Share

Bab 59

Di bawah cahaya redup, mata hitam pekat Alaric seperti kolam dingin tanpa dasar. Tatapannya membuat orang merasa terintimidasi.

Tubuh Alaric bersandar di sofa, kakinya yang panjang menyilang santai. Dia memutar gelas anggurnya perlahan, cincin emas gelap di jari telunjuknya bersinar mewah.

Pria yang biasanya memancarkan aura dingin dan menjaga jarak itu kini tampak malas.

Alaric tidak berbicara, tetapi tatapannya sangat mengintimidasi.

Dalam cahaya redup, suasana terasa ambigu. Florence tidak tahan dengan aura Alaric. Dia menunduk, lalu berkata, "Aku nggak bermaksud untuk nggak menghargai Pak Alaric."

Karena itu, tidak pantas jika Florence bersikeras pergi.

Jadi, permainan pun dimulai.

"Oke, sekarang permainannya dimulai. Aku yang putar."

Talia memutar jarum. Jarumnya berputar beberapa kali sebelum akhirnya berhenti di area hijau.

Hijau melambangkan Anthony.

Untung bukan gilirannya. Florence menghela napas lega.

Di ronde sebelumnya, Talia dikerjai oleh Anthony. Sekarang dia mendapat ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status