Share

238. DEBU MASA LALU #5

Ini pertama kali aku memasuki Balai Dewan setelah bangunannya hampir hancur. Kuingat, sebagian runtuh, dan sebagian lagi hampir roboh—tetapi sekarang Balai Dewan justru terlihat seperti Balai Dewan yang tidak pernah meledak.

Sewaktu naik ke lantai dua, aku cemas lantai ini bisa runtuh kapan pun.

Lorong Balai Dewan sebenarnya seperti kastel. Keramiknya dilapisi karpet bagus, di sisi kiri ada pot bunga berjajar, di sisi kanan, ada jendela rendah yang bisa memperlihatkan hutan Padang Anushka. Padang rumput tertutup pohon, tetapi ada ujung gelanggang yang terlihat. Aku pernah melihat pemandangan malam Padang Anushka dari sini, dan itu cukup mengerikan, meski juga bagus karena lampu milik Dalton membuat jalan berpaving dan padang rumput terkadang warna-warni.

Aku berhenti di depan pintu, mengetuk tiga kali dengan cepat.

Selama beberapa saat tidak ada tanda-tanda pintu akan terbuka. Sebenarnya mengetuk pintu hanya iseng, aku tahu harus memencet bel kalau

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status