Share

232. DERAK KILAT #2

Aku terbangun karena diguncang Reila.

Entah sejak kapan dia sudah terbangun, tetapi yang jelas, kami terombang-ambing di danau. Langitnya mendung, bahkan terasa hujan rintik-rintik, lalu karena kami tidak punya dayung, kano harus digerakkan. Reila pikir aku bisa membuat air mendorong kano, tetapi kukatakan itu mustahil. Bukan karena aku tidak sanggup menggerakkan air, tetapi sesuatu dalam diriku seperti terserap habis.

“Sama,” kata Reila. “Aku juga. Rasanya capek.”

“Mungkin karena kita baru dari tempat hebat.”

“Mungkin.” Reila juga tidak yakin. “Kita terlalu lama di sana.”

Kabut masih cukup tebal, sehingga bibir danau tidak terlihat jelas. Di satu titik, aku merasa mimpiku kabur seolah tak ada yang bisa kuingat lagi. Aku merasa sudah melupakan hal penting, tetapi rasanya mengabur begitu saja.

Meskipun agak sulit mengendalikan kemampuan, pada akhirnya kami bisa sedikit demi sedikit m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status