Share

207. PANDORA #5

Gang itu benar-benar membangkitkan kenangan mimpi lama.

Suasananya persis sama. Sekarang aku mengerti itu bukan hanya mimpi. Itu masa lalu yang bangkit dalam mimpi. Anak gembrot itu tampak di belakang anak tinggi, melempar batu ke tempatku. Tidak ada yang kena. Terutama ketika aku bisa menghindarinya. Tampaknya permainan lempar tangkap bola berguna untuk situasi semacam ini. Aku mengerti sebenarnya Ayah hanya ingin membuatku siap sejak sangat dini—dengan cara paling halus yang bisa kuterima—yang mungkin tidak bisa dimengerti Ibu.

Jadi, karena semua batu bisa dihindari dengan mudah. Kini yang datang tidak lagi batu. Botol, kelereng, sampah bau—apa pun selama bisa dilempar.

Jeritan anak gembrot itu yang paling nyaring. “ANAK IBLIS!”

“Usir dia dari sini!” sambut anak yang lain.

“Pergi! Anak terkutuk harus pergi!”

Tidak ada yang kulakukan. Hanya berdiri tegak.

Semua lemparan itu bisa d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status