Ryder membuka pintu dengan tergesa-gesa, lalu melihat seorang anak kecil dengan surat di tangannya. Daren menahan Ryder, lalu mengambil surat itu. Memeriksa apakah surat itu di beri mantra kutukan atau sebuah jebakan yang mematikan."Ini aman, ayo bukalah cepat," ucap Daren.Ryder membaca dengan seksama isi surat itu, lalu meremasnya emosi. Anak kecil yang membawa pesan itu menatap Ryder takut, melihatnya membuat Ryder mengontrol emosinya. "Aku ingin kalian membawa seluruh orang di wilayah ini pergi sekarang, tanpa terkecuali. Penjelasannya akan aku beri tahu saat selesai, aku akan membawa Freya juga ke depan gerbang. Kita bertemu disana, cepat laksanakan!!" teriak Ryder."Tuan, apakah aku bisa ikut denganmu?" tanya anak kecil itu."Pergilah bersama mereka, kau akan aman. Daren aku percayakan dia padamu," Jawab Ryder lalu bergegas ke kamar Freya.Daren menarik anak kecil itu, lalu berlari keluar kantor wilayah, diikuti oleh semua orang. Mereka berhambur keluar dan segera melakukan pe
Ryder membuka matanya, kamar yang familiar dengan dekorasi yang begitu banyak. Dia segera bangun dan duduk, sambil menatap ke luar jendela. Kejadian yang terjdi di wilayah perbatasan berlalu begitu saja, tanpa harus membunuh siapapun. Tapi, kesedihan tentang anak-anak kecil yang menjadi bahan penelitian itu, membuat Ryder terpukul, dia harus lebih memperhatikan kondisi setiap pelosok wilayah tanpa terkecuali agar hal tersebut tidak akan terulang lagi."Anda sudah bangun tuan, silahkan membersihkan diri anda terlebih dahulu," sapa Billy yang baru saja muncul di balik pintu."Billy, bisakah kamu membawakan secangkir teh kayu manis," ucap Ryder."Baik tuan, saya akan kembali segera," jawab Billy.Ryder beranjak dari tempat tidur, lalu mengambil sebuah koran di meja. Berita wilayah perbatasan sedang hangat diperbincangkan, karena ada lima ratus lebih orang yang harus diberikan tempat bernaung saat ini. Billy masuk membawa secangkir teh kayu manis, diikuti oleh Daren dan Edward."Kau sudah
Bayi kecil itu terus menangis sepanjang malam, bahkan Freya sudah tidak sanggup menggendongnya lagi dan memberikan pada Ryder. Asal dari bayi itu masih menjadi misteri, karena hari sudah malam mereka semua kembali ke rumah pribadi Ryder."Bagaimana ini, bayinya tidak mau berhenti menangis nona," cemas Lilian."Aku tidak tahu, bagaimana jika kita menanyakannya pada Layla. Daren pergilah ke utara, dan bawa wanita kutu buku itu kemari sekarang," ucap Freya."Baiklah, aku akan pergi sekarang," jawab Daren."Freya, lebih baik kau istirahat sekarang. Wajahmu sangat pucat, kami akan menyelesaikan masalah bayi ini," tutur Ryder."Tidak, aku ingin tetap disini. Mungkin ada yang bisa aku lakukan," bantah Freya."Ayolah, kamu harus memikirkan dirimu sendiri. Ini permintaanku, kumohon beristirahatlah," rengek Ryder.Akhirnya Freya mengangguk, lalu meninggalkan semua orang menuju kamar tidur milik Ryder. Sementara waktu, kendali wilayah utara diberikan kepada Pak Zack sebagai wakil pemimpin. Freya
Sebulan kemudian sejak kejadian Freya menemukan bayi, kini mereka berpisah dengan Ryder karena harus kembali ke wilayah utara. Ryder membangun desa kecil, untuk para penduduk wilayah perbatasan. Daren, edward dan Billy mengurus segala hal tentang bahan bangunan dan Ryder mengatur biaya pembangunan."Anda sangat baik hati tuan Ryder, aku sangat berterima kasih," ucap seorang pria."Tidak masalah pak, ini hanya sedikit bantuan dari wilayah tetangga," balas Ryder."Apakah saya bisa bertanya pada tuan, selama ini wilayah perbatasan selalu mengalami pergantian pemimpin dalam setahun. Tapi, apakah anda disini juga melakukan hal tersebut?" tanya Pria itu."Tidak tuan, sistem setiap wilayah berbeda jadi kami tidak melakukan hal seperti itu," jawan Ryder."Baguslah, karena setiap pergantian itu. Anak-anak kami harus menjadi persembahan leluhur,"Ryder merasa mual mendengar penjelasan pria itu, ternyata persembahannya selama 5 tahun memakan ratusan anak kecil tak berdosa. Billy yang melihat Ryd
Ryder mengetuk pintu kamar Billy, sembari berdecak kesal karena tidak biasanya Billy akan terlambat menyiapkan keberangkatan Ryder. Daren yang masuk ke dalam dapur, melihat Ryder bermuka masam dan mengetuk pintu dengan keras."Apa yang kau lakukan di pagi yang damai ini, kau menghancurkan suasana saja," ketus Daren."Billy, dia masih tidur dan tidak bangun sama sekali. Pria itu sepertinya ingin diberi hukuman," tegas Ryder."Owh, kau mencari pria menyebalkan itu. Pagi buta dia keluar berlatih bersamaku, dan sepertinya dia sangat kelelahan hingga tertidur pulas," ungkap Daren.Ryder cukup terkejut mendengar ucapan Daren, sehingga dia segera pergi keluar tanpa Billy pengawalnya. Sejak menjadi pengawal pribadi Ryder, sosok Billy selalu membantunya untuk melakukan pekerjaan kantor dan pembasmian monster wilayah yang masuk. Tapi, seingat Ryder tak pernah ada kata izin dari mulut Billy sedikitpun selama ini, sehingga Ryder merasa bingung apa yang sebenarnya terjadi. Jika alasannya adalah ke
Para kandidat, mengikuti banyak pelatihan dan tanding bertarung. Seminggu telah berlalu, kandidat Brian yang memiliki nilai unggul dan selalu mendapat pujian dari para pengawas. Hal itu membuat para kandidat lain merasa cemburu dengannya, Jack yang awalnya sangat menghormati Brian perlahan menjauh dan tidak menyapanya lagi. Brian terkucilkan, tapi Gavin menemaninya setiap saat hingga mereka berdua menjadi sahabat. "Kamu menuduhku? Bukankah kita sahabat?!" seru Brian sedih.Kemalangan menimpa Brian, mengharuskannya menerima peradilan dari para pengawas pemilihan, yang mengancam posisinya sebagai kandidat dengan nilai tertinggi. Insiden itu terjadi beberapa waktu lalu adalah, Brian dituduh melecehkan kandidat perempuan dan seluruh pemimpin kandidat mengatakan hal tersebut benar. Brian menyatakan bahwa itu hanyalah salah paham karena, Brian hendak membantu perempuan itu untuk berdiri saat jatuh ke tanah saat berpapasan menuju perpustakaan. "Tuan, aku sama sekali tidak melakukan hal itu
Semua orang yang hadir di aula segera duduk, Freya dan bayi kecil duduk berdampingan dengan putri dari keluarga Ferzion. Rapat peradilan, untuk menyelesaikan kasus pelecehan yang di lakukan oleh kandidat Brian akan berlangsung. Kehadiran dari Tuan Ferzion dan putrinya membuat suasana sedikit suram, bagaimana tidak jika Tuan Ferzion menolak hasil rapat maka terjadilah kekacauan di aula.Billy berdiri di belakang Freya, atas perintah Ryder. Rapat di mulai, pihak korban lebih dulu mengutarakan kejadiannya. Lalu, di lanjutkan oleh Brian sebagai tersangka. Kedua cerita dari masing-masing pihak sangat bertolak belakang, membuat orang bingung siapa yang sebenarnya salah.Putri keluarga Ferzion sekali lagi menatap Freya tajam, membuat Freya sedikit khawatir. "Layla, bisakah kau pergi ke kamar Ryder dan menjaga Bayi kecil disana. Aku tidak ingin bayiku kelelahan," bisik Freya."Baiklah, aku akan kembali saat makan siang tiba nanti," jawab Layla berbisik kecil.Ryder berdiri dari duduknya, mem
Seminggu telah berlalu, pemilihan kandidat menjadi pemimpin wilayah resmi di batalkan tanpa adanya konflik sedikit pun. Itu membuat Ryder sedikit terkejut, karena para tetua percaya padanya. Ryder yang telah merencanakan kan untuk pergi dan mencari kehidupan damai, malah menerima gelar sang penguasa selatan yang melegenda. Ketika mengingat kejadian itu, Ryder sangat malu. Kegemberiaan dari para penduduknya begitu hangat, terpatri di hati Ryder. "Tuan Penguasa melegenda, apakah anda ingin pergi berjalan-jalan bersamaku?" ledek Freya."Arggh Freya, aku tidak ingin mengungkit kejadian memalukan itu lagi?" keluh Ryder."Hahahaha kenapa kamu memasang wajah malas itu?! Ayoo cepat bangun dan pergi bekerja!!" teriak Freya semangat."Aku sedang libur, bisakah kamu tenang dan menemaniku disini," rayu Ryder."Aku harus pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan bayi kecil," ucap Freya."Apakah bayi kecil belum memiliki nama sampai saat ini?!" sery Ryder kaget."Iya, karena nama seseorang itu ad