Home / Pernikahan / Seranjang Dengan Duda Arogan / Bab 6. Kenyataan tak seindah harapan

Share

Bab 6. Kenyataan tak seindah harapan

Author: Sulistiani
last update Last Updated: 2023-12-01 06:53:32

Dengan terpaksa Kanaya pun menandatangani perjanjian pernikahan itu meski tidak menguntungkan baginya. Setelah kontrak itu ditandatangani oleh Kanaya, Salman pun menandatanganinya dan memasukkannya ke dalam laci.

"Sekarang aku antarkan kamu ke kamarmu!" ucap Salman berdiri lalu berjalan keluar ruang kerjanya.

Kanaya mengikuti langkah Salman hingga lelaki berwajah Tampan itu berhenti di depan sebuah pintu kamar dan membukanya lebar-lebar.

"Ini kamarmu dan di sebelah kamarmu adalah anak kamar anakku, Ana. Satu minggu yang lalu baby sitter-nya resign karena menikah, jadi kedatanganmu di rumah ini sangat tepat. Jangan pernah memperlakukan anakku dengan kasar!" ucap Salman.

Kanaya menganggukan kepalanya lalu berjalan masuk ke dalam kamar, saat Salman hendak pergi Kanaya baru ingat jika ia tidak membawa satupun barangnya ke rumah itu.

"Mas, aku tidak membawa barang-barang ku kesini, apakah ada baju yang bisa aku gunakan? Aku tidak mungkin memakai baju ini semalaman," ucap Kanaya.

"Mas? Apa aku tidak salah dengar kau memanggilku dengan sebutan Mas, tadi?" tanya Salman dengan nada dingin.

Kanaya mengangguk lemah dan menatap Salman,"Apa tidak boleh?"

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu, hanya Hani yang boleh memanggilku dengan sebutan Mas. Kau dan aku hanya terikat dalam status pernikahan saja, tetapi aku tidak bisa menganggapmu sebagai istri. Kau boleh memanggilku dengan sebutan apa saja asal jangan 'Mas' karena itu panggilan Hani untukku," ucap Salman.

Hati Kanaya lagi-lagi terasa teriris, lelaki yang sudah menjadi suaminya menyebut nama wanita lain di hadapannya, meski mereka menikah tanpa cinta. Namun, tetap saja rasanya terasa sakit dan merasa tidak di hargai sama sekali.

"Siapa Hani, apa dia istri suamiku?" gumam Kanaya dalam hati.

"Untuk bajumu di dalam ada seragam dan baju tidur baby sitter, kamu pakai itu saja dulu. Besok aku akan belikan baju dan keperluan mu yang baru," ucap Salman lalu pergi meninggalkan Kanaya.

Kanaya menghela nafas lalu menutup pintu kamar, ia membuka lemari di kamar itu dan meraih salah satu baju tidur yang ada di sana. Tanpa membuang waktu Kanaya mandi dan membersihkan tubuhnya lalu menggunakan baju tidur itu, setelah itu ia duduk di ujung ranjang dan menatap fotonya bersama sang ayah yang ada di dalam ponsel.

"Kenapa jadi seperti ini nasibku setelah ayah pergi? Bukan seperti ini pernikahan yang aku dambakan, apa aku bisa menjalani semua ini, apa aku bisa memberikan anak ini padanya setelah ia lahir?" ucap Kanaya kembali menangis.

Mata gadis itu sudah bengkak, entah sudah berapa kali ia menangis hari ini. Sudah jatuh tertimpa tangga mungkin itu pepatah yang tepat untuk Kanaya, ia mengalami kemalangan demi kemalangan setelah di tinggal orang yang paling ia sayang.

Dulu ayahnya selalu menceritakan kisah cinta masa lalu dengan ibunya, hingga membuat Kanaya berharap merasakan keharmonisan dan cinta yang besar seperti yang ayahnya berikan pada sang ibu. Namun, kenyataan di depan matanya saat ini sangat jauh berbeda dengan harapan. Ia tak di anggap istri, pernikahan nya hanya untuk melunasi hutang dan melahirkan anak untuk suaminya karena setelah anak itu lahir Kanaya harus siap berpisah dengannya.

Lelah menangis, akhirnya Kanaya pun tertidur di kamar tersebut hingga suara adzan subuh berkumandang membangunkan Kanaya. Rasa mual kembali melanda, wanita cantik itu langsung berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

"Ya Tuhan, jadi seperti ini rasanya mengidam. Sampai kapan aku mual muntah seperti ini?" gumam Kanaya.

Perutnya kembali terasa kosong, ia mengoleskan minyak angin di perut, leher, dan kepala seperti biasa. Lalu berjalan keluar kamar untuk mencari letak dapur karena ingin membuat minuman hangat berharap bisa meredakan rasa mualnya.

"Kamu siapa?" tanya seorang wanita paruh baya melihat Kanaya berjalan di tengah rumah tersebut.

"Saya istri eh baby sitter baru di rumah ini," ucap Kanaya.

Kanaya terpaksa mengakui dirinya sebagai baby sitter karena ia yakin Salman tak akan mengakuinya sebagai istri.

"Oh baby sitter baru non Ana. Mau ngapain pagi-pagi? Sepertinya sedang ada yang di cari?" tanya wanita paruh baya itu.

"Saya cari dapur, ingin buat teh manis hangat," jawab Kanaya.

"Oh ayo, sama saya. Kenalin saya Imah asisten rumah tangga yang sudah 10 tahun kerja di sini, tapi kerjaan saya cuma masak dan beresin kamar Tuan Salman aja," ucap Bi Imah.

"Nama saya Naya, Bi Imah sudah lama kerja di sini sudah kenal sifat Tuan Salman dong. Dia galak ya, Bi?" tanya Kanaya.

Mereka berjalan menuju dapur sesampainya di dapur Bi Imah memberikan gula serta teh untuk Kanaya dan menceritakan sedikit tentang Salman.

"Sebenarnya dulu Tuan Salman itu orang yang sangat baik, tapi semenjak istrinya meninggal setelah melahirkan non Ana dia jadi berubah pendiam, dingin, dan kelihatan galak," ucap Bi Imah.

"Jadi Tuan Salman duda, berapa usianya sekarang ?" tanya Kanaya.

"Iya, sudah 5 tahun duda, usianya sekarang 35 tahun. Padahal Bu Saida-kakaknya tuan Salman beberapa kali mengenalkan tuan Salman sama perempuan cantik, tapi selalu di tolak. Dia bilang tidak mau menikah lagi karena cintanya hanya untuk nyonya Hani," ucap Bi Imah.

Kanaya menghela nafasnya, terjawab sudah pertanyaan di kepalanya ternyata nama wanita yang di sebut oleh suaminya tadi malam adalah nama wanita yang sangat ia cintai. Sungguh bersaing dengan orang yang sudah tiada, tetapi namanya selalu abadi itu sangatlah sulit.

Bi Imah menjelaskan apa saja kegiatan Ana yang harus Kanaya dampingi selama seharian, wanita paruh baya itu pun menceritakan tentang Ana yang mudah dekat dengan baby sitter nya dan selalu sopan.

"Kalau gitu sekarang aku bangunin Ana dulu ya, Bi," ucap Kanaya setelah meminum teh manis hangat dan rasa mualnya mulai reda.

Bi Imah mengangguk, Kanaya pun berjalan menuju kamar Syafana gadis kecil yang selalu di sebut Ana. Namun, pandangan Kanaya tiba-tiba teralihkan pada sebuah foto pernikahan di dalam bingkai yang di pajang di atas meja. Kanaya menarik foto itu dan memandanginya.

"Jadi ini yang namanya Hani. cantik pantas saja suamiku tak bisa melupakannya," gumam Kanaya seraya memandang foto pernikahan Salman dengan wanita berhijab yang terlihat sangat cantik.

"Hei apa yang kau lakukan di situ?lancang sekali kau menyentuh barang-barang ku!" ucap Salman dengan suara bariton nya membuat Kanaya terkejut.

Karena terkejut, bingkai foto yang sedang ia pegang pun terlepas dari tangannya hingga jatuh ke lantai dan pecah berserakan.

Prank ...

Suara pecahan kaca dari bingkai foto itu membuat Kanaya semakin terkejut dan Salman terlihat sangat marah.

"Kanaya, apa kau sadar apa yang baru saja kau lakukan?" bentak Salman dengan tatapan tajamnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tasya Amelia
sangat bagus ceritanya aku suka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 7. Kemarahan Salman

    "Kanaya, apa kau sadar apa yang telah kau lakukan?!" teriak Salman dengan suara bariton membuat Kanaya gemetar."Ma-maaf, Om. Aku tidak sengaja," ucap Kanaya.Salman berjalan cepat dan meraih bingkai foto yang kacanya sudah hancur, ia bangkit dan sebelah tangannya langsung mencengkram dagu Kanaya."Apa yang ingin kau lakukan dengan foto ini? Jawab!" "A-aku ti-tidak ingin melakukan apa-apa, aku hanya ingin melihat saja," jawab Kanaya dengan terbata-bata."Kau tidak berhak melihat apalagi memegangnya! Kau sudah merusak foto kesayanganku, sekali lagi kau melakukan itu kau akan tahu seperti apa singa yang mengamuk!" ucap Salman lalu menghempaskan tubuh Kanaya hingga tersungkur di lantai.Lelaki berwajah tampan itu berjalan ke kamar membawa foto pernikahan pertamanya, ia tak peduli dengan keadaan Kanaya yang terjatuh di lantai bahkan tangannya berdarah karena terkena serpihan kaca.Shhh ...Kanaya mencabut serpihan kaca yang menancap di tangannya, tiba-tiba Ana datang membawakan plastik d

    Last Updated : 2023-12-02
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 8. Sempitnya dunia

    "Kanaya, apa yang kau lakukan di sini?"Kanaya menengok kearah sumber suara dan terkejut bisa bertemu dengan teman lamanya di tempat itu, saat ingin menyapa temannya penjual rujak memberitahu jika rujak pesanan Kanaya sudah jadi."Neng, rujaknya sudah jadi," ucap penjual rujak."Oh iya, terima kasih ini uangnya, Pak." Kanaya menerima rujak pesanannya dan membayar pada pedagang itu lalu pandangannya kembali pada orang yang tadi ingin ia sapa."Aslan, kamu ngapain di sini?" tanya Kanaya."Aku mau kasih kejutan ke sepupu kecil aku yang sekolah di sini, kamu sendiri ngapain di sini?" tanya Aslan."Aku juga nganterin anak yang sekolah di sini, ngobrol di sana yuk!" ucap Kanaya sambil menunjuk mobil yang tadi ia tumpangi.Aslan menganggukan kepala lalu mengikuti langkah Kanaya, pria itu adalah teman Kanaya semasa SMA. Semenjak Aslan kuliah di luar negeri mereka hanya sesekali berkomunikasi melalui sosial media."Mobil ini, kenapa aku seperti familiar ya?" gumam Aslan saat Kanaya bersandar d

    Last Updated : 2023-12-03
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 9. Tawaran Aslan.

    "Salman," ucap Samuel saat baru masuk ke ruangan sahabatnya."Apa yang ingin kau bicarakan sampai tergesa-gesa kesini?" tanya Salman."Ada apa kemarin kau berkali-kali meneleponku, aku sedang liburan dengan anak dan istriku," ucap Samuel.Salman menghela nafas kasar, kesal dengan sahabatnya itu yang tidak bisa diandalkan saat di butuhkan. Sementara Samuel merasa bersalah tak mengangkat panggilan dari Salman."Kau selalu tidak ada saat aku butuhkan," ucap Salman kecewa."Aku sedang liburan bersama anak dan istri, seharian tak melihat ponsel. Begitu sampai rumah aku baru tahu kau berkali-kali memanggilku. Memangnya ada apa?" tanya Samuel."Aku sudah bertemu dengan gadis yang aku nodai malam itu, tapi keadaanya sedikit rumit. Ia akan dinikahi pria yang sudah beristri dua dan saat bertemu denganku dia sedang mual muntah dan aku curiga dia hamil.""Lantas, apa dia benar-benar hamil?" tanya Samuel."Awalnya aku meneleponmu agar kau bisa memeriksanya secara langsung dia hamil atau tidak, tap

    Last Updated : 2023-12-04
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 10. Tak dianggap

    "Gak boleh! Tante cantik gak boleh berhenti jadi baby sitter aku!" ucap Syafana yang sejak tadi mendengar obrolan Aslan dan Kanaya.Kanaya tersenyum mendengar ucapan Syafana, gadis kecil itu lantas memeluk Kanaya. Padahal ini hari pertama mereka bersama, tapi entah mengapa Syafana merasa sangat nyaman bersama Kanaya."Kalau Tante cantik kerja sama om tetap masih bisa ketemu Ana, Kok," bujuk Aslan."Gak boleh, pokoknya Tante cantik harus tetap jadi baby sitter aku." "Aslan, aku akan tetap jadi baby sitter Ana. Masalah kuliah mungkin aku bisa lanjut nanti," ucap Kanaya."Ya aku hanya menawarkan, tapi tak memaksa. Kamu jadi baby sitter Ana pun aku tak masalah kita masih bisa sering bertemu," ucap Aslan."Kamu tahu kan ibuku meninggal saat melahirkan aku, bukankah mamanya Ana juga sama?" tanya Kanaya.Aslan menatap Kanaya dan Syafana bergantian. Benar apa yang di katakan Kanaya, ini bukan hanya kebetulan mungkin mereka di pertemukan karena nasib yang sama."Aku ingin mencoba memberikan k

    Last Updated : 2023-12-05
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 11. Terikat Masa Lalu

    "Pah, bulan depan aku ulang tahun. Boleh gak kalau pakai gaun yang sama dengan Tante cantik, nanti yang design gaunnya Tante cantik," ucap Syafana."Ana, Sayang. Kan biasanya pakai gaun yang ada di butik bude Saida, di sana gaunnya cantik-cantik Ana bisa pilih yang mana saja," ucap Salman."Tapi aku suka yang di gambar sama Tante cantik, Pah!" ucap Syafana.Salman menatap Kanaya dan menghela nafas singkat, lalu menggendong Syafana membawanya ke meja makan. Berharap Syafana melupakan permintaanya itu, karena jika Syafana dan Kanaya menggunakan gaun dengan motif yang sama saat ulang tahun pasti akan jadi pertanyaan banyak orang."Pah, boleh ga?" Syafana masih bertanya tentang gaun ulang tahun."Nanti kita bahas ya, sekarang makan dulu ya!" ucap Salman.Syafana menganggukan kepala lalu Salman menyendokkan nasi dan lauk pauk ke piring Syafana dengan penuh perhatian."Sayurnya jangan banyak-banyak," protes Syafana."Harus banyak, gizi yang masuk dalam tubuh kamu harus seimbang biar kamu se

    Last Updated : 2023-12-06
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 12. Periksa kandungan

    "Om, mau apa ke kamar ini?" tanya Kanaya terkejut dengan kedatangan Salman ke kamarnya."Gak usah takut, aku gak akan ngapa-ngapain kamu. Malam itu aku melakukannya di bawah pengaruh obat perangsang, kalau tidak ada obat itu dan dalam keadaan sadar seperti ini aku tak akan bernafsu melihat anak kecil seperti mu, kau bukan seleraku," ucap Salman dengan nada dingin.Kanaya bangkit dari tidurnya, lagi-lagi perkataan Salman tak sadar membuat hati Kanaya terluka. Wanita cantik itu bukan lagi anak kecil dia wanita dewasa dan memiliki pesona, tetapi perkataan Salman seolah mengatakan jika Kanaya sangat tidak menarik dan berharga."Lalu om mau apa malam-malam kesini?" tanya Kanaya."Aku tadi lupa memberitahu mu. Karena aku tidak ingin pernikahan ini diketahui orang-orang, jadi besok saat kau kerumah sakit hanya Samuel dan dokter kandungan yang boleh tahu aku adalah ayah dari bayi itu. Jangan sampai orang luar tahu!" Kanaya mengangguk lemah mendengar ucapan Salman, setelah mengatakan hal itu

    Last Updated : 2023-12-07
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 13. Patah Hati

    "Siapa yang hamil, Nay?" tanya Aslan.Kanaya diam seribu bahasa, ia menggenggam erat buku berwarna merah jambu berserta obat dan vitamin yang ia dapat dari dokter tadi. Andai ia tahu ada Aslan di rumah itu, mungkin buku dan obat itu akan ia simpan di dalam mobil terlebih dahulu.Kanaya tak mungkin mengatakan yang sesungguhnya karena Salman sudah melarangnya, tetapi Kanaya sangat terkejut ketika Aslan tiba-tiba meraih buku berwarna merah jambu tersebut."Ny Alifia K.A suami Salman Alfarizi, Nay apa kamu bisa jelaskan semua ini?" tanya Aslan terkejut membaca nama di sampul buku tersebut."Nay, apakah kamu sedang hamil dan om Salman yang menghamili mu?" Aslan terus memberondong Kanaya dengan pertanyaan yang sulit untuk Kanaya jawab.Kanaya menunduk sedangkan Aslan terus menatapnya dengan nanar, bagaimana mungkin wanita yang selalu ia kagumi dan ia kenal sangat baik serta tak mudah di dekati laki-laki hamil dengan pria yang usianya jauh di atasnya."Maaf Aslan aku ingin istirahat," ucap

    Last Updated : 2023-12-08
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 14. Pertengkaran

    "Apa kau sudah tidak menganggap aku sebagai kakak hingga kau menikah tanpa memberitahuku, Salman?" tanya Saida."Kakak tahu dari mana aku sudah menikah?" tanya Salman."Tidak penting tahu dari siapa, yang penting aku sudah tahu semuanya, bahkan aku tahu wanita ini sedang hamil anakmu!" ucap Saida.Salman dan Kanaya terkejut mendengar ucapan Saida, lalu mereka berjalan ke ruang tamu. Saida ingin menyidang Salman, sementara Kanaya menebak wanita paruh baya itu pasti tahu semua dari Aslan karena hanya Aslan yang mengetahui semuanya.Saida meminta Aslan mengajak Syafana bermain agar tak mendengar ucapan orang-orang dewasa yang berpotensi menjadi keributan."Salman, apapun alasanmu menikahinya tak pantas kau memperlakukannya seperti itu," ucap Saida."Seperti apa maksud kakak, kenapa Kakak datang dan langsung menghakimiku?" tanya Salman keheranan."Kau hanya menganggapnya sebagai baby sitter, kan?""Dari mana kakak tahu?""Aslan yang menceritakan semuanya padaku. Aku tak menyangka dunia be

    Last Updated : 2023-12-09

Latest chapter

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 47. Bahagia

    Agni dan Feli saling menyalahkan, mereka berteriak saat polisi menangkap dan membawa mereka ke kantor polisi. Kedua wanita itu tidak mau dipenjara dan berusaha untuk memberontak saat dievakuasi. "Lepas, aku nggak salah tangkap aja dia yang punya ide dari semua ini," ucap Agni menuju ke arah Feli."Bukan aku, dia yang punya ide jahat bahkan ingin membunuh kakaknya sendiri," teriak Feli menunjuk Agni.Aslan mengepalkan tangannya mendengar hal itu, lelaki tampan tersebut semakin waspada dan tidak ingin kejadian serupa menimpa sang istri. Ia tidak ingin ada orang yang berniat jahat bahkan ingin membunuh istrinya, hidup Hafsa sudah cukup menderita selama ini Aslan ingin setelah menikah dengannya Hafsa bisa bahagia dan ia pun bahagia bersama wanita tersebut.Mereka tetap dibawa ke kantor polisi meskipun meronta dan berteriak-teriak sepanjang perjalanan, keesokan harinya Aslan dan bapaknya serta para direksi rapat di perusahaan. Mereka sepakat untuk mencabut sepenuhnya saham yang pernah di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 46. Feli dan Agni

    "Orang yang menculik Nona Hafsa mengaku juga Ia mendapatkan tawaran dari dua orang wanita," ucap anak buah Aslan melalui sambungan telepon. "Siapa dua orang wanita itu? Dan apa mereka sudah berhasil kalian tangkap?" tanya Aslan."Mereka bernama Agni dan Feli, beberapa orang dari kami sedang mengajar mobil mereka yang terlihat dari rekaman CCTV kabur ke luar kota.""Tangkap mereka bagaimanapun caranya!" ucap Aslan."Baik, Tuan."Setelah mengatakan itu anak buah Aslan pun mematikan sambungan teleponnya, Aslan mengalah nafas dan menatap sang istri. Lelaki berwajah tampan itu tidak menyangka jika kedua wanita tersebut bisa berbuat nekat kepada istrinya hanya karena obsesi ingin memiliki dirinya.Saida dan Lingga yang ada di ruangan itu penasaran dengan apa yang baru saja bicarakan oleh Aslan dan anak buahnya, Aslan pun menceritakan apa yang tadi dia bicarakan dengan anak buahnya kepada kedua orang tua serta istrinya. Tentu saja kedua orang tua Aslan dan Hafsa begitu terkejut mendengar

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 45. Diculik

    Setelah melihat rekaman CCTV di rumah dan mencatat plat nomor motor orang yang membawa sang istri, Aslan pun langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari motor tersebut. Tak lama kemudian ponselnya berdering, panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Tanpa pikir panjang Aslan pun mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo, siapa ini?" tanya Aslan saat mengangkat sambungan telepon. "Istrimu ada padaku, jika ingin selamat datanglah sendiri.""Siapa kamu? Dimana istriku sekarang?!" tanya Aslan dengan suara baritonnya."Kamu tidak perlu tahu siapa aku, siapkan uang 1 milyar dan kamu harus datang sendiri. Jika kamu membawa orang lain apalagi polisi maka nyawa istrimu taruhannya.""Jangan macam-macam dengan istriku. Cepat katakan kemana kau membawanya?!" tanya Aslan dengan emosi.Panggilan telepon itu di matikan, tak lama kemudian sharelok masuk ke ponselnya. Aslan tak mengenali suara orang itu, sepertinya suaranya di samarkan.Pria berwajah tampan itu menyiapkan uang yang dimint

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 44. POSITIF

    "Hah ... Mungkin pusing karena cape dan perjalanan jauh," ucap Hafsa."Iya juga, tapi kalau beneran Kakak hamil pasti seisi rumah senang," ucap Aisy."Doakan saja semoga aku segera hamil," ucap Hafsa."Aamiin," ucap Aisy.Sikap Aisy yang baik membuat Hafsa sangat senang, adik iparnya itu supel dan bisa menjadi teman baiknya. Hari-hari berlalu, Aslan bekerja seperti biasa. Hafsa mulai terbiasa hidup sebagai ibu rumah tangga di rumah barunya, terkadang ikut sang mertua ke acara pengajian. Namun, lebih sering berada di rumah sesuai keinginan Aslan.Pagi ini Aslan dan Hafsa sarapan seperti biasa sebelum Aslan berangkat kerja, Hafsa merasa mual saat sarapan dan akhirnya memuntahkan kembali apa yang telah ia makan."Kamu sakit, Sayang?" tanya Aslan seraya memijat tengkuk sang istri."Gak tahu, Mas. Mual banget," ucap Hafsa."Aku panggilkan dokter, ya!" ucap Aslan."Gak perlu, Mas. Kayanya aku cuma masuk angin, nanti minta di pijit aja dan di baluri minyak angin," ucap Hafsa."Beneran gak

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 43. Membuat Anak

    "Angkat, Mas!" ucap Hafsa."Ngapain sih, Mama ganggu aja," ucap Aslan lalu mengangkat panggilan video call tersebut.Ternyata yang menelponnya adalah Saida sang mama. Setelah diangkat Aslan melihat Saida duduk bersama Lingga sepertinya sedang di dalam kamar."Assalamualaikum ada apa, Mah?" tanya Aslan."Waalaikumsalam, kalian sampai di Paris jam berapa? Kenapa gak kasih kabar?" tanya Saida."Tadi 6 sore, Mah.""Kamu ini gimana sih, kan mama bilang sampai di sana langsung kasih kabar! Kami di sini khawatir," ucap Saida."Hehehe ... Maaf Mah. Kami sampai langsung istirahat karena sangat lelah, terus mandi dan langsung makan malam," jawab Aslan.Hafsa tersenyum ternyata sang mertua mengkhawatirkan keadaan ia dan sang suami yang tidak memberi kabar setelah sampai di Paris. Cukup lama mereka berbincang melalui video call, Lingga pun bertanya tentang kenyamanan hotel yang sudah ia booking untuk anak dan menantunya."Nyaman banget, Pah. Pemandangan dari jendela hotel langsung ke menara Eiffe

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 42. Romantis

    "Kamu cinta terakhirku, Hafsa Kalimatunnisa," ucap Aslan lalu mencium pucuk kepala sang istri.Mereka beristirahat setelah perjalanan 16 jam dari Indonesia ke Paris, Prancis. Meskipun rasa lelah itu telah terbayar dengan indahnya pemandangan di joget tersebut. Namun, Aslan ingin mereka istirahat sebelum melakukan tour ke negara tersebut."Sayang, aku laper. Kita keluar yuk cari makan," ucap Aslan membangunkan Hafsa yang masih terlelap dalam tidurnya."Emang gak bisa pesan makanan hotel aja, Mas?" tanya Hafsa seraya mengucek matanya."Bisa sih, tapi aku ingin berjalan kaki sambil mencari makanan di sini denganmu," ucap Aslan."Ya sudah kalau gitu aku mandi dan ganti pakaian dulu," ucap Hafsa.Aslan menganggukan kepala, Hafsa pun masuk ke dalam kamar mandi dan betapa terkejutnya ia setelah selesai mandi saat keluar tidak ada Aslan di kamar malah ada dua wanita asing."Siapa kalian? Kenapa ada di kamarku?" tanya Hafsa terkejut."Nona jangan takut, kamu adalah MUA dan hair stylist yang di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 41. Bulan Madu

    "Buka aja," ucap Aslan.Hafsa membuka kotak kecil yang di berikan oleh sang suami, setelah melihat isinya ia masih bingung karena hanya beberapa lembar kertas saja. Hafsa melihat kertas tersebut dan menatap Aslan dengan mata berkaca-kaca."Tiket pesawat ke Paris?" tanya Hafsa."Kado dari mama dan papa untuk pernikahan kita, mereka juga sudah booking hotel untuk kita bulan madu ke Paris," ucap Aslan."Tapi, aku tidak bunga pasport, Mas. Gimana mau perjalanan ke luar negeri," ucap Hafsa."Semua sudah beres di urus sama papa, kita tinggal duduk manis di pesawat dan menikmati bulan madu di Paris nanti," ucap Aslan.Hafsa tak bisa berkata apa-apa lagi, memang jika banyak uang semua urusan jadi mudah. Selama ini Hafsa tak pernah bermimpi akan bisa liburan keluar negeri, itu sebabnya ia tidak punya paspor.Hafsa begitu senang ketika tahu kedua mertuanya yang sudah menyiapkan segalanya untuk ia dan suami berbulan madu ke negara yang terkenal romantis itu.Mereka berangkat bukan madu beberapa

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 40. Tidak mengakui

    Sama halnya dengan orang tua Agni. Orang tua Feli pun terkena imbas atas perbuatan anaknya, Aslan menarik sebagian investasi untuk perusahaan orang tua Feli. Tentu hal ini di lakukan setelah berdiskusi dengan ayahnya, Aslan tidak akan mengambil keputusan besar menyangkut perusahaan dengan sembarangan.Sementara ayah Feli kini sangat marah setelah mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh anaknya, dia menelepon Feli dan meminta Gadis itu untuk datang ke kantornya. Sesampainya Feli datang ke kantor sang ayah, ia langsung dimarahi habis-habisan oleh ayahnya tersebut."Dasar anak bodoh! Sudah kubilang jangan pernah berani mengganggu Tuan Aslan. Kau pernah diusir saat pesta pernikahannya, sekarang malah berolahraga kembali hingga membuat dia mencabut sebagian investasinya perusahaan kita!" ucap Fernando."Papa bicara apa sih? Aku nggak ngerti. Aku tidak merasa mengganggu Aslan, kenapa Papa tiba-tiba menyalahkan aku!?""Tidak mengganggu katamu? Lalu ini apa?!" ucap Fernando seraya memutar r

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 39. Teror

    "Kurang ajar, siapa yang berani mengirim ini?!" ucap Aslan emosi saat melihat isi di dalam bingkisan."Sudahlah, Mas. Cuma hal kaya gini gak usah di pikirin," ucap Hafsa hendak membuang barang tersebut.Dalam bingkisan tersebut ternyata berisi foto pernikahan Aslan dan Hafsa, tetapi sudah digunting-gunting. Ada juga foto Hafsa sedang sendiri dan diberi tanda merah seperti darah.Aslan merasa itu adalah ancaman untuk istrinya, tetapi Hafsa tidak terlalu memperdulikan ancaman tersebut. Teror seperti itu bukan pertama kali ia alami, dulu saat sekolah SMA pun ia pernah dibully dan diberi teror seperti itu."Kenapa kamu bisa sangat santai menghadapi hal seperti ini, jelas-jelas ini adalah ancaman untuk kamu, Sayang." "Aku sudah tidak takut dengan ancaman seperti ini, dulu juga waktu sekolah pernah mendapat ancaman seperti ini," ucap Hafsa sambil tersenyum."Benarkah? Lalu apa yang terjadi padamu?" tanya Aslan.Hafsa pun menceritakan kepada sang suami, dulu ia bersahabat dengan salah satu

DMCA.com Protection Status