MULAI JATUH CINTA? Sedangkan di sisi lain Rendi menghela nafas panjang melihat pemandangan yang ada di depannya. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal lagi. Bingung apakah yang akan di lakukan sekarang, karena ini baru kali pertama dia ada di posisi ini. Dia baru kali pertama mengalami hal seperti ini."Pak Dion tak boleh melihat ini. Dia pasti akan salah paham dan tertawakanku," kata Rendi. Bagaimana tidak di dalam rumahnya kini ada boneka dari Selly yang besar sekali. Dalam boneka itu bertuliskan,'Dokter semoga kau suka ini. Ini adalah hadian dua bulan kita dekat, kado spedial dariku. Ini untukmu agar kau mengingatku, aku akan mencintaimu seperti wanita gila yang mencintaimu dengan ugal- ugalan. Aku mencintaimu'Tak hanya itu bahkan Selly dalam suratnya memberikan tanda ciuman bibirnya dalam lipstik yang amat sangat tebal. Benar- benar hal yang tak pernah Rendi duga. Tak hanya itu, Sellu juga mengirimkan balon dengan jumlah dua ukuran besar tak lupa dengan tulisan cinta khas dar
SUARA HATI ARUNA!"Hmmm," sahut Aruna."Apakah kau sudah bertekad untuk tidak kembali bersama Pak Dion lagi?" selidik Arumi. Aruna menghela nafasnya panjang."Jujurlah jangan lain di mulut lain di hati," sindir Arumi sambil mengambil segelas air putih dan menghabiskannya."Apakah kau tahu hubunganku dan dia seperti pohon yang besar namun akar nya begitu rapuh. Kami tumbuh bersama karena ada nya Bima sebagai pengikat namun tidak begitu kuat di akar dan pondasinya karena tak ada cinta yang menjalarinya dari awal. Awalnya aku mencoba untuk memulai merajutnya, tanpa membenahi akar nya. Tapi dalam sekejap semua hancur karena kurangnya pondasi," ujar Aruna."Namun yang perlu diingat, setiap hubungan yang kuat dan bahagia pasti melewati banyak proses, yaitu susah, senang, perdebatan, tawa, dan perasaan lainnya. Tidak ada hubungan yang berjalan dengan mulus. Dalam hubungan juga setiap pasangan akan belajar nilai-nilai penting yang akan dijadikan pedoman bagi hubungan mer
PRAHARA DI KANTOR PAGI HARI!"Apalagi kau menjalani pelampiasan jadi tak tulus dalam hubungan, kau sangat jarang menghubungi dan kamu terlampau cuek. Bukankah akan membuat muak dan sakit hati antar pasangan?" tanya Aruna. Rebound relationship justru memberikan dampak negatif pada diri sendiri dan juga pada pasangan baru. Seseorang yang terjebak dalam hubungan pelarian bisa kehilangan rasa percaya dirinya, merasa tidak berharga, cemas, bahkan merasa cintanya bertepuk sebelah tangan. Selain itu, hubungan rebound relationship juga bisa membuat pasangan kekasih saling memanipulasi satu sama lain. Contohnya, kekasih barumu bisa saja merasa kasihan pada dirimu, sehingga ia akan mati-matian membantumu untuk melupakan mantanmu dan memenuhi apa pun keinginanmu agar kamu tidak sedih karena ia sangat mencintaimu. Kamu juga bisa merasa bersalah dengan perasaanmu yang masih terpaku pada mantan, sehingga kamu berusaha membayar kesalahan itu dengan menuruti semua macam-macam tuntutan
AKU YANG MENGEJAR, ARUNA!"Kau memang tak pernah bisa memahamiku, Pak Dion. Kau hanya memiliki pemikiran buruk saja padaku! Kau tak bisa memiliki kepercayaan padaku," jelas Aruna."Keluarlah, Pak Dion! Aku mohon," usir Aruna."Baiklah, maafkan aku Aruna. Aku hanya salah paham," ucap Dion."Pak Dion, jika kau tidak pindah hari ini mungkin ini tidak hanya salah paham. Kau paham kan maksudku?" ancam Aruna."Kenapa?" tanya Dion."Jika sampai Pak Dion masih tetap di sana maka jangan harap aku tinggal diam. Sudah aku bilang kan kalau ada di rumah itu mata aku tidak akan pulang ke rumah! Aku akan menginap di rumah orang lain! Jadi pikirkan sendiri, emang kau mau ya?" sindir Aruna."Ck! Payah," keluh Dion. Dia tak mengira jika Aruna sekarang mulai berani mengancamnya. Sekarang dia berani mengancam bahkan mengatakan hendak ke rumah lelaki lain. Dion hanya bisa menghela nafas panjang."Aku sedang bekerja, Pak Dion. Jadi lebih baik kau pergi," usir Aruna.
SELLY LELAH MENCINTAI DAN MENGEJAR!"Jika dulu aku langsung memindahkannya berarti aku membantu melawan Iding secara langsung. Padahal aku sama sekali tak memiliki kepentingan juga dengan itu. Yang membutuhkan adalah dirinya sendiri," ujar Aruna."Ah aku paham. Jadi kamu sekarang sedang melatihnya untuk membela diri dia sendiri begitu kan? Kau mengajarinya perlawanan untuk melawan Iding secra tak langsung. Apakah ini sama?" tanya Arumi."Yap! Aku sedang membangun kemampuan perlindungan dirinya sendiri agar dia hidup tak selalu bergantung pada orang lain kan? Aku ingin menyadarkan dia, agar dia bisa menyadari bahwa tidak ada yang bisa terus melindunginya, kecuali dirinya sendiri," ucap Aruna."Jujur saja kasihan Mei Mei, sebenarnya dia selalu menjadi korban dari Iding. Mulut Iding itu sangat jahat, dia tak peduli dan tak memandang gender. Selalu melecehkan walaupun dengan ucapannya. Tak berperasaan, kadang aku kasihan dengan mentalnya namun aku juga tak mau Mei Mei me
KODRAT WANITA DIKEJAR, BUKAN MENGEJAR!"Kau juga berhentilah menggantungnya terlalu lama, Dokter Rendi. Rasanya Selly terlalu lelah mengejarmu, kodratnya wanita lah yang harus di kejar bukan mengejar. Aku rasa dia sudah lelah mencintaimu, Dokter Rendi. Bukan kah ini sudah lebih dari dua bulan kan?" tanya Dokter Yang."Aku mungkin masih berpikiran kolot. Tapi, menyatakan cinta lebih dulu masih di anggap sebagian wanita itu adalah tindakan yang wajar. Ini buatku berhubungan dengan harga diri wanita itu sendiri, apalagis elama ini yang mengejarmua dalah Selly, seorang wanita yang menurutku jelas bibi, bebett, dan bobotnya. Apalagi dia adalah anak dokter senior, dokter Tjahyadi. Apa lagi kurangnya? Bukan kah itu artinya Selly sudah mengorbankan harga dirinya demi membuktikan cintanya padamu, Dokter Rendi. Padagal pada dasar dan kodratnya laki-laki yang meminta, bukan sebaliknya. Tapi, kalau ada perempuan memilih menyatakan perasaannya lebih dulu ya memang tak masalah namun bagik
KENCAN DENGAN SIAPA?"Lalu menurutmu apa yang membuat Aruna tak kunjung membuka hatinya untukku?" cerca Dion."Anda terlalu narsistik," jawab Hendy keceplosan.Tanpa di sadari Dion memang mengalami gangguan kepribadian narsistik akan memiliki ego yang berlebihan, membutuhkan banyak perhatian, dan tidak memiliki empati terhadap siapa pun dalam hidupnya. Pria narsis sering kali terlihat menawan dan karismatik pada awalnya sebelum berubah masam seiring berjalannya waktu. Meskipun berinteraksi dengan orang narsistik bisa jadi sulit dan merendahkan. Dia harus selalu di megahankan, Ini adalah saat seseorang memiliki rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan dan mengharapkan orang lain mengenali dan mengakui kehebatannya. Mereka mungkin terobsesi dengan fantasi keagungan dan kesuksesan, dan percaya bahwa mereka cukup istimewa untuk pantas mendapatkannya.Orang narsisis tidak mempertimbangkan emosi orang lain. Kurangnya empati ini dapat menyebabkan seorang narsisis me
MENGUJI INSTING SEORANG IBU"Ck! Aruna benar-benar melakukan kencan. Apakah dia akan menyiapkan ini semua dengan Rendi? Apakah ini tanda bahwa Rendi akan mengungkapkan semua perasaannya pada Aruna? Atau dia ikut kencang di mi chat lalu bertemu dengan lelaki bangsat yang akan mengambil keuntungan darinya. Bodoh! Aruna bodoh," omel Dion. Dion pun hanya terdiam dan mencoba menyimak semua pembicaraan Aruna dan Arumi yang nampak asik sendiri. Mereka tanpa sadar Dion sudah mendengarkan dan menyimak mereka sejak tadi. Dion benar-benar mencoba mencerna semuanya, diam sudah menyimak apa yang sebenarnya mereka katakan dan di mana tempat kencan mereka. Barangkali dengan ini dia bisa mendapatkan peluru untuk mencegah Aruna pergi. Dia berbincang dengan Rendi ataupun dengan lelaki lainnya."Kenapa sih kay bawel sekali Aruna. Semua pakaianku ini cocok menurutku dan ini juga bagus," ucap Aruna."Apanya yang cukup bagus? Lihat dan perhatikan, pertama di larang pakai terlalu murah ka
KEPUTUSAN ARUNA"Ibu, ayok kita temui Eyang," pinta Bima."Ayo Aruna kita harus segera menemui Juragan Waluyo, Ayahmu. Kita harus meyakinkannya bahwa kita bisa bersama dan semua akan baik-baik saja," bujuk Dion.Aruna memandangi wajah Dion dan putranya bergantian. Dia menghela nafas panjang, kedua lelaki ini memiliki sifat yang sama ketika sudah menginginkan sesuatu maka mau tak mau harus terpenuhi saat itu juga. Namun Aruna memiliki pemikiran lain, dia harus mempertimbangkan semua baik buruknya sebelum mengambil keputusan itu."Pak Dion, maaf. Bima maafkan Ibu ya, jika keputusan Ibu kali akan mengecewakanmu. Bima, tidak semua keinginanmu harus dipenuhi kan? Ada beberapa hal yang kau tidak bisa memaksakan kehendakm karena ada kehendak lain yang Ibu inginkan," kata Aruna."Kau tak boleh egois menginginkan semuanya harus sesuai dengan maumu," sambungnya.Dion pun langsung menoleh menatap ke arah Aruna. Dia menggeleng tak percaya jika Aruna akan menolak ajakannya. Dion menatap Aruna de
MEYAKINKAN ARUNA MEMBUKA LEMBARAN BARU "Aku tak ingin kau kenapa-kenapa, kemarin badanmu sangat demam sekali," kata Dion. "Tenanglah Pak Dion, aku Lebih tahu bagaimana dengan badanku. Apalagi semenjak aku menjadi seorang ibu maka aku harus bisa menghindari semuanya serta harus mengerjakan semua hal secara sendiri dalam kondisi apapun. Hebat bukan? Dan lagi, aku tak terbiasa tidur terlalu lama," kata Elena. "Apakah yakin sudah benar-benar baik?" tanya Dion mencoba memastikan karena khawatir bibir Aruna masih sangat pucat pasi. "Tentu," sahut Aruna. "Aruna aku ingin bicara serius dengaanmu," ucap Dion lagi. "Apakah benar kau dari rumah bapakku, PakDion?" tanya Aruna. Dion pun menganggukkan kepalanya. "Ya aku dari sana," jawab Dion memangku Bima dan duduk di lantai menghadap ke arah Aruna. Aruna tersenyum kecut, dia benar-benar tak mengira jika Dion akan berbuat senekat ini. Bukan tak senang dirinya diperjuangkan hanya saja dia takut Dion menghadapi kerasnya sifar Juragan Waluyo
NEGOSIASI DENGAN BIMA!Dia ingin segera memberikan kabar gembira itu pada Aruna dan tak mau menunda lagi. Takut jika kedua orang tua Aruna berubah pemikiran. Dia harus sesegera mungkin mengajak Aruna ke sana lagi.Dion pun segera melajukan mobilnya menuju ke apartemen milik Aruna. Dia segera menuju ke kamar milik Aruna yang memang sedang tertidur karena badannya belum sembuh benar. Untung saja Aruna sudah memberikan kode akses masuk ke dalam rumahnya. 'Ting' pintu pun terbuka, dia melihat sekelilingnya mencari anaknya."Bima! Bima!" teriak Dion memanggil Sang putra."Ya Ayah Baik," sahut Bima dari dalam kamarnya. Dion pun segera masuk ke dalam kamar. Da melihat putranya sedang asyik bermain Lego sendiri.Dia tak melihat Aruna di sana."Dimana ibumu, Sayang?" tanya Dion. Bima menole dan tersenyum ke arah Ayah Baiknya."Em, Ibu ya? Dia sedang tidur Ayah Baik. Katanya badannya masih tidak enak, tapi aku sudah menjaganya dengan baik. Aku sudah memastikan ibu untuk meminum obatnya sama
MERESTUI DENGAN SYARAT?"Semua saya lakukan demi Aruna dan demi Bima semuanya. Seperti yang Bapak tahu sendiri, sampai saat ini pun Aruna juga belum memiliki sosok lelaki lain. Apakah Bapak berpikir jika Aruna tidak lak? Tentu dengan tegas dan jawabannya bisa kita ketahui semua tidak itu alasannya. Aruna sangat cantik dengan segala potensi yang dia miliki. Bukankah masih menjadi tanda tanya mengapa dia tak pernah menikah atau menjalankan hubungan baru dengan lelaki lain kan, Pak? Mengapa Aruna melakukan ini semua dan sebagai seorang laki-laki tentu Bapak tahu apa jawabannya kan?" jelas Dion.Juragan Waluyo terdiam mendnegar semua penjelasan Dion panjang lebar itu. Pun dengan Nyi Waluyo, ya mereka semua tidak bisa memunafikkan semua yang dikatakan oleh Dion benar. Selama ini Aruna bukannya tak laku tetapi dia memang menutup diri dan dia tahu alasan anaknya itu apa, yaitu Aruna susah sekali jatuh cinta dan mungkin cintanya telah habis bersama Dion. Apalagi sekarang dia memili
PERJUANGAN DION DI MULAI! PART 1 "Sudahlah Pak apalagi yang mau ditutupi? Toh ini kenyataan semalam aku yakin juga Aruna juga sakit. Tapi pertanyaannya apakah ada yang merawat atau tidak. Apakah kau merawatnya, Nak?" tanya Nyi Waluyo. Dion menganggukkan kepalanya. "Ya, Bu. Saya merawatnya dengan baik dan memang benar semalam Aruna sakit. Tenang saja, saya sudah memberinya pereda panas dan membuat bubur," jelas Dion. "Syukurlah kalau kau memang memiliki sedikit perhatian kepada Aruna. Sebenarnya bapaknya dari semalam juga sangat khawatir padanya, namun kau paham kan kadang seorang lelaki tidak bisa mengungkapkan rasa sayangnya. Tapi dia tak mau menunjukkan kekhawatirannya itu pada Aruna," ucap Nyi Waluyo. "Kau tahu sendirilah kadang lelaki itu memang memiliki titik egois dan rasa cemburu kepada anak perempuannya yang sedikit berlebihan" ujarnya. Baru setelah mendengar pernyataan dari Nyi Waluyo itu sekarang dia mengerti ke mana arah
MEMBUKA TABIR MASA LALU DI HADAPAN ORANG TUA ARUNA"Berani juga kau ke sini!" kata juragan Waluyo dari arah samping. Dion pun menoleh, dia melihat juragan Waluyo datang dengan menggunakan tongkatnya dan memakai pakaian hitam-hitam nampak sangat elegan dan wibawanya sangat keluar. Beda dengan tadi malam yang mungkin karena diliputi amarah yang besar sehingga tak menampakkan wibawa juragan Waluyo. Seketika jantung Dion berdetak kers, dia segera menyalami Juragan Waluyo meskipun merasa sedikit ngeri juga dengan penampilan juragan Waluya yang terkesan seperti dukun bagi Dion. Juragan Waluyo hanya menanggapi sekilas lalu duduk."Duduklah!" perintah juragan Waluyo. Dion pun duduk di berhadapan dengan juragan Waluyo."Ti! Narti! Buatkan minuman untuk tamu, Ti!" perintah Juragan Waluyo lagi."Nggeh Juragan!" sahut suara seorang wanita dari belakang."Sialan sepertinya memang Aruna bukan berasal dari keluarga sembarangan. Ini mungkin yang disebut dengan orang kaya tetapi hidup di desa, sungg
MENDATANGI JURAGAN WALUYO!Pagi harinya Aruna terbangun saat sinar matahari datang, masuk ke kamarnya melalui kelambu. Aruna langsung mengerjapkan matanya. Dia melihat ke arah bawah, ternyata Dion sedang memegangi tangannya tidur di kursi sofa yang di dekatkan pada tubuhnya. Sedangkan Bima berada di pelukannya. Aruna pun mulai beranjak untuk membuat sarapan untuk mereka, untung saja semalam Dion dengan gesit merawatnya. Kepalanya sudah tak pusing lagi."Aruna kau sudah bangun? Masih pusing? Bagaimana keadaanmu?" tanya Aruna."Aku sudah lumayan Baik, Pak Dion. Kau tak papa tidur dibawah begitu? Apa kau tak masuk angin nanti? Kau tidur di ruangan AC tanpa selimut. Kau baik-baik saja? Aku buatkan susu jahe ya," kata Aruna mulai khawatir. "Tenanglah, Aruna. Ini semua tidak sebanding dengan apa yang kau dan Bima sudah rasakan dulu. Aku tak masalah, jadi kau jangan khawatir," jawab Dion."Terima kasih ya, Pak Dion. Terima kasih kau sudah merawatku, berkat dirimu aku merasa jauh lebih ba
Aruna Sakit!"Ibu, Ibu dan Ayah baik tak apa-apa kan? Kalian akan bersama kan?" tanya Bima."Tidur yuk!" ajak Aruna pada Bima.Dion menoleh, dia melihat Aruna memperjuangkannya seperti ini, tiba-tiba perasaan bersalah dan menyesal bergelanyut di benaknya. Dulu dia meninggalkan Aruna dan salah paham kepadanya sampai bertahun-tahun akhirnya Aruna harus menyimpan semua kesakitan ini sendiri. Kerasnya hidup mengasuh Bima, hambatan yang dilakukan dan dirasakan hanya bisa dirasakan dengan juragan Waluyo. Orang yang seharusnya tak ikut bertanggung jawab dalam masalah ini. Itulah yang membuat dia menutupi kebodohannya sendiri yang sangat egois. "Apakah Eyang tak suka dengan Ayah Baik? Apakah Eyang akan melarang Ayah Baik ke sini?" tanya Bima."Tidak kok. Eyang tak marah," kata Aruna."Lalu kenapa tadi Eyang langsung pulang dan marah?" tanya Bima."Mungkin Eyang lelah. Maaf ya jika kau harus terbangun. Sekarang tidur ya, Nak," perintah Aruna sambil menggendongnya."Ayah Baik, ayok! Temani Bi
NYI WALUYO TURUN TANGAN!"Eyang, Apakah Eyang Kakung tahu jika Bima dan Ayah baik memiliki persamaan? Kami memiliki penyakit yang istimewa dan hanya diderita oleh orang-orang tertentu saja. Bukankah selama ini Eyang dan Ibu selalu panik pada perasaan yang dirasakan Bima dan kesakitan ini? Tetapi sekarang rasanya Ibu dan Eyang tidak perlu khawatir lagi, karena ada Ayah Baik yang akan menemani Bima. Kami seringkali meminum obat bersama, karena memang kami harus minum vitamin untuk menjaga dunia. Benar kan Ayah Baik?" tanya Bima sambil mengusap air mata Dion yang juga turut jatuh.Juragan Waluyo langsung terdiam mendengar pernyataan cucunya itu. Ya dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika yang mengatakan hal seperti itu adalah Bima. Karena memang selama ini dia sangat mencintai Bima dan tidak ingin terjadi hal-hal mengerikan pada Bima."Eyang, kenapa Eyang harus marah-marah kepada Ayah Baik? Percayalah sungguh Ayah Baik ini adalah orang yang sangat baik sekali kepada Bima, juga pada Ibu