Home / Romansa / Satu Malam Untuk Selamanya / Menutupi Kenyataan

Share

Menutupi Kenyataan

Author: Rachel Kim
last update Last Updated: 2025-03-26 14:11:43

Claire masuk ke dalam apotek dan membeli satu strip pil pencegah kehamilan. Dirinya takut hamil, apalagi Levin secara terang-terangan mengakui kalau dirinya tidak mengenakan pengaman semalam, menumpahkan benihnya ke dalam rahim Claire pula! Menyebalkan. Pria kurang ajar!

Padahal saat ini Claire masih kuliah, walaupun sudah dalam tahap skripsi, tapi bagaimanapun juga Claire belum siap hamil. Masa depannya masih panjang, masih ada banyak hal yang harus Claire raih. Claire tidak ingin kehadiran bayi yang tidak direncanakan merusak masa depannya!

Tidak heran setelah masuk kembali ke dalam mobil Claire segera meminum pil tersebut sambil berdoa dalam hati, berharap tidak ada benih yang terlanjur berkembang di dalam rahimnya. Berharap usahanya untuk mencegah benih Levin agar tidak membuahi sel telurnya berhasil!

Sementara itu Mia menatap layar ponselnya yang menampilkan nomor asing.

“Nona…”

Mia mengenali suara orang yang meneleponnya. Dennis, orang suruhannya semalam.

Akhirnya pria itu menelepon juga, padahal Mia tidak sabar menunggu kabar dari pria itu. Apalagi semalam Dennis bilang akan segera mengirim video yang diinginkannya. Sepertinya pria itu terlalu menikmati tubuh Claire hingga lupa pada tugasnya!

“Bagaimana? Apakah kamu bersenang-senang semalam? Sepertinya iya, karena kamu sampai lupa pada tugasmu yang sebenarnya. Tapi tidak masalah, yang penting sekarang jangan lupa kirimkan videonya padaku agar aku bisa menyebarkannya ke internet,” cerocos Mia dengan nada tidak sabar.

Namun Mia tidak menyangka kalau jawaban Dennis malah membuatnya murka!

“Maaf, Nona, rencana yang sudah kita susun gagal. Semalam tanpa terduga ada seorang pria yang menyerang saya hingga pingsan. Saya tidak tau siapa pria itu. Pagi ini pun saya terbangun di UGD karena ditolong oleh salah satu karyawan hotel yang menemukan saya terkapar di lantai semalam,” lapor Dennis dengan suara iba, berharap Mia tidak mengamuk saat mendengar laporannya meski harapannya sia-sia belaka karena Mia langsung meraung marah saat mengetahui Claire lepas dari jebakan yang telah disusunnya dengan susah payah!

“Dasar bodoh! Bagaimana bisa kamu melakukan kesalahan fatal seperti ini?! Aku sudah bersusah payah menyusun rencana dan menyuap bartender untuk memberinya obat perangsang ke dalam minuman, tapi kamu malah menghancurkan rencanaku begitu saja! Pria sialan!” maki Mia murka.

“Maaf, Nona!”

“Aku tidak ingin mendengar permintaan maafmu. Lebih baik kembalikan uang yang sudah aku berikan padamu. Jika tidak, aku akan membuatmu merasakan akibatnya!” ancam Mia dan langsung menutup telepon, sibuk memaki kebodohan Dennis.

Padahal rencana yang disusunnya sudah rapi, tapi gagal karena kebodohan satu orang!

Sementara itu Dennis hanya bisa mengumpat karena uang yang diberikan oleh Mia sudah habis dipakai untuk berjudi! Kalah pula! Jadi apa yang bisa dikembalikan? Siall!

‘Jika Dennis tidak berhasil menidurinya, lalu Claire kemana? Kenapa tidak kembali ke bar?’ batin Mia sibuk bertanya-tanya dalam hatinya.

Pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh Claire. Saat itu juga Mia memutuskan untuk pergi ke rumah Claire, hendak mencari tau jawabannya!

Keesokan harinya…

Claire memarkir mobilnya di halaman kampus, tetap beraktivitas seperti biasa seolah tidak terjadi apapun saat weekend kemarin. Tidak boleh ada satu orang pun yang tau tentang apa yang terjadi padanya. Termasuk Nick, sahabatnya.

Claire keluar dari mobil dan berjalan santai menuju kantin.

“Claire!” panggil Mia dengan suara senyaring toa masjid.

“Kenapa, Mi?”

“Sabtu kemarin kamu kemana sih? Katanya mau ke toilet, tapi kenapa tidak kembali ke bar lagi?” selidik Mia penasaran.

Ya, kemarin dirinya berencana ke rumah Claire untuk bertanya tapi mengurungkan niatnya, takut Claire curiga. Mia harus bersikap cerdik, jadi lebih baik menunggu hingga hari senin saat mereka bertemu di kampus meski rasa penasaran mendera hatinya. Tidak sabar ingin tau apa yang terjadi hingga Claire bisa lepas dari jebakannya.

Bagaimana mungkin Claire yang sudah mabuk dan dibawah pengaruh obat perangsang bisa lolos dari jebakannya kan? Mia juga penasaran apakah Claire tau kalau dirinya yang hendak menjebaknya?

Namun melihat respon Claire yang santai seperti ini harusnya wanita itu tidak tau kalau Mia adalah dalang di balik obat perangsang yang dikonsumsi oleh Claire. Semoga saja, jika tidak, akan semakin sulit bagi Mia untuk menyusun rencana selanjutnya.

Tubuh Claire sempat menegang sedikit saat mendengar pertanyaan Mia, namun wanita itu dengan cepat menguasai diri dan mengendalikan ekspresi wajahnya. Tidak ingin menampilkan raut terkejut. Takut Mia curiga.

“Oh, kemarin aku merasa pusing jadi lebih memilih pulang daripada kembali ke bar.”

“Ahh, I see.”

“Lagipula kamu juga tidak mencariku, padahal kamu tau kalau aku mulai mabuk.”

“Sorry, aku pikir kamu akan kembali ke bar, jadi aku turun ke dance floor, tapi sampai lebih dari satu jam aku menunggu, kamu tidak muncul lagi, ya sudah aku tinggal pulang. Aku kira kamu ada urusan mendadak, lagipula aku coba menghubungi ponselmu juga tidak aktif,” elak Mia cepat.

Claire mengangguk, mencoba percaya pada ucapan wanita yang sudah menjadi sahabatnya sejak awal masuk kuliah. Jujur, Claire bahkan tidak ingat apakah ponselnya benar-benar tidak aktif atau tidak karena terlalu sibuk merenung dan menyesali apa yang telah terjadi. Sibuk menangisi kegadisannya yang telah terenggut.

Mereka menuju kantin bersama sambil mengobrol santai tanpa menyadari ada sepasang mata yang memperhatikan interaksi antara Claire dan Mia dengan tatapan tajam. Obrolan di antara mereka terhenti saat mata Claire menangkap satu sosok yang sudah dikenalnya sejak balita. Nick. Sahabatnya.

“Claire!” panggil Nick sambil berlari kecil mendekati Claire, mengabaikan keberadaan Mia membuat wanita itu kesal. Entah kenapa Mia merasa Nick seolah menganggapnya tak kasat mata. Padahal dirinya berdiri berdampingan dengan Claire, tapi hanya Claire yang disapa oleh Nick. Apakah Mia invisible woman? Jujur, Mia merasa diabaikan membuat rasa irinya pada Claire kian membuncah!

“Hei, Nick. Tumben datang ke kampus sepagi ini?” tanya Claire, sedikit heran karena biasanya Nick selalu datang last minute alias detik-detik terakhir sebelum dosen masuk kelas dengan alasan malas dikerubungi oleh segerombolan gadis yang tertarik padanya. Tidak mengherankan karena Claire harus mengakui kalau Nick memiliki wajah tampan yang bisa menarik perhatian kaum hawa, seperti dirinya.

Ya, Claire tidak ingin menyangkal kenyataan kalau Nick memang menarik, termasuk di matanya, meski mereka sudah bersahabat sejak usia 5 tahun, tapi Claire tidak buta.

Pria tampan tidak mungkin dibilang jelek kan? Claire tidak ingin menjadi orang yang munafik. Beruntung sampai detik ini Claire masih bisa menjaga hatinya agar tidak jatuh hati pada sahabatnya sendiri!

Nick hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan Claire tanpa ada niat menjawab.

Begitu juga dengan Claire yang hanya asal bertanya dan tidak mengharapkan jawaban karena dirinya sudah hafal dengan kebiasaan sahabatnya yang sangat amat irit bicara.

Claire menggandeng lengan Nick tanpa ragu, lupa kalau masih ada Mia di dekatnya.

“Kita ke kantin dulu ya? Aku lapar!” ajak Claire dengan raut mengiba membuat Nick mengangguk pasrah, membiarkan dirinya ‘diseret’ oleh Claire ke tempat yang rawan baginya. Bagaimana tidak rawan? Bukankah kantin adalah tempat berkumpulnya para mahasiswa dan mahasiswi sebelum masuk ke kelas? Padahal Nick selalu menghindari tempat seperti ini, tapi jika Claire yang mengajaknya, maka dirinya tidak bisa menolak.

Tepat seperti dugaannya, mereka baru saja duduk setelah Claire memesan semangkuk bubur, sedangkan Nick hanya duduk menemani, saat seorang gadis datang mendekati tempat duduk mereka. Wajahnya terlihat gugup.

“Hai, Nick. Aku ingin memberikan sesuatu untukmu. Kebetulan kemarin aku baru jalan-jalan dan ada sedikit oleh-oleh untukmu,” ucap sang gadis sambil menyodorkan sekotak cokelat bertuliskan ‘Merlion Chocolate’, tanda kalau gadis itu baru saja liburan ke negeri Singa alias Singapura.

Sayangnya, Nick hanya menjawab datar, terlihat tidak tertarik sama sekali dengan oleh-oleh yang disodorkan. Jangankan menerimanya, menatapnya pun enggan.

“Aku tidak suka cokelat! Berikan kepada orang lain saja,” balas Nick dingin membuat gadis itu memucat karena oleh-olehnya ditolak di depan umum.

Malu, itulah yang dirinya rasakan. Tidak menyangka kalau Nick akan menolaknya tanpa perasaan, meski sudah menyiapkan hati, tetap saja mentalnya langsung down!

Claire yang melihat adegan itu langsung berdecak dan mengambil alih situasi. Tidak tega melihat raut wajah sang gadis yang ditolak tanpa perasaan oleh Nick.

Claire mengambil cokelat yang disodorkan dan membukanya tanpa ragu.

“Astaga, Nick! Ini Merlion chocolate, cokelat yang selalu aku belikan untukmu jika liburan ke Singapura. Bagaimana bisa kamu bilang tidak suka cokelat? Padahal kamu selalu menghabiskan oleh-oleh dariku!” gerutu Claire, kesal dengan kelakuan sahabatnya yang selalu bersikap dingin pada lawan jenis.

“Aku…”

Nick tidak sempat menyelesaikan ucapannya saat tangan Claire tiba-tiba saja sudah menyumpal mulutnya dengan cokelat yang ditolaknya tadi. Sungguh memalukan!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Mencoba Menghindar

    Nick mendesah frustasi saat Claire menyumpal mulutnya dengan cokelat, oleh-oleh yang baru saja ditolaknya. Claire bahkan tidak memberi Nick waktu untuk protes dan langsung mengomel dengan nada seperti orangtua yang sedang memarahi putranya.“Rasanya sama kan? Jadi tolong hargai pemberian gadis ini!” omel Claire membuat Nick memberengut kesal karena diomeli oleh Claire hingga membuatnya tidak bisa berkutik. Bagi Nick, ada dua orang wanita yang tidak bisa dibantah atau dilawannya, yaitu sang mommy dan Claire.Claire menoleh kepada sang gadis sambil tersenyum manis. “Jangan khawatir, aku pastikan Nick akan menghabiskan oleh-oleh darimu. Dia suka cokelat kok, apalagi Merlion chocolate adalah cokelat kesukaannya,” beritahu Claire. Setelah itu Claire menoleh dan menatap tajam Nick. Memberi perintah tanpa kata membuat pria itu hanya bisa mendesah pasrah. Tanpa perlu diucapkan pun, Nick tau apa yang Claire ‘perintahkan’ meski hanya melalui tatapan mata. Mereka sudah bersahabat lama, jadi s

    Last Updated : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Sahabat Tapi Mesra

    Claire baru akan meninggalkan Levin sebelum lengannya dicengkeram kuat oleh pria itu membuat Claire menatap marah padanya. Tidak suka langkahnya dihalangi. “Levin, itu namaku. Rasanya bagaimana pun juga kamu harus tau namaku setelah apa yang kita lewati beberapa malam lalu.”“Who cares? Aku tidak peduli pada namamu. Sekarang lepaskan lenganku!” “Tidak!” Mata Claire menyipit tajam mendengar penolakan Levin. Tidak suka jika perintahnya dibantah, oleh pria yang membuatnya frustasi pula! “Bukankah sudah kukatakan jangan pernah menyapa jika kita tidak sengaja bertemu? Apa kamu tidak paham ucapanku?” “Kamu tidak bisa bersikap seolah tidak terjadi apapun, Claire!”“Tentu saja bisa karena apa yang terjadi kemarin adalah sebuah kesalahan dan ketidaksengajaan, jadi lupakan saja!” jawab Claire sambil menyentak kasar lengannya hingga terlepas dari cengkeraman Levin.Claire menatap Levin dengan sinis dan berlalu pergi tanpa menoleh lagi. Levin mengawasi kepergian Claire dengan tatapan tajamn

    Last Updated : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Perdebatan Levin dan Claire

    Claire mengerang dalam hati saat Levin berjalan ke arahnya. Heran, kenapa pria itu masih mengejarnya terus? Apakah kata-katanya kemarin masih kurang jelas? Sepertinya tidak! Claire yakin sudah mengatakannya dengan sejelas-jelasnya. Tapi kenapa pria itu sangat bebal? Menyebalkan! Apalagi sekarang ada Nick, sahabatnya itu pasti akan penasaran dan bertanya macam-macam. Alasan apa yang harus Claire berikan saat Nick bertanya nanti? Hah! Levin hanya bisa membuatnya repot saja! “Dia siapa, Claire?” tanya Nick penasaran.Nah, benarkan? Pertanyaan pertama yang dilontarkan Nick saja sudah bernada penasaran seperti ini dan pasti akan berlanjut ke pertanyaan selanjutnya. Claire harus memutar otak agar sahabatnya itu tidak curiga! “Entahlah. Aku juga tidak kenal. Abaikan saja, lebih baik kita ke perpustakaan, masih ada buku yang harus aku cari,” ajak Claire sambil menarik lengan Nick, tidak mempedulikan Levin yang menatapnya dengan tajam. Claire melengos, hendak melangkah menjauh saat Levin k

    Last Updated : 2025-03-27
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kembali Ditolak

    Pertanyaan Levin membuat Claire tersentak kaget, namun dengan cepat wanita itu menguasai dirinya dan menjawab ketus. Tidak ingin membuat Levin melihat kekacauan yang mendera hatinya hanya karena pertanyaan yang diajukan pria itu. “Jangan bicara sembarangan! Aku tidak akan hamil!” “Bagaimana kamu bisa begitu yakin? Kita melakukannya berulang kali, bahkan aku tidak pakai pengaman dan melepas benihku ke dalam rahim kamu, Claire!”Ucapan Levin membuat bulu kuduk Claire meremang. Rasa takut yang sempat dirasakannya beberapa waktu lalu kembali hadir. Padahal selama beberapa minggu terakhir Claire sudah berhasil mengenyahkannya, tapi ucapan Levin barusan membuat ketakutan Claire kembali muncul! Kurang ajar! Levin melepas cengkeramannya pada bahu Claire dan menyugar rambutnya dengan frustasi, berusaha menekan emosinya. Entah apa yang membuat Levin emosi seperti ini. Apakah benar hanya karena rasa bersalah? Atau karena Claire bersikap seolah yang mereka lewati malam itu tidaklah penting hin

    Last Updated : 2025-03-28
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Cemburu?

    Claire merasa tubuhnya membeku seperti disiram air es saat mendengar ucapan Nick. Memang, pria itu mengucapkannya sambil lalu, tanpa ada maksud apapun, tapi tidak bagi Claire yang baru saja berdebat dengan Levin mengenai hal yang sama. Hamil. Bayi. Astaga, kenapa sekarang dirinya sering mendengar kata menakutkan itu?!Claire, yang tidak ingin membuat Nick curiga, berusaha menormalkan raut wajahnya yang mungkin saja terlihat tegang dan hanya tertawa dengan nada sumbang. “Jangan bicara sembarangan! Tadi kan aku sudah bilang lapar karena belum sempat sarapan. Padahal kamu tau sendiri kalau setiap pagi aku selalu sarapan kan? Tapi pagi ini kesiangan. Dan sekarang sudah menjelang siang, waktu yang tepat untuk brunch.”“Kesiangan gara-gara clubbing lagi?” selidik Nick membuat Claire terdiam. Kata clubbing mengingatkannya pada Levin dan malam laknat itu. Malam disaat dirinya harus kehilangan kegadisannya akibat pria brengsek yang bernama Levin. Tidak heran setelah malam itu Claire belum m

    Last Updated : 2025-03-29
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Bimbang

    “Sudahlah, karena Claire tidak ingin berurusan denganku lebih baik aku kembali menikmati hidup. Semenjak kejadian itu aku belum sempat menginjakkan kaki lagi ke club malam untuk bersenang-senang. Bodohnya lagi saking cemasnya dengan Claire, aku berhenti mengencani wanita lain. Lebih baik nanti malam aku ke klub dan mencari wanita untuk memuaskan diri. Tidak perlu memikirkan Claire lagi. Lagipula Claire tidak membutuhkan pertanggungjawabanku dan berniat mengurus semuanya sendiri. Jadi, lebih baik malam ini aku bersenang-senang!” putus Levin.Keputusan yang didasari rasa kesal saat mengingat penolakan Claire. Pria itu baru saja membuat keputusan saat pintu kamarnya diketuk dan suara Johan terdengar dari luar kamar. “Tuan, apa saya boleh masuk?”“Masuk saja. Pintunya tidak dikunci.”Johan masuk dua detik kemudian, menatap Levin dengan pandangan menyelidik.“Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?”“Bukankah seharusnya saya yang bertanya? Apa yang terjadi hi

    Last Updated : 2025-03-30
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Junior Yang Rewel Part 1

    Malam harinya di bar…Levin terus menenggak alkohol, berusaha melenyapkan kebimbangan hatinya karena ucapan Johan dan tentu saja berusaha meredakan rasa kesalnya akibat penolakan Claire. Sikap ketus Claire, penolakan Claire, kedekatan Claire dengan Nick membuat rasa kesal enggan pergi dari hatinya, tidak heran kalau Levin melarikan diri ke bar. Berharap wanita dan alkohol bisa meredakan rasa kesal di hatinya. Hingga wanita pilihannya malam ini datang mendekati dan langsung menggodanya, tanpa pikir panjang Levin membawa wanita itu ke kamar hotel dan melucuti pakaiannya dengan ganas. Dirinya perlu pelampiasan setelah beberapa minggu berpuasa, lebih tepatnya terakhir kali Levin melakukan hal itu adalah pada saat menggauli Claire. Itu artinya sudah hampir sebulan juniornya tidak ‘ganti oli’. Mengenaskan bukan? Makanya, sekarang saat yang tepat untuk menghibur juniornya. Wanita yang memiliki lekuk tubuh menggoda itu terus berusaha meman

    Last Updated : 2025-03-31
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Junior Yang Rewel Part 2

    Levin menghela nafas pelan, meratapi kesenangannya yang harus ‘terenggut’ setelah dipertemukan kembali dengan Claire. Jujur, Levin bosan jika hanya menuntaskan hasratnya melalui oral para wanita jalang.Levin bosan jika tidak bisa menikmati permainan di atas ranjang yang membuat hatinya terasa semakin dingin dan hambar. Levin ingin merasakan kehangatan dari pusat inti tubuh wanita dengan penuh gairah.Levin ingin menikmati setiap permainan mereka, bukan hanya sekedar ‘tumpah’!Levin sadar kalau para wanita itu merindukan kehebatannya di atas ranjang.Rindu pada cumbuannya yang menuntut dan bisa membangkitkan gairah wanita sampai ke level tertinggi. Rindu pada hentakan juniornya yang kuat dan bertenaga jika sedang berpacu di atas ranjang seperti kuda yang sedang bertempur di arena balap dan tidak terkalahkan, bukan yang ogah-ogahan seperti orang tidak niat begini! Levin ingin mendengar para wanita itu merintih, mengerang, mendesah dan menjerit puas samb

    Last Updated : 2025-04-01

Latest chapter

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Junior Yang Rewel Part 2

    Levin menghela nafas pelan, meratapi kesenangannya yang harus ‘terenggut’ setelah dipertemukan kembali dengan Claire. Jujur, Levin bosan jika hanya menuntaskan hasratnya melalui oral para wanita jalang.Levin bosan jika tidak bisa menikmati permainan di atas ranjang yang membuat hatinya terasa semakin dingin dan hambar. Levin ingin merasakan kehangatan dari pusat inti tubuh wanita dengan penuh gairah.Levin ingin menikmati setiap permainan mereka, bukan hanya sekedar ‘tumpah’!Levin sadar kalau para wanita itu merindukan kehebatannya di atas ranjang.Rindu pada cumbuannya yang menuntut dan bisa membangkitkan gairah wanita sampai ke level tertinggi. Rindu pada hentakan juniornya yang kuat dan bertenaga jika sedang berpacu di atas ranjang seperti kuda yang sedang bertempur di arena balap dan tidak terkalahkan, bukan yang ogah-ogahan seperti orang tidak niat begini! Levin ingin mendengar para wanita itu merintih, mengerang, mendesah dan menjerit puas samb

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Junior Yang Rewel Part 1

    Malam harinya di bar…Levin terus menenggak alkohol, berusaha melenyapkan kebimbangan hatinya karena ucapan Johan dan tentu saja berusaha meredakan rasa kesalnya akibat penolakan Claire. Sikap ketus Claire, penolakan Claire, kedekatan Claire dengan Nick membuat rasa kesal enggan pergi dari hatinya, tidak heran kalau Levin melarikan diri ke bar. Berharap wanita dan alkohol bisa meredakan rasa kesal di hatinya. Hingga wanita pilihannya malam ini datang mendekati dan langsung menggodanya, tanpa pikir panjang Levin membawa wanita itu ke kamar hotel dan melucuti pakaiannya dengan ganas. Dirinya perlu pelampiasan setelah beberapa minggu berpuasa, lebih tepatnya terakhir kali Levin melakukan hal itu adalah pada saat menggauli Claire. Itu artinya sudah hampir sebulan juniornya tidak ‘ganti oli’. Mengenaskan bukan? Makanya, sekarang saat yang tepat untuk menghibur juniornya. Wanita yang memiliki lekuk tubuh menggoda itu terus berusaha meman

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Bimbang

    “Sudahlah, karena Claire tidak ingin berurusan denganku lebih baik aku kembali menikmati hidup. Semenjak kejadian itu aku belum sempat menginjakkan kaki lagi ke club malam untuk bersenang-senang. Bodohnya lagi saking cemasnya dengan Claire, aku berhenti mengencani wanita lain. Lebih baik nanti malam aku ke klub dan mencari wanita untuk memuaskan diri. Tidak perlu memikirkan Claire lagi. Lagipula Claire tidak membutuhkan pertanggungjawabanku dan berniat mengurus semuanya sendiri. Jadi, lebih baik malam ini aku bersenang-senang!” putus Levin.Keputusan yang didasari rasa kesal saat mengingat penolakan Claire. Pria itu baru saja membuat keputusan saat pintu kamarnya diketuk dan suara Johan terdengar dari luar kamar. “Tuan, apa saya boleh masuk?”“Masuk saja. Pintunya tidak dikunci.”Johan masuk dua detik kemudian, menatap Levin dengan pandangan menyelidik.“Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?”“Bukankah seharusnya saya yang bertanya? Apa yang terjadi hi

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Cemburu?

    Claire merasa tubuhnya membeku seperti disiram air es saat mendengar ucapan Nick. Memang, pria itu mengucapkannya sambil lalu, tanpa ada maksud apapun, tapi tidak bagi Claire yang baru saja berdebat dengan Levin mengenai hal yang sama. Hamil. Bayi. Astaga, kenapa sekarang dirinya sering mendengar kata menakutkan itu?!Claire, yang tidak ingin membuat Nick curiga, berusaha menormalkan raut wajahnya yang mungkin saja terlihat tegang dan hanya tertawa dengan nada sumbang. “Jangan bicara sembarangan! Tadi kan aku sudah bilang lapar karena belum sempat sarapan. Padahal kamu tau sendiri kalau setiap pagi aku selalu sarapan kan? Tapi pagi ini kesiangan. Dan sekarang sudah menjelang siang, waktu yang tepat untuk brunch.”“Kesiangan gara-gara clubbing lagi?” selidik Nick membuat Claire terdiam. Kata clubbing mengingatkannya pada Levin dan malam laknat itu. Malam disaat dirinya harus kehilangan kegadisannya akibat pria brengsek yang bernama Levin. Tidak heran setelah malam itu Claire belum m

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kembali Ditolak

    Pertanyaan Levin membuat Claire tersentak kaget, namun dengan cepat wanita itu menguasai dirinya dan menjawab ketus. Tidak ingin membuat Levin melihat kekacauan yang mendera hatinya hanya karena pertanyaan yang diajukan pria itu. “Jangan bicara sembarangan! Aku tidak akan hamil!” “Bagaimana kamu bisa begitu yakin? Kita melakukannya berulang kali, bahkan aku tidak pakai pengaman dan melepas benihku ke dalam rahim kamu, Claire!”Ucapan Levin membuat bulu kuduk Claire meremang. Rasa takut yang sempat dirasakannya beberapa waktu lalu kembali hadir. Padahal selama beberapa minggu terakhir Claire sudah berhasil mengenyahkannya, tapi ucapan Levin barusan membuat ketakutan Claire kembali muncul! Kurang ajar! Levin melepas cengkeramannya pada bahu Claire dan menyugar rambutnya dengan frustasi, berusaha menekan emosinya. Entah apa yang membuat Levin emosi seperti ini. Apakah benar hanya karena rasa bersalah? Atau karena Claire bersikap seolah yang mereka lewati malam itu tidaklah penting hin

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Perdebatan Levin dan Claire

    Claire mengerang dalam hati saat Levin berjalan ke arahnya. Heran, kenapa pria itu masih mengejarnya terus? Apakah kata-katanya kemarin masih kurang jelas? Sepertinya tidak! Claire yakin sudah mengatakannya dengan sejelas-jelasnya. Tapi kenapa pria itu sangat bebal? Menyebalkan! Apalagi sekarang ada Nick, sahabatnya itu pasti akan penasaran dan bertanya macam-macam. Alasan apa yang harus Claire berikan saat Nick bertanya nanti? Hah! Levin hanya bisa membuatnya repot saja! “Dia siapa, Claire?” tanya Nick penasaran.Nah, benarkan? Pertanyaan pertama yang dilontarkan Nick saja sudah bernada penasaran seperti ini dan pasti akan berlanjut ke pertanyaan selanjutnya. Claire harus memutar otak agar sahabatnya itu tidak curiga! “Entahlah. Aku juga tidak kenal. Abaikan saja, lebih baik kita ke perpustakaan, masih ada buku yang harus aku cari,” ajak Claire sambil menarik lengan Nick, tidak mempedulikan Levin yang menatapnya dengan tajam. Claire melengos, hendak melangkah menjauh saat Levin k

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Sahabat Tapi Mesra

    Claire baru akan meninggalkan Levin sebelum lengannya dicengkeram kuat oleh pria itu membuat Claire menatap marah padanya. Tidak suka langkahnya dihalangi. “Levin, itu namaku. Rasanya bagaimana pun juga kamu harus tau namaku setelah apa yang kita lewati beberapa malam lalu.”“Who cares? Aku tidak peduli pada namamu. Sekarang lepaskan lenganku!” “Tidak!” Mata Claire menyipit tajam mendengar penolakan Levin. Tidak suka jika perintahnya dibantah, oleh pria yang membuatnya frustasi pula! “Bukankah sudah kukatakan jangan pernah menyapa jika kita tidak sengaja bertemu? Apa kamu tidak paham ucapanku?” “Kamu tidak bisa bersikap seolah tidak terjadi apapun, Claire!”“Tentu saja bisa karena apa yang terjadi kemarin adalah sebuah kesalahan dan ketidaksengajaan, jadi lupakan saja!” jawab Claire sambil menyentak kasar lengannya hingga terlepas dari cengkeraman Levin.Claire menatap Levin dengan sinis dan berlalu pergi tanpa menoleh lagi. Levin mengawasi kepergian Claire dengan tatapan tajamn

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Mencoba Menghindar

    Nick mendesah frustasi saat Claire menyumpal mulutnya dengan cokelat, oleh-oleh yang baru saja ditolaknya. Claire bahkan tidak memberi Nick waktu untuk protes dan langsung mengomel dengan nada seperti orangtua yang sedang memarahi putranya.“Rasanya sama kan? Jadi tolong hargai pemberian gadis ini!” omel Claire membuat Nick memberengut kesal karena diomeli oleh Claire hingga membuatnya tidak bisa berkutik. Bagi Nick, ada dua orang wanita yang tidak bisa dibantah atau dilawannya, yaitu sang mommy dan Claire.Claire menoleh kepada sang gadis sambil tersenyum manis. “Jangan khawatir, aku pastikan Nick akan menghabiskan oleh-oleh darimu. Dia suka cokelat kok, apalagi Merlion chocolate adalah cokelat kesukaannya,” beritahu Claire. Setelah itu Claire menoleh dan menatap tajam Nick. Memberi perintah tanpa kata membuat pria itu hanya bisa mendesah pasrah. Tanpa perlu diucapkan pun, Nick tau apa yang Claire ‘perintahkan’ meski hanya melalui tatapan mata. Mereka sudah bersahabat lama, jadi s

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Menutupi Kenyataan

    Claire masuk ke dalam apotek dan membeli satu strip pil pencegah kehamilan. Dirinya takut hamil, apalagi Levin secara terang-terangan mengakui kalau dirinya tidak mengenakan pengaman semalam, menumpahkan benihnya ke dalam rahim Claire pula! Menyebalkan. Pria kurang ajar! Padahal saat ini Claire masih kuliah, walaupun sudah dalam tahap skripsi, tapi bagaimanapun juga Claire belum siap hamil. Masa depannya masih panjang, masih ada banyak hal yang harus Claire raih. Claire tidak ingin kehadiran bayi yang tidak direncanakan merusak masa depannya! Tidak heran setelah masuk kembali ke dalam mobil Claire segera meminum pil tersebut sambil berdoa dalam hati, berharap tidak ada benih yang terlanjur berkembang di dalam rahimnya. Berharap usahanya untuk mencegah benih Levin agar tidak membuahi sel telurnya berhasil! Sementara itu Mia menatap layar ponselnya yang menampilkan nomor asing. “Nona…”Mia mengenali suara orang yang meneleponnya. Dennis, orang suruhannya semalam.Akhirnya pria itu m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status