Share

212. PANDORA #10

Aku tidak pernah menyangka menyaksikan diriku tersisa seorang diri akan terasa begitu sepi—bahkan begitu menyakitkan seperti ini.

Tampaknya ada semacam pembelajaran khusus di tempat ini layaknya Aza dan Nenek yang sering memakai waktu tertentu sebagai masa belajar—tampaknya itu juga sering dilakukan Fal di Padang Anushka yang sering Layla sebut sebagai: sekolah. Namun, dalam citra ini, aku benar-benar kehilangan apa yang semestinya kumiliki. Aku selalu menghabiskan waktu dengan menyendiri di depan pancuran air. Terkadang menatap langit, terkadang menatap riak air, dan barangkali kini aku telah kehilangan harapan bahwa Ayah dan Ibu akan kembali menjemput. Aku yakin masih sulit menerima kebenaran bahwa adikku telah diambil.

Aku semakin sering melihat burung terbang. Melayang ke sana kemari—terkadang berdampingan dengan burung lain, terkadang menukik sendirian. Aku bisa merasakan betapa kosong benak yang menghantui anak ini.

Citra terakhir yang ku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status