Ryder tertawa begitu keras, sangat lega mendengar perkataan Daren. Dia mengambil sebuah tongkat kayu, lalu mengarahkannya pada Daren.
"Aku tidak lagi mengingat kejadian di masa lalu, sekarang yang kita butuhkan adalah bagaimana cara menghadapi masa depan. Aku percaya pada kalian semua, seperti kalian percaya padaku. Itulah jawabanku sobat," ungkap Ryder sambil tersenyum.Daren terdiam, dari wajah dan setiap ucapan Ryder begitu tampak tulus di mata Daren, Sungguh pemimpin yang luar biasa. Daren ikut tersenyum, lalu mendorong tongkat kayu Ryder."Kalian berdua, berhentilah melakukan hal bodoh. Ayo kita segera menyusun rencana," ucap Layla kesal.Di wilayah perbatasan, Freya memutuskan berdiam diri di kamar sesuai perintah Lilian dan Edward. Dia, tidak begitu yakin dengan apa yang sebenarnya terjadi, tapi melihat Ryder dan Pengawalnya kabur dari wilayah, membuat Freya khawatir. Edward dalam mode siaga, tak ada yang terlepas dari jangkauan sihir pelacak miliknya. Se"Ryder, cepatlah datang, ku mohon," lirih Freya.Tuan Atlas menggaruk kepalanya, sambil berjalan ke arah Freya. Namun, langkahnya terhenti karena Lilian dan Edward menghadang pria itu, sebelum dekat dengan Freya."Nona, tetap berada di belakang kami," ucap Lilian serius."Hahaha, pengawal anda sangat overprotektif yah. Aku hanya ingin mendekat dan berbicara secara terbuka dengan nona Freya. Menyingkirlah kalian," ujar Atlas."Maaf tuan, kami akan menjaga nona dengan baik. Melihat kondisi sekarang yang sedikit kacau, maka lebih baik anda menja-,""Enyah dari hadapanku, atau kalian ingin melawan," tegas Atlas.Lilian dan Edward terhempas ke belakang, dengan tubuh yang menghantam dinding. Mata Freya membulat, dia sangat terkejut melihat kekuatan aneh yang keluar dari tubuh Atlas seperti aura kegelapan. Saat Freya hendak ingin berjalan membantu Lilian, suara ketukan pintu membuat semua orang terdiam.Melihat Lilian dan Edward tak sadarkan, menyulut amarah Freya. Bukan waktunya untuk memen
"Ridius," lirih Freya.Nafas perempuan itu tercekat, menghirup udara di sekitarnya yang bercampur dengan kutukan aura kegelapan. Freya terhuyung ke belakang, dengan cepat Billy menangkapnya dan membantu Freya berdiri. Sebagai seorang gadis yang memiliki kekuatan suci, Freya tidak mampu berada di tengah aura kegelapan yang sangat kuat, karena itu bisa membuat kekuatannya tidak stabil."Nona, apakah anda baik-baik saja? Ayo kita berpindah tempat dari sini, berpeganglah padaku," ucap Billy pelan.Ridius berdecak kesal, kekuatannya yang sudah sangat kuat mampu mendengar apapun dan dimanapun targetnya berada. Itu semua berkat, kutukan aura kegelapan yang Zane berikan pada Ridius. Kutukan aura kegelapan memiliki tingkat kesempurnaan yang tinggi, dimana kutukan itu akan mempengaruhi kesadaran, bahkan nyawa seseorang. Bukan hanya itu, wabah penyakit yang membuat ibunda Freya meninggal adalah karena kutukan aura kegelapan yang meledak dan tidak stabil, membuat masalah besar di wilayah utara."
Freya tersentak sebuah bayangan hitam berdiri tepat di belakangnya. Mengapa itu terjadi begitu cepat, bahkan Freya tak mampu melihat pergerakannya. Dengan sigap perempuan itu berlari ke depan, menjauh dari bayangan hitam itu namun seluruh badan Freya berhenti bergerak. "Apa yang terjadi padaku, kenapa aku tidak bisa bergerak!?" teriak Freya bingung."Hahahaha kau masuk sendiri ke dalam perangkapku, dasar bodoh," tawa Ridius.Ryder memukul pelindung itu, sambil melihat adakah aura kekuatan yang tipis untuk menghancurkannya. Tepat, matanya melihat bekas serangan Billy yang mulai menipis. Dengan cepat Ryder mengeluarkan kedua pedangnya, mengalirkan aura keemasan yang sangat kuat untuk menembus pelindung penjara emas itu.Seluruh kekuatannya mulai berpusat pada senjata, dengan sekali tarikan nafas Ryder menyerang sebanyak 10 kali tebasan pada pelindung penjara emas itu dengan cepat. Freya meringis kesakitan, kutukan darah milik Ridius berhasil mengambil alih tubuhnya. Seakan seluruh ger
Ryder membuka pintu dengan tergesa-gesa, lalu melihat seorang anak kecil dengan surat di tangannya. Daren menahan Ryder, lalu mengambil surat itu. Memeriksa apakah surat itu di beri mantra kutukan atau sebuah jebakan yang mematikan."Ini aman, ayo bukalah cepat," ucap Daren.Ryder membaca dengan seksama isi surat itu, lalu meremasnya emosi. Anak kecil yang membawa pesan itu menatap Ryder takut, melihatnya membuat Ryder mengontrol emosinya. "Aku ingin kalian membawa seluruh orang di wilayah ini pergi sekarang, tanpa terkecuali. Penjelasannya akan aku beri tahu saat selesai, aku akan membawa Freya juga ke depan gerbang. Kita bertemu disana, cepat laksanakan!!" teriak Ryder."Tuan, apakah aku bisa ikut denganmu?" tanya anak kecil itu."Pergilah bersama mereka, kau akan aman. Daren aku percayakan dia padamu," Jawab Ryder lalu bergegas ke kamar Freya.Daren menarik anak kecil itu, lalu berlari keluar kantor wilayah, diikuti oleh semua orang. Mereka berhambur keluar dan segera melakukan pe
Ryder membuka matanya, kamar yang familiar dengan dekorasi yang begitu banyak. Dia segera bangun dan duduk, sambil menatap ke luar jendela. Kejadian yang terjdi di wilayah perbatasan berlalu begitu saja, tanpa harus membunuh siapapun. Tapi, kesedihan tentang anak-anak kecil yang menjadi bahan penelitian itu, membuat Ryder terpukul, dia harus lebih memperhatikan kondisi setiap pelosok wilayah tanpa terkecuali agar hal tersebut tidak akan terulang lagi."Anda sudah bangun tuan, silahkan membersihkan diri anda terlebih dahulu," sapa Billy yang baru saja muncul di balik pintu."Billy, bisakah kamu membawakan secangkir teh kayu manis," ucap Ryder."Baik tuan, saya akan kembali segera," jawab Billy.Ryder beranjak dari tempat tidur, lalu mengambil sebuah koran di meja. Berita wilayah perbatasan sedang hangat diperbincangkan, karena ada lima ratus lebih orang yang harus diberikan tempat bernaung saat ini. Billy masuk membawa secangkir teh kayu manis, diikuti oleh Daren dan Edward."Kau sudah
Bayi kecil itu terus menangis sepanjang malam, bahkan Freya sudah tidak sanggup menggendongnya lagi dan memberikan pada Ryder. Asal dari bayi itu masih menjadi misteri, karena hari sudah malam mereka semua kembali ke rumah pribadi Ryder."Bagaimana ini, bayinya tidak mau berhenti menangis nona," cemas Lilian."Aku tidak tahu, bagaimana jika kita menanyakannya pada Layla. Daren pergilah ke utara, dan bawa wanita kutu buku itu kemari sekarang," ucap Freya."Baiklah, aku akan pergi sekarang," jawab Daren."Freya, lebih baik kau istirahat sekarang. Wajahmu sangat pucat, kami akan menyelesaikan masalah bayi ini," tutur Ryder."Tidak, aku ingin tetap disini. Mungkin ada yang bisa aku lakukan," bantah Freya."Ayolah, kamu harus memikirkan dirimu sendiri. Ini permintaanku, kumohon beristirahatlah," rengek Ryder.Akhirnya Freya mengangguk, lalu meninggalkan semua orang menuju kamar tidur milik Ryder. Sementara waktu, kendali wilayah utara diberikan kepada Pak Zack sebagai wakil pemimpin. Freya
Sebulan kemudian sejak kejadian Freya menemukan bayi, kini mereka berpisah dengan Ryder karena harus kembali ke wilayah utara. Ryder membangun desa kecil, untuk para penduduk wilayah perbatasan. Daren, edward dan Billy mengurus segala hal tentang bahan bangunan dan Ryder mengatur biaya pembangunan."Anda sangat baik hati tuan Ryder, aku sangat berterima kasih," ucap seorang pria."Tidak masalah pak, ini hanya sedikit bantuan dari wilayah tetangga," balas Ryder."Apakah saya bisa bertanya pada tuan, selama ini wilayah perbatasan selalu mengalami pergantian pemimpin dalam setahun. Tapi, apakah anda disini juga melakukan hal tersebut?" tanya Pria itu."Tidak tuan, sistem setiap wilayah berbeda jadi kami tidak melakukan hal seperti itu," jawan Ryder."Baguslah, karena setiap pergantian itu. Anak-anak kami harus menjadi persembahan leluhur,"Ryder merasa mual mendengar penjelasan pria itu, ternyata persembahannya selama 5 tahun memakan ratusan anak kecil tak berdosa. Billy yang melihat Ryd
Ryder mengetuk pintu kamar Billy, sembari berdecak kesal karena tidak biasanya Billy akan terlambat menyiapkan keberangkatan Ryder. Daren yang masuk ke dalam dapur, melihat Ryder bermuka masam dan mengetuk pintu dengan keras."Apa yang kau lakukan di pagi yang damai ini, kau menghancurkan suasana saja," ketus Daren."Billy, dia masih tidur dan tidak bangun sama sekali. Pria itu sepertinya ingin diberi hukuman," tegas Ryder."Owh, kau mencari pria menyebalkan itu. Pagi buta dia keluar berlatih bersamaku, dan sepertinya dia sangat kelelahan hingga tertidur pulas," ungkap Daren.Ryder cukup terkejut mendengar ucapan Daren, sehingga dia segera pergi keluar tanpa Billy pengawalnya. Sejak menjadi pengawal pribadi Ryder, sosok Billy selalu membantunya untuk melakukan pekerjaan kantor dan pembasmian monster wilayah yang masuk. Tapi, seingat Ryder tak pernah ada kata izin dari mulut Billy sedikitpun selama ini, sehingga Ryder merasa bingung apa yang sebenarnya terjadi. Jika alasannya adalah ke