Share

Kehadiran Levin

Penulis: Rachel Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-23 12:00:46

Claire melajukan mobilnya menuju rumah, satu-satunya tempat yang bisa membuatnya merasa aman dan nyaman karena di rumah besarnya hanya ada Susan dan Claire bisa mengunci diri di kamar selepas makan malam hingga tidak ada yang curiga meski terdapat perubahan pada dirinya.

Ya, tidak bisa dipungkiri akhir-akhir ini Claire baru menyadari kalau rasa mual yang sempat dirasakannya adalah karena pengaruh kehamilan, bukan sekedar masuk angin.

Morning sickness itulah istilahnya meski harus Claire akui kalau rasa mualnya tidak hanya datang di pagi hari karena di saat-saat tertentu, rasa mual itu bisa saja datang.

Terserah keinginan bayi kecilnya saja. Ditambah lagi indera penciumannya semakin sensitive membuatnya langsung mual jika mencium aroma yang terlalu menyengat, entah seperti ikan, gorengan, parfum, makanan tertentu atau hal lainnya.

Namun betapa kagetnya Claire saat setibanya di rumah, dirinya malah menemukan Levin sudah duduk di ruang tamu rumahnya. Menunggu kepula
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Confession

    Keterdiaman Claire membuat Levin gugup. Pria itu tidak menyadari kalau Claire sama gugupnya dengan Levin, hanya saja Claire dapat menutupi perasaannya dengan baik. Levin menatap Claire dalam-dalam, memutuskan untuk terus maju. Dirinya bukanlah pria pengecut, jadi meski rasa gugup menguasai hatinya, tapi Levin harus tetap mengatakan apa yang dirinya rasakan. Saat Levin memutuskan datang ke rumah Claire, dirinya sudah bertekad untuk mengakui isi hatinya dan ingin mengatakan apa yang hatinya inginkan, dan inilah saatnya. Inilah kesempatan bagi Levin untuk mengutarakannya. “Aku harus mengakui satu hal, yaitu tentang alasan kenapa aku terus mengejarmu meski kamu telah menolak kehadiranku berulang kali. Alasan kenapa aku mengabaikan permintaanmu agar kita bersikap tidak saling mengenal.”“Kenapa?” “Karena aku menyukaimu.”Claire mengerjap, lidahnya terasa kelu. Bibirnya seolah terkunci rapat. Pengakuan Levin memang singkat, tapi sanggup memporak porandakan hati

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-23
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kesempatan

    Claire menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Setelah mandi dan makan malam, kini Claire sedang berbaring di ranjang empuknya. Meski dirinya sudah dalam posisi siap beristirahat, namun matanya enggan terlelap. Pembicaraannya dengan Levin tadi masih terngiang jelas di benak Claire. Oh, Tuhan! Bagaimana bisa Claire mengiyakan ajakan Levin untuk berteman? Kenapa bibirnya malah mengucapkan hal yang bertolak belakang dengan otaknya? ‘Apakah aku benar-benar mengiyakan permintaannya? Tentu saja iya, jika tidak, lalu siapa tadi yang berbicara?’ gerutu Claire merutuki hatinya yang mudah goyah. Seharusnya Claire menolak permintaan Levin untuk berteman.Seharusnya Claire mengambil langkah seribu saat Levin mendekatinya.Seharusnya Claire mengusir Levin saat melihat pria itu muncul di ruang tamu rumahnya, tanpa memberi kesempatan untuk mengatakan apapun. Dan masih banyak kata ‘seharusnya’ yang berkecamuk di dalam benak Claire hingga membuatnya sulit tidur mesk

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-23
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Dokter Kandungan

    Claire mendorong piringnya menjauh, meski hanya lima suapan, tapi setidaknya sudah ada makanan yang masuk ke dalam perutnya. Itu lebih baik daripada kosong sama sekali. Wanita itu menoleh ke arah Susan yang sedang berjalan ke arahnya sambil membawa sekotak sandwich, bekal yang selalu Claire bawa ke kantor karena perutnya selalu meronta kelaparan meski belum waktunya jam makan siang akibat si kecil. “Thank you, Susan,” ucap Claire dan bergegas ke kantor sebelum terlambat.Sore hari di RS Permata Bunda…Claire meremas kedua tangannya dengan gelisah. Sekarang dirinya sedang menunggu antrian untuk menemui dokter kandungan. Heran, waktu sudah sore, tapi kenapa antriannya masih cukup panjang? Apakah dokter yang ditemuinya ini memang bagus?Sejujurnya, Claire tidak tau menau tentang dokter kandungan sama sekali. Dirinya hanya mencari rumah sakit yang cukup jauh dari kantor maupun rumahnya agar kemungkinan untuk bertemu dengan orang yang dikenalnya semakin menipis. Namun ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Janji Seorang Mommy

    Claire menelan saliva dengan gugup saat mendengar ucapan sang dokter. Tidak heran kalau suaranya sedikit terbata saat menjawab,“Ba… baik, Dok.”“Untuk point terakhir biasanya cukup sulit dilakukan karena suami anda belum terbiasa saat harus ‘puasa’ dadakan, ditambah lagi umumnya gairah ibu hamil bisa melonjak naik karena pengaruh hormon,” lanjut Rena, tidak memahami rasa canggung yang Claire rasakan. Atau bukan tidak paham tapi tidak peduli? Entahlah, yang pasti Claire hanya diam mendengar ucapan dokter yang membuat wajahnya memerah. Meski itu adalah hal yang wajar mengingat dokter kandungannya tidak mengetahui tentang kondisi Claire yang sebenarnya dengan pria yang menanam benih dirahimnya.“Baik, Dok.”Claire keluar dari ruangan, bergegas menebus resep yang ditulis dan pulang ke rumah.Usai makan malam, Claire merebahkan tubuhnya di atas ranjang, sibuk memandangi foto bayinya, yang baru terlihat seperti seukuran kacang, tapi dirinya tetap merasa takjub de

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Pengakuan Dosa

    Keesokan harinya…Telapak tangan Claire saling bertaut. Hal yang selalu dilakukannya saat rasa gelisah melanda hatinya. Ini adalah hari pengakuan, wajar jika jantungnya berdebar kencang.Saking gelisahnya, suara ketukan pelan pun terdengar bagaikan bom di telinga Claire hingga wanita itu terlonjak kaget. “Nona, tuan besar sedang menunggu anda di ruang makan agar bisa makan malam bersama,” panggil Susan lembut. Oke, inilah saatnya. Tidak ada lagi kata mundur. Setiap weekend, daddy Alex memang lebih sering berada di rumah, kecuali jika ada urusan di luar kota atau luar negeri. Sedangkan hari-hari biasa dari Senin sampai Jumat, Claire malah tidak tau daddy Alex pulang ke rumah jam berapa saking sibuknya, maka dari itu Claire memilih weekend untuk mengaku dosa. Saat dimana daddy Alex bisa bersantai di rumah. “Oke. Sebentar lagi aku turun ke ruang makan.”Susan berlalu pergi, meninggalkan Claire yang sibuk menyiapkan hati. Wanita itu menghembuskan nafas panjang

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Alasan Terselubung

    Lagi, daddy Alex mendesah berat. Melihat kekecewaan yang terpancar dari wajah sang daddy membuat rasa bersalah yang menyerbu hati Claire kian meningkat. Selama ini Claire bertekad untuk tidak mengecewakan orangtuanya, tapi lihatlah kini apa yang dirinya lakukan terhadap daddy Alex? Claire bukan hanya mengecewakan daddy Alex, tapi juga membuatnya malu dengan hamil di luar nikah, tanpa tau siapa ayah dari bayi yang dikandungnya, setidaknya itulah yang Claire akui pada daddy Alex. “Apa kamu tidak berniat mengugurkan bayi itu?”“Tentu saja tidak, Dad! Bayi ini tidak berdosa, jadi aku tidak akan pernah membunuhnya. Apalagi meski bayi ini hadir karena kecerobohanku, tapi dia tetap darah dagingku, Dad!” sergah Claire, cukup kaget dengan pertanyaan daddy Alex.Tak urung hal itu membuat hati Claire bergetar takut. Takut daddy Alex memaksanya untuk melakukan aborsi, hal yang tidak mungkin Claire lakukan. Cukup sekali dirinya melakukan kesalahan, Claire tidak ingin melak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Pelukan Hangat

    Daddy Alex mengusap wajahnya yang terlihat semakin tua setelah mendengar pengakuan Claire. Pria paruh baya itu menghela nafas berat. “Jujur, daddy sangat kecewa dengan kamu. Selama ini daddy tidak pernah melarang kamu untuk melakukan apapun yang kamu suka, tapi daddy sudah berulang kali mengingatkan kamu agar tidak melewati batas, tapi malah akhirnya terjadi hal seperti ini. Namun di sisi lain, daddy menghargai kejujuran kamu. Mengakui hal sebesar ini pasti bukan hal yang mudah untuk kamu.” “Maaf, Dad.”“Tapi daddy juga merasa bangga karena kamu berani bertanggung jawab atas kesalahan yang telah kamu lakukan, meski tanpa sengaja. Kamu sudah dewasa dan sudah bisa menentukan jalan hidupmu sendiri, jadi jika kamu merasa Melbourne adalah negara yang tepat untuk ditinggali, daddy tidak akan melarang kamu. Daddy akan mendukung apapun keputusan kamu, asalkan kamu yakin kalau itu memang yang terbaik untukmu dan si kecil.”Claire menatap daddy Alex dengan mata berkaca-kaca.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Levin Sang Playboy

    Malam telah larut, namun ada satu tempat yang justru semakin riuh saat malam semakin pekat. Tempat itu bernama bar. Hingar bingar musik terdengar memekakkan telinga, musik berdentum kencang di salah satu bar yang berada di hotel bintang lima – Bali, tempat dimana para anak muda semangat bergoyang untuk melepas penat. Musik beat yang menghentak membuat sekumpulan anak muda itu semakin bersemangat untuk mengikuti alunan musik yang dibawakan oleh DJ professional. Namun meski begitu, tidak semua anak muda turun ke area dance floor. Levin, salah satunya, pria tampan yang masih berusia belia itu hanya asyik menikmati musik sambil menikmati alkohol yang tersedia di hadapannya. Sesekali kepalanya bergoyang mengikuti alunan musik yang ada. Tubuhnya bersandar nyaman pada sofa empuk yang ditempatinya sejak tadi, tentu saja dengan ditemani wanita yang bergelayut manja di lengannya. Bagi Levin, wanita, alkohol dan bar adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Hal yang membuatnya senang dan bisa m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10

Bab terbaru

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Pelukan Hangat

    Daddy Alex mengusap wajahnya yang terlihat semakin tua setelah mendengar pengakuan Claire. Pria paruh baya itu menghela nafas berat. “Jujur, daddy sangat kecewa dengan kamu. Selama ini daddy tidak pernah melarang kamu untuk melakukan apapun yang kamu suka, tapi daddy sudah berulang kali mengingatkan kamu agar tidak melewati batas, tapi malah akhirnya terjadi hal seperti ini. Namun di sisi lain, daddy menghargai kejujuran kamu. Mengakui hal sebesar ini pasti bukan hal yang mudah untuk kamu.” “Maaf, Dad.”“Tapi daddy juga merasa bangga karena kamu berani bertanggung jawab atas kesalahan yang telah kamu lakukan, meski tanpa sengaja. Kamu sudah dewasa dan sudah bisa menentukan jalan hidupmu sendiri, jadi jika kamu merasa Melbourne adalah negara yang tepat untuk ditinggali, daddy tidak akan melarang kamu. Daddy akan mendukung apapun keputusan kamu, asalkan kamu yakin kalau itu memang yang terbaik untukmu dan si kecil.”Claire menatap daddy Alex dengan mata berkaca-kaca.

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Alasan Terselubung

    Lagi, daddy Alex mendesah berat. Melihat kekecewaan yang terpancar dari wajah sang daddy membuat rasa bersalah yang menyerbu hati Claire kian meningkat. Selama ini Claire bertekad untuk tidak mengecewakan orangtuanya, tapi lihatlah kini apa yang dirinya lakukan terhadap daddy Alex? Claire bukan hanya mengecewakan daddy Alex, tapi juga membuatnya malu dengan hamil di luar nikah, tanpa tau siapa ayah dari bayi yang dikandungnya, setidaknya itulah yang Claire akui pada daddy Alex. “Apa kamu tidak berniat mengugurkan bayi itu?”“Tentu saja tidak, Dad! Bayi ini tidak berdosa, jadi aku tidak akan pernah membunuhnya. Apalagi meski bayi ini hadir karena kecerobohanku, tapi dia tetap darah dagingku, Dad!” sergah Claire, cukup kaget dengan pertanyaan daddy Alex.Tak urung hal itu membuat hati Claire bergetar takut. Takut daddy Alex memaksanya untuk melakukan aborsi, hal yang tidak mungkin Claire lakukan. Cukup sekali dirinya melakukan kesalahan, Claire tidak ingin melak

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Pengakuan Dosa

    Keesokan harinya…Telapak tangan Claire saling bertaut. Hal yang selalu dilakukannya saat rasa gelisah melanda hatinya. Ini adalah hari pengakuan, wajar jika jantungnya berdebar kencang.Saking gelisahnya, suara ketukan pelan pun terdengar bagaikan bom di telinga Claire hingga wanita itu terlonjak kaget. “Nona, tuan besar sedang menunggu anda di ruang makan agar bisa makan malam bersama,” panggil Susan lembut. Oke, inilah saatnya. Tidak ada lagi kata mundur. Setiap weekend, daddy Alex memang lebih sering berada di rumah, kecuali jika ada urusan di luar kota atau luar negeri. Sedangkan hari-hari biasa dari Senin sampai Jumat, Claire malah tidak tau daddy Alex pulang ke rumah jam berapa saking sibuknya, maka dari itu Claire memilih weekend untuk mengaku dosa. Saat dimana daddy Alex bisa bersantai di rumah. “Oke. Sebentar lagi aku turun ke ruang makan.”Susan berlalu pergi, meninggalkan Claire yang sibuk menyiapkan hati. Wanita itu menghembuskan nafas panjang

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Janji Seorang Mommy

    Claire menelan saliva dengan gugup saat mendengar ucapan sang dokter. Tidak heran kalau suaranya sedikit terbata saat menjawab,“Ba… baik, Dok.”“Untuk point terakhir biasanya cukup sulit dilakukan karena suami anda belum terbiasa saat harus ‘puasa’ dadakan, ditambah lagi umumnya gairah ibu hamil bisa melonjak naik karena pengaruh hormon,” lanjut Rena, tidak memahami rasa canggung yang Claire rasakan. Atau bukan tidak paham tapi tidak peduli? Entahlah, yang pasti Claire hanya diam mendengar ucapan dokter yang membuat wajahnya memerah. Meski itu adalah hal yang wajar mengingat dokter kandungannya tidak mengetahui tentang kondisi Claire yang sebenarnya dengan pria yang menanam benih dirahimnya.“Baik, Dok.”Claire keluar dari ruangan, bergegas menebus resep yang ditulis dan pulang ke rumah.Usai makan malam, Claire merebahkan tubuhnya di atas ranjang, sibuk memandangi foto bayinya, yang baru terlihat seperti seukuran kacang, tapi dirinya tetap merasa takjub de

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Dokter Kandungan

    Claire mendorong piringnya menjauh, meski hanya lima suapan, tapi setidaknya sudah ada makanan yang masuk ke dalam perutnya. Itu lebih baik daripada kosong sama sekali. Wanita itu menoleh ke arah Susan yang sedang berjalan ke arahnya sambil membawa sekotak sandwich, bekal yang selalu Claire bawa ke kantor karena perutnya selalu meronta kelaparan meski belum waktunya jam makan siang akibat si kecil. “Thank you, Susan,” ucap Claire dan bergegas ke kantor sebelum terlambat.Sore hari di RS Permata Bunda…Claire meremas kedua tangannya dengan gelisah. Sekarang dirinya sedang menunggu antrian untuk menemui dokter kandungan. Heran, waktu sudah sore, tapi kenapa antriannya masih cukup panjang? Apakah dokter yang ditemuinya ini memang bagus?Sejujurnya, Claire tidak tau menau tentang dokter kandungan sama sekali. Dirinya hanya mencari rumah sakit yang cukup jauh dari kantor maupun rumahnya agar kemungkinan untuk bertemu dengan orang yang dikenalnya semakin menipis. Namun ha

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kesempatan

    Claire menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Setelah mandi dan makan malam, kini Claire sedang berbaring di ranjang empuknya. Meski dirinya sudah dalam posisi siap beristirahat, namun matanya enggan terlelap. Pembicaraannya dengan Levin tadi masih terngiang jelas di benak Claire. Oh, Tuhan! Bagaimana bisa Claire mengiyakan ajakan Levin untuk berteman? Kenapa bibirnya malah mengucapkan hal yang bertolak belakang dengan otaknya? ‘Apakah aku benar-benar mengiyakan permintaannya? Tentu saja iya, jika tidak, lalu siapa tadi yang berbicara?’ gerutu Claire merutuki hatinya yang mudah goyah. Seharusnya Claire menolak permintaan Levin untuk berteman.Seharusnya Claire mengambil langkah seribu saat Levin mendekatinya.Seharusnya Claire mengusir Levin saat melihat pria itu muncul di ruang tamu rumahnya, tanpa memberi kesempatan untuk mengatakan apapun. Dan masih banyak kata ‘seharusnya’ yang berkecamuk di dalam benak Claire hingga membuatnya sulit tidur mesk

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Confession

    Keterdiaman Claire membuat Levin gugup. Pria itu tidak menyadari kalau Claire sama gugupnya dengan Levin, hanya saja Claire dapat menutupi perasaannya dengan baik. Levin menatap Claire dalam-dalam, memutuskan untuk terus maju. Dirinya bukanlah pria pengecut, jadi meski rasa gugup menguasai hatinya, tapi Levin harus tetap mengatakan apa yang dirinya rasakan. Saat Levin memutuskan datang ke rumah Claire, dirinya sudah bertekad untuk mengakui isi hatinya dan ingin mengatakan apa yang hatinya inginkan, dan inilah saatnya. Inilah kesempatan bagi Levin untuk mengutarakannya. “Aku harus mengakui satu hal, yaitu tentang alasan kenapa aku terus mengejarmu meski kamu telah menolak kehadiranku berulang kali. Alasan kenapa aku mengabaikan permintaanmu agar kita bersikap tidak saling mengenal.”“Kenapa?” “Karena aku menyukaimu.”Claire mengerjap, lidahnya terasa kelu. Bibirnya seolah terkunci rapat. Pengakuan Levin memang singkat, tapi sanggup memporak porandakan hati

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kehadiran Levin

    Claire melajukan mobilnya menuju rumah, satu-satunya tempat yang bisa membuatnya merasa aman dan nyaman karena di rumah besarnya hanya ada Susan dan Claire bisa mengunci diri di kamar selepas makan malam hingga tidak ada yang curiga meski terdapat perubahan pada dirinya. Ya, tidak bisa dipungkiri akhir-akhir ini Claire baru menyadari kalau rasa mual yang sempat dirasakannya adalah karena pengaruh kehamilan, bukan sekedar masuk angin. Morning sickness itulah istilahnya meski harus Claire akui kalau rasa mualnya tidak hanya datang di pagi hari karena di saat-saat tertentu, rasa mual itu bisa saja datang. Terserah keinginan bayi kecilnya saja. Ditambah lagi indera penciumannya semakin sensitive membuatnya langsung mual jika mencium aroma yang terlalu menyengat, entah seperti ikan, gorengan, parfum, makanan tertentu atau hal lainnya. Namun betapa kagetnya Claire saat setibanya di rumah, dirinya malah menemukan Levin sudah duduk di ruang tamu rumahnya. Menunggu kepula

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Garis Dua

    Claire menatap hasil testpack di tangannya dengan nanar. Dari 4 testpack yang dirinya beli dan gunakan, semuanya menampilkan hasil akhir yang sama. Garis dua. Positif. Claire hamil! Damn! Bagaimana bisa seperti ini? Padahal Claire yakin kalau dirinya langsung meminum pil pencegah kehamilan setelah berhubungan seks dengan Levin! Claire yakin kalau dirinya bergegas membeli pil pencegah kehamilan kurang dari 24 jam setelah mereka melakukan hal itu. Bukankah katanya pil itu efektif asalkan dikonsumsi tidak lebih dari 24 jam setelah berhubungan seks? Tapi kenapa Claire masih bisa hamil? Apa dirinya hanya termakan iklan belaka?Apakah hasil testpacknya salah? Tapi apa mungkin testpacknya salah berjamaah? Jika hanya satu atau dua testpack yang salah, mungkin masih masuk akal, tapi masalahnya semua testpack merujuk pada hasil yang sama. Sial! Sial! Sial! Dan mereka hanya melakukannya sekali. Hanya sekali! Ya Tuhan, kenapa benih Levin begitu subur hingga sulit dicegah dan disingkirk

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status