"Jangan ... pergi kau lelaki hidung belang!" Kanaya berteriak ketika lelaki itu menekan tubuh nya di atas kasur lalu itu menatapnya seperti elang yang siap memangsa.
Kanaya tahu saat ini dia terjebak dalam situasi yang sangat menakutkan, ia berusaha sekuat tenaga melawan lelaki yang ada di hadapannya, berusaha sekuat tenang untuk pergi dari kamar itu. Namun, tenaga Kanaya kalah kuat, lelaki itu terus menguasai Kanaya.Kanaya melebarkan bola matanya saat pria itu mencium bibirnya dengan paksa, melumatnya hingga Kanaya hampir kehabisan nafas bahkan kini tangan pria itu tak tinggal diam. Ia menelusuri lekuk tubuh Kanaya dan dengan lincah membuka baju Kanaya hingga polos tanpa sehelai benang pun."Tuan apa yang Anda lakukan? ini tindak asusila saya bisa melaporkan Anda!" ucap Kanaya dengan suara bergetar karena ketakutan."Diam dan bantu aku!" suara bariton pria itu semakin membuat Kanaya ketakutan bukan main.Pria itu dengan kasar menjamah tubuh Kanaya demi menuntaskan hasratnya, jerit tangis Kanaya bahkan tak di hiraukan ia terus melakukan penyatuan paksa yang membuat Kanaya merasa sedang berada di neraka dunia.Untung tak dapat di sentuh malang tak dapat di tukar. Niat hati kabur dari pernikahan paksa demi menyelamatkan masa depan karena tidak ingin dinikahi pria yang sudah beristri, ia malah dinodai oleh orang tak di kenal dan tentu saja masa depannya tak bisa di selamatkan.Luruh air mata Kanaya mengiringi kesakitan di tubuhnya, pria itu terus menghentakkan Kanaya hingga akhirnya Kanaya tak sadarkan diri."Aaaahk ...."Pria itu mengerang saat melakukan pelepasan, ia menggulingkan tubuhnya di sebelah tubuh Kanaya dengan nafas tersengal-sengal. Tidak lama kemudian, pria itu terlelap.Satu jam berlalu, Pria terperanjat bangun dengan kesal. Bagaimana bisa seorang Salman Alfarizi, pengusaha sukses yang namanya sering disebut-sebut dan dibicarakan oleh para pengusaha lain karena kemampuannya, terkena jebakan murahan.
"Ah, shit! Siapa perempuan ini? Dia pingsan?" gumam lelaki itu seraya beranjak dan memungut pakaiannya yang berserakan dilantai.Saat menyibak selimut, Salman melihat bercak darah di seprai, "Darah? Dia masih perawan?!"
Salman lantas memakai pakaiannya kembali lalu memakaikan pakaian Kanaya juga. Ia duduk di ujung ranjang, memegang kepalanya yang masih terasa sedikit sakit.
"Siapa yang berani menjebakku?"Salman mencoba menghubungi temannya yang seorang dokter untuk membangunkan wanita yang telah Ia nodai. Namun, karena sudah tengah malam bahkan hampir pagi temannya itu tidak mengangkat panggilan telepon darinya.Salman berjalan keluar kamar dan Ia baru menyadari jika ia memasuki kamar yang salah setelah melihat nomor di pintu kamar, Salman mengusap kasar wajahnya lalu kembali melihat Kanaya yang masih terpejam di atas tempat tidur.Berarti ini bukan kesalahannya, aku yang salah masuk kamar."Aku akan memberimu kompensasi atas semua yang telah aku lakukan karena ketidaksengajaan ini," ucap Salman, walaupun ia tahu bahwa gadis itu tidak mungkin mendengarnya.Salman berjalan keluar kamar menuju lobi hotel sambil terus menelpon nomor sahabatnya yang merupakan seorang dokter. Setelah puluhan panggilan telepon yang di lakukan oleh Salman akhirnya sahabatnya pun mengangkat panggilan telepon tersebut."Hallo, kenapa kau menganggu istirahat ku, Pak Duda?" tanya Samuel yang mengangkat panggilan telepon dengan suara serak khas orang bangun tidur."Kau seorang dokter kenapa tidurmu seperti mayat! bagaimana kalau ada pasien yang membutuhkanmu?" tanya Salman dengan nada sedikit emosi."Aku dokter umum dan tugasku tidak menangani pasien gawat darurat, ada apa kau meneleponku berkali-kali, apa kau tak melihat sekarang jam berapa?" tanya Samuel."Jangan banyak tanya, aku butuh bantuanmu sekarang. Datang kesini dan bawa obat-obatan, aku akan kirim share location!" ucap Salman lalu mematikan panggilan teleponnya.Salman menunggu di lobi hotel, beberapa jam kemudian Samuel pun datang dan menghampiri Duda tampan tersebut. Samuel menyipitkan pandangannya kearah Salman karena melihat sahabatnya itu salah mengancingkan baju."Apa yang kau lakukan di hotel ini sampai kau salah mengancingkan baju?" tanya Samuel."Aku menghabiskan malam dengan seorang gadis karena dijebak oleh obat perangsang," ucap Salman menjelaskan pada sahabatnya."Apa? bagaimana itu bisa terjadi dan siapa yang menjebakmu?" tanya Samuel terkejut."Aku juga belum tahu siapa yang menjebakku. Aku menghadiri pesta klien di hotel ini. Tiba-tiba tubuhku merasakan reaksi yang aneh, aku sadar dan segera pesan kamar. Namun sial, aku salah masuk kamar dan menodai seorang gadis. Sekarang gadis itu tidak sadarkan diri," jelas Salman pada Samuel.Dua lelaki tampan itu pun bergegas kembali ke kamar hotel yang tadi, tetapi saat masuk ke dalam kamar tersebut wanita yang baru saja Salman nodai sudah tidak ada.Salman menghempaskan selimut hingga jatuh kelantai dan membuat Samuel melebarkan bola matanya saat melihat darah mulai mengering di sana, lalu Salman membuka pintu kamar mandi mencari keberadaan gadis itu, tetapi tak di temukan."Kemana perginya gadis itu? Aku tidak ingin punya hutang budi," ucap Salman.Kanaya sadar dari pingsan saat Salman menunggu Samuel di lobi hotel. Kanaya melihat tubuhnya sudah menggunakan pakaian lengkap dan lelaki yang telah menodainya sudah tidak ada di kamar itu, dirinya merasa sangat hina."Kurang ajar! Siapa sebenarnya lelaki itu, kenapa dia memperlakukanku seperti pelacur? Setelah puas menodaiku dan menuntaskan hasratnya ia pergi begitu saja!" ucap Kanaya dengan isak tangis begitu pilu.Kanaya turun dari ranjang, meraih tas ranselnya, lalu perlahan berjalan menahan perih diarea inti miliknya akibat apa yang di lakukan lelaki itu padanya. Dengan langkah tertatih dan air mata yang terus mengalir di pipinya Kanaya keluar kamar dan keluar dari hotel tersebut karena tak ingin bertemu kembali dengan pria yang ia anggap benar-benar brengsek."Kenapa jadi seperti ini nasibku, Tuhan? apa yang harus aku lakukan sekarang, aku sudah kotor!" gumam Kanaya sambil menangis keluar dari hotel.Salman yang sedang duduk di sofa lobi hotel tak sadar jika wanita yang baru saj
"Kamu?!" ucap Salman terkejut saat melihat wajah Kanaya.Kanaya ikut terkejut dan memandang Salman, tetapi sedetik kemudian mualnya kembali datang. Kanaya melanjutkan berlari ke toilet dan memuntahkan isi perutnya. Beberapa wanita yang sedang berada di toilet menatap Kanaya dengan heran, bagaimana tidak heran melihat wanita yang memakai gaun pengantin sedang muntah di toilet hotel."Sepertinya hamil sebelum nikah tuh!" ucap wanita yang melihat Kanaya sambil berjalan keluar toilet.Salman mendengar hal itu dan menerobos masuk ke dalam toilet wanita, ia melihat Kanaya menunduk dan masih muntah. Ekor mata Salman menatap bekas luka di belakang telinga Kanaya yang cukup panjang hingga hampir ke leher, seketika ingatannya kembali pada malam itu."Benar, aku tak salah! Dia adalah perempuan malam itu!" ucap Salman.Setelah merasa puas menumpahkan isi perutnya hingga terasa kosong, Kanaya menatap cermin di hadapannya dan begitu terkejut melihat Salman yang tengah menatapnya."Apa yang Anda lak
"Aku sudah tidak punya apa-apa, lantas apa yang harus aku berikan pada Anda?" Kanaya menatap Salman dengan segudang pertanyaan."Kau akan tahu Setelah kita di rumah nanti, aku akan menjelaskan dan kau harus menuruti semuanya," ucap Salman.Kanaya hanya bisa pasrah dan menghela nafas panjang, entah seperti apa kehidupannya kedepan. wanita berwajah cantik itu tidak pernah menyangka Jika ia akan hamil dan menikah dengan laki-laki yang tidak pernah ia kenal sebelumnya. Lelaki yang kini menjadi suaminya memanglah sangat tampan di mata Kanaya, wajahnya yang tidak bulat, tetapi juga tidak oval, matanya jernih dan berwarna hitam pekat jika memandang orang seperti tatapan elang, hidungnya mancung, bibirnya berwarna merah, kulitnya bersih, bentuk rahangnya tegas dan dihiasi dengan bulu halus membuat lelaki itu terlihat sangat maskulin.Sungguh Visual yang sangat diidam-idamkan oleh para wanita, tetapi itu tidak membuat Kanaya merasa nyaman dan senang. Sebab karenanya tidak pernah tahu seperti ap
Dengan terpaksa Kanaya pun menandatangani perjanjian pernikahan itu meski tidak menguntungkan baginya. Setelah kontrak itu ditandatangani oleh Kanaya, Salman pun menandatanganinya dan memasukkannya ke dalam laci."Sekarang aku antarkan kamu ke kamarmu!" ucap Salman berdiri lalu berjalan keluar ruang kerjanya.Kanaya mengikuti langkah Salman hingga lelaki berwajah Tampan itu berhenti di depan sebuah pintu kamar dan membukanya lebar-lebar."Ini kamarmu dan di sebelah kamarmu adalah anak kamar anakku, Ana. Satu minggu yang lalu baby sitter-nya resign karena menikah, jadi kedatanganmu di rumah ini sangat tepat. Jangan pernah memperlakukan anakku dengan kasar!" ucap Salman.Kanaya menganggukan kepalanya lalu berjalan masuk ke dalam kamar, saat Salman hendak pergi Kanaya baru ingat jika ia tidak membawa satupun barangnya ke rumah itu."Mas, aku tidak membawa barang-barang ku kesini, apakah ada baju yang bisa aku gunakan? Aku tidak mungkin memakai baju ini semalaman," ucap Kanaya."Mas? Apa
"Kanaya, apa kau sadar apa yang telah kau lakukan?!" teriak Salman dengan suara bariton membuat Kanaya gemetar."Ma-maaf, Om. Aku tidak sengaja," ucap Kanaya.Salman berjalan cepat dan meraih bingkai foto yang kacanya sudah hancur, ia bangkit dan sebelah tangannya langsung mencengkram dagu Kanaya."Apa yang ingin kau lakukan dengan foto ini? Jawab!" "A-aku ti-tidak ingin melakukan apa-apa, aku hanya ingin melihat saja," jawab Kanaya dengan terbata-bata."Kau tidak berhak melihat apalagi memegangnya! Kau sudah merusak foto kesayanganku, sekali lagi kau melakukan itu kau akan tahu seperti apa singa yang mengamuk!" ucap Salman lalu menghempaskan tubuh Kanaya hingga tersungkur di lantai.Lelaki berwajah tampan itu berjalan ke kamar membawa foto pernikahan pertamanya, ia tak peduli dengan keadaan Kanaya yang terjatuh di lantai bahkan tangannya berdarah karena terkena serpihan kaca.Shhh ...Kanaya mencabut serpihan kaca yang menancap di tangannya, tiba-tiba Ana datang membawakan plastik d
"Kanaya, apa yang kau lakukan di sini?"Kanaya menengok kearah sumber suara dan terkejut bisa bertemu dengan teman lamanya di tempat itu, saat ingin menyapa temannya penjual rujak memberitahu jika rujak pesanan Kanaya sudah jadi."Neng, rujaknya sudah jadi," ucap penjual rujak."Oh iya, terima kasih ini uangnya, Pak." Kanaya menerima rujak pesanannya dan membayar pada pedagang itu lalu pandangannya kembali pada orang yang tadi ingin ia sapa."Aslan, kamu ngapain di sini?" tanya Kanaya."Aku mau kasih kejutan ke sepupu kecil aku yang sekolah di sini, kamu sendiri ngapain di sini?" tanya Aslan."Aku juga nganterin anak yang sekolah di sini, ngobrol di sana yuk!" ucap Kanaya sambil menunjuk mobil yang tadi ia tumpangi.Aslan menganggukan kepala lalu mengikuti langkah Kanaya, pria itu adalah teman Kanaya semasa SMA. Semenjak Aslan kuliah di luar negeri mereka hanya sesekali berkomunikasi melalui sosial media."Mobil ini, kenapa aku seperti familiar ya?" gumam Aslan saat Kanaya bersandar d
"Salman," ucap Samuel saat baru masuk ke ruangan sahabatnya."Apa yang ingin kau bicarakan sampai tergesa-gesa kesini?" tanya Salman."Ada apa kemarin kau berkali-kali meneleponku, aku sedang liburan dengan anak dan istriku," ucap Samuel.Salman menghela nafas kasar, kesal dengan sahabatnya itu yang tidak bisa diandalkan saat di butuhkan. Sementara Samuel merasa bersalah tak mengangkat panggilan dari Salman."Kau selalu tidak ada saat aku butuhkan," ucap Salman kecewa."Aku sedang liburan bersama anak dan istri, seharian tak melihat ponsel. Begitu sampai rumah aku baru tahu kau berkali-kali memanggilku. Memangnya ada apa?" tanya Samuel."Aku sudah bertemu dengan gadis yang aku nodai malam itu, tapi keadaanya sedikit rumit. Ia akan dinikahi pria yang sudah beristri dua dan saat bertemu denganku dia sedang mual muntah dan aku curiga dia hamil.""Lantas, apa dia benar-benar hamil?" tanya Samuel."Awalnya aku meneleponmu agar kau bisa memeriksanya secara langsung dia hamil atau tidak, tap
"Gak boleh! Tante cantik gak boleh berhenti jadi baby sitter aku!" ucap Syafana yang sejak tadi mendengar obrolan Aslan dan Kanaya.Kanaya tersenyum mendengar ucapan Syafana, gadis kecil itu lantas memeluk Kanaya. Padahal ini hari pertama mereka bersama, tapi entah mengapa Syafana merasa sangat nyaman bersama Kanaya."Kalau Tante cantik kerja sama om tetap masih bisa ketemu Ana, Kok," bujuk Aslan."Gak boleh, pokoknya Tante cantik harus tetap jadi baby sitter aku." "Aslan, aku akan tetap jadi baby sitter Ana. Masalah kuliah mungkin aku bisa lanjut nanti," ucap Kanaya."Ya aku hanya menawarkan, tapi tak memaksa. Kamu jadi baby sitter Ana pun aku tak masalah kita masih bisa sering bertemu," ucap Aslan."Kamu tahu kan ibuku meninggal saat melahirkan aku, bukankah mamanya Ana juga sama?" tanya Kanaya.Aslan menatap Kanaya dan Syafana bergantian. Benar apa yang di katakan Kanaya, ini bukan hanya kebetulan mungkin mereka di pertemukan karena nasib yang sama."Aku ingin mencoba memberikan k