Share

225. PULAU PENDIRI #4

Jentikan jari itu kedengaran begitu keras.

Langsung muncul di depan mataku: hidangan berkelas sangat lezat. Kami pindah tempat, dan tepat seperti yang kubayangkan: api unggun. Akshaya duduk di batang pohon, dikelilingi kucing-kucing lucu, dan di pangkuannya, kucing raksasa berwarna putih sedang menikmati garukan jemarinya. Api unggun itu mati. Jelas—masih siang, tetapi aku merasa ini tempat yang sama seperti dalam mimpiku.

Aku merasakan gejolak aneh. Setiap bertemu pemandangan ini, suasananya selalu malam. Dan momen itu selalu datang ketika aku dalam kondisi buruk.

“Bukannya tempat ini hanya muncul saat gundah?” tanyaku.

“Perkemahan,” sebut Akshaya, mengambil satu tusuk sate. Kupikirkan dia akan menggigitnya, tetapi ternyata dia melepaskan daging dari tusuk, membuatnya menjadi santapan para kucing. “Api unggun adalah tempat terhangat, benar?”

“Api unggun memang identik dengan itu,” kataku.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status