ANAK DAN BAPAK YANG SAMA!
"Apakah kau juga makan es cream?" selidih Aruna mensejajari Bimaa. Bima terdiam sekarang sambil melirik ke arah Dion. Dia bingung karena jika jujur nanti Ibu nya marah dan melarang dirinya bertemu dengan Ayah Baik nya, kalau tak jujur dia akan berdosa pada Ibunya."I- iya Ibu. Tapi satu cup kecil saja kok," jawab Bima."Benarkah?" selidik Aruna."Ibu, apakah Ibu meragukan anakmu sendiri yang begitu menggamaskan ini," ujar Bima merajuk. Aruna tersenyum dengan tingkah Bima. Dia memang mengapresiasi langkah Bima yang memilih jujur dari pada berbohong. Menurut Aruna itu lah poinnya, jadi dia menghargai itu. Aruna mengelus kepala Bima."Baiklah kalau begitu, Ibu tidak marah karena Ibu senang kau bisa berkata semua dengan jujur pada Ibu. Itu sangat baik sekali, Bima. Kau harus mempertahankan itu, lain kali kau harus makan es cream seminggu sekali. Kita kan sudah memiliki kesepakatan it," perintah Aruna."Iya Ibu, terimakasih ya,MAAFKAN KEEGOISAN KAMI SEBAGAI ORANG TUA, BIMA!"Benarkah Ibu?" tanya Bima menghentikan tangisnya. Aruna pun menggelengkan kepalanya."Ck! Bima kau harusnya bisa berakting lebih totalitas lagi," keluh Dion."Aku tidak bisa berpura- pura memangis Ayah Baik. Lebih baik kita jujur saja pada Ibu. Ibu, Bima merasa membutuhkan Ayah Baik, seperti yang Ibu tahu kan? Ibu sibuk bekerja. Kadang sering kali terlambat menjemput Bima, saat itu lah Bima kasihan pada Bu Ling- Ling karena sering kali menemaniku sampai sore, Bu. Jadi aku membutuhkan Ayah Baik," jelas Bima."Nah kan, Aruna. Kau dengar sendiri kan dari Bima. Anakmu sendiri yang mengatakan bahwa dia tak bisa tanpa Ayah Baik nya yaitu aku," terang Dion."Benar Ibu, aku terlalu tergantung padanya. Apalagi jika Ibu berangkat bekerja dan pulang terlalu malam seperti ini. Aku hanya bisa bersama Ayah baik," sambung Bima."Bima kau tak usah menjadi anak teraniaya seperti itu, bukankah selama ini kau juga tak masalah di
AYAH RENDI ATAU IBU ARUMI? DIMANAKAH ARUNA?"Maaf jika karena ini Ayah Baik sering bertengkar dengan Ibumu di hadapanmu. Maaf kan keegoisan kami sebagai orang tua," kata Dion dengan wajah penuh penyesalan. Berbeda pendapat hingga menimbulkan pertengkaran adalah hal yang biasa terjadi dalam hubungan. Namun, bertengkar di depan anak bukanlah pilihan yang bijak, sebab bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan mental dan mengganggu proses perkembangannya. Bentakan, cacian, makian, dan tindakan kekerasan yang orang tua pertontonkan saat bertengkar di depan anak bisa membekas kuat di ingatannya. Ingatan buruk ini sering kali memengaruhi perkembangan mental bahkan karakter anak. Dion sangat sadar anak-anak usia Bima sangat bergantung kepada orang tua untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman. Nah, jika Bima sering melihat Ibu dan Ayah nya bertengkar, ia justru bisa merasa tidak nyaman dan takut.Bertengkar di depan anak juga dapat menimbulkan beragam dampak negatif lainnya, bahkan m
TAK TERBUKTI!"Mengapa bisa Ayah Rendi? Ah salah Dokter Rendi? Apakah tak ada tempat lain di muka bumi ini, Bima?" tanya Dion. Bima menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas panjang."Ayah Baik, coba ingat lagi siapakah teman Ibu jika tidak Ibu Arumi? Pasti Ayah Rendi. Hanya mereka berdua lah yang Ibu miliki sebagai teman dan mau menampungnya. Jadi jika Ibu tak ada di rumah Ibu Arumi sudah bisa di pastikan Ibu akan ada di rumah Ayah Rendi sekarang. Bukankah begitu, Ayah baik?" tanya Bima."Baiklah kalau begitu Kau tunggu di sini ya! Jadi lah anak baik, nanti Ayah akan membelikanmu es cream," kata Dion beranjak berdiri dan mengelus kepala putranya itu. Bima mengernyitkan kepalanya dengan heran."Apakah Ayah Baik mau pergi? Memang kau mau ke mana?" tanya Bima penasaran."Ayah Baik akan ke rumah Dokter Rendi. Ayah ingin memastikan apakah Ibumu ada di sana atau tidak. Tak mungkin kita membiarkan dia ada di sana malam begini, Ayah Baik akan menyeretnya pulang, jadi kau bisa kan bermain
MULAI JATUH CINTA? Sedangkan di sisi lain Rendi menghela nafas panjang melihat pemandangan yang ada di depannya. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal lagi. Bingung apakah yang akan di lakukan sekarang, karena ini baru kali pertama dia ada di posisi ini. Dia baru kali pertama mengalami hal seperti ini."Pak Dion tak boleh melihat ini. Dia pasti akan salah paham dan tertawakanku," kata Rendi. Bagaimana tidak di dalam rumahnya kini ada boneka dari Selly yang besar sekali. Dalam boneka itu bertuliskan,'Dokter semoga kau suka ini. Ini adalah hadian dua bulan kita dekat, kado spedial dariku. Ini untukmu agar kau mengingatku, aku akan mencintaimu seperti wanita gila yang mencintaimu dengan ugal- ugalan. Aku mencintaimu'Tak hanya itu bahkan Selly dalam suratnya memberikan tanda ciuman bibirnya dalam lipstik yang amat sangat tebal. Benar- benar hal yang tak pernah Rendi duga. Tak hanya itu, Sellu juga mengirimkan balon dengan jumlah dua ukuran besar tak lupa dengan tulisan cinta khas dar
SUARA HATI ARUNA!"Hmmm," sahut Aruna."Apakah kau sudah bertekad untuk tidak kembali bersama Pak Dion lagi?" selidik Arumi. Aruna menghela nafasnya panjang."Jujurlah jangan lain di mulut lain di hati," sindir Arumi sambil mengambil segelas air putih dan menghabiskannya."Apakah kau tahu hubunganku dan dia seperti pohon yang besar namun akar nya begitu rapuh. Kami tumbuh bersama karena ada nya Bima sebagai pengikat namun tidak begitu kuat di akar dan pondasinya karena tak ada cinta yang menjalarinya dari awal. Awalnya aku mencoba untuk memulai merajutnya, tanpa membenahi akar nya. Tapi dalam sekejap semua hancur karena kurangnya pondasi," ujar Aruna."Namun yang perlu diingat, setiap hubungan yang kuat dan bahagia pasti melewati banyak proses, yaitu susah, senang, perdebatan, tawa, dan perasaan lainnya. Tidak ada hubungan yang berjalan dengan mulus. Dalam hubungan juga setiap pasangan akan belajar nilai-nilai penting yang akan dijadikan pedoman bagi hubungan mer
PRAHARA DI KANTOR PAGI HARI!"Apalagi kau menjalani pelampiasan jadi tak tulus dalam hubungan, kau sangat jarang menghubungi dan kamu terlampau cuek. Bukankah akan membuat muak dan sakit hati antar pasangan?" tanya Aruna. Rebound relationship justru memberikan dampak negatif pada diri sendiri dan juga pada pasangan baru. Seseorang yang terjebak dalam hubungan pelarian bisa kehilangan rasa percaya dirinya, merasa tidak berharga, cemas, bahkan merasa cintanya bertepuk sebelah tangan. Selain itu, hubungan rebound relationship juga bisa membuat pasangan kekasih saling memanipulasi satu sama lain. Contohnya, kekasih barumu bisa saja merasa kasihan pada dirimu, sehingga ia akan mati-matian membantumu untuk melupakan mantanmu dan memenuhi apa pun keinginanmu agar kamu tidak sedih karena ia sangat mencintaimu. Kamu juga bisa merasa bersalah dengan perasaanmu yang masih terpaku pada mantan, sehingga kamu berusaha membayar kesalahan itu dengan menuruti semua macam-macam tuntutan
AKU YANG MENGEJAR, ARUNA!"Kau memang tak pernah bisa memahamiku, Pak Dion. Kau hanya memiliki pemikiran buruk saja padaku! Kau tak bisa memiliki kepercayaan padaku," jelas Aruna."Keluarlah, Pak Dion! Aku mohon," usir Aruna."Baiklah, maafkan aku Aruna. Aku hanya salah paham," ucap Dion."Pak Dion, jika kau tidak pindah hari ini mungkin ini tidak hanya salah paham. Kau paham kan maksudku?" ancam Aruna."Kenapa?" tanya Dion."Jika sampai Pak Dion masih tetap di sana maka jangan harap aku tinggal diam. Sudah aku bilang kan kalau ada di rumah itu mata aku tidak akan pulang ke rumah! Aku akan menginap di rumah orang lain! Jadi pikirkan sendiri, emang kau mau ya?" sindir Aruna."Ck! Payah," keluh Dion. Dia tak mengira jika Aruna sekarang mulai berani mengancamnya. Sekarang dia berani mengancam bahkan mengatakan hendak ke rumah lelaki lain. Dion hanya bisa menghela nafas panjang."Aku sedang bekerja, Pak Dion. Jadi lebih baik kau pergi," usir Aruna.
SELLY LELAH MENCINTAI DAN MENGEJAR!"Jika dulu aku langsung memindahkannya berarti aku membantu melawan Iding secara langsung. Padahal aku sama sekali tak memiliki kepentingan juga dengan itu. Yang membutuhkan adalah dirinya sendiri," ujar Aruna."Ah aku paham. Jadi kamu sekarang sedang melatihnya untuk membela diri dia sendiri begitu kan? Kau mengajarinya perlawanan untuk melawan Iding secra tak langsung. Apakah ini sama?" tanya Arumi."Yap! Aku sedang membangun kemampuan perlindungan dirinya sendiri agar dia hidup tak selalu bergantung pada orang lain kan? Aku ingin menyadarkan dia, agar dia bisa menyadari bahwa tidak ada yang bisa terus melindunginya, kecuali dirinya sendiri," ucap Aruna."Jujur saja kasihan Mei Mei, sebenarnya dia selalu menjadi korban dari Iding. Mulut Iding itu sangat jahat, dia tak peduli dan tak memandang gender. Selalu melecehkan walaupun dengan ucapannya. Tak berperasaan, kadang aku kasihan dengan mentalnya namun aku juga tak mau Mei Mei me