Share

Bab 108. Kekecewaan Herman

Helios mematung. Kalimat yang dia dengar membuatnya tak tahu harus berkata apa dan berbuat apa. Semua tampaknya akan segera berakhir. Kisah pemuda miskin putus asa yang menjadi Tuan Muda akan berlalu, kemudian dia akan disingkirkan.

Tatapan penuh amarah dengan mata menyala Herman membuat Helios takut. Takut dengan apa yang akan terjadi padanya setelah ini. Dia bukan siapa-siapa. Jika Herman menganggap Helios gagal, dengan mudah, seperti menyentil semut dengan jari telunjuk, habislah sudah.

"Ini tidak masuk akal! Ini gila!" Herman mengepalkan tangannya, teracung ke depan mukanya.

"Papa, maafkan aku ..." ucap Helios dengan rasa berat menekan di dadanya. Bernapas saja seakan mulai sesak.

"Kamu cinta Violetta?" Herman masih belum lega. Dia ingin pengakuan Helios sepenuhnya.

Helios menelan ludahnya. Tidak mungkin dia tidak mengaku. Tapi pengakuannya hanya akan menambah semua berantakan.

"Kamu diam, aku sudah tahu jawabannya." Herman memandang Helios, sementara tangannya pindah mendekap dad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status