Share

Dua puluh tujuh

Bola mata Jono memerah menahan perasaan yang menyala.

Ia tak mengerti mengapa ia begitu marah melihat kemesraan keduanya.

Penderitaan ayahnya! Ya, hanya itu yang ia pikirkan.

Gerahamnya mengeras, menatap kertas dengan nominal besar itu dan ingin meremasnya. Ia langsung menoleh pada asistennya yang juga sangat tegang. Meminta penjelasan!

"Oh ya, siapa tamu kita ini, sayang?" seketika ucapan itu memukul kegalauan Jono.

"Ehem..."

"Mereka adalah donatur kita suamiku, mereka orang baik yang merasa prihatin dengan kondisi taman para lansia."

"Ooh, sungguh menyenangkan bertemu dengan orang baik seperti kalian, orang yang penuh perhatian kepada orang yang membutuhkan. Maklum saja... mereka tidak semuanya berasal dari keluarga berada," kata lelaki itu dan menyalami mereka berdua.

Oh tidak, Jono sudah tak tahan lagi dengan sentimentil di hatinya.

Iapun mempercepat perkenalan dan mohon diri untuk pergi.

Di mob
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status