaya begitu terkejut karena bukan hanya satu panggilan yang tak terjawab dari Salman melainkan puluhan."Jangan bohong!" ucap Salman dengan nada ketus di sebrang sambungan telepon.Kanaya yang sedang menyetir mobil pun mengalihkan panggilan suara menjadi Vidio call lalu ponselnya ia berikan pada Ana yang duduk di kursi sebelahnya."Hallo Papa," sapa Ana dengan suara cerianya."Hallo Ana, sedang dimana?" tanya Salman."Lagi jalan pulang dari sekolah, Pah. Papah gak sibuk hari ini, gak biasanya telepon Ana?" tanya Syafana."Ya pekerjaan Papa sedikit santai," jawab Salman berbohong padahal pekerjaannya banyak seperti biasanya."Ana apa di sana ada Om Aslan?" tanya Salman membuat Kanaya mengerutkan keningnya."Enggak ada, tadi pagi dia ke rumah, tapi pergi la

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11

Bab terbaru

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 47. Bahagia

    Agni dan Feli saling menyalahkan, mereka berteriak saat polisi menangkap dan membawa mereka ke kantor polisi. Kedua wanita itu tidak mau dipenjara dan berusaha untuk memberontak saat dievakuasi. "Lepas, aku nggak salah tangkap aja dia yang punya ide dari semua ini," ucap Agni menuju ke arah Feli."Bukan aku, dia yang punya ide jahat bahkan ingin membunuh kakaknya sendiri," teriak Feli menunjuk Agni.Aslan mengepalkan tangannya mendengar hal itu, lelaki tampan tersebut semakin waspada dan tidak ingin kejadian serupa menimpa sang istri. Ia tidak ingin ada orang yang berniat jahat bahkan ingin membunuh istrinya, hidup Hafsa sudah cukup menderita selama ini Aslan ingin setelah menikah dengannya Hafsa bisa bahagia dan ia pun bahagia bersama wanita tersebut.Mereka tetap dibawa ke kantor polisi meskipun meronta dan berteriak-teriak sepanjang perjalanan, keesokan harinya Aslan dan bapaknya serta para direksi rapat di perusahaan. Mereka sepakat untuk mencabut sepenuhnya saham yang pernah di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 46. Feli dan Agni

    "Orang yang menculik Nona Hafsa mengaku juga Ia mendapatkan tawaran dari dua orang wanita," ucap anak buah Aslan melalui sambungan telepon. "Siapa dua orang wanita itu? Dan apa mereka sudah berhasil kalian tangkap?" tanya Aslan."Mereka bernama Agni dan Feli, beberapa orang dari kami sedang mengajar mobil mereka yang terlihat dari rekaman CCTV kabur ke luar kota.""Tangkap mereka bagaimanapun caranya!" ucap Aslan."Baik, Tuan."Setelah mengatakan itu anak buah Aslan pun mematikan sambungan teleponnya, Aslan mengalah nafas dan menatap sang istri. Lelaki berwajah tampan itu tidak menyangka jika kedua wanita tersebut bisa berbuat nekat kepada istrinya hanya karena obsesi ingin memiliki dirinya.Saida dan Lingga yang ada di ruangan itu penasaran dengan apa yang baru saja bicarakan oleh Aslan dan anak buahnya, Aslan pun menceritakan apa yang tadi dia bicarakan dengan anak buahnya kepada kedua orang tua serta istrinya. Tentu saja kedua orang tua Aslan dan Hafsa begitu terkejut mendengar

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 45. Diculik

    Setelah melihat rekaman CCTV di rumah dan mencatat plat nomor motor orang yang membawa sang istri, Aslan pun langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari motor tersebut. Tak lama kemudian ponselnya berdering, panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Tanpa pikir panjang Aslan pun mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo, siapa ini?" tanya Aslan saat mengangkat sambungan telepon. "Istrimu ada padaku, jika ingin selamat datanglah sendiri.""Siapa kamu? Dimana istriku sekarang?!" tanya Aslan dengan suara baritonnya."Kamu tidak perlu tahu siapa aku, siapkan uang 1 milyar dan kamu harus datang sendiri. Jika kamu membawa orang lain apalagi polisi maka nyawa istrimu taruhannya.""Jangan macam-macam dengan istriku. Cepat katakan kemana kau membawanya?!" tanya Aslan dengan emosi.Panggilan telepon itu di matikan, tak lama kemudian sharelok masuk ke ponselnya. Aslan tak mengenali suara orang itu, sepertinya suaranya di samarkan.Pria berwajah tampan itu menyiapkan uang yang dimint

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 44. POSITIF

    "Hah ... Mungkin pusing karena cape dan perjalanan jauh," ucap Hafsa."Iya juga, tapi kalau beneran Kakak hamil pasti seisi rumah senang," ucap Aisy."Doakan saja semoga aku segera hamil," ucap Hafsa."Aamiin," ucap Aisy.Sikap Aisy yang baik membuat Hafsa sangat senang, adik iparnya itu supel dan bisa menjadi teman baiknya. Hari-hari berlalu, Aslan bekerja seperti biasa. Hafsa mulai terbiasa hidup sebagai ibu rumah tangga di rumah barunya, terkadang ikut sang mertua ke acara pengajian. Namun, lebih sering berada di rumah sesuai keinginan Aslan.Pagi ini Aslan dan Hafsa sarapan seperti biasa sebelum Aslan berangkat kerja, Hafsa merasa mual saat sarapan dan akhirnya memuntahkan kembali apa yang telah ia makan."Kamu sakit, Sayang?" tanya Aslan seraya memijat tengkuk sang istri."Gak tahu, Mas. Mual banget," ucap Hafsa."Aku panggilkan dokter, ya!" ucap Aslan."Gak perlu, Mas. Kayanya aku cuma masuk angin, nanti minta di pijit aja dan di baluri minyak angin," ucap Hafsa."Beneran gak

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 43. Membuat Anak

    "Angkat, Mas!" ucap Hafsa."Ngapain sih, Mama ganggu aja," ucap Aslan lalu mengangkat panggilan video call tersebut.Ternyata yang menelponnya adalah Saida sang mama. Setelah diangkat Aslan melihat Saida duduk bersama Lingga sepertinya sedang di dalam kamar."Assalamualaikum ada apa, Mah?" tanya Aslan."Waalaikumsalam, kalian sampai di Paris jam berapa? Kenapa gak kasih kabar?" tanya Saida."Tadi 6 sore, Mah.""Kamu ini gimana sih, kan mama bilang sampai di sana langsung kasih kabar! Kami di sini khawatir," ucap Saida."Hehehe ... Maaf Mah. Kami sampai langsung istirahat karena sangat lelah, terus mandi dan langsung makan malam," jawab Aslan.Hafsa tersenyum ternyata sang mertua mengkhawatirkan keadaan ia dan sang suami yang tidak memberi kabar setelah sampai di Paris. Cukup lama mereka berbincang melalui video call, Lingga pun bertanya tentang kenyamanan hotel yang sudah ia booking untuk anak dan menantunya."Nyaman banget, Pah. Pemandangan dari jendela hotel langsung ke menara Eiffe

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 42. Romantis

    "Kamu cinta terakhirku, Hafsa Kalimatunnisa," ucap Aslan lalu mencium pucuk kepala sang istri.Mereka beristirahat setelah perjalanan 16 jam dari Indonesia ke Paris, Prancis. Meskipun rasa lelah itu telah terbayar dengan indahnya pemandangan di joget tersebut. Namun, Aslan ingin mereka istirahat sebelum melakukan tour ke negara tersebut."Sayang, aku laper. Kita keluar yuk cari makan," ucap Aslan membangunkan Hafsa yang masih terlelap dalam tidurnya."Emang gak bisa pesan makanan hotel aja, Mas?" tanya Hafsa seraya mengucek matanya."Bisa sih, tapi aku ingin berjalan kaki sambil mencari makanan di sini denganmu," ucap Aslan."Ya sudah kalau gitu aku mandi dan ganti pakaian dulu," ucap Hafsa.Aslan menganggukan kepala, Hafsa pun masuk ke dalam kamar mandi dan betapa terkejutnya ia setelah selesai mandi saat keluar tidak ada Aslan di kamar malah ada dua wanita asing."Siapa kalian? Kenapa ada di kamarku?" tanya Hafsa terkejut."Nona jangan takut, kamu adalah MUA dan hair stylist yang di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 41. Bulan Madu

    "Buka aja," ucap Aslan.Hafsa membuka kotak kecil yang di berikan oleh sang suami, setelah melihat isinya ia masih bingung karena hanya beberapa lembar kertas saja. Hafsa melihat kertas tersebut dan menatap Aslan dengan mata berkaca-kaca."Tiket pesawat ke Paris?" tanya Hafsa."Kado dari mama dan papa untuk pernikahan kita, mereka juga sudah booking hotel untuk kita bulan madu ke Paris," ucap Aslan."Tapi, aku tidak bunga pasport, Mas. Gimana mau perjalanan ke luar negeri," ucap Hafsa."Semua sudah beres di urus sama papa, kita tinggal duduk manis di pesawat dan menikmati bulan madu di Paris nanti," ucap Aslan.Hafsa tak bisa berkata apa-apa lagi, memang jika banyak uang semua urusan jadi mudah. Selama ini Hafsa tak pernah bermimpi akan bisa liburan keluar negeri, itu sebabnya ia tidak punya paspor.Hafsa begitu senang ketika tahu kedua mertuanya yang sudah menyiapkan segalanya untuk ia dan suami berbulan madu ke negara yang terkenal romantis itu.Mereka berangkat bukan madu beberapa

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 40. Tidak mengakui

    Sama halnya dengan orang tua Agni. Orang tua Feli pun terkena imbas atas perbuatan anaknya, Aslan menarik sebagian investasi untuk perusahaan orang tua Feli. Tentu hal ini di lakukan setelah berdiskusi dengan ayahnya, Aslan tidak akan mengambil keputusan besar menyangkut perusahaan dengan sembarangan.Sementara ayah Feli kini sangat marah setelah mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh anaknya, dia menelepon Feli dan meminta Gadis itu untuk datang ke kantornya. Sesampainya Feli datang ke kantor sang ayah, ia langsung dimarahi habis-habisan oleh ayahnya tersebut."Dasar anak bodoh! Sudah kubilang jangan pernah berani mengganggu Tuan Aslan. Kau pernah diusir saat pesta pernikahannya, sekarang malah berolahraga kembali hingga membuat dia mencabut sebagian investasinya perusahaan kita!" ucap Fernando."Papa bicara apa sih? Aku nggak ngerti. Aku tidak merasa mengganggu Aslan, kenapa Papa tiba-tiba menyalahkan aku!?""Tidak mengganggu katamu? Lalu ini apa?!" ucap Fernando seraya memutar r

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 39. Teror

    "Kurang ajar, siapa yang berani mengirim ini?!" ucap Aslan emosi saat melihat isi di dalam bingkisan."Sudahlah, Mas. Cuma hal kaya gini gak usah di pikirin," ucap Hafsa hendak membuang barang tersebut.Dalam bingkisan tersebut ternyata berisi foto pernikahan Aslan dan Hafsa, tetapi sudah digunting-gunting. Ada juga foto Hafsa sedang sendiri dan diberi tanda merah seperti darah.Aslan merasa itu adalah ancaman untuk istrinya, tetapi Hafsa tidak terlalu memperdulikan ancaman tersebut. Teror seperti itu bukan pertama kali ia alami, dulu saat sekolah SMA pun ia pernah dibully dan diberi teror seperti itu."Kenapa kamu bisa sangat santai menghadapi hal seperti ini, jelas-jelas ini adalah ancaman untuk kamu, Sayang." "Aku sudah tidak takut dengan ancaman seperti ini, dulu juga waktu sekolah pernah mendapat ancaman seperti ini," ucap Hafsa sambil tersenyum."Benarkah? Lalu apa yang terjadi padamu?" tanya Aslan.Hafsa pun menceritakan kepada sang suami, dulu ia bersahabat dengan salah satu

DMCA.com Protection Status