Share

Tiga puluh tiga

Author: Dewanu
last update Last Updated: 2024-02-07 22:54:01

Jono sungguh tak mengerti, bagaimana ayahnya berada dalam keyakinan seperti ini.

Ia merasa sakit melihatnya, bahwa ayahnya yang sangat setia ini ternyata dilupakan ibunya sendiri.

"Apa kau yakin mau menemui ibu?" tanya Jono akhirnya menyerah.

"Jonathan, aku sudah menunggunya selama puluhan tahun, tentu saja kau harus mempertemukan ayahmu dengan ibumu. Aku harus meminta maaf kepadanya karena tidak punya kemampuan untuk memperjuangkan keluarga kita."

Jono benar-benar harus terdiam atas penuturan ayahnya. Ia sangat prihatin, tapi tidak bisa berterus terang untuk sementara ini.

$$$

Di perusahaan akhirnya Winda benar-benar datang dengan penampilan yang sangat berbeda.

Wanita itu sudah seperti wanita karir sungguhan, ia berpakaian rapi dan berdandan ala modern.

Jono sudah tidak asing lagi dengan penampilan itu, bahkan sekarang penampilan Winda jauh lebih seksi.

Dari dinding kaca kantornya, Jono bisa melihat dengan jelas wanita itu bersikap sangat perfeksionis. Akan tetapi jauh di hati Jono
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Pewaris Buta    Tiga puluh empat

    "Istri?" lirih wanita itu dan seketika wajahnya menjadi pucat mendengar pengakuan Jono bahwa Laila adalah istrinya.Ia menatap Jono penuh terkesima, seolah tidak mungkin Laila yang bekerja di tempat tersebut bersuami pria kaya ini."Kenapa kau tidak memanggilnya cepat?""Eh iya...ehmm... tunggu sebentar, saya harus bertanya pada atasanku," gugupnya seketika.Jono menunggu dengan tenang di sebuah ruang tamu.Ia sungguh penasaran apa yang dikerjakan wanita itu.Tak lama kemudian Laila muncul di sana. Ditatapnya pria yang duduk tenang di kursinya dengan menatap layar ponsel di tangannya."Maaf, kau sudah lama menunggu?" tanya Laila dan duduk di dekat Jono."Benar, aku bosan dan hampir saja mau pulang.""Oh, maafkan aku."Jono melihat penampilan Laila dengan seksama, ada rasa penasaran pada wanita yang sekarang berstatus istri ini."Apa kau juga melayani ekstra lelaki yang datang ke tempat ini?""Hmm? Maksudmu?""Kau pura-pura tidak tahu, padahal kau juga sama saja.""Pelayan ekstra? Pela

    Last Updated : 2024-02-08
  • Sang Pewaris Buta    Tiga puluh lima

    Winda tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya mendengar penuturan Jono. Ia tak pernah tahu kalau mantan suaminya ini sudah menikah lagi.Dibandingkan dengan dirinya yang semakin kacau hidupnya, terlebih saat Desta memilih menduakan dirinya dengan wanita lain. Ia sungguh ingin terlepas dari jeratan pria brengsek itu, tapi tak kuasa melawannya."Ka-kau sudah menikah?"Jono tersenyum sinis, seolah mengejek keterkejutan Winda."Tidak sulit mencari pengganti, bahkan aku tidak pernah ingat dengan perempuan yang pernah kunikahi."Winda menatapnya dengan menggigit bibirnya kuat, sebenarnya berita ini sangat melukai hatinya."Aku harus pergi, kerjakan apa yang kau butuhkan, tapi tolong jangan menggangguku. Selain itu kau hanya punya waktu satu minggu di tempat ini, setelah itu kau harus pergi."Langkah Jono langsung memasuki ruangan, lalu menutup pintu dengan cepat.Jono berdiri tegak di gawang pintu sebelum benar-benar duduk di kursinya.Neraka hidup baru saja terlihat di matanya dan membua

    Last Updated : 2024-02-09
  • Sang Pewaris Buta    Tiga puluh enam

    Sementara itu Laila yang baru saja merebahkan tubuhnya merasa sedikit terganggu dengan darah yang mengalir dari hidungnya. Darah segar itu cukup banyak dan menodai seprai dan juga bantal yang ia pakai."Apa ini? Kenapa banyak sekali darah?"Laila menutup hidungnya, ia cukup takut karena tidak pernah mengalaminya.Ia mulai teringat dengan Hanah yang sering kali mimisan dan mengatasinya dengan cara sederhana. Maka iapun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Hanah di kampus.Sayangnya cara tersebut tidak begitu berhasil sehingga darah masih keluar cukup banyak dan kini membuatnya sedikit pusing.Laila berusaha menenangkan dirinya, berharap Jono segera muncul dan memberinya bantuan. Akan tetapi pria itu tidak muncul juga.Laila hanya pasrah, ia merasa lemah dan berkunang-kunang. Akan tetapi beruntung ia bisa meraih sofa dan duduk di sana.Pagi harinya, Laila terbangun dan ia merasa tubuhnya sedikit memiliki tenaga. Ia tak tahu apa yang terjadi namun ia yakin dirinya sempat pingsa

    Last Updated : 2024-02-10
  • Sang Pewaris Buta    Tiga puluh tujuh

    Laila tersenyum tipis, mendengar bagaimana Jono tidak merasa bersalah samasekali dengan sikapnya selama ini."Maaf, aku marah bukan karena perduli denganmu, tapi aku perduli dengan diriku sendiri. Apa pandangan orang jika aku membiarkan seorang wanita melakukan hal tak senonoh di rumah istrinya."Setelah mengatakan hal itu, tubuh Laila terasa menggigil, ia mulai merebahkan tubuhnya lagi di tempat tidur. "Jika kau sibuk, sebaiknya urusi saja adik tirimu itu, tak perlu kuatir denganku," katanya dan membalikkan tubuhnya membelakangi Jono.Jono hanya kebingungan sendiri, saat Laila membelakangi dan terlihat marah padanya."Hei, jangan salah sangka. Huft, kenapa kau membuatku bingung... sekarang yang terpenting kau harus ke rumah sakit, kau harus memeriksakan diri," ujarnya."Tidak perlu, aku hanya mau tidur, pergilah.""Jangan keras kepala, aku ini manusiawi, apa aku masih kurang baik? Ah, kalau kau tidak mau bangun, aku akan memanggil ambulans untuk membawamu ke rumah sakit."Sontak saj

    Last Updated : 2024-02-17
  • Sang Pewaris Buta    Tiga puluh delapan

    "Eh, itu...ehmm... tidak ada, aku hanya merasa kuatir dengan kondisimu, kau memang harus memeriksakan diri," gugupnya. Ia merasa sangat gugup karena takut Laila mendengar ucapannya."Jangan terlalu percaya dengan dokter, kau tahu ini cuma mimisan, bukan penyakit serius. Bahkan anak-anak kecil saja hanya ditolong dengan selembar daun sirih, semua sudah beres."Lihatlah, wanita ini pasti ketakutan penyakitnya diketahui orang lain. Dia pasti tahu penyakit memalukan itu bisa menghancurkan reputasinya."Apa kau yakin? Tapi setidaknya kita akan memastikan kalau kau memang baik-baik saja. Sebagai suami, aku akan memaksamu melakukan pemeriksaan menyeluruh, aku tidak mau disalahkan banyak orang karena dianggap tidak perhatian," tegasnya."Astaga... kau sangat memaksa," keluh Laila dan iapun kembali memejamkan matanya menikmati perjalanan yang sedikit melelahkan.Ia merasa lelah, ia tidak tahu apakah Jono bisa merasakan betapa sedih hatinya saat ini.Sekian lama, setelah kedua orang tuanya tiad

    Last Updated : 2024-02-19
  • Sang Pewaris Buta    Tiga puluh sembilan

    Laila berkedip, sadar kalau ia menatap pria itu dan membuatnya begitu gugup.Iapun tidak bisa memungkiri betapa gugup dan terkejutnya ia saat ini.Pria yang begitu dingin dan acuh ternyata bisa bersikap sangat manis dan menghangatkan hatinya. Ia sadar betapa ia membutuhkan perlakuan Jono seperti ini. Ia sungguh berdebar merasakannya."Eh, iya... terimakasih," jawabnya kaku.Jono membantu Laila duduk, lalu mengambil semangkuk bubur untuk menyuapinya."Aku... bisa makan sendiri," kata Laila merasa tidak enak."Sudahlah, aku sudah biasa melakukan hal semacam ini. Aku besar di panti asuhan, aku biasa membantu teman-teman yang sakit dengan memberinya obat atau menyuapi," katanya kemudian. "Ayo, buka mulutmu, aaa..."Meskipun merasa canggung, akhirnya Laila menurut menerima suapan dari Jono. Sesekali matanya menangkap sosok pria itu tersenyum manis, membuat hatinya semakin menghangat."Berhenti saja dari pekerjaanmu, supaya tidak semakin memperparah penyakitmu. Aku punya banyak uang untuk

    Last Updated : 2024-02-19
  • Sang Pewaris Buta    Empat Puluh

    Bulan madu? Hah, benar juga, seharusnya ini adalah hari-hari bulan madu sepasang pengantin. Akan tetapi sepertinya itu tidak akan berlaku baginya.Jono termenung, memikirkan perkataan Laila yang sempat ia dengar dari gadis itu.__"Aku mungkin menyedihkan, tapi aku tidak akan menjalani hidup yang lebih menyedihkan bersamamu. Aku sungguh ingin terlepas dari beban ini," katanya dengan raut yang murung."Kau mau apa? Mau uang, mobil atau apa? Aku akan membantumu memiliki semua itu tapi jangan hidup menyedihkan. Seolah kau tidak membutuhkan semua ini tapi kau malah bekerja dengan pekerjaan kotor.""Akan tetapi bukan itu yang kubutuhkan, apakah kau tidak mengerti?" lirih Laila dengan mata yang berkaca-kaca."Lalu apa memangnya yang kau butuhkan?""Aku... aku butuh ketulusan... aku butuh seseorang yang melihatku dengan hatinya. Aku tau sekarang bahwa seseorang itu bukanlah orang sepertimu," ujarnya dan buliran air mata mulai menetes di pipinya.___"Perempuan gila itu berharap ketulusan darik

    Last Updated : 2024-02-22
  • Sang Pewaris Buta    Empat Puluh Satu

    Winda berdiri melihat ke arah Jovan dan Jono bergantian dengan senyuman manis. Matanya berkedip dan melangkah maju."Begini, Pak. Saya datang bukan untuk membicarakan masalah pekerjaan. Jika diijinkan ada hal yang ingin saya sampaikan," kata Winda penuh percaya diri."Benarkah begitu? Soal apa?"Winda melirik ke arah Jono sebentar."Saya merasa sangat tidak adil karena sebagai istri Jono dahulu, saya tidak mengetahui apapun soal keluarganya. Setidaknya saya juga ingin tahu dan memiliki keluarga meskipun itu cuma bekas suami, bukankah begitu?"Jono langsung menyebik, memangnya apa yang harus disesalkan, hubungan itu sudah berakhir dan sekarang dia bahkan mengaku sebagai orang yang tertipu?"Uhmm, aku masih tak mengerti," jawab Jovan."Begini, waktu itu kehidupan kami sangatlah sulit, bahkan Jono mengalami buta yang membuatku sangat kesulitan. Akan tetapi akulah yang bekerja memenuhi semua kebutuhannya, aku tidak pernah menyangka dia menyembunyikan sesuatu," kisahnya.Jono langsung ters

    Last Updated : 2024-03-24

Latest chapter

  • Sang Pewaris Buta    TAMAT

    "Jonathan, bangunlah nak, sebaiknya kalian tidur di kamar kalian dan bukan di sini," bisik ibunya pelan sementara Jonathan masih belum penuh kesadarannya. "Ibu? Oh, tidak, aku ketiduran tadi." "Mana Mirna pengasuh kalian? Kenapa tidak ada di sini untuk menjaga mereka?" "Anu Bu, Ayah Mirna sakit keras sehingga ia harus ke rumah sakit." "Oh, begitu rupanya. Kalau begitu, bangunkan istrimu dan aku yang akan menjaga anak-anak malam ini." Jonathan sedikit malu, tapi tentu saja itu yang diharapkan. "Baik, Bu, aku akan membangunkan Meena terlebih dahulu." "Baik, bangunkan dia dan aku akan menyiapkan botol susu untuk anak-anak." Setelah ibunya pergi, Jonathan mendekati Meena yang terlelap sementara Juan masih menyusu di tubuhnya. Perlahan iapun mengusap puncak kepala Meena dengan lembut lalu menyentuh pipinya. "Sayang, kamu mau bangun apa enggak?" panggil Jonathan dengan terus membelai pipinya. "Hah? Eh, Jonathan?" "Iya, ini aku, suamimu." "Ya Tuhan, aku lupa. Aku hampir terkejut

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Empat Puluh

    Winda berjalan mendekati dengan jantung berdetak hebat. Rasa malu bercampur marah seorang membayang di wajahnya. Akan tetapi ini adalah akhir dari perjalanan yang harus ia lakukan. Setelah semua ini, ia akan pergi menjauh dari pria pujaannya ini. Meena melihat wajah Winda yang tertunduk dalam membuatnya kasihan. "Winda..." "Selamat atas pernikahan kalian, Meena. Semoga kalian bahagia." Jonathan hanya diam melihatnya sementara Hanah melihatnya dengan wajah kesal. "Kamu tau sekarang, seorang lelaki itu tidak akan memaafkan perempuan yang berselingkuh, apa kamu mengerti sekarang?" Hanah berbicara blak-blakan, membuat Winda semakin sedih. "Maafkan aku atas semuanya. Aku sungguh minta maaf," wajah Winda kemerahan menahan air mata. Jonathan berharap penyesalan itu memang benar-benar ada pada wanita ini.Setelah mengatakannya Winda kemudian membalikkan tubuhnya untuk pergi dari sana.Meena sedikit merasa bersalah atas kejadian itu. Iapun tak mengira akan seperti ini akhirnya."Aku mer

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Sembilan

    Indriana menerimanya, akan tetapi telapak tangannya sudah penuh keringat dingin. Ia merasa inilah yang ia butuhkan selama ini. Sebuah bukti nyata yang bisa mengembalikan ingatannya pada masa itu. Jonathan membiarkan Indriana dalam pikirannya sendiri. Ia terus mencoba banyak hal untuk membantu Indriana pulih. Wanita itu terus membuka album dan melihat apa yang ada di sana. Entah mengapa dadanya bergemuruh hebat saat melihat wajahnya berada di setiap lembar foto di sana. "Aku tak menyangka memiliki kenangan yang begitu indah seperti ini." Indriana melihat sendiri betapa indah senyum yang ia miliki dahulu. Senyum seorang wanita yang penuh kebahagiaan. Pada foto pernikahan itu iapun bisa menyaksikan tatapan matanya yang mencintai Jovan. "Ini adalah pernikahan kita?" tanya Indriana takjub. Jovan hampir menitikkan air matanya karena sangat sedih saat ini. Semua kebahagiaan yang pernah mereka miliki bersama menghilang begitu cepat. Karena tiga bulan setelah itu Indriana meng

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Delapan

    Meena terpaksa mencobanya karena permintaan Indriana dan cincin itu sangat pas di jarinya. "Itu sangat pas sama kamu, Meena." Meena mengedikkan bahunya, ia masih tak mengerti. "Kalau begitu, aku akan menikahimu saja, apakah kamu bersedia?" Meena melotot tajam, jadi benar Jonathan sedang bermain-main? "Jonathan, apa maksudmu?" "Ayah, ibu... sebenarnya wanita itu adalah Meena. Wanita yang kusukai adalah Meena, dan sekarang aku ingin mendengar jawaban dari Meena." Indriana lebih terkejut lagi, ia tak menyangka Meena adalah gadis yang dimaksud Jonathan. "Kamu Serius?" "Tentu saja aku serius, Bu. Aku tau Meena adalah yang terbaik untukku dan juga untuk Juan. Apakah menurut ibu tidak seperti itu?" Indriana menatap Meena tak bisa menahan untuk tersenyum. Tentu saja itulah yang ia harapkan selama ini. "Aku sudah pernah menjodohkan kalian dahulu, tapi kalian tidak menuruti keinginan ibu, hah?" Ya, Jonathan juga ingat waktu itu dirinya menolak mentah-mentah tawaran ibuny

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Tujuh

    Jovan mendengarkan dengan serius, dia tidak mengerti siapa wanita itu kali ini. "Kalau begitu, perkenalkan dia pada ayahmu ini, ayah senang mendengarnya, Juan membutuhkan seorang ibu, seharusnya kalian cepat menikah saja." Jonathan tersenyum, tidak sulit mendapatkan persetujuan semacam ini bukan? "Lalu bagaimana dengan ibu? Apakah ibu setuju kalau aku cepat menikah?" Indriana terdiam, ia tidak terlihat antusias. "Aku tidak yakin wanita seperti apa lagi yang kau pilih sebagai pendamping hidupmu. Tapi aku sudah kehabisan kata-kata untuk membuatmu sadar." Jawaban ibunya membuat Jonathan tidak puas samasekali. "Ibu tidak setuju aku menikah lagi?" "Bukan begitu, Jonathan. Ibu hanya ingin mengenal wanita seperti apakah dia itu. Ibu tentu saja merasa kuatir dengan kisahmu dalam menjalani rumah tangga. Ibu takut kamu terluka lagi." "Ibu, aku tidak seperti ayahku,.dia hanya setia dengan satu wanita saja, bukankah begitu, Ayah?" Jovan dan Indriana tertawa kecil dan sedikit t

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Enam

    Tentu saja itu sangat penting, apakah kamu tidak berniat memberi tau? batin Meena, ia tetap diam tidak mengatakan apapun. "Terserah, kalau menurutmu penting, suatu saat kau pasti akan memberi tau padaku. Tapi sebenarnya... ini cukup berlebihan, aku bahkan tidak berharap kau bertindak sejauh ini. Bagiku, sudah cukup jika kamu mencintaiku." "Kenapa aku merasa wanita tidak seperti itu, Meena? Winda dulu juga begitu, tapi ternyata..." "Lihatlah, kamu masih juga membawa-bawa masa lalu. Aku berharap menjadi wanita yang cukup pintar sehingga tidak terlalu menunggu dan menuntut pemberian seorang laki-laki. Akan tetapi sebenarnya banyak juga kejadian wanita jadi besar kepala kalau sudah menghasilkan uang sendiri. Apakah kamu tidak takut aku menjadi seperti itu?" Jonathan hanya tersenyum tipis dan melangkah pergi, "Lakukan dan tunjukkan sifat aslimu secepat mungkin, Meena. Mungkin suatu hari nanti aku akan mengerti dan memutuskan apakah aku bisa bertahan atau tidak, seperti yang sudah lewat

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Lima

    Ruangan itu sungguh diluar ekspektasinya. Bisa dibilang ruangan yang ditata begitu estetik dengan berbagai macam peralatan mewah. Ada satu meja besar dengan berbagai macam peralatan dan juga manekin dalam berbagai pose. Ada dua buah perangkat laptop dan juga monitor dinding yang besar. Meena bahkan tidak tau kapan ruangan ini di desain dan diubah menjadi seperti ini. "Apakah ini sungguh ruangan milikku?" Meena berbicara sendiri. "Tentu saja, ini adalah hadiah dariku. Kamu suka?" "Tapi... kenapa kau memberikan hadiah semahal ini? Aku...." "Apa yang harus ku berikan untuk wanita yang begitu spesial di hatiku? Aku juga tidak tau apakah ini cukup spesial. Selain itu... kau mungkin sangat kesal kepadaku akhir-akhir ini." "Jadi maksudmu?' "Kamu tidak akan melihatku dari sini, kau bisa fokus bekerja. Haruskah aku membuat area bermain untuk anak kita?" Meena tentu saja sangat terperangah, "Jangan keterlaluan, apa yang akan mereka katakan nantinya?" "Jangan perdulikan merek

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Empat

    Meena menghempaskan dirinya di pembaringan. Ia teringat dengan bagaimana Jonathan bersikeras untuk menikahinya. Egonya setinggi ini untuk menolak tawaran yang dulu begitu ia inginkan. "Aku merasa sangat marah, aku juga bingung harus bagaimana," lirihnya mematut dirinya di cermin. Wajahnya... ia teringat dengan Laila yang begitu dicintai Jonathan. Ia sedikit terganggu karena bisa jadi Jonathan hanya ingin mengabadikan wajahnya demi Laila di sisinya. "Kenapa semua ini membuatku semakin bodoh dan takut?" gumamnya lagi. Adapun Jonathan melakukan hal yang sama di kamarnya. Ia melihat dirinya di cermin dan berkata, "Aku ingin tau dan penasaran, apakah kamu hanya mengoleksi banyak sekali fotoku tanpa tujuan? Seharusnya kau menerimaku karena aku yakin kau membutuhkanku," ujarnya pelan. "Tapi baiklah, kita lihat nanti apa yang akan kau lakukan," ujarnya kemudian. Keesokan harinya Jonathan berangkat bekerja tanpa menjemput Meena. Pria itu bahkan tidak menjenguk Juan pagi ini. "J

  • Sang Pewaris Buta    Seratus Tiga Puluh Tiga

    "Kau masih tak mengerti? Aku bilang aku akan menjalani hidup ini bersamamu sampai akhir, kenapa kau masih berkeras menolakku?" "Tapi Jonathan..." "Kau menyukaiku, aku ingat sekarang bahwa Wiliam pernah mengatakan padaku bahwa kau menyukaiku. Sayangnya aku tidak pernah memikirkannya." Meena sedikit terkejut. Ia tak menyangka Wiliam mengatakan hal bodoh semacam itu pada Jonathan. "Maafkan aku karena keadaan tidak memungkinkan bagiku pada waktu itu. Kau tau aku menyimpan rasa bersalah karena Laila juga tidak pernah mendapatkan cinta dariku saat dia menjadi istriku. Aku hanya seorang lelaki dingin dan bodoh." "Aku membuatnya menderita dan pergi dari rumahku, sehingga dia sangat terpuruk sendirian." "Jadi kau menikah karena penyesalan?" tanya Meena penasaran. "Begitulah, dia sebenarnya menyukaiku sebelum ingatannya hilang," ujarnya. "Tapi pada akhirnya saat dia menemukan cinta itu, semuanya sudah terlambat." Meena terdiam memikirkannya, akan tetapi hatinya masih dipenuhi ke

DMCA.com Protection Status