Share

Bab 39. Siasat Siska

Bukan Erma tidak tahu kalau Hari jatuh cinta padanya. Tetapi Erma sama sekali tidak ada rasa dengan pria manis itu. Bagaimana mungkin Erma akan memaksa diri menerima Hari?

Sisi lain, Hari hanya seorang pelayan dan sopir. Nasib Hari tidak berbeda dengan Erma. Lalu, masa depan mereka nanti akan jadi apa? Hidup sendiri saja sudah pas-pasan. Kalau menikah dan punya anak?

Itu yang Erma pikirkan. Dia harus memperbaiki nasib, memperbaiki keturunannya agar jangan semalang dirinya

"Aku mau lanjut kerja." Erma berdiri. "Makasih ya, buat rujaknya. Aku simpan dulu. Nanti jam makan siang aja aku makan."

"Oh, oke." Hari tersenyum sedikit kecut.

Dia membayangkan Erma akan tersenyum senang dengan mata berbinar mendapat oleh-oleh dari Hari. Ternyata Erma seperti tanpa ekspresi menerimanya dan tidak ingin menyentuhnya. Masih panjang perjuangan Hari merebut hati Erma.

"Nanti kalau mau makan sama-sama, ayo. Biar lebih seru," lanjut Erma.

"Ya, oke." Senyum Hari melebar. Ah, kalimat itu sedikit memberi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status