Share

346. RUANG BESI #4

“Tidak perlu tegang,” kata Haswin. “Aku teman Dalton dan Forlan.”

“B-Baik,” jawab Berlin, tegang.

“Aku sudah dengar tentang perjanjian. Kudengar kau berniat membagikan pengetahuanmu tentang tempat asalmu pada kami. Benar?”

“Y-Ya.”

“Namaku Pita.” Haswin menggenggam tangan Berlin, menjabatnya.

“B-Berlin.” Dia berhasil menjabat tangan Haswin. Sangat gugup.

Rangkaian itu terjadi begitu cepat, tetapi aku berhasil menangkap namanya.

Dalton langsung mengerutkan kening. “Siapa katanya?”

“Berlin,” jawab Yasha.

“Bukan itu. Nama Haswin?”

“Baru saja kau menyebutnya. Haswin.”

Dalton menatap Yasha penuh tuntutan. Yasha hanya diam, menatap layar—tidak menggubris sorot Dalton. Aku tidak mengerti siapa yang kelihatan idiot, tetapi saat Yasha tidak bermaksud bercanda, dia bisa membuat lelu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status