Share

Setelah Malam Itu...

Penulis: Rachel Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 14:11:01

Keesokan paginya…

Claire terbangun karena silau matahari yang membuat tidur nyenyaknya terganggu. Kepalanya terasa pusing dan berat. Tubuhnya seolah remuk redam. Claire melenguh sambil menggeliat pelan, belum menyadari akan apa yang telah terjadi semalam.

“Aduhh!”

Claire meringis saat menyadari kalau tubuhnya terasa remuk dan bagian sensitifnya di bawah sana terasa nyeri. Rasa nyeri yang belum pernah dirasakannya, bahkan meski hanya bergerak sedikitpun, rasa nyeri itu langsung menyerbu area kewanitaannya.

Claire memaksa kedua matanya untuk terbuka meski masih terasa berat dan melihat sekeliling kamar yang tampak asing di matanya. Bukan kamar tidurnya. Rasa panik seketika menyerbu hatinya hingga satu ingatan muncul di benaknya. Baru ingat kalau semalam, sebelum bersenang-senang di bar, dirinya memang sengaja membuka satu kamar karena enggan pulang ke rumahnya yang selalu sepi bagaikan kuburan.

Rasa sepi yang membuat Claire memutuskan untuk bersenang-senang di bar yang menyatu dengan hotel ini. Namun ingatannya hanya sebatas itu. Tidak ada lagi yang Claire ingat, semuanya tampak samar, seolah dirinya mengalami amnesia partial.

Claire memegang keningnya yang terasa berat dan mengeluh pelan.

‘Pasti semalam aku terlalu banyak minum alkohol!’

Claire kembali bergerak dan berhenti seketika saat rasa nyeri yang teramat sangat kembali menyerbu area kewanitaannya. Menyadarkan Claire kalau masih ada satu puzzle yang belum berhasil terpecahkan.

Alasan kenapa dirinya berada di kamar hotel memang sudah terjawab, tapi penyebab kenapa area sensitifnya terasa nyeri masih menjadi misteri hingga satu kenyataan lain menyadarkan Claire saat kulitnya langsung bergesekan dengan sprei, tanpa ada lapisan pakaian yang menghalangi.

Refleks, matanya mengintip ke balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dan kenyataan yang dilihatnya membuat wajah Claire memucat.

Tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun alias telanjang. Naked. Padahal selama ini Claire tidak pernah tidur telanjang, semabuk apapun dirinya.

‘Damn! Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?!’ batin Claire dengan jantung berdentum kencang, bahkan rasa dingin terasa menusuk punggungnya.

Rasa panik kembali menguasai hatinya, kali ini jauh lebih dahsyat daripada sebelumnya. Kepanikannya kian meningkat saat telinganya mendengar suara percikan air dari dalam kamar mandi. Panik campur takut.

Sadar kalau ada orang lain di dalam kamar ini, padahal Claire tidak mengajak siapapun. Dirinya hanya menginap seorang diri, tapi kenapa kini malah ada tambahan orang?

“Siapa yang ada di dalam sana? Mia kah? Rasanya tidak mungkin, dia bahkan tidak tau kalau aku menginap disini. Aku yakin tidak mengatakan apapun padanya,” gumam Claire mencoba menebak-nebak sambil mengais kembali kepingan ingatan miliknya yang berserakan dan terhilang sebagian akibat pengaruh alkohol.

Claire menunggu siapapun yang sedang berada di dalam kamar mandi dengan hati berdebar takut. Sedikit banyak dirinya mulai memahami kejadian apa yang menimpanya. Claire bukan gadis bodoh. Dirinya sudah kuliah, sudah beranjak dewasa.

Menilik dari tubuhnya yang polos tanpa pakaian sama sekali, bagian sensitifnya yang nyeri dan tubuhnya yang remuk redam seolah habis kerja rodi membuat Claire yakin kalau dugaannya tidak meleset, apalagi ia melihat pakaiannya berceceran di lantai!

Claire menggigit bibir, berusaha meredam rasa takut dan panik yang muncul dalam hatinya. Tapi percuma, seberapa keraspun Claire berusaha, rasa takut itu tetap ada. Wajar, karena Claire sadar kalau apa yang terjadi semalam adalah kesalahan.

Tidak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, menampilkan satu sosok pria berwajah tampan, bertubuh tinggi tegap, dan atletis. Tampil topless hingga otot perutnya tercetak jelas, hanya ada handuk putih yang melingkari pinggangnya hingga sebatas lutut untuk menutupi bagian pribadinya.

Claire terbelalak kaget saat melihat pria yang muncul di hadapannya. Pria yang sama sekali tidak pernah diduganya, bahkan dalam bayangannya yang paling liar pun, Claire tidak pernah memikirkan kemungkinan ini. Kemungkinan bahwa dirinya bisa berada di dalam satu kamar yang sama dengan pria itu. Tapi kenyataannya inilah yang terjadi!

Tanpa dapat dicegah debaran jantungnya kian menggila. Bukan karena ketampanan pria itu, tapi karena hal lain. Hal yang sudah dirinya pendam sejak lama, bahkan hampir dilupakannya, namun kini kembali muncul ke permukaan tanpa izin. Hal yang hanya diketahui olehnya. Dan ini semua terjadi karena kehadiran mendadak pria itu! Damn!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Mahkota Yang Terenggut

    “Sudah bangun?” tanya Levin sambil mengulas senyum tipis, mengabaikan raut kekagetan yang pasti tercetak jelas di wajah Claire. Pertanyaan Levin membuat Claire tersadar. Gadis itu berdeham, berusaha bersikap santai meskipun rasa gugup, panik, takut sedang menguasai hatinya. “Hmm… apa yang terjadi padaku semalam?” “Kamu sungguh tidak ingat?” Claire menggeleng dan menjawab lirih, “Aku hanya ingat sedang minum di area bar dengan Mia, namun tiba-tiba saja tubuhku terasa aneh ditambah lagi kepalaku pusing karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol,” jawab Claire, mengungkapkan apa yang diingatnya meski samar. “Mia? Siapa dia?” ulang Levin dengan nada sambil lalu, seolah tidak peduli meski rasa penasaran menggerogoti hatinya, ternyata telinganya memang tidak salah dengar. Pria yang ingin mengambil keuntungan dari Claire memang orang suruhan Mia. “Ya, Mia, dia sahabatku.” Jawaban Claire membuat Levin memahami satu hal. Mia, sahabat yang bermuka dua. Di depan Claire, wanita itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Penyesalan

    “Alasan!” sinis Claire sambil menatap tajam ke arah Levin. Pria itu mengangkat bahu, terlihat santai. Meski sebenarnya rasa bersalah menguasai hatinya, tapi Levin berusaha menutupinya. Lagipula ini semua sudah terlanjur terjadi dan waktu pun tidak bisa diulang kembali, jadi ya sudah. Mau bagaimana lagi ya kan? Lagipula saat memutuskan untuk ‘membantu’ Claire meredakan hasratnya, Levin tidak tau kalau gadis itu masih perawan. Siapa yang menyangka kalau ternyata Levin lah yang melepas segel gadis itu untuk yang pertama kalinya? Dan ketika Levin menyadari kenyataan itu, semua sudah terlambat karena dirinya tidak mungkin lagi berhenti. Apa yang sudah dimulai harus dituntaskan bukan? Bisa saja itu adalah salah satu cara Tuhan untuk membalas niat baik Levin yang membantu Claire agar tidak jatuh ke dalam jebakan Mia kan? Yaitu dengan memberikan Levin gadis perawan? Mungkin karena Tuhan tidak ingin berhutang padanya, makanya kebaikan Levin langsung dibalas malam itu juga! Dan Levin tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    I'll Be Back

    Claire terdiam. Otaknya bertanya-tanya, namun Claire menepis pertanyaan apapun yang ada dibenaknya. Tidak ingin memaksa otaknya yang menyedihkan untuk berpikir. “Apapun itu jangan pernah menyapaku karena aku tidak mengenalmu. Sekarang lebih baik kamu keluar dan tinggalkan aku sendiri!” usir Claire lagi. Levin terpaku sejenak, dirinya ingin membantah tapi mengurungkan niatnya. Melihat ekspresi wajah Claire, Levin pikir lebih baik diam untuk saat ini. Gadis, ralat, semalam Levin telah merenggut kegadisan Claire dan menjadikannya sebagai wanita seutuhnya jadi rasanya kurang tepat jika masih memanggil Claire dengan sebutan gadis. Wanita, itu kata yang lebih tepat. Ya, wanita itu pasti sedang kacau pikirannya jadi lebih baik jangan membantah atau mengusiknya. Biarkan Claire tenang dulu, toh cepat atau lambat mereka berdua akan kembali bertemu! Levin segera berpakaian, pria itu meraih kenop pintu dan berkata lirih, “I’ll be back, Claire.” Sepeninggalan Levin, Claire menangis dalam d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Interogasi

    “Anda baru pulang, Tuan?” sapa Johan, pria berusia akhir 30an yang ditugaskan untuk menyelesaikan setiap masalah yang Levin timbulkan. Awalnya tugas Johan adalah untuk mengawasi Levin agar tidak berkelakuan liar, tapi percuma karena Levin lebih sering menyelinap dan sulit dinasehati hingga Johan menyerah. Akhirnya daddy Keenan menugaskan Johan untuk menyelesaikan setiap masalah yang ditimbulkan oleh putranya agar tidak terekspos ke pihak luar. Seperti semalam contohnya, saat Levin meminta bantuan Johan untuk menghapus rekaman CCTV. Levin tau pasti kalau daddy Keenan tidak ingin citra keluarga dan perusahaannya hancur hanya karena ulahnya. “Begitulah. Bagaimana dengan tugas yang semalam aku berikan? Sudah beres kan?” “Sudah, Tuan. Sekarang tolong beri saya penjelasan, kenapa anda harus memukuli seseorang dengan begitu ganas? Ada masalah apa antara anda dengan pria itu?” Levin menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Pertanyaan Johan terdengar seperti sedang menyelidikinya. Jujur,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Rencana Yang Gagal

    Johan menghembuskan nafas berat. Dugaannya tepat. Tuan mudanya lagi-lagi meniduri wanita yang berbeda, kali ini lebih parah sampai tidak pulang ke rumah! Padahal biasanya selalu pulang meski baru tiba di rumah hampir menjelang pagi. Tapi kali ini malah baru pulang siang hari. Kacau! Johan tidak tau kalau yang Levin dapatkan semalam adalah gadis perawan yang membuatnya enggan berhenti. Karena biasanya jika dengan wanita bayaran, Levin hanya bermain sekali. Yang penting juniornya sudah ‘ganti oli’, beda dengan semalam. Semalam bukan hanya sekedar ‘ganti oli’, tapi mencari surga dunia. Semalam adalah kesempatan langka bagi Levin, dan tentu saja bagi juniornya, untuk merasakan kenikmatan seks yang sesungguhnya. “Bukankah anda bilang wanita itu mabuk? Anda bilang ingin menyelamatkannya dari pria yang berniat jahat, tapi anda sendiri melakukan hal itu padanya. Bukankah itu berarti anda sama jahatnya dengan pria yang anda hajar sampai babak belur?” “Tentu saja berbeda, aku memang mela

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Menutupi Kenyataan

    Keesokan harinya… Claire memarkir mobilnya di halaman kampus, tetap beraktivitas seperti biasa seolah tidak terjadi apapun saat weekend kemarin. Tidak boleh ada satu orang pun yang tau tentang apa yang terjadi padanya. Termasuk Nick, sahabatnya. Claire keluar dari mobil dan berjalan santai menuju kantin. “Claire!” panggil Mia dengan suara senyaring toa masjid. “Kenapa, Mi?” “Sabtu kemarin kamu kemana sih? Katanya mau ke toilet, tapi kenapa tidak kembali ke bar lagi?” selidik Mia penasaran. Ya, kemarin dirinya berencana ke rumah Claire untuk bertanya tapi mengurungkan niatnya, takut Claire curiga. Mia harus bersikap cerdik, jadi lebih baik menunggu hingga hari senin saat mereka bertemu di kampus meski rasa penasaran mendera hatinya. Tidak sabar ingin tau apa yang terjadi hingga Claire bisa lepas dari jebakannya. Bagaimana mungkin Claire yang sudah mabuk dan dibawah pengaruh obat perangsang bisa lolos dari jebakannya kan? Mia juga penasaran apakah Claire tau kalau dirinya yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Perdebatan Antar Sahabat

    Nick mendesah frustasi saat Claire menyumpal mulutnya dengan cokelat, oleh-oleh yang baru saja ditolaknya. Claire bahkan tidak memberi Nick waktu untuk protes dan langsung mengomel dengan nada seperti orangtua yang sedang memarahi putranya. “Rasanya sama kan? Jadi tolong hargai pemberian gadis ini!” omel Claire membuat Nick memberengut kesal karena diomeli oleh Claire hingga membuatnya tidak bisa berkutik. Bagi Nick, ada dua orang wanita yang tidak bisa dibantah atau di lawannya, yaitu sang mommy dan Claire. Claire menoleh kepada sang gadis sambil tersenyum manis. “Jangan khawatir, aku pastikan Nick akan menghabiskan oleh-oleh darimu. Dia suka cokelat kok, apalagi Merlion chocolate adalah cokelat kesukaannya,” beritahu Claire. Setelah itu Claire menoleh dan menatap tajam Nick. Memberi perintah tanpa kata membuat pria itu hanya bisa mendesah pasrah. Tanpa perlu diucapkan pun, Nick tau apa yang Claire ‘perintahkan’ meski hanya melalui tatapan mata. Mereka sudah bersahabat lama, j

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Satu Malam Untuk Selamanya    Claire dan Levin

    Claire berjalan melewati lorong selepas kuliah, hendak menuju parkiran dan pulang. Sendirian, tanpa Nick dan Mia karena kedua sahabatnya masih ada jadwal kuliah selanjutnya untuk mengejar ketertinggalan mereka karena semester sebelumnya terlalu sering bermalas-malasan. Beda halnya dengan Claire yang sudah dalam tahap skripsi hingga tidak memiliki terlalu banyak jadwal kuliah. Yang Claire inginkan saat ini hanya satu, tidur. Rasanya lelah saat harus berpura-pura terlihat normal meski pada kenyataannya dirinya sedang merasa frustasi karena apa yang terjadi beberapa malam lalu, saat kegadisannya terenggut tanpa dirinya sadari. Langkah Claire terhenti saat seorang pria yang membuatnya frustasi muncul tepat di hadapannya, menghalangi langkahnya. Rasa terkejut menguasai hati Claire, beruntung Claire dapat menguasai dirinya dengan baik. Claire beralih ke kanan, hendak melewati sang pria, namun pria itu malah sengaja menghalangi langkahnya. Berulang kali seperti itu hingga membuat Clai

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31

Bab terbaru

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Pengakuan Dosa

    Keesokan harinya…Telapak tangan Claire saling bertaut. Hal yang selalu dilakukannya saat rasa gelisah melanda hatinya. Ini adalah hari pengakuan, wajar jika jantungnya berdebar kencang.Saking gelisahnya, suara ketukan pelan pun terdengar bagaikan bom di telinga Claire hingga wanita itu terlonjak kaget. “Nona, tuan besar sedang menunggu anda di ruang makan agar bisa makan malam bersama,” panggil Susan lembut. Oke, inilah saatnya. Tidak ada lagi kata mundur. Setiap weekend, daddy Alex memang lebih sering berada di rumah, kecuali jika ada urusan di luar kota atau luar negeri. Sedangkan hari-hari biasa dari Senin sampai Jumat, Claire malah tidak tau daddy Alex pulang ke rumah jam berapa saking sibuknya, maka dari itu Claire memilih weekend untuk mengaku dosa. Saat dimana daddy Alex bisa bersantai di rumah. “Oke. Sebentar lagi aku turun ke ruang makan.”Susan berlalu pergi, meninggalkan Claire yang sibuk menyiapkan hati. Wanita itu menghembuskan nafas panjang

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Janji Seorang Mommy

    Claire menelan saliva dengan gugup saat mendengar ucapan sang dokter. Tidak heran kalau suaranya sedikit terbata saat menjawab,“Ba… baik, Dok.”“Untuk point terakhir biasanya cukup sulit dilakukan karena suami anda belum terbiasa saat harus ‘puasa’ dadakan, ditambah lagi umumnya gairah ibu hamil bisa melonjak naik karena pengaruh hormon,” lanjut Rena, tidak memahami rasa canggung yang Claire rasakan. Atau bukan tidak paham tapi tidak peduli? Entahlah, yang pasti Claire hanya diam mendengar ucapan dokter yang membuat wajahnya memerah. Meski itu adalah hal yang wajar mengingat dokter kandungannya tidak mengetahui tentang kondisi Claire yang sebenarnya dengan pria yang menanam benih dirahimnya.“Baik, Dok.”Claire keluar dari ruangan, bergegas menebus resep yang ditulis dan pulang ke rumah.Usai makan malam, Claire merebahkan tubuhnya di atas ranjang, sibuk memandangi foto bayinya, yang baru terlihat seperti seukuran kacang, tapi dirinya tetap merasa takjub de

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Dokter Kandungan

    Claire mendorong piringnya menjauh, meski hanya lima suapan, tapi setidaknya sudah ada makanan yang masuk ke dalam perutnya. Itu lebih baik daripada kosong sama sekali. Wanita itu menoleh ke arah Susan yang sedang berjalan ke arahnya sambil membawa sekotak sandwich, bekal yang selalu Claire bawa ke kantor karena perutnya selalu meronta kelaparan meski belum waktunya jam makan siang akibat si kecil. “Thank you, Susan,” ucap Claire dan bergegas ke kantor sebelum terlambat.Sore hari di RS Permata Bunda…Claire meremas kedua tangannya dengan gelisah. Sekarang dirinya sedang menunggu antrian untuk menemui dokter kandungan. Heran, waktu sudah sore, tapi kenapa antriannya masih cukup panjang? Apakah dokter yang ditemuinya ini memang bagus?Sejujurnya, Claire tidak tau menau tentang dokter kandungan sama sekali. Dirinya hanya mencari rumah sakit yang cukup jauh dari kantor maupun rumahnya agar kemungkinan untuk bertemu dengan orang yang dikenalnya semakin menipis. Namun ha

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kesempatan

    Claire menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Setelah mandi dan makan malam, kini Claire sedang berbaring di ranjang empuknya. Meski dirinya sudah dalam posisi siap beristirahat, namun matanya enggan terlelap. Pembicaraannya dengan Levin tadi masih terngiang jelas di benak Claire. Oh, Tuhan! Bagaimana bisa Claire mengiyakan ajakan Levin untuk berteman? Kenapa bibirnya malah mengucapkan hal yang bertolak belakang dengan otaknya? ‘Apakah aku benar-benar mengiyakan permintaannya? Tentu saja iya, jika tidak, lalu siapa tadi yang berbicara?’ gerutu Claire merutuki hatinya yang mudah goyah. Seharusnya Claire menolak permintaan Levin untuk berteman.Seharusnya Claire mengambil langkah seribu saat Levin mendekatinya.Seharusnya Claire mengusir Levin saat melihat pria itu muncul di ruang tamu rumahnya, tanpa memberi kesempatan untuk mengatakan apapun. Dan masih banyak kata ‘seharusnya’ yang berkecamuk di dalam benak Claire hingga membuatnya sulit tidur mesk

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Confession

    Keterdiaman Claire membuat Levin gugup. Pria itu tidak menyadari kalau Claire sama gugupnya dengan Levin, hanya saja Claire dapat menutupi perasaannya dengan baik. Levin menatap Claire dalam-dalam, memutuskan untuk terus maju. Dirinya bukanlah pria pengecut, jadi meski rasa gugup menguasai hatinya, tapi Levin harus tetap mengatakan apa yang dirinya rasakan. Saat Levin memutuskan datang ke rumah Claire, dirinya sudah bertekad untuk mengakui isi hatinya dan ingin mengatakan apa yang hatinya inginkan, dan inilah saatnya. Inilah kesempatan bagi Levin untuk mengutarakannya. “Aku harus mengakui satu hal, yaitu tentang alasan kenapa aku terus mengejarmu meski kamu telah menolak kehadiranku berulang kali. Alasan kenapa aku mengabaikan permintaanmu agar kita bersikap tidak saling mengenal.”“Kenapa?” “Karena aku menyukaimu.”Claire mengerjap, lidahnya terasa kelu. Bibirnya seolah terkunci rapat. Pengakuan Levin memang singkat, tapi sanggup memporak porandakan hati

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kehadiran Levin

    Claire melajukan mobilnya menuju rumah, satu-satunya tempat yang bisa membuatnya merasa aman dan nyaman karena di rumah besarnya hanya ada Susan dan Claire bisa mengunci diri di kamar selepas makan malam hingga tidak ada yang curiga meski terdapat perubahan pada dirinya. Ya, tidak bisa dipungkiri akhir-akhir ini Claire baru menyadari kalau rasa mual yang sempat dirasakannya adalah karena pengaruh kehamilan, bukan sekedar masuk angin. Morning sickness itulah istilahnya meski harus Claire akui kalau rasa mualnya tidak hanya datang di pagi hari karena di saat-saat tertentu, rasa mual itu bisa saja datang. Terserah keinginan bayi kecilnya saja. Ditambah lagi indera penciumannya semakin sensitive membuatnya langsung mual jika mencium aroma yang terlalu menyengat, entah seperti ikan, gorengan, parfum, makanan tertentu atau hal lainnya. Namun betapa kagetnya Claire saat setibanya di rumah, dirinya malah menemukan Levin sudah duduk di ruang tamu rumahnya. Menunggu kepula

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Garis Dua

    Claire menatap hasil testpack di tangannya dengan nanar. Dari 4 testpack yang dirinya beli dan gunakan, semuanya menampilkan hasil akhir yang sama. Garis dua. Positif. Claire hamil! Damn! Bagaimana bisa seperti ini? Padahal Claire yakin kalau dirinya langsung meminum pil pencegah kehamilan setelah berhubungan seks dengan Levin! Claire yakin kalau dirinya bergegas membeli pil pencegah kehamilan kurang dari 24 jam setelah mereka melakukan hal itu. Bukankah katanya pil itu efektif asalkan dikonsumsi tidak lebih dari 24 jam setelah berhubungan seks? Tapi kenapa Claire masih bisa hamil? Apa dirinya hanya termakan iklan belaka?Apakah hasil testpacknya salah? Tapi apa mungkin testpacknya salah berjamaah? Jika hanya satu atau dua testpack yang salah, mungkin masih masuk akal, tapi masalahnya semua testpack merujuk pada hasil yang sama. Sial! Sial! Sial! Dan mereka hanya melakukannya sekali. Hanya sekali! Ya Tuhan, kenapa benih Levin begitu subur hingga sulit dicegah dan disingkirk

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Sikap Yang Berubah-Ubah

    Levin menatap ponselnya saat tidak mendengar suara apapun, mengira sambungan telepon terputus. Tapi ternyata tidak, ponselnya masih tersambung dengan nomor Claire, lalu kenapa wanita itu tidak merespon? “Claire?” Panggilan Levin membuat Claire tergagap, sadar kalau pikirannya sedang berkelana.“Memang, tapi bukan berarti kita bisa menjadi teman. Dan sepertinya ada baiknya kalau kita tidak perlu bertemu lagi. Lagipula aku sudah selesai sidang jadi sepertinya tidak perlu datang ke kampus lagi. Sudahlah, aku ingin istirahat, jadi aku akan langsung menutup teleponnya. Setelah ini jangan telepon aku lagi, okay?” cerocos Claire dan langsung memutuskan panggilan membuat Levin memaki pelan. Heran, kenapa Claire begitu sulit ditaklukkan? Bukankah sebelumnya wanita itu sudah bersikap jinak? Tapi kenapa sekarang jadi galak lagi? Kemana sikap hangat yang wanita itu tunjukkan saat mereka berbincang di café waktu itu? Kenapa wanita yang disukainya bertingkah seperti bunglon yan

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kekhawatiran Claire

    “Sekarang sudah akhir bulan, tapi kenapa aku belum datang bulan? Apakah karena stress pekerjaan? Padahal biasanya selalu teratur,” gumam Claire heran. Hingga satu pemikiran terlintas di benaknya. Claire menggeleng keras, berusaha mengenyahkan pikiran laknat itu dari pikirannya, tapi sulit. “Aku tidak mungkin hamil kan? Setelah berhubungan seks dengan Levin dulu, aku langsung minum pil pencegah kehamilan dan kami hanya melakukannya sekali,” lirih Claire dengan rasa cemas yang merasuk ke hatinya.Claire lupa kalau yang sebenarnya terjadi adalah Levin melakukan hal terkutuk itu berulang kali tanpa dirinya sadari karena berada di bawah pengaruh obat. Dan berulang kali pula Levin sibuk menabur benih ke dalam rahimnya.Rasa cemas di hati Claire kian meningkat saat dirinya menyadari hal lain yang tidak kalah penting. Rasa mual yang akhir-akhir ini dirinya rasakan. Rasa mual yang Claire pikir hanya sekedar masuk angin belaka tapi nyatanya sudah seminggu lebih enggan pergi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status