Ryder membuka matanya, kamar yang familiar dengan dekorasi yang begitu banyak. Dia segera bangun dan duduk, sambil menatap ke luar jendela. Kejadian yang terjdi di wilayah perbatasan berlalu begitu saja, tanpa harus membunuh siapapun. Tapi, kesedihan tentang anak-anak kecil yang menjadi bahan penelitian itu, membuat Ryder terpukul, dia harus lebih memperhatikan kondisi setiap pelosok wilayah tanpa terkecuali agar hal tersebut tidak akan terulang lagi."Anda sudah bangun tuan, silahkan membersihkan diri anda terlebih dahulu," sapa Billy yang baru saja muncul di balik pintu."Billy, bisakah kamu membawakan secangkir teh kayu manis," ucap Ryder."Baik tuan, saya akan kembali segera," jawab Billy.Ryder beranjak dari tempat tidur, lalu mengambil sebuah koran di meja. Berita wilayah perbatasan sedang hangat diperbincangkan, karena ada lima ratus lebih orang yang harus diberikan tempat bernaung saat ini. Billy masuk membawa secangkir teh kayu manis, diikuti oleh Daren dan Edward."Kau sudah
Bayi kecil itu terus menangis sepanjang malam, bahkan Freya sudah tidak sanggup menggendongnya lagi dan memberikan pada Ryder. Asal dari bayi itu masih menjadi misteri, karena hari sudah malam mereka semua kembali ke rumah pribadi Ryder."Bagaimana ini, bayinya tidak mau berhenti menangis nona," cemas Lilian."Aku tidak tahu, bagaimana jika kita menanyakannya pada Layla. Daren pergilah ke utara, dan bawa wanita kutu buku itu kemari sekarang," ucap Freya."Baiklah, aku akan pergi sekarang," jawab Daren."Freya, lebih baik kau istirahat sekarang. Wajahmu sangat pucat, kami akan menyelesaikan masalah bayi ini," tutur Ryder."Tidak, aku ingin tetap disini. Mungkin ada yang bisa aku lakukan," bantah Freya."Ayolah, kamu harus memikirkan dirimu sendiri. Ini permintaanku, kumohon beristirahatlah," rengek Ryder.Akhirnya Freya mengangguk, lalu meninggalkan semua orang menuju kamar tidur milik Ryder. Sementara waktu, kendali wilayah utara diberikan kepada Pak Zack sebagai wakil pemimpin. Freya
Sebulan kemudian sejak kejadian Freya menemukan bayi, kini mereka berpisah dengan Ryder karena harus kembali ke wilayah utara. Ryder membangun desa kecil, untuk para penduduk wilayah perbatasan. Daren, edward dan Billy mengurus segala hal tentang bahan bangunan dan Ryder mengatur biaya pembangunan."Anda sangat baik hati tuan Ryder, aku sangat berterima kasih," ucap seorang pria."Tidak masalah pak, ini hanya sedikit bantuan dari wilayah tetangga," balas Ryder."Apakah saya bisa bertanya pada tuan, selama ini wilayah perbatasan selalu mengalami pergantian pemimpin dalam setahun. Tapi, apakah anda disini juga melakukan hal tersebut?" tanya Pria itu."Tidak tuan, sistem setiap wilayah berbeda jadi kami tidak melakukan hal seperti itu," jawan Ryder."Baguslah, karena setiap pergantian itu. Anak-anak kami harus menjadi persembahan leluhur,"Ryder merasa mual mendengar penjelasan pria itu, ternyata persembahannya selama 5 tahun memakan ratusan anak kecil tak berdosa. Billy yang melihat Ryd
Ryder mengetuk pintu kamar Billy, sembari berdecak kesal karena tidak biasanya Billy akan terlambat menyiapkan keberangkatan Ryder. Daren yang masuk ke dalam dapur, melihat Ryder bermuka masam dan mengetuk pintu dengan keras."Apa yang kau lakukan di pagi yang damai ini, kau menghancurkan suasana saja," ketus Daren."Billy, dia masih tidur dan tidak bangun sama sekali. Pria itu sepertinya ingin diberi hukuman," tegas Ryder."Owh, kau mencari pria menyebalkan itu. Pagi buta dia keluar berlatih bersamaku, dan sepertinya dia sangat kelelahan hingga tertidur pulas," ungkap Daren.Ryder cukup terkejut mendengar ucapan Daren, sehingga dia segera pergi keluar tanpa Billy pengawalnya. Sejak menjadi pengawal pribadi Ryder, sosok Billy selalu membantunya untuk melakukan pekerjaan kantor dan pembasmian monster wilayah yang masuk. Tapi, seingat Ryder tak pernah ada kata izin dari mulut Billy sedikitpun selama ini, sehingga Ryder merasa bingung apa yang sebenarnya terjadi. Jika alasannya adalah ke
Para kandidat, mengikuti banyak pelatihan dan tanding bertarung. Seminggu telah berlalu, kandidat Brian yang memiliki nilai unggul dan selalu mendapat pujian dari para pengawas. Hal itu membuat para kandidat lain merasa cemburu dengannya, Jack yang awalnya sangat menghormati Brian perlahan menjauh dan tidak menyapanya lagi. Brian terkucilkan, tapi Gavin menemaninya setiap saat hingga mereka berdua menjadi sahabat. "Kamu menuduhku? Bukankah kita sahabat?!" seru Brian sedih.Kemalangan menimpa Brian, mengharuskannya menerima peradilan dari para pengawas pemilihan, yang mengancam posisinya sebagai kandidat dengan nilai tertinggi. Insiden itu terjadi beberapa waktu lalu adalah, Brian dituduh melecehkan kandidat perempuan dan seluruh pemimpin kandidat mengatakan hal tersebut benar. Brian menyatakan bahwa itu hanyalah salah paham karena, Brian hendak membantu perempuan itu untuk berdiri saat jatuh ke tanah saat berpapasan menuju perpustakaan. "Tuan, aku sama sekali tidak melakukan hal itu
Semua orang yang hadir di aula segera duduk, Freya dan bayi kecil duduk berdampingan dengan putri dari keluarga Ferzion. Rapat peradilan, untuk menyelesaikan kasus pelecehan yang di lakukan oleh kandidat Brian akan berlangsung. Kehadiran dari Tuan Ferzion dan putrinya membuat suasana sedikit suram, bagaimana tidak jika Tuan Ferzion menolak hasil rapat maka terjadilah kekacauan di aula.Billy berdiri di belakang Freya, atas perintah Ryder. Rapat di mulai, pihak korban lebih dulu mengutarakan kejadiannya. Lalu, di lanjutkan oleh Brian sebagai tersangka. Kedua cerita dari masing-masing pihak sangat bertolak belakang, membuat orang bingung siapa yang sebenarnya salah.Putri keluarga Ferzion sekali lagi menatap Freya tajam, membuat Freya sedikit khawatir. "Layla, bisakah kau pergi ke kamar Ryder dan menjaga Bayi kecil disana. Aku tidak ingin bayiku kelelahan," bisik Freya."Baiklah, aku akan kembali saat makan siang tiba nanti," jawab Layla berbisik kecil.Ryder berdiri dari duduknya, mem
Seminggu telah berlalu, pemilihan kandidat menjadi pemimpin wilayah resmi di batalkan tanpa adanya konflik sedikit pun. Itu membuat Ryder sedikit terkejut, karena para tetua percaya padanya. Ryder yang telah merencanakan kan untuk pergi dan mencari kehidupan damai, malah menerima gelar sang penguasa selatan yang melegenda. Ketika mengingat kejadian itu, Ryder sangat malu. Kegemberiaan dari para penduduknya begitu hangat, terpatri di hati Ryder. "Tuan Penguasa melegenda, apakah anda ingin pergi berjalan-jalan bersamaku?" ledek Freya."Arggh Freya, aku tidak ingin mengungkit kejadian memalukan itu lagi?" keluh Ryder."Hahahaha kenapa kamu memasang wajah malas itu?! Ayoo cepat bangun dan pergi bekerja!!" teriak Freya semangat."Aku sedang libur, bisakah kamu tenang dan menemaniku disini," rayu Ryder."Aku harus pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan bayi kecil," ucap Freya."Apakah bayi kecil belum memiliki nama sampai saat ini?!" sery Ryder kaget."Iya, karena nama seseorang itu ad
Sudah tiga hari sejak Ryder menjanjikan pada Freya untuk menyiapkan pernikahan dalam kurun waktu 2 minggu saja. Wajah kurus dan mata hitam, Ryder berjalan sempoyongan sambil menahan ngantuk karena harus menyelesaikan laporan wilayah, untuk bisa fokus selama seminggu mempersiapkan pernikahan."Tuan Ryder, anda salah masuk ruangan. Biar saya yang menuntun anda, sepertinya malam ini akan menjadi malam terakhir anda berjuang dengan laporan ini sementara waktu," ucap Billy."Diamlah, aku tidak ingin mendengar ucapanmu," kesal Ryder."Ryder!! Apa kamu sudah makan malam?" teriak Freya yang baru saja muncul.Mata Ryder langsung berbinar, dan memeluk Freya dengan erat. Wangi dari sabun menyeruak ke dalam pikiran Ryder, hingga suara dengkurannya yang terlelap membuat Freya dan Billy bingung."No-nona, sepertinya tuan sangat merindukanmu hehe," lirih Billy canggung.Freya tersenyum, lalu memapah tubuh Ryder bersama Billy untuk menidurkannya di sofa."Nona, bisakah aku bertanya. Ini tentang perni
"Nino, bukankah itu sangat lucu?" ucap Ryder."Tidak sayang, nama itu terlalu kuno untuk bayi kita. Pilihlah nama yang keren dan jarang ditemukan dimanapun," terang Freya.Ryder memelas tak bersemangat, sudah seribu kali mereka menyebutkan nama dan tidak ada satupun diantara nama itu yang pas. Billy membawakan secangkir teh, sambil membawa beberapa berkas pada Ryder."Tuan, sebentar lagi wakil dari wilayah utara akan datang untuk membawa kontrak penyediaan batu sihir," ucap Ryder.Ryder hanya diam, tak bergeming sama sekali. "Tuan, jadwal anda besok menjenguk nona-""Benar, aku harus pergi bertemu Layla dan Lilian agar mereka mau membujuk Freya," seru Ryder tiba-tiba."Tuan, kumohon fokuslah pada pekerjaan dulu," keluh Billy.Ryder mengangguk dan menyusun laporan, tanpa peduli pada Billy sedikitpun. "Kalau begitu, saya permisi tuan," pamit Billy.Ryder keluar dari ruangannya tergesa-gesa, tapi menabrak Daren yang ternyata datang sebagai perw
Daren menarik Billy dengan paksa, menyeretnya agar berani menjelaskan apa yang terjadi padanya saat mendengar ucapan Freya kemarin. Ryder dan Freya yang sedang sarapan, melihat Billy yang tiba-tiba muncul membuat Freya terkejut, sedangkan Ryder hanya menatap pria itu dingin."Bicaralah kawan, katakan maksud dan tujuanmu datang kemari," ucap Daren."Daren, sepertinya dia merasa tidak enak badan. Wajahnya begitu pucat," tutur Freya khawatir."Dia terlalu takut, sampai tidak bisa tidur semalaman hahahaha. Tunjukkan. Keberanianmu kawan," sela Daren.Ryder yang menggendong bayi kecil, tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Billy maju ke depan Freya, walaupun pria itu tidak bisa mengucapkan isi kepalanya pada semua orang tapi Billy sangat ingin berbaikan dengan Freya dan Ryder."Billy, tenanglah dan jangan takut. Aku sama sekali tidak marah dengan apa yang terjadi kemarin," tutur Freya mencoba menenangkan Billy yang sedang gemetar."Freya. Jangan terlalu baik pada seoran
"Apa nona tidak tahu? Selama ini Tuan Ryder menjaga kekuatannya untuk membantu siapapun, bahkan dia sangat senang dengan kekuatannya. Lantas kenapa anda tidak membantunya untuk memilih cara lain!!" teriak Billy."Itu tidak seperti yang kamu dengar Billy, aku juga ti-""Bukankah nona ingin Tuan Ryder bahagia?!" seru Billy.Daren yang baru masuk menahan Billy mundur bersama Ryder, karena Billy tampak begitu kesal pada Freya. Layla yang melihat Freya menahan air matanya, melenggang masuk dan menampar Billy dengan keras."Jangan pernah melukai perasaan Freya, ingat itu bajingan!!" teriak Layla kesal."Daren bawa Billy keluar, aku akan menjaga Freya," ucap Ryder.Daren menarik lengan Billy paksa, menyeretnya keluar dari ruang tersebut. Ryder memeluk Freya pelan, tangis perempuan itu pecah dan membuat semua orang ikut khawatir. Bayi kecil yang mendengar teriakan itu, menangis begitu keras hingga Lilian segera membawanya ke ruangan lain untuk menenangkannya."Lepaskan aku, dasar brengsek jan
"Freya, bukankah hari ini kita akan pergi ke wilayah utara menghadiri upacara pembukaan aula akademi baru," ujar Layla sambil merengek."Aku akan mendiskusikan ini dengan Ryder, jangan memasang wajah lugu itu," cibir Freya."Baiklah, kalau begitu ayo kita ke tempat Ryder sekarang!!" seru Layla semangat."Ryder sedang rapat bersama para tetua, itu akan memakan banyak waktu. Lebih baik kita menunggunya selesai," sela Freya."Huuuhh... Ryder menyebalkan sekali, aku akan mengatakannya pada Billy," ucap Layla spontan.Freya menghela nafas panjang, kegigihan Layla untuk membawanya berjalan-jalan di wilayah utara sangat sulit di bantah."Pergilah mandi dan bersiap bersama bayi kecil, aku akan segera kembali dengan izin Ryder!!" teriak Layla lalu pergi dari rumah menuju kantor wilayah tempat Ryder."Baiklah, aku akan menunggumu," ucap Freya.Ryder menumpuk beberapa kertas, sambil menuliskan setiap kekurangan dari laporan tersebut. Dia mengambil banyak pekerjaan sebelum akhir pekan, karena ing
"Ayo segera kesana, maaf Freya aku harus pergi memeriksa desa. Aku akan kembali setelah memeriksa keamanan disana," tutur Ryder tergesa-gesa pergi ke luar.Freya yang ingin ikut pergi bersama Ryder, di tahan oleh Edward. Terpaksa dia harus berada di rumah saja menunggu Ryder menyelesaikan pekerjaannya.Ryder tiba di depan gerbang desa, memeriksa rumah sakit yang menampung para korban keracunan. Sekitar 100 orang lebih terbaring lemah dengan wajah pucat pasi. Ryder segera meminta bantuan Billy untuk memeriksa sumber masalah. "Kami makan dengan teratur, saat anak-anak membawa sebotol air dari sungai yang ada di ujung desa, kami mulai muntah dan pusing karena mengkonsumsi cukup banyak," terang seorang pria."Gildan, memberi tahu kami bahwa sungai itu sepertinya tercemar oleh sesuatu dari hutan perbatasan. Tuan, tolong kami untuk menyelesaikan masalah ini," sosor seorang wanita tua."Gildan? Siapa yang anda maksud?" tanya Ryder."Dia seorang peramal muda dengan badan besar seperti anda t
Keringat dingin mengalir begitu banyak di dahi Ryder, kegugupan luar biasa itu membuatnya ingin terus buang air kecil. Daren dan Billy sudah kelelahan memperbaiki baju dan dandanan Ryder yang selalu berantakan. Di tempat lain, Freya sudah siap dengan gaun panjang yang indah berwarna biru muda seperti langit. Bayi kecil tertidur dalam gendongan Lilian, sementara Layla mengajak Freya mengobrol untuk menghilangkan kegugupannya. "Nona, sebentar lagi anda harus berjalan menuju altar. Silahkan bersiap," ucap seorang pengawal."Tuan, silahkan menuju altar, karena sumpah pernikahan akan segera berlangsung," kata seorang pengawal.Ryder mengambil kedua pedangnya, memantapkan hatinya dan berjalan menuju altar diikuti oleh dua orang pengawal. Setelah beberapa menit, semua orang berdiri menyambut mempelai perempuan. Ryder berbalik ke arah pintu, melihat gaun biru yang menyejukkan mata. Nafasnya tercekat, senyum indah di wajah Freya membuat Ryder terpaku, tak bisa berpaling sedikitpun. Perempuan
"Ryder selamat yah, kamu telah resmi menjadi suami Freya,"Ryder terbangun dari tidurnya, dia tertawa kecil dan memijit pelipisnya karena bermimpi menikah dengan Freya. "Haaa, sepertinya aku menjadi gugup karena waktunya sudah dekat," lirih Ryder sambil menghela nafas panjang.Ryder bangkit dari tempat tidurnya, menghirup udara pagi yang segar. Kejadian yang terjadi kemarin cukup membuat Ryder terguncang, tapi dia harus lebih berusaha lagi agar bisa sepenuhnya menjaga Freya dan Bayi kecil. Billy membawa secangkir teh, di ikuti oleh Freya dan Bayi kecil mendekat ke arah Ryder."Freya, apa kamu sudah merasa baikan?" tanya Ryder sembari mengambil Bayi kecil dari gendongan Freya."Aku baik-baik saja Ryder, kamu tampak pucat. Apa perlu aku buatkan obat herbal untukmu?" jawab Freya."Tidak perlu, aku hanya kurang istirahat saja. Besok adalah hari bahagia kita. Aku ingin membuatnya segera terjadi, ini adalah bukti dari rasa cintaku padamu," bisik Ryder.Freya tertawa kecil, lalu pergi membe
Daren menepuk pundak Ryder, menyadarkannya untuk tidak terhanyut dalam emosi dan berpikir lebih tenang. Freya yang terus menangis, tertidur di dalam pelukan Layla. Saat Layla dan Lilian membawa Freya ke kamarnya, Ryder keluar dari rumah dan mencari apakah ada seseorang yang sedang memata-matai mereka."Tuan, saya akan membawa beberapa pengawal untuk berjaga di sekitar rumah ini," ujar Billy."Tidak, aku yang akan mencari langsung perempuan itu dan menghabisinya," tekan Ryder."Hey tenanglah kawan, Freya tidak menginginkanmu melakukan hal segila itu," sela Daren.Ryder melacak sekitarnya, mencari sisa aura yang ada tapi nihil. "Lebih baik kita berpencar, aku akan pergi lebih dulu," ucap Ryder berlari secepat kilat."Huh, tidak ada petunjuk sama sekali-"Daren berhenti, dia mendengar suara rumput yang terinjak di bagian pohon belakang rumah. Dengan tersenyum kecil, Daren menarik lengan Billy menjauh dari rumah. Billy yang kesal, melepaskan pegangan Daren
Ryder melepas tangan Freya pelan, lalu berjalan ke arah pria tersebut. Meskipun perasaannya sangat kesal mendengar ucapan pria itu, Ryder harus tetap bijaksana dalam mengurus semua hal berkaitan penduduknya.“Permisi tuan, Aku sebagai Pemimpin wilayah ini merasa keberatan dengan ucapan anda. Melihat, anda sepertinya bukanlah orang yang menyaksikan perang yang terjadi di wilayah perbatasan. Anda tidak berhak mengatakan hal sekeji itu kepada calon istriku,” tekan Ryder.“Tu-tuan penguasa, saya merasa kasihan pada anda yang tertipu oleh perempuan itu. Tapi-”“Billy, beri tuan ini sedikit pelajaran tentang apa yang terjadi pada saat perang di perbatasan. Dan, untuk penduduk sekalian, Freya adalah perempuan yang menjadi seorang prajurit demi wilayahnya, sebagai seorang pemimpin dan perempuan dia telah menanggung banyak tanggung jawab. Jadi, perhatikan mulut kalian saat ingin berkata kepadanya,” tegas Ryder.Billy menerima perintah tuannya, dia segera pergi menyeret pria itu menjauh bersama