Home / Romansa / Satu Malam Untuk Selamanya / Levin Sang Playboy

Share

Satu Malam Untuk Selamanya
Satu Malam Untuk Selamanya
Author: Rachel Kim

Levin Sang Playboy

Author: Rachel Kim
last update Last Updated: 2025-03-10 22:21:41

Malam telah larut, namun ada satu tempat yang justru semakin riuh saat malam semakin pekat. Tempat itu bernama bar. Hingar bingar musik terdengar memekakkan telinga, musik berdentum kencang di salah satu bar yang berada di hotel bintang lima – Bali, tempat dimana para anak muda semangat bergoyang untuk melepas penat.

Musik beat yang menghentak membuat sekumpulan anak muda itu semakin bersemangat untuk mengikuti alunan musik yang dibawakan oleh DJ professional. Namun meski begitu, tidak semua anak muda turun ke area dance floor.

Levin, salah satunya, pria tampan yang masih berusia belia itu hanya asyik menikmati musik sambil menikmati alkohol yang tersedia di hadapannya. Sesekali kepalanya bergoyang mengikuti alunan musik yang ada.

Tubuhnya bersandar nyaman pada sofa empuk yang ditempatinya sejak tadi, tentu saja dengan ditemani wanita yang bergelayut manja di lengannya. Bagi Levin, wanita, alkohol dan bar adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Hal yang membuatnya senang dan bisa melupakan kekusutan pikirannya akibat tugas kuliah yang menumpuk.

Meski usianya masih terbilang belia, yaitu 20 tahun, tapi Levin sudah sering datang ke tempat seperti ini. Tentu saja karena koneksi yang dimilikinya, jika tidak, mungkin dirinya akan dilempar keluar oleh security yang bertampang sangar di depan sana.

Levin baru saja melahap makanan ringan yang disuapkan oleh wanita pilihannya malam ini saat temannya yang bernama Joe datang menghampirinya.

“Nggak ikut join, Bro?” tanya Joe sambil mengendikkan dagu ke arah dance floor yang kian ramai meski malam telah larut.

“Malas. Mending santai disini sama cewek,” balas Levin yang hanya ingin bersantai sambil menikmati alkohol tanpa mempedulikan keadaan sekitar. Hanya menikmati keramaian tanpa bermaksud terjun ke dalam keramaian itu sendiri.

“Abis ini mau lanjut ngamar ya makanya save energy?” goda Joe tanpa filter membuat Levin mendengus mendengar ejekan temannya.

“Belum tau. Liat nanti. Kalau lagi pengen main, ya lanjut ke kamar, kalau nggak, kayaknya gue langsung pulang,” balas Levin cuek.

“Cowok brengsek kayak lo rasanya nggak mungkin nggak pengen deh. Lo kan paling nggak bisa dikasih liat cewek seksi langsung tegang!” ejek Joe sambil terbahak.

“Sialan lo! Bisanya ngeledek aja!” maki Levin pada Joe, teman kampus yang jarang dirinya temui. Terlebih setelah Joe memutuskan berhenti kuliah karena otaknya tidak sanggup menanggung beban kuliah yang membuatnya stress. Begitulah Joe, tipe anak muda yang enggan memikirkan masa depan dan hidup hanya untuk bersenang-senang. Tidak heran kalau orangtuanya stress memiliki anak seperti Joe!

Levin dan Joe memang memiliki kesamaan, yaitu suka bersenang-senang dan tidak bisa lepas dari dunia malam, tidak heran kalau mereka lebih sering bertemu di bar daripada di tempat lain! Namun meski begitu, Levin tidak segila Joe. Setidaknya dirinya masih tetap kuliah karena harus meneruskan bisnis keluarganya setelah lulus.

Joe tergelak, mengabaikan umpatan Levin dan kembali ke dance floor.

Sementara Levin terus menenggak alkohol di tangannya, meski bar ini dipenuhi dengan musik yang menggema dan asyik didengar, dipenuhi dengan orang yang asyik bergoyang, tapi Levin merasa hatinya hampa. Seolah ada celah besar yang menganga di dalam hatinya. Celah yang membuat hatinya terasa dingin, sepi dan kosong.

Tidak heran kalau Levin mencari keramaian di tempat seperti ini, berharap bar yang hiruk pikuk bisa membuat hatinya yang sepi menjadi ceria, tapi ternyata dirinya salah karena rasa kosong di hatinya semakin menganga lebar, tidak terobati sama sekali.

“Pergilah, aku sedang ingin sendiri,” usir Levin pada wanita yang sejak tadi bergelayut manja di lengannya, tidak lupa tangannya membuka dompet dan mengeluarkan beberapa lembaran uang yang membuat mata sang wanita berbinar.

‘Tidak masalah diusir yang penting sudah dapat tips banyak! Meski sangat disayangkan karena aku belum dapat menikmati keperkasaan pria setampan ini,’ pikir sang wanita dan berlalu pergi, hendak mencari mangsa lain yang bisa dimanfaatkannya.

Kini, Levin hanya seorang diri di ruang VIP ini karena Joe sudah asyik dengan kegiatannya sendiri, asyik bergoyang dengan para wanita yang sibuk meliukkan tubuhnya dengan sensual hingga Joe terlihat kian semangat merapatkan tubuh pada wanita seksi di hadapannya. Tak urung tingkah Joe membuat Levin tersenyum tipis.

Meski ada jarak yang memisahkan, tapi Levin tetap dapat melihat tingkah temannya dengan jelas melalui kaca jendela ruangannya yang berada di lantai atas, tepat diatas area dance floor yang semakin meriah meski malam kian pekat. Temannya memang brengsek, tidak heran kalau dirinya juga ikutan brengsek kan?

Apalagi Joe lah yang memperkenalkan Levin dengan dunia malam, saat pria itu masih kuliah, meski secara tidak sengaja karena saat itu Levin sedang merasa terpuruk dan Joe, yang melihat Levin begitu frustasi, langsung berinisiatif membawanya ke bar ini dan mengajaknya bersenang-senang dengan cara yang biasa dilakukannya.

Dan sejak hari itu, Levin menjadi terbiasa dengan dunia malam, hingga saat ini.

Terbiasa mempermainkan wanita sesuka hatinya. Terbiasa meniduri wanita yang berbeda hampir setiap malam hanya untuk kesenangan semata. Terbiasa menyakiti hati wanita karena kelakuan brengseknya.

Bisa dibilang pertemanannya dengan Joe lebih banyak membawa dampak buruk bagi Levin, tapi siapa yang peduli? Yang penting Levin bisa melampiaskan rasa frustasinya kan? Levin tidak peduli meski kebrengsekannya sudah tersebar luas di seluruh kampus. Lagipula menjadi pria brengsek juga tidak sepenuhnya buruk.

Malah semakin banyak wanita yang giat mendekatinya, terobsesi pada ketampanannya, seolah mereka berpikir bisa membuat Levin menjadi miliknya. Pikiran yang menyesatkan karena Levin tidak memikirkan hal yang sama.

Bagi Levin, wanita ada hanya untuk dipermainkan, tidak lebih dari itu.

Levin menggeleng melihat kelakuan Joe saat pandangannya tiba-tiba saja tertumbuk pada satu sosok gadis yang ikut memeriahkan area dance floor. Bergoyang dengan sensual hingga lekuk tubuhnya yang menggoda menarik perhatian banyak pria.

Saat itulah Levin merasakan desakan kuat untuk mendekati gadis tersebut, bahkan kakinya sudah melangkah sebelum otaknya sempat memberi perintah!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Sebuah Jebakan

    Levin mengernyitkan kening, mencoba memfokuskan pandangan pada gadis yang sudah dikerumuni oleh banyak pria bagaikan gula dikerumuni semut. Tampak jelas kalau para pria itu tidak sabar ingin segera membawa gadis itu masuk ke ruangan tertutup untuk melampiaskan segala hal yang ada di dalam pikiran kotor mereka. Pikiran yang ada di benak setiap pria jika melihat wanita seksi, cantik dan menggoda di dekat mereka yaitu keinginan primitive agar dapat memiliki wanita tersebut meski hanya satu malam. Tentu saja arti memiliki disini hanya ingin menikmati tubuh sang wanita tanpa ada niat untuk bertanggung jawab. Hanya bersenang-senang semata. ‘Sepertinya aku mengenal gadis itu. Wajahnya terlihat familiar. Apakah aku pernah bertemu dengannya sebelum ini? Tapi bertemu dimana? Atau hanya sekedar mirip? Atau aku yang salah ingat atau salah lihat?’ batin Levin penasaran. Ditambah lagi dengan keterbatasan jarak dan cahaya membuat Levin harus berusaha keras agar bisa melihat wajah sang gadis deng

    Last Updated : 2025-03-10
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Jatuh Ke Dalam Jebakan

    Claire berusaha tenang, tidak ingin kegelisahannya terlihat jelas. Tidak ingin orang lain tau kalau tubuhnya sedang bereaksi aneh akan hal yang belum pernah dilakukannya. Bahaya. Claire tidak ingin dimanfaatkan, apalagi di tempat seperti ini. Tempat dimana banyak pria brengsek yang berkeliaran di sekelilingnya. Pria yang akan dengan senang hati memanfaatkan kondisi tubuhnya yang menggila. Yang harus dirinya lakukan sekarang adalah melarikan diri secepatnya sebelum tubuhnya semakin lepas kendali. Melarikan diri sebelum Claire melakukan hal gila yang akan disesalinya. “Aku ingin ke toilet!” ucap Claire yang dijawab anggukan sahabatnya. Dengan tubuh sempoyongan gadis itu beranjak menuju toilet. Reaksi tubuhnya semakin tidak bisa dikendalikan dan mengkhawatirkan. Claire menyadari kalau tubuhnya sekarang oversensitive, sentuhan tidak sengaja pun bisa membuat gairahnya semakin meronta, menuntut untuk dipuaskan! Gawat! Padahal jika ingin ke toilet dirinya harus melewati area dance f

    Last Updated : 2025-03-10
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Musuh Dalam Selimut

    ‘Target ke toilet. Lakukan sesuai rencana. Ingat, aku tidak ingin mendengar kata gagal!’ ‘Baik, Nona!’ Mia menatap kepergian Claire yang terlihat sempoyongan. Senyum licik menghiasi wajah wanita itu. Tidak sabar ingin melihat kehancuran sahabatnya sendiri. Sahabat yang membuat Mia iri dengan segala hal yang Claire miliki. Kecantikan, kecerdasan, kekayaan, popularitas, keberuntungan dan masih banyak hal lainnya. Hal yang tidak dimiliki oleh Mia. Tidak heran kalau Mia memendam rasa iri dan benci yang teramat sangat pada Claire sejak lama meski dirinya dapat menutupinya dengan baik hingga Claire yang memiliki sifat naif tidak menyadari kebencian yang Mia pendam selama ini. Tidak sadar kalau sikap baik yang Mia tunjukkan selama ini hanyalah sekedar kepura-puraan. Tidak sadar kalau wanita yang Claire anggap sebagai sahabat selama ini nyatanya hanyalah musuh di dalam selimut. Musuh yang menunggu waktu kejatuhan Claire dan malam inilah saatnya Mia melihat kejatuhan saingannya! Sif

    Last Updated : 2025-03-10
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Saatnya Beraksi!

    Setelah itu pembicaraan berakhir. Di waktu yang terbilang cukup sempit, Levin memutar otak, memikirkan cara untuk menyelamatkan gadis itu dari jebakan seseorang yang bernama Mia, jika telinganya tidak salah dengar. Pria itu terus melangkah yang ternyata menuju ke area hotel. Wajar, pria itu pasti ingin melakukan aksinya di salah satu kamar, apalagi dia perlu merekam aktivitas yang dilakukannya untuk dilaporkan kepada orang yang menyuruhnya! Kesempatan itu datang tidak lama kemudian karena pria tersebut masuk ke dalam lift hotel, hendak menuju kamar. Kesempatan bagus. Lift diperuntukkan bagi setiap tamu hotel kan? Jadi Levin bisa masuk tanpa dicurigai! Lantai 18. Itulah tujuan sang pria. Levin menekan lantai yang lebih tinggi, berpura-pura hendak ke rooftop garden yang berada di lantai paling atas. Levin mengikuti dengan jantung berdebar. Berharap rencananya tidak gagal atau dirinya yang babak belur! Apalagi tindakannya ini terbilang nekat dan tanpa rencana yang matang, hanya

    Last Updated : 2025-03-10
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Dilema

    Levin menghempaskan tubuh mungil Claire ke atas ranjang sambil menghela nafas lelah. Tidak menduga kalau malam ini dirinya akan mengeluarkan tenaga ekstra. Setelah nafasnya kembali normal, Levin segera meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. Tidak peduli meski malam telah larut. Ada hal mendesak yang harus dilakukan. Tidak bisa menunggu hingga besok pagi atau berita tentang apa yang dirinya lakukan barusan akan lebih dulu tersebar luas! “Tolong bantu aku untuk menghapus rekaman CCTV di area lift dan lorong lantai 18 yang ada di hotel X,” perintah Levin saat teleponnya tersambung, tanpa mengucapkan kata ‘halo’. Sekarang bukan waktunya untuk basa-basi. “Masalah apalagi yang anda lakukan hingga harus menghapus rekaman CCTV, Tuan?” “Aku akan menjelaskannya besok. Sekarang lebih baik kamu menyelesaikannya sebelum tersebar luas. Aku tidak ingin diceramahi oleh Daddy.” “Baiklah,” pasrah sang asisten saat mendengar perintah Levin. Tidak mungkin menolak karena itu memang bagian

    Last Updated : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Setelah Malam Itu...

    Keesokan paginya… Claire terbangun karena silau matahari yang membuat tidur nyenyaknya terganggu. Kepalanya terasa pusing dan berat. Tubuhnya seolah remuk redam. Claire melenguh sambil menggeliat pelan, belum menyadari akan apa yang telah terjadi semalam. “Aduhh!” Claire meringis saat menyadari kalau tubuhnya terasa remuk dan bagian sensitifnya di bawah sana terasa nyeri. Rasa nyeri yang belum pernah dirasakannya, bahkan meski hanya bergerak sedikitpun, rasa nyeri itu langsung menyerbu area kewanitaannya. Claire memaksa kedua matanya untuk terbuka meski masih terasa berat dan melihat sekeliling kamar yang tampak asing di matanya. Bukan kamar tidurnya. Rasa panik seketika menyerbu hatinya hingga satu ingatan muncul di benaknya. Baru ingat kalau semalam, sebelum bersenang-senang di bar, dirinya memang sengaja membuka satu kamar karena enggan pulang ke rumahnya yang selalu sepi bagaikan kuburan. Rasa sepi yang membuat Claire memutuskan untuk bersenang-senang di bar yang menyatu de

    Last Updated : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Mahkota Yang Terenggut

    “Sudah bangun?” tanya Levin sambil mengulas senyum tipis, mengabaikan raut kekagetan yang pasti tercetak jelas di wajah Claire. Pertanyaan Levin membuat Claire tersadar. Gadis itu berdeham, berusaha bersikap santai meskipun rasa gugup, panik, takut sedang menguasai hatinya. “Hmm… apa yang terjadi padaku semalam?” “Kamu sungguh tidak ingat?” Claire menggeleng dan menjawab lirih, “Aku hanya ingat sedang minum di area bar dengan Mia, namun tiba-tiba saja tubuhku terasa aneh ditambah lagi kepalaku pusing karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol,” jawab Claire, mengungkapkan apa yang diingatnya meski samar. “Mia? Siapa dia?” ulang Levin dengan nada sambil lalu, seolah tidak peduli meski rasa penasaran menggerogoti hatinya, ternyata telinganya memang tidak salah dengar. Pria yang ingin mengambil keuntungan dari Claire memang orang suruhan Mia. “Ya, Mia, dia sahabatku.” Jawaban Claire membuat Levin memahami satu hal. Mia, sahabat yang bermuka dua. Di depan Claire, wanita itu

    Last Updated : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Penyesalan

    “Alasan!” sinis Claire sambil menatap tajam ke arah Levin. Pria itu mengangkat bahu, terlihat santai. Meski sebenarnya rasa bersalah menguasai hatinya, tapi Levin berusaha menutupinya. Lagipula ini semua sudah terlanjur terjadi dan waktu pun tidak bisa diulang kembali, jadi ya sudah. Mau bagaimana lagi ya kan? Lagipula saat memutuskan untuk ‘membantu’ Claire meredakan hasratnya, Levin tidak tau kalau gadis itu masih perawan. Siapa yang menyangka kalau ternyata Levin lah yang melepas segel gadis itu untuk yang pertama kalinya? Dan ketika Levin menyadari kenyataan itu, semua sudah terlambat karena dirinya tidak mungkin lagi berhenti. Apa yang sudah dimulai harus dituntaskan bukan? Bisa saja itu adalah salah satu cara Tuhan untuk membalas niat baik Levin yang membantu Claire agar tidak jatuh ke dalam jebakan Mia kan? Yaitu dengan memberikan Levin gadis perawan? Mungkin karena Tuhan tidak ingin berhutang padanya, makanya kebaikan Levin langsung dibalas malam itu juga! Dan Levin tid

    Last Updated : 2025-03-26

Latest chapter

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Menutupi Rahasia

    Daddy Alex mengangkat alis saat mendengar permintaan Claire. “Nick juga tidak tau tentang kehamilan kamu? Bagaimana mungkin kamu menutupinya dari Nick yang adalah sahabat terdekatmu?”“Mungkin saja, Dad. Karena sampai detik ini hanya daddy yang tau dan aku juga tidak ingin orang lain tau mengenai kehamilanku, termasuk Nick.”“Daddy paham jika kamu tidak ingin orang lain tau mengenai kehamilanmu, tapi harusnya dengan Nick tidak masalah kan?” tanya daddy Alex, masih belum memahami jalan pikiran putri kandungnya. “Justru jika Nick tau mengenai kehamilanku, itu akan menjadi masalah besar, Dad. Daddy tau sendiri kalau Nick jauh lebih protektif daripada daddy. Selain protektif, Nick juga suka bertindak menyebalkan, dia pasti akan mengomeliku dan menceramahiku habis-habisan. Padahal daddy saja tidak melakukannya,” sungut Claire membuat daddy Alex terkekeh pelan. Tidak bisa memungkiri kebenaran dari ucapan putrinya. Ya, bagaimanapun juga daddy Alex melihat Nick tumbuh

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Pelukan Hangat

    Daddy Alex mengusap wajahnya yang terlihat semakin tua setelah mendengar pengakuan Claire. Pria paruh baya itu menghela nafas berat. “Jujur, daddy sangat kecewa dengan kamu. Selama ini daddy tidak pernah melarang kamu untuk melakukan apapun yang kamu suka, tapi daddy sudah berulang kali mengingatkan kamu agar tidak melewati batas, tapi malah akhirnya terjadi hal seperti ini. Namun di sisi lain, daddy menghargai kejujuran kamu. Mengakui hal sebesar ini pasti bukan hal yang mudah untuk kamu.” “Maaf, Dad.”“Tapi daddy juga merasa bangga karena kamu berani bertanggung jawab atas kesalahan yang telah kamu lakukan, meski tanpa sengaja. Kamu sudah dewasa dan sudah bisa menentukan jalan hidupmu sendiri, jadi jika kamu merasa Melbourne adalah negara yang tepat untuk ditinggali, daddy tidak akan melarang kamu. Daddy akan mendukung apapun keputusan kamu, asalkan kamu yakin kalau itu memang yang terbaik untukmu dan si kecil.”Claire menatap daddy Alex dengan mata berkaca-kaca.

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Alasan Terselubung

    Lagi, daddy Alex mendesah berat. Melihat kekecewaan yang terpancar dari wajah sang daddy membuat rasa bersalah yang menyerbu hati Claire kian meningkat. Selama ini Claire bertekad untuk tidak mengecewakan orangtuanya, tapi lihatlah kini apa yang dirinya lakukan terhadap daddy Alex? Claire bukan hanya mengecewakan daddy Alex, tapi juga membuatnya malu dengan hamil di luar nikah, tanpa tau siapa ayah dari bayi yang dikandungnya, setidaknya itulah yang Claire akui pada daddy Alex. “Apa kamu tidak berniat mengugurkan bayi itu?”“Tentu saja tidak, Dad! Bayi ini tidak berdosa, jadi aku tidak akan pernah membunuhnya. Apalagi meski bayi ini hadir karena kecerobohanku, tapi dia tetap darah dagingku, Dad!” sergah Claire, cukup kaget dengan pertanyaan daddy Alex.Tak urung hal itu membuat hati Claire bergetar takut. Takut daddy Alex memaksanya untuk melakukan aborsi, hal yang tidak mungkin Claire lakukan. Cukup sekali dirinya melakukan kesalahan, Claire tidak ingin melak

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Pengakuan Dosa

    Keesokan harinya…Telapak tangan Claire saling bertaut. Hal yang selalu dilakukannya saat rasa gelisah melanda hatinya. Ini adalah hari pengakuan, wajar jika jantungnya berdebar kencang.Saking gelisahnya, suara ketukan pelan pun terdengar bagaikan bom di telinga Claire hingga wanita itu terlonjak kaget. “Nona, tuan besar sedang menunggu anda di ruang makan agar bisa makan malam bersama,” panggil Susan lembut. Oke, inilah saatnya. Tidak ada lagi kata mundur. Setiap weekend, daddy Alex memang lebih sering berada di rumah, kecuali jika ada urusan di luar kota atau luar negeri. Sedangkan hari-hari biasa dari Senin sampai Jumat, Claire malah tidak tau daddy Alex pulang ke rumah jam berapa saking sibuknya, maka dari itu Claire memilih weekend untuk mengaku dosa. Saat dimana daddy Alex bisa bersantai di rumah. “Oke. Sebentar lagi aku turun ke ruang makan.”Susan berlalu pergi, meninggalkan Claire yang sibuk menyiapkan hati. Wanita itu menghembuskan nafas panjang

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Janji Seorang Mommy

    Claire menelan saliva dengan gugup saat mendengar ucapan sang dokter. Tidak heran kalau suaranya sedikit terbata saat menjawab,“Ba… baik, Dok.”“Untuk point terakhir biasanya cukup sulit dilakukan karena suami anda belum terbiasa saat harus ‘puasa’ dadakan, ditambah lagi umumnya gairah ibu hamil bisa melonjak naik karena pengaruh hormon,” lanjut Rena, tidak memahami rasa canggung yang Claire rasakan. Atau bukan tidak paham tapi tidak peduli? Entahlah, yang pasti Claire hanya diam mendengar ucapan dokter yang membuat wajahnya memerah. Meski itu adalah hal yang wajar mengingat dokter kandungannya tidak mengetahui tentang kondisi Claire yang sebenarnya dengan pria yang menanam benih dirahimnya.“Baik, Dok.”Claire keluar dari ruangan, bergegas menebus resep yang ditulis dan pulang ke rumah.Usai makan malam, Claire merebahkan tubuhnya di atas ranjang, sibuk memandangi foto bayinya, yang baru terlihat seperti seukuran kacang, tapi dirinya tetap merasa takjub de

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Dokter Kandungan

    Claire mendorong piringnya menjauh, meski hanya lima suapan, tapi setidaknya sudah ada makanan yang masuk ke dalam perutnya. Itu lebih baik daripada kosong sama sekali. Wanita itu menoleh ke arah Susan yang sedang berjalan ke arahnya sambil membawa sekotak sandwich, bekal yang selalu Claire bawa ke kantor karena perutnya selalu meronta kelaparan meski belum waktunya jam makan siang akibat si kecil. “Thank you, Susan,” ucap Claire dan bergegas ke kantor sebelum terlambat.Sore hari di RS Permata Bunda…Claire meremas kedua tangannya dengan gelisah. Sekarang dirinya sedang menunggu antrian untuk menemui dokter kandungan. Heran, waktu sudah sore, tapi kenapa antriannya masih cukup panjang? Apakah dokter yang ditemuinya ini memang bagus?Sejujurnya, Claire tidak tau menau tentang dokter kandungan sama sekali. Dirinya hanya mencari rumah sakit yang cukup jauh dari kantor maupun rumahnya agar kemungkinan untuk bertemu dengan orang yang dikenalnya semakin menipis. Namun ha

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kesempatan

    Claire menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Setelah mandi dan makan malam, kini Claire sedang berbaring di ranjang empuknya. Meski dirinya sudah dalam posisi siap beristirahat, namun matanya enggan terlelap. Pembicaraannya dengan Levin tadi masih terngiang jelas di benak Claire. Oh, Tuhan! Bagaimana bisa Claire mengiyakan ajakan Levin untuk berteman? Kenapa bibirnya malah mengucapkan hal yang bertolak belakang dengan otaknya? ‘Apakah aku benar-benar mengiyakan permintaannya? Tentu saja iya, jika tidak, lalu siapa tadi yang berbicara?’ gerutu Claire merutuki hatinya yang mudah goyah. Seharusnya Claire menolak permintaan Levin untuk berteman.Seharusnya Claire mengambil langkah seribu saat Levin mendekatinya.Seharusnya Claire mengusir Levin saat melihat pria itu muncul di ruang tamu rumahnya, tanpa memberi kesempatan untuk mengatakan apapun. Dan masih banyak kata ‘seharusnya’ yang berkecamuk di dalam benak Claire hingga membuatnya sulit tidur mesk

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Confession

    Keterdiaman Claire membuat Levin gugup. Pria itu tidak menyadari kalau Claire sama gugupnya dengan Levin, hanya saja Claire dapat menutupi perasaannya dengan baik. Levin menatap Claire dalam-dalam, memutuskan untuk terus maju. Dirinya bukanlah pria pengecut, jadi meski rasa gugup menguasai hatinya, tapi Levin harus tetap mengatakan apa yang dirinya rasakan. Saat Levin memutuskan datang ke rumah Claire, dirinya sudah bertekad untuk mengakui isi hatinya dan ingin mengatakan apa yang hatinya inginkan, dan inilah saatnya. Inilah kesempatan bagi Levin untuk mengutarakannya. “Aku harus mengakui satu hal, yaitu tentang alasan kenapa aku terus mengejarmu meski kamu telah menolak kehadiranku berulang kali. Alasan kenapa aku mengabaikan permintaanmu agar kita bersikap tidak saling mengenal.”“Kenapa?” “Karena aku menyukaimu.”Claire mengerjap, lidahnya terasa kelu. Bibirnya seolah terkunci rapat. Pengakuan Levin memang singkat, tapi sanggup memporak porandakan hati

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kehadiran Levin

    Claire melajukan mobilnya menuju rumah, satu-satunya tempat yang bisa membuatnya merasa aman dan nyaman karena di rumah besarnya hanya ada Susan dan Claire bisa mengunci diri di kamar selepas makan malam hingga tidak ada yang curiga meski terdapat perubahan pada dirinya. Ya, tidak bisa dipungkiri akhir-akhir ini Claire baru menyadari kalau rasa mual yang sempat dirasakannya adalah karena pengaruh kehamilan, bukan sekedar masuk angin. Morning sickness itulah istilahnya meski harus Claire akui kalau rasa mualnya tidak hanya datang di pagi hari karena di saat-saat tertentu, rasa mual itu bisa saja datang. Terserah keinginan bayi kecilnya saja. Ditambah lagi indera penciumannya semakin sensitive membuatnya langsung mual jika mencium aroma yang terlalu menyengat, entah seperti ikan, gorengan, parfum, makanan tertentu atau hal lainnya. Namun betapa kagetnya Claire saat setibanya di rumah, dirinya malah menemukan Levin sudah duduk di ruang tamu rumahnya. Menunggu kepula

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status