Sebulan kemudian sejak kejadian Freya menemukan bayi, kini mereka berpisah dengan Ryder karena harus kembali ke wilayah utara. Ryder membangun desa kecil, untuk para penduduk wilayah perbatasan. Daren, edward dan Billy mengurus segala hal tentang bahan bangunan dan Ryder mengatur biaya pembangunan."Anda sangat baik hati tuan Ryder, aku sangat berterima kasih," ucap seorang pria."Tidak masalah pak, ini hanya sedikit bantuan dari wilayah tetangga," balas Ryder."Apakah saya bisa bertanya pada tuan, selama ini wilayah perbatasan selalu mengalami pergantian pemimpin dalam setahun. Tapi, apakah anda disini juga melakukan hal tersebut?" tanya Pria itu."Tidak tuan, sistem setiap wilayah berbeda jadi kami tidak melakukan hal seperti itu," jawan Ryder."Baguslah, karena setiap pergantian itu. Anak-anak kami harus menjadi persembahan leluhur,"Ryder merasa mual mendengar penjelasan pria itu, ternyata persembahannya selama 5 tahun memakan ratusan anak kecil tak berdosa. Billy yang melihat Ryd
Ryder mengetuk pintu kamar Billy, sembari berdecak kesal karena tidak biasanya Billy akan terlambat menyiapkan keberangkatan Ryder. Daren yang masuk ke dalam dapur, melihat Ryder bermuka masam dan mengetuk pintu dengan keras."Apa yang kau lakukan di pagi yang damai ini, kau menghancurkan suasana saja," ketus Daren."Billy, dia masih tidur dan tidak bangun sama sekali. Pria itu sepertinya ingin diberi hukuman," tegas Ryder."Owh, kau mencari pria menyebalkan itu. Pagi buta dia keluar berlatih bersamaku, dan sepertinya dia sangat kelelahan hingga tertidur pulas," ungkap Daren.Ryder cukup terkejut mendengar ucapan Daren, sehingga dia segera pergi keluar tanpa Billy pengawalnya. Sejak menjadi pengawal pribadi Ryder, sosok Billy selalu membantunya untuk melakukan pekerjaan kantor dan pembasmian monster wilayah yang masuk. Tapi, seingat Ryder tak pernah ada kata izin dari mulut Billy sedikitpun selama ini, sehingga Ryder merasa bingung apa yang sebenarnya terjadi. Jika alasannya adalah ke
Para kandidat, mengikuti banyak pelatihan dan tanding bertarung. Seminggu telah berlalu, kandidat Brian yang memiliki nilai unggul dan selalu mendapat pujian dari para pengawas. Hal itu membuat para kandidat lain merasa cemburu dengannya, Jack yang awalnya sangat menghormati Brian perlahan menjauh dan tidak menyapanya lagi. Brian terkucilkan, tapi Gavin menemaninya setiap saat hingga mereka berdua menjadi sahabat. "Kamu menuduhku? Bukankah kita sahabat?!" seru Brian sedih.Kemalangan menimpa Brian, mengharuskannya menerima peradilan dari para pengawas pemilihan, yang mengancam posisinya sebagai kandidat dengan nilai tertinggi. Insiden itu terjadi beberapa waktu lalu adalah, Brian dituduh melecehkan kandidat perempuan dan seluruh pemimpin kandidat mengatakan hal tersebut benar. Brian menyatakan bahwa itu hanyalah salah paham karena, Brian hendak membantu perempuan itu untuk berdiri saat jatuh ke tanah saat berpapasan menuju perpustakaan. "Tuan, aku sama sekali tidak melakukan hal itu
Semua orang yang hadir di aula segera duduk, Freya dan bayi kecil duduk berdampingan dengan putri dari keluarga Ferzion. Rapat peradilan, untuk menyelesaikan kasus pelecehan yang di lakukan oleh kandidat Brian akan berlangsung. Kehadiran dari Tuan Ferzion dan putrinya membuat suasana sedikit suram, bagaimana tidak jika Tuan Ferzion menolak hasil rapat maka terjadilah kekacauan di aula.Billy berdiri di belakang Freya, atas perintah Ryder. Rapat di mulai, pihak korban lebih dulu mengutarakan kejadiannya. Lalu, di lanjutkan oleh Brian sebagai tersangka. Kedua cerita dari masing-masing pihak sangat bertolak belakang, membuat orang bingung siapa yang sebenarnya salah.Putri keluarga Ferzion sekali lagi menatap Freya tajam, membuat Freya sedikit khawatir. "Layla, bisakah kau pergi ke kamar Ryder dan menjaga Bayi kecil disana. Aku tidak ingin bayiku kelelahan," bisik Freya."Baiklah, aku akan kembali saat makan siang tiba nanti," jawab Layla berbisik kecil.Ryder berdiri dari duduknya, mem
Seminggu telah berlalu, pemilihan kandidat menjadi pemimpin wilayah resmi di batalkan tanpa adanya konflik sedikit pun. Itu membuat Ryder sedikit terkejut, karena para tetua percaya padanya. Ryder yang telah merencanakan kan untuk pergi dan mencari kehidupan damai, malah menerima gelar sang penguasa selatan yang melegenda. Ketika mengingat kejadian itu, Ryder sangat malu. Kegemberiaan dari para penduduknya begitu hangat, terpatri di hati Ryder. "Tuan Penguasa melegenda, apakah anda ingin pergi berjalan-jalan bersamaku?" ledek Freya."Arggh Freya, aku tidak ingin mengungkit kejadian memalukan itu lagi?" keluh Ryder."Hahahaha kenapa kamu memasang wajah malas itu?! Ayoo cepat bangun dan pergi bekerja!!" teriak Freya semangat."Aku sedang libur, bisakah kamu tenang dan menemaniku disini," rayu Ryder."Aku harus pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan bayi kecil," ucap Freya."Apakah bayi kecil belum memiliki nama sampai saat ini?!" sery Ryder kaget."Iya, karena nama seseorang itu ad
Sudah tiga hari sejak Ryder menjanjikan pada Freya untuk menyiapkan pernikahan dalam kurun waktu 2 minggu saja. Wajah kurus dan mata hitam, Ryder berjalan sempoyongan sambil menahan ngantuk karena harus menyelesaikan laporan wilayah, untuk bisa fokus selama seminggu mempersiapkan pernikahan."Tuan Ryder, anda salah masuk ruangan. Biar saya yang menuntun anda, sepertinya malam ini akan menjadi malam terakhir anda berjuang dengan laporan ini sementara waktu," ucap Billy."Diamlah, aku tidak ingin mendengar ucapanmu," kesal Ryder."Ryder!! Apa kamu sudah makan malam?" teriak Freya yang baru saja muncul.Mata Ryder langsung berbinar, dan memeluk Freya dengan erat. Wangi dari sabun menyeruak ke dalam pikiran Ryder, hingga suara dengkurannya yang terlelap membuat Freya dan Billy bingung."No-nona, sepertinya tuan sangat merindukanmu hehe," lirih Billy canggung.Freya tersenyum, lalu memapah tubuh Ryder bersama Billy untuk menidurkannya di sofa."Nona, bisakah aku bertanya. Ini tentang perni
Ryder melepas tangan Freya pelan, lalu berjalan ke arah pria tersebut. Meskipun perasaannya sangat kesal mendengar ucapan pria itu, Ryder harus tetap bijaksana dalam mengurus semua hal berkaitan penduduknya.“Permisi tuan, Aku sebagai Pemimpin wilayah ini merasa keberatan dengan ucapan anda. Melihat, anda sepertinya bukanlah orang yang menyaksikan perang yang terjadi di wilayah perbatasan. Anda tidak berhak mengatakan hal sekeji itu kepada calon istriku,” tekan Ryder.“Tu-tuan penguasa, saya merasa kasihan pada anda yang tertipu oleh perempuan itu. Tapi-”“Billy, beri tuan ini sedikit pelajaran tentang apa yang terjadi pada saat perang di perbatasan. Dan, untuk penduduk sekalian, Freya adalah perempuan yang menjadi seorang prajurit demi wilayahnya, sebagai seorang pemimpin dan perempuan dia telah menanggung banyak tanggung jawab. Jadi, perhatikan mulut kalian saat ingin berkata kepadanya,” tegas Ryder.Billy menerima perintah tuannya, dia segera pergi menyeret pria itu menjauh bersama
Daren menepuk pundak Ryder, menyadarkannya untuk tidak terhanyut dalam emosi dan berpikir lebih tenang. Freya yang terus menangis, tertidur di dalam pelukan Layla. Saat Layla dan Lilian membawa Freya ke kamarnya, Ryder keluar dari rumah dan mencari apakah ada seseorang yang sedang memata-matai mereka."Tuan, saya akan membawa beberapa pengawal untuk berjaga di sekitar rumah ini," ujar Billy."Tidak, aku yang akan mencari langsung perempuan itu dan menghabisinya," tekan Ryder."Hey tenanglah kawan, Freya tidak menginginkanmu melakukan hal segila itu," sela Daren.Ryder melacak sekitarnya, mencari sisa aura yang ada tapi nihil. "Lebih baik kita berpencar, aku akan pergi lebih dulu," ucap Ryder berlari secepat kilat."Huh, tidak ada petunjuk sama sekali-"Daren berhenti, dia mendengar suara rumput yang terinjak di bagian pohon belakang rumah. Dengan tersenyum kecil, Daren menarik lengan Billy menjauh dari rumah. Billy yang kesal, melepaskan pegangan Daren