Share

343. RUANG BESI #1

Keesokan paginya, Haswin mengajakku berjaga di pondok perbatasan.

Kalau itu masih awal pagi dan Haswin sudah mengajak bicara, biasanya hanya tinggal menunggu waktu sampai pembicaraannya menjadi serius. Dia bahkan tidak mengajak langsung. Lavi yang mengatakannya.

“Setelah makan denganku, temui Haswin.”

Aku khawatir kelihatan muram, tetapi Fal bilang, “Forlan cerah, kok.”

Aku tidak ingin mengerti apa yang dia maksud cerah. Kuharap dia bicara kalau aku tidak terkesan suram. Kebetulan, Lavi juga bilang hal sama.

“Aku lega melihatmu tidak menyalahkan diri sendiri.”

“Sejujurnya aku tidak yakin harus bereaksi seperti apa,” kataku.

“Jangan dipikirkan—maksudku, kenali batasanmu. Aku tidak mau dengar kau sampai tidak tidur berhari-hari karena memikirkan masalah ini. Barangkali tim medis minta bantuan, tapi ini bukan masalahmu seorang. Meski ini bukan bidangku, bukan berarti aku tak bis

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status