Share

Melupakan Amar

Rosita kembali ke ruangan Amar. Ia sempat menangis di dalam toilet umum beberapa menit. Karena teringat Julio yang hanya seorang diri menjaga Amar, maka wanita paruh baya itu menyudahi kesedihannya.

"Aku tidak boleh lemah. Semua salah Rania. Bukan salahku."

Julio menoleh cepat saat mendengar mamanya membuka pintu. Begitupun dengan Amar.

"Rania mana, Ma?" tanya Amar penasaran.

Rosita menyuruh Julio duduk di kursi yang letaknya agak jauh dari mereka. Dan anak kecil itu menurut. Wanita paruh baya itu semakin mendekat ke arah putra pertamanya."

"Dia sudah pergi," jawab Rosita datar.

"Apakah Mama mengusirnya? Amar ingin bicara sama Rania, Ma?" Lelaki itu terlihat gelisah. Ia masih merindukan kehadiran istrinya.

"Mama kecewa sama kamu, Amar. Kenapa kamu harus selingkuh di belakang Rania? Apa mau kamu, Amar?" cecar sang mama ingin tahu.

"Maafkan, Amar, Ma. Amar bisa hidup miskin. Amar sengaja memanfaatkan harta milik atasan Amar di kantor."

Rosita geleng-geleng kepala. Ia tidak habis pikir d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status