Share

Bab 75

Ini adalah pertama kalinya Zayden makan di restoran kaki lima semacam ini.

Hot pot seharga seratus enam puluh ribu membuat Madeline lebih senang ketimbang makanan Barat yang berharga puluhan juta.

Meskipun Zayden tidak merasa makanannya enak, dia tetap makan beberapa suap karena Madeline.

Setelah keluar dari restoran hot pot, Madeline menunjuk kedai teh susu di seberang. DIa mengangkat kepalanya untuk melihat Zayden yang mendorong kursi rodanya. "Teh susunya kedai itu sangat enak. Aku dan sahabatku menamainya 'belahan jiwa'. Setiap kali salah satu dari kami keluar, cukup bilang titip satu gelas 'belahan jiwa', maka kami akan mengerti maksud satu sama lain."

Zayden melihat sekilas kedai teh susu yang tidak terlalu besar itu. Berlebihan.

Madeline menunjuk toko sebelah lalu memperkenalkan lagi. "Lalu kue tar telur di toko kue itu. Makan sebanyak apa pun, dijamin nggak akan bosan."

Sepanjang jalan, Madeline seperti seorang narator. Dia menceritakan jalan yang dia kenal kepada Zayden. Untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status