Share

I'll Be Back

Penulis: Rachel Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 14:10:20

“Alasan!” sinis Claire sambil menatap tajam ke arah Levin.

Pria itu mengangkat bahu, terlihat santai. Meski sebenarnya rasa bersalah menguasai hatinya, tapi Levin berusaha menutupinya. Lagipula ini semua sudah terlanjur terjadi dan waktu pun tidak bisa diulang kembali, jadi ya sudah. Mau bagaimana lagi ya kan?

Lagipula saat memutuskan untuk ‘membantu’ Claire meredakan hasratnya, Levin tidak tau kalau gadis itu masih perawan. Siapa yang menyangka kalau ternyata Levin lah yang melepas segel gadis itu semalam untuk yang pertama kalinya? Dan ketika Levin menyadari kenyataan itu, semua sudah terlambat karena dirinya tidak mungkin lagi berhenti. Apa yang sudah dimulai harus dituntaskan bukan?

Bisa saja itu adalah salah satu cara Tuhan untuk membalas niat baik Levin yang membantu Claire agar tidak jatuh ke dalam jebakan Mia kan? Yaitu dengan memberikan Levin gadis perawan? Mungkin karena Tuhan tidak ingin berhutang padanya, makanya kebaikan Levin langsung dibalas malam itu juga!

Dan Levin tidak menolak karena meniduri gadis perawan rasanya sungguh berbeda. Tidak percuma Levin menghajar pria yang semalam karena dirinya jadi dapat untung!

“Terserah kamu jika menganggapnya sebagai alasan. Sejujurnya aku tidak menyangka kalau kamu masih perawan. Maaf, karena aku yang menjadi pria pertama untukmu. Lagipula aku tidak habis pikir bagaimana bisa seorang gadis yang suka clubbing dan minum alkohol ternyata masih virgin? Aku pikir kamu menganut pergaulan bebas!”

“Bukan urusanmu! Tidak semua orang yang pergi ke bar sebrengsek kamu!” ketus Claire membuat pria itu meringis kecil mendengar nada sinis Claire yang begitu pekat.

Levin mengangkat tangan, tidak ingin mendebat. Sadar kalau dirinya memang salah karena telah merenggut mahkota seorang gadis tanpa izin.

Hening sejenak sebelum Claire kembali bersuara.

“Apa semalam kamu pakai pengaman?” tanya Claire, mengorek informasi yang paling penting. Informasi yang berkaitan dengan masa depannya.

Pertanyaan yang membuat Levin terdiam. Pria itu menggeleng pelan, membuat Claire memaki dalam hati. Rasa takut yang sempat sirna kini kembali muncul.

Ya, awalnya Levin tidak ada niat untuk melakukan hal itu. Dirinya murni hanya ingin menolong Claire dan Levin juga tidak mungkin membawa kon-dom kemana-mana kan? Meski brengsek, tapi Levin tidak asal celup di setiap tempat! Hanya wanita yang telah dipilihnya lah yang bisa tidur dengannya.

Dan Claire adalah pengecualian karena apa yang terjadi di antara mereka adalah diluar rencana dan dalam keadaan terdesak alias kasus khusus!

“Di dalam atau di luar?” tanya Claire lagi, ingin mendapatkan informasi secara akurat.

Meski terdengar ambigu, tapi Claire yakin kalau Levin memahami maksudnya.

Dan jawaban yang dilontarkan Levin membuat setitik harapan di hati Claire langsung musnah. Harapannya pupus detik itu juga.

“Di dalam,” sesal Levin.

Claire hanya bisa memejamkan mata, sekarang bukan hanya dunianya yang runtuh, tapi masa depannya juga runtuh seketika!

***

Pertanyaan Claire membuat rasa bersalah muncul di wajah Levin dan kali ini dirinya tidak berniat menyembunyikannya. Levin sadar kalau dirinya sangat ceroboh. Seharusnya Levin lebih berhati-hati, tidak boleh lupa diri atau lepas kendali.

Tapi serius, semalam Levin benar-benar lupa hingga melakukannya begitu saja tanpa memikirkan akibat akan hal yang mungkin terjadi ke depannya nanti. Lebih tepatnya Levin hanya dikuasai nafsu tanpa sempat memikirkan apapun semalam. Desahan dan lekuk tubuh Claire yang menggoda membuat Levin lupa diri.

Melupakan hal penting yang tidak seharusnya dilakukan. Ditambah rasa nikmat yang baru kali ini dirasakannya membuat otak Levin semakin berkabut dan tidak sempat menarik juniornya keluar saat ledakan kenikmatan itu datang menghampirinya hingga lahar panasnya tumpah memenuhi rahim Claire.

“Shitt!” maki Claire kasar sambil mengepalkan kedua tangannya yang masih mencengkeram selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Rasa dingin merasuk ke tubuhnya. Rasa dingin yang didasari oleh rasa takut, bukan karena AC.

Claire mendongak, berusaha mengusir air matanya yang hendak tumpah keluar. Berbagai macam pertanyaan berkecamuk dalam benaknya.

Bagaimana bisa hidupnya berubah drastis seperti ini hanya dalam waktu satu malam?

Bagaimana kalau nanti dirinya hamil?

Bagaimana kalau masa depannya hancur karena kecerobohan satu malam?

Bagaimana cara Claire bertanggung jawab atas kecerobohan dan kebodohannya?

Apa yang harus Claire katakan pada daddy Alex nanti? Beliau pasti kecewa padanya.

Tapi menyesal pun percuma karena semua sudah terlanjur kejadian. Nasi telah menjadi bubur. Claire hanya bisa memaki kebodohannya dalam hati.

“Keluarlah! Tinggalkan aku sendiri!” ucap Claire serak, suaranya sarat akan kesedihan.

“Tapi…”

“Kamu tenang saja, aku tidak akan pernah meminta pertanggung jawabanmu jika sampai terjadi sesuatu. Kamu pasti tau ‘sesuatu’ apa yang aku maksud disini. Aku bisa mengurus semuanya sendiri. Aku akan anggap tidak pernah terjadi apapun semalam dan andai kita tidak sengaja bertemu, hal yang semoga saja tidak pernah terjadi, jangan pernah menyapa karena kita tidak saling mengenal,” sela Claire cepat sebelum Levin sempat berkata-kata.

“Aku justru berpikir sebaliknya, aku yakin setelah ini kita akan semakin sering bertemu. Kamu pasti tau apa maksudku.”

Jawaban Levin membuat Claire terdiam, otaknya bertanya-tanya, namun Claire menepis pertanyaan apapun yang ada di benaknya.

“Apapun itu jangan pernah menyapaku karena aku tidak mengenalmu. Sekarang lebih baik kamu keluar dan tinggalkan aku sendiri!” usir Claire lagi.

Levin terpaku sejenak, dirinya ingin membantah tapi mengurungkan niatnya. Melihat ekspresi wajah Claire, Levin pikir lebih baik diam untuk saat ini.

Gadis, ralat, semalam Levin telah merenggut kegadisan Claire dan menjadikannya sebagai wanita seutuhnya jadi rasanya kurang tepat jika masih memanggil Claire dengan sebutan gadis. Wanita, itu kata yang lebih tepat. Ya, wanita itu pasti sedang kacau pikirannya jadi lebih baik jangan membantah atau mengusiknya. Biarkan Claire tenang dulu, toh cepat atau lambat mereka berdua akan kembali bertemu!

Levin segera berpakaian, pria itu meraih kenop pintu dan berkata lirih,

“I’ll be back, Claire.”

Sepeninggalan Levin, Claire menangis dalam diam. Rasa sakit di tubuhnya tidak seberapa. Jauh lebih menyakitkan rasa sakit yang mendera hatinya membuat Claire tidak bisa membendung tangisnya lagi. Bukan hanya tubuhnya yang terasa remuk, tapi hatinya juga! Apa yang telah Claire jaga selama ini hancur seketika hanya karena ulah seorang pria brengsek yang bernama Levin!

Claire ingin memaki, mengumpat, mengeluarkan seluruh kata-kata kasar yang dirinya ketahui, tapi Claire juga tau kalau Levin tidak bisa dipersalahkan sepenuhnya. Dirinya juga memiliki andil atas kejadian semalam!

Andai Claire tidak mabuk, mungkin hal buruk itu masih bisa dirinya hindari.

Andai Claire lebih peka, mungkin dirinya tidak akan masuk ke dalam jebakan.

Dan masih banyak kata andai lainnya yang berputar di dalam benaknya, tapi Claire sadar percuma berandai-andai karena semuanya sudah terlanjur terjadi.

Cukup lama Claire menangis, merenung, meratapi nasibnya yang berubah drastis. Otaknya sibuk memikirkan hal yang mungkin terjadi ke depannya.

‘Sudahlah, dipikirkanpun percuma karena tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi.’

Meski berat, tapi Claire harus bisa menerima kenyataan kalau dirinya bukan lagi seorang gadis. Kegadisannya sudah direnggut oleh pria brengsek yang bernama Levin!

Claire menghela nafas dan bergerak pelan menuju kamar mandi. Setiap langkah yang dirinya ambil terasa menyakitkan membuat Claire meringis karena area sensitifnya masih terasa perih dan nyeri. Entah berapa lama Levin melakukan hal terkutuk itu padanya semalam hingga dirinya kesulitan berjalan seperti ini.

‘Dasar brengsek!’

Lagi, kata makian terlontar untuk Levin meski pria itu sudah pergi dari hadapannya.

Claire berkaca, matanya menatap jejak kepemilikan alias kissmark yang Levin berikan padanya semalam. Leher, dada, lengan, tidak ada yang luput dari cumbuan pria itu. Saat itu juga Claire merasa jijik pada dirinya sendiri.

Bagaimana bisa Claire menyerahkan keperawanannya pada pria asing dalam keadaan tidak sadar? Bagaimana bisa Claire begitu ceroboh hingga tidak menyadari kalau ada orang yang berniat menjebaknya? Bagaimana bisa hal buruk ini terjadi kepadanya?

Lagi, pertanyaan yang sama kembali berputar di kepalanya.

“Sebenarnya siapa yang tega menjebakku? Apa aku mengenalnya? Dan apa alasannya?” gumam Claire, masih merasa penasaran. Ingin tau siapa yang begitu membencinya hingga tega melakukan hal seburuk ini padanya.

Sayangnya, itu semua pertanyaan tanpa jawaban, setidaknya untuk saat ini. Dan pertanyaan itu hanya membuat Claire bertambah pusing dan frustasi!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Interogasi

    Levin pulang ke rumah mewahnya yang terasa sepi dan dingin. Sejak dulu selalu seperti ini, orangtuanya sibuk dengan perusahaan hingga jarang berada di rumah.Levin bahkan tidak tau apakah orangtuanya sedang berada di Bali atau tidak karena sebagai seorang pengusaha, tidak jarang orangtuanya dituntut untuk bepergian ke kota atau bahkan negara lain jika diperlukan, membahas satu project dengan perusahaan asing yang memiliki target serta visi yang sama. Tidak heran kalau Levin mencari kebebasan di luar untuk mengusir rasa sepi di hatinya. Caranya memang tidak sepenuhnya berhasil, tapi setidaknya Levin bisa bersenang-senang dengan caranya sendiri. Meski hanya sementara, tapi rasa sepi itu bisa terlupakan sejenak saat dirinya berada di bar yang ramai atau di kamar hotel saat sedang bergumul dengan wanita bayaran yang dipilihnya.Contohnya seperti semalam saat dirinya sedang bergumul dengan Claire, sibuk mereguk rasa nikmat. Levin sama sekali lupa dengan rasa sepi yang ada di hatinya. Sema

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Menutupi Kenyataan

    Claire masuk ke dalam apotek dan membeli satu strip pil pencegah kehamilan. Dirinya takut hamil, apalagi Levin secara terang-terangan mengakui kalau dirinya tidak mengenakan pengaman semalam, menumpahkan benihnya ke dalam rahim Claire pula! Menyebalkan. Pria kurang ajar! Padahal saat ini Claire masih kuliah, walaupun sudah dalam tahap skripsi, tapi bagaimanapun juga Claire belum siap hamil. Masa depannya masih panjang, masih ada banyak hal yang harus Claire raih. Claire tidak ingin kehadiran bayi yang tidak direncanakan merusak masa depannya! Tidak heran setelah masuk kembali ke dalam mobil Claire segera meminum pil tersebut sambil berdoa dalam hati, berharap tidak ada benih yang terlanjur berkembang di dalam rahimnya. Berharap usahanya untuk mencegah benih Levin agar tidak membuahi sel telurnya berhasil! Sementara itu Mia menatap layar ponselnya yang menampilkan nomor asing. “Nona…”Mia mengenali suara orang yang meneleponnya. Dennis, orang suruhannya semalam.Akhirnya pria itu m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Mencoba Menghindar

    Nick mendesah frustasi saat Claire menyumpal mulutnya dengan cokelat, oleh-oleh yang baru saja ditolaknya. Claire bahkan tidak memberi Nick waktu untuk protes dan langsung mengomel dengan nada seperti orangtua yang sedang memarahi putranya.“Rasanya sama kan? Jadi tolong hargai pemberian gadis ini!” omel Claire membuat Nick memberengut kesal karena diomeli oleh Claire hingga membuatnya tidak bisa berkutik. Bagi Nick, ada dua orang wanita yang tidak bisa dibantah atau dilawannya, yaitu sang mommy dan Claire.Claire menoleh kepada sang gadis sambil tersenyum manis. “Jangan khawatir, aku pastikan Nick akan menghabiskan oleh-oleh darimu. Dia suka cokelat kok, apalagi Merlion chocolate adalah cokelat kesukaannya,” beritahu Claire. Setelah itu Claire menoleh dan menatap tajam Nick. Memberi perintah tanpa kata membuat pria itu hanya bisa mendesah pasrah. Tanpa perlu diucapkan pun, Nick tau apa yang Claire ‘perintahkan’ meski hanya melalui tatapan mata. Mereka sudah bersahabat lama, jadi s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Sahabat Tapi Mesra

    Claire baru akan meninggalkan Levin sebelum lengannya dicengkeram kuat oleh pria itu membuat Claire menatap marah padanya. Tidak suka langkahnya dihalangi. “Levin, itu namaku. Rasanya bagaimana pun juga kamu harus tau namaku setelah apa yang kita lewati beberapa malam lalu.”“Who cares? Aku tidak peduli pada namamu. Sekarang lepaskan lenganku!” “Tidak!” Mata Claire menyipit tajam mendengar penolakan Levin. Tidak suka jika perintahnya dibantah, oleh pria yang membuatnya frustasi pula! “Bukankah sudah kukatakan jangan pernah menyapa jika kita tidak sengaja bertemu? Apa kamu tidak paham ucapanku?” “Kamu tidak bisa bersikap seolah tidak terjadi apapun, Claire!”“Tentu saja bisa karena apa yang terjadi kemarin adalah sebuah kesalahan dan ketidaksengajaan, jadi lupakan saja!” jawab Claire sambil menyentak kasar lengannya hingga terlepas dari cengkeraman Levin.Claire menatap Levin dengan sinis dan berlalu pergi tanpa menoleh lagi. Levin mengawasi kepergian Claire dengan tatapan tajamn

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Perdebatan Levin dan Claire

    Claire mengerang dalam hati saat Levin berjalan ke arahnya. Heran, kenapa pria itu masih mengejarnya terus? Apakah kata-katanya kemarin masih kurang jelas? Sepertinya tidak! Claire yakin sudah mengatakannya dengan sejelas-jelasnya. Tapi kenapa pria itu sangat bebal? Menyebalkan! Apalagi sekarang ada Nick, sahabatnya itu pasti akan penasaran dan bertanya macam-macam. Alasan apa yang harus Claire berikan saat Nick bertanya nanti? Hah! Levin hanya bisa membuatnya repot saja! “Dia siapa, Claire?” tanya Nick penasaran.Nah, benarkan? Pertanyaan pertama yang dilontarkan Nick saja sudah bernada penasaran seperti ini dan pasti akan berlanjut ke pertanyaan selanjutnya. Claire harus memutar otak agar sahabatnya itu tidak curiga! “Entahlah. Aku juga tidak kenal. Abaikan saja, lebih baik kita ke perpustakaan, masih ada buku yang harus aku cari,” ajak Claire sambil menarik lengan Nick, tidak mempedulikan Levin yang menatapnya dengan tajam. Claire melengos, hendak melangkah menjauh saat Levin k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kembali Ditolak

    Pertanyaan Levin membuat Claire tersentak kaget, namun dengan cepat wanita itu menguasai dirinya dan menjawab ketus. Tidak ingin membuat Levin melihat kekacauan yang mendera hatinya hanya karena pertanyaan yang diajukan pria itu. “Jangan bicara sembarangan! Aku tidak akan hamil!” “Bagaimana kamu bisa begitu yakin? Kita melakukannya berulang kali, bahkan aku tidak pakai pengaman dan melepas benihku ke dalam rahim kamu, Claire!”Ucapan Levin membuat bulu kuduk Claire meremang. Rasa takut yang sempat dirasakannya beberapa waktu lalu kembali hadir. Padahal selama beberapa minggu terakhir Claire sudah berhasil mengenyahkannya, tapi ucapan Levin barusan membuat ketakutan Claire kembali muncul! Kurang ajar! Levin melepas cengkeramannya pada bahu Claire dan menyugar rambutnya dengan frustasi, berusaha menekan emosinya. Entah apa yang membuat Levin emosi seperti ini. Apakah benar hanya karena rasa bersalah? Atau karena Claire bersikap seolah yang mereka lewati malam itu tidaklah penting hin

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Cemburu?

    Claire merasa tubuhnya membeku seperti disiram air es saat mendengar ucapan Nick. Memang, pria itu mengucapkannya sambil lalu, tanpa ada maksud apapun, tapi tidak bagi Claire yang baru saja berdebat dengan Levin mengenai hal yang sama. Hamil. Bayi. Astaga, kenapa sekarang dirinya sering mendengar kata menakutkan itu?!Claire, yang tidak ingin membuat Nick curiga, berusaha menormalkan raut wajahnya yang mungkin saja terlihat tegang dan hanya tertawa dengan nada sumbang. “Jangan bicara sembarangan! Tadi kan aku sudah bilang lapar karena belum sempat sarapan. Padahal kamu tau sendiri kalau setiap pagi aku selalu sarapan kan? Tapi pagi ini kesiangan. Dan sekarang sudah menjelang siang, waktu yang tepat untuk brunch.”“Kesiangan gara-gara clubbing lagi?” selidik Nick membuat Claire terdiam. Kata clubbing mengingatkannya pada Levin dan malam laknat itu. Malam disaat dirinya harus kehilangan kegadisannya akibat pria brengsek yang bernama Levin. Tidak heran setelah malam itu Claire belum m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Bimbang

    “Sudahlah, karena Claire tidak ingin berurusan denganku lebih baik aku kembali menikmati hidup. Semenjak kejadian itu aku belum sempat menginjakkan kaki lagi ke club malam untuk bersenang-senang. Bodohnya lagi saking cemasnya dengan Claire, aku berhenti mengencani wanita lain. Lebih baik nanti malam aku ke klub dan mencari wanita untuk memuaskan diri. Tidak perlu memikirkan Claire lagi. Lagipula Claire tidak membutuhkan pertanggungjawabanku dan berniat mengurus semuanya sendiri. Jadi, lebih baik malam ini aku bersenang-senang!” putus Levin.Keputusan yang didasari rasa kesal saat mengingat penolakan Claire. Pria itu baru saja membuat keputusan saat pintu kamarnya diketuk dan suara Johan terdengar dari luar kamar. “Tuan, apa saya boleh masuk?”“Masuk saja. Pintunya tidak dikunci.”Johan masuk dua detik kemudian, menatap Levin dengan pandangan menyelidik.“Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?”“Bukankah seharusnya saya yang bertanya? Apa yang terjadi hi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30

Bab terbaru

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Junior Yang Rewel Part 2

    Levin menghela nafas pelan, meratapi kesenangannya yang harus ‘terenggut’ setelah dipertemukan kembali dengan Claire. Jujur, Levin bosan jika hanya menuntaskan hasratnya melalui oral para wanita jalang.Levin bosan jika tidak bisa menikmati permainan di atas ranjang yang membuat hatinya terasa semakin dingin dan hambar. Levin ingin merasakan kehangatan dari pusat inti tubuh wanita dengan penuh gairah.Levin ingin menikmati setiap permainan mereka, bukan hanya sekedar ‘tumpah’!Levin sadar kalau para wanita itu merindukan kehebatannya di atas ranjang.Rindu pada cumbuannya yang menuntut dan bisa membangkitkan gairah wanita sampai ke level tertinggi. Rindu pada hentakan juniornya yang kuat dan bertenaga jika sedang berpacu di atas ranjang seperti kuda yang sedang bertempur di arena balap dan tidak terkalahkan, bukan yang ogah-ogahan seperti orang tidak niat begini! Levin ingin mendengar para wanita itu merintih, mengerang, mendesah dan menjerit puas samb

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Junior Yang Rewel Part 1

    Malam harinya di bar…Levin terus menenggak alkohol, berusaha melenyapkan kebimbangan hatinya karena ucapan Johan dan tentu saja berusaha meredakan rasa kesalnya akibat penolakan Claire. Sikap ketus Claire, penolakan Claire, kedekatan Claire dengan Nick membuat rasa kesal enggan pergi dari hatinya, tidak heran kalau Levin melarikan diri ke bar. Berharap wanita dan alkohol bisa meredakan rasa kesal di hatinya. Hingga wanita pilihannya malam ini datang mendekati dan langsung menggodanya, tanpa pikir panjang Levin membawa wanita itu ke kamar hotel dan melucuti pakaiannya dengan ganas. Dirinya perlu pelampiasan setelah beberapa minggu berpuasa, lebih tepatnya terakhir kali Levin melakukan hal itu adalah pada saat menggauli Claire. Itu artinya sudah hampir sebulan juniornya tidak ‘ganti oli’. Mengenaskan bukan? Makanya, sekarang saat yang tepat untuk menghibur juniornya. Wanita yang memiliki lekuk tubuh menggoda itu terus berusaha meman

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Bimbang

    “Sudahlah, karena Claire tidak ingin berurusan denganku lebih baik aku kembali menikmati hidup. Semenjak kejadian itu aku belum sempat menginjakkan kaki lagi ke club malam untuk bersenang-senang. Bodohnya lagi saking cemasnya dengan Claire, aku berhenti mengencani wanita lain. Lebih baik nanti malam aku ke klub dan mencari wanita untuk memuaskan diri. Tidak perlu memikirkan Claire lagi. Lagipula Claire tidak membutuhkan pertanggungjawabanku dan berniat mengurus semuanya sendiri. Jadi, lebih baik malam ini aku bersenang-senang!” putus Levin.Keputusan yang didasari rasa kesal saat mengingat penolakan Claire. Pria itu baru saja membuat keputusan saat pintu kamarnya diketuk dan suara Johan terdengar dari luar kamar. “Tuan, apa saya boleh masuk?”“Masuk saja. Pintunya tidak dikunci.”Johan masuk dua detik kemudian, menatap Levin dengan pandangan menyelidik.“Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?”“Bukankah seharusnya saya yang bertanya? Apa yang terjadi hi

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Cemburu?

    Claire merasa tubuhnya membeku seperti disiram air es saat mendengar ucapan Nick. Memang, pria itu mengucapkannya sambil lalu, tanpa ada maksud apapun, tapi tidak bagi Claire yang baru saja berdebat dengan Levin mengenai hal yang sama. Hamil. Bayi. Astaga, kenapa sekarang dirinya sering mendengar kata menakutkan itu?!Claire, yang tidak ingin membuat Nick curiga, berusaha menormalkan raut wajahnya yang mungkin saja terlihat tegang dan hanya tertawa dengan nada sumbang. “Jangan bicara sembarangan! Tadi kan aku sudah bilang lapar karena belum sempat sarapan. Padahal kamu tau sendiri kalau setiap pagi aku selalu sarapan kan? Tapi pagi ini kesiangan. Dan sekarang sudah menjelang siang, waktu yang tepat untuk brunch.”“Kesiangan gara-gara clubbing lagi?” selidik Nick membuat Claire terdiam. Kata clubbing mengingatkannya pada Levin dan malam laknat itu. Malam disaat dirinya harus kehilangan kegadisannya akibat pria brengsek yang bernama Levin. Tidak heran setelah malam itu Claire belum m

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kembali Ditolak

    Pertanyaan Levin membuat Claire tersentak kaget, namun dengan cepat wanita itu menguasai dirinya dan menjawab ketus. Tidak ingin membuat Levin melihat kekacauan yang mendera hatinya hanya karena pertanyaan yang diajukan pria itu. “Jangan bicara sembarangan! Aku tidak akan hamil!” “Bagaimana kamu bisa begitu yakin? Kita melakukannya berulang kali, bahkan aku tidak pakai pengaman dan melepas benihku ke dalam rahim kamu, Claire!”Ucapan Levin membuat bulu kuduk Claire meremang. Rasa takut yang sempat dirasakannya beberapa waktu lalu kembali hadir. Padahal selama beberapa minggu terakhir Claire sudah berhasil mengenyahkannya, tapi ucapan Levin barusan membuat ketakutan Claire kembali muncul! Kurang ajar! Levin melepas cengkeramannya pada bahu Claire dan menyugar rambutnya dengan frustasi, berusaha menekan emosinya. Entah apa yang membuat Levin emosi seperti ini. Apakah benar hanya karena rasa bersalah? Atau karena Claire bersikap seolah yang mereka lewati malam itu tidaklah penting hin

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Perdebatan Levin dan Claire

    Claire mengerang dalam hati saat Levin berjalan ke arahnya. Heran, kenapa pria itu masih mengejarnya terus? Apakah kata-katanya kemarin masih kurang jelas? Sepertinya tidak! Claire yakin sudah mengatakannya dengan sejelas-jelasnya. Tapi kenapa pria itu sangat bebal? Menyebalkan! Apalagi sekarang ada Nick, sahabatnya itu pasti akan penasaran dan bertanya macam-macam. Alasan apa yang harus Claire berikan saat Nick bertanya nanti? Hah! Levin hanya bisa membuatnya repot saja! “Dia siapa, Claire?” tanya Nick penasaran.Nah, benarkan? Pertanyaan pertama yang dilontarkan Nick saja sudah bernada penasaran seperti ini dan pasti akan berlanjut ke pertanyaan selanjutnya. Claire harus memutar otak agar sahabatnya itu tidak curiga! “Entahlah. Aku juga tidak kenal. Abaikan saja, lebih baik kita ke perpustakaan, masih ada buku yang harus aku cari,” ajak Claire sambil menarik lengan Nick, tidak mempedulikan Levin yang menatapnya dengan tajam. Claire melengos, hendak melangkah menjauh saat Levin k

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Sahabat Tapi Mesra

    Claire baru akan meninggalkan Levin sebelum lengannya dicengkeram kuat oleh pria itu membuat Claire menatap marah padanya. Tidak suka langkahnya dihalangi. “Levin, itu namaku. Rasanya bagaimana pun juga kamu harus tau namaku setelah apa yang kita lewati beberapa malam lalu.”“Who cares? Aku tidak peduli pada namamu. Sekarang lepaskan lenganku!” “Tidak!” Mata Claire menyipit tajam mendengar penolakan Levin. Tidak suka jika perintahnya dibantah, oleh pria yang membuatnya frustasi pula! “Bukankah sudah kukatakan jangan pernah menyapa jika kita tidak sengaja bertemu? Apa kamu tidak paham ucapanku?” “Kamu tidak bisa bersikap seolah tidak terjadi apapun, Claire!”“Tentu saja bisa karena apa yang terjadi kemarin adalah sebuah kesalahan dan ketidaksengajaan, jadi lupakan saja!” jawab Claire sambil menyentak kasar lengannya hingga terlepas dari cengkeraman Levin.Claire menatap Levin dengan sinis dan berlalu pergi tanpa menoleh lagi. Levin mengawasi kepergian Claire dengan tatapan tajamn

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Mencoba Menghindar

    Nick mendesah frustasi saat Claire menyumpal mulutnya dengan cokelat, oleh-oleh yang baru saja ditolaknya. Claire bahkan tidak memberi Nick waktu untuk protes dan langsung mengomel dengan nada seperti orangtua yang sedang memarahi putranya.“Rasanya sama kan? Jadi tolong hargai pemberian gadis ini!” omel Claire membuat Nick memberengut kesal karena diomeli oleh Claire hingga membuatnya tidak bisa berkutik. Bagi Nick, ada dua orang wanita yang tidak bisa dibantah atau dilawannya, yaitu sang mommy dan Claire.Claire menoleh kepada sang gadis sambil tersenyum manis. “Jangan khawatir, aku pastikan Nick akan menghabiskan oleh-oleh darimu. Dia suka cokelat kok, apalagi Merlion chocolate adalah cokelat kesukaannya,” beritahu Claire. Setelah itu Claire menoleh dan menatap tajam Nick. Memberi perintah tanpa kata membuat pria itu hanya bisa mendesah pasrah. Tanpa perlu diucapkan pun, Nick tau apa yang Claire ‘perintahkan’ meski hanya melalui tatapan mata. Mereka sudah bersahabat lama, jadi s

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Menutupi Kenyataan

    Claire masuk ke dalam apotek dan membeli satu strip pil pencegah kehamilan. Dirinya takut hamil, apalagi Levin secara terang-terangan mengakui kalau dirinya tidak mengenakan pengaman semalam, menumpahkan benihnya ke dalam rahim Claire pula! Menyebalkan. Pria kurang ajar! Padahal saat ini Claire masih kuliah, walaupun sudah dalam tahap skripsi, tapi bagaimanapun juga Claire belum siap hamil. Masa depannya masih panjang, masih ada banyak hal yang harus Claire raih. Claire tidak ingin kehadiran bayi yang tidak direncanakan merusak masa depannya! Tidak heran setelah masuk kembali ke dalam mobil Claire segera meminum pil tersebut sambil berdoa dalam hati, berharap tidak ada benih yang terlanjur berkembang di dalam rahimnya. Berharap usahanya untuk mencegah benih Levin agar tidak membuahi sel telurnya berhasil! Sementara itu Mia menatap layar ponselnya yang menampilkan nomor asing. “Nona…”Mia mengenali suara orang yang meneleponnya. Dennis, orang suruhannya semalam.Akhirnya pria itu m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status