12 November tahun 2045
Lima tahun sejak peristiwa tak menyenangkan terjadi, selama masa itu manusia hidup dalam keputusasaan, tangisan dan teriakan adalah apa yang mereka kumandangkan setiap harinya. Apa yang mereka harapkan adalah..., kapan ini akan berakhir?Bencana yang tidak terduga, datang tanpa asal usul yang jelas, tidak dapat terprediksi. Kala itu manusia kehilangan akal dan juga rasa kemanusiaannya, tubuh mereka seakan terkendali oleh sesuatu dan hanya mendengar satu perintah, gigit! Dan jadikan mereka sepertimu.“Lari! Jangan pikirkan apapun! Larilah sekencang mungkin! Jangan menoleh ke belakang tak peduli apapun yang terjadi.”“Sial! Aku sudah kehabisan nafas, tapi mereka tidak membiarkan aku beristirahat sedetikpun. Sekumpulan mayat hidup bangsat ini! Kapan kalian akan menjadi debu!!!”Semua orang di liputi oleh rasa takut, sesuatu yang hanya bisa di lihat dalam mimpi buruk mereka, kini merangkak bahkan berlari tertatih-tatih demi menjerat semua yang masih bernafas agar menjadi makhluk tak berakal.Kiamat zombie, mungkin itulah yang bisa aku katakan. Ketika tubuh mulai kehilangan kepekaan terhadap rasa sakit, dimana fisik mulai berubah, rambut-rambut yang tumbuh rontok dan kulit menjadi busuk.Bahkan jika kau memiliki lubang yang begitu besar menembus dadamu, kau masih tetap bisa berjalan, hidup, dan tetap mengikuti perintah untuk menggigit yang lainnya.Menjadi orang yang belum terinfeksi membuat hidupku hancur, tapi aku berpikir ini lebih baik jika di bandingkan ketika aku harus menjadi salah dari mereka.“Sialan! Kalian mayat bergerak bangsat! Tak peduli sudah berapa ribu dari kalian yang kuhabisi dengan tanganku, kalian masih saja dapat merangkak dan berkembang sebanyak ini. Apa kalian tidak bosan melakukan hal ini setiap hari? Pergi dariku dasar anjing!!!”Padahal aku sudah berada di atas sebuah menara, terbaring dengan nafasku yang sudah sampai di ujung leher, tapi makhluk yang bahkan tidak bisa lagi berpikir menggunakan otak mereka itu berkerumun dan saling menginjak satu sama lain.“Kalian membuat tangga?! Yang benar saja! Apa kalian sebegitu inginnya mengeluarkan otakku, zombie bangsat!!”Aku sudah mencapai batasku, sekarang aku benar-benar menjadi gila karena mencoba berkomunikasi dengan mereka. Tidak ada yang bisa ku lakukan lagi, benar-benar menyedihkan.Berbaring, hanya itu yang bisa ku lakukan. Sudah sampai pada batasnya, rasanya..., inilah akhirku. Daripada berakhir menjadi seperti mereka, bunuh diri terasa lebih baik.“Sial, tidak ada peluru yang tersisa di dalam patrun pistolku. Apakah aku memang sebodoh ini? Seharusnya ku sisakan satu untuk situasi konyol ini.”Aku ingin mati. Helaan nafas yang kurasakan saat ini begitu panjang, lelah rasanya. Aku sudah berjuang dengan baik beberapa tahun terakhir, sekarang saatnya beristirahat.“Tidak buruk, aku sudah muak dengan langit yang berwarna kuning kusam ini, dengan debu yang berterbangan setiap saat, bumi sudah tidak layak untuk di tinggali. Kenapa aku masih ingin tinggal?”Aku tidak berhutang janji pada siapapun, aku..., hanya takut pada kematian.‘Roaargh!! Arrggh!!!’Kini aku bisa mendengar mereka dari dekat, sudah setinggi apa mereka mendaki?“Sungguh suara yang benar-benar menjengkelkan.”Zombie terkutuk, tidak bisakah kalian membiarkan aku mati dengan tenang?Hmm..., sekarang bagaimana sebaiknya aku bunuh diri? Menghantam kepalaku dengan gagang pistol? Apa aku akan langsung mati jika aku melakukannya, tak peduli seberapa kuat tanganku mengayun, sepertinya aku tidak akan langsung terbang ke surga.Apa yang bisa ku lakukan agar aku bisa langsung menuju surga? Sesuatu yang akan membunuhku seketika.“Benar! Bukankah aku masih punya Sweetie?”Sesuatu yang selalu menemaniku kemanapun, dengannya aku mendapatkan sebuah keberanian, dialah romansaku.“Sweetie, aku akan menggenggammu sampai akhir. Meledaklah dengan indah, tuntun aku menuju surga. Dan...,”“Hancurkan para bajingan itu!!!”Seketika ku tarik Safety Pin yang berbentuk cincin pada benda bulat yang ku namai Sweetie, kemudian aku melempar Pin itu, sedang tubuh Sweetie ku dekap dengan kuat di bawah leherku.Orang-orang mungkin akan takut jika ada granat aktif di leher mereka, tapi..., aku tersenyum puas. Mati seperti ini tidaklah buruk, ini lebih baik daripada mati dengan tubuh di grogoti dan harus menjadi salah satu dari mereka.Satu hal yang ku pikirkan saat aku mulai memejamkan mata, tak satupun do’a ku panjatkan. Aku hanya berpikir..,. Seandainya ada hari yang indah untuk mati.‘Booooom!!!’Suara yang begitu keras menghancurkan telingaku, tidak, dengan Granat di leher, bukan hanya telinga yang akan hancur, bahkan jika itu kepalaku, seharusnya sudah hilang.“Jika itu kepala...,”Tunggu, apa yang aku katakan. Tanpa kepala bagaimana caranya aku mengatakan sesuatu? Aneh..., ini apa yang sebenarnya terjadi.Kegelapan yang begitu pekat membentang di depan mataku, mata? Apa aku juga masih memilikinya? Jangan bilang Sweetie tidak mampu menghancurkan kepalaku dengan ledakan sebesar itu?“Aku tidak bisa memegang apapun, bukan.., aku bahkan tidak merasakan bahwa aku masih memiliki kedua tanganku.”Yang tersisa hanyalah kesadaranku, kah? Bangsat! Jika aku masih memiliki kesadaran, bukankah aku akan menyesali begitu banyak hal?“Di dalam sini aku tidak bisa melakukan apapun, Satu-satunya hal yang tersisa adalah berpikir dan menyesal.”“Kenapa dunia menjadi seperti itu? Bukankah seharusnya ada penyebab pasti dari munculnya para Zombie itu? Sampai akhir aku tidak bisa menemukannya. Anjing memang.”Apa aku akan terus seperti ini? Hidupku telah berakhir, tapi aku tidak meminta awal seperti ini.“Katakan padaku! Apa yang bisa kulakukan di tempat gelap ini!!!”Sudah ku bunuh diriku sendiri, dan sekarang aku harus membunuh jiwaku. Dengan apa?! Ah..., sungguh menyebalkan. Yang benar saja, aku tidak ingin mati seperti ini. Apa aku akan terus memikirkan sesuatu bahkan jika aku sudah kehilangan hidupku?Bangsat! Aku sama sekali tidak menginginkan sesuatu seperti ini. Aku bahkan masih mengingat hal-hal kecil semasa hidupku.“Benar, kalau tidak salah aku masih menyimpan sebatang rokok di saku rompiku, aku mati tanpa menghabiskannya.”Sekarang aku bahkan menyesal hanya karena hal-hal kecil, sungguh aku tidak ingin memikirkan apapun lagi. Seseorang..., bisakah membantuku mengatasi ini?“Vin! Vin!”Suara ini? Tunggu, apa ada seseorang bersamaku di dalam kegelapan ini?“Vin! Hei, Vin!”Suara yang familiar, suara ini..., “Vin! Kau baik-baik saja?”Samar dan juga buram, tapi aku sudah mulai melihat warna. Kegelapan yang kurasakan sudah tidak ada lagi.Aku mendapatkan penglihatanku kembali, bagaimana hal ini bisa terjadi? Aku bisa menyorot tempat di mana aku berada saat ini. Aku mengingatnya.“Vin, kau berkeringat. Kau kelihatan sedikit pucat, apa kau baik-baik saja?”“Bi-Bianca?”Bukankah dia seorang wanita yang ku kenal dari kehidupan masa laluku. Wanita yang memakai seragam kantor ini adalah Bianca, dia cantik dengan rambut ikal sepanjang bahu, warna rambutnya yang agak kecoklatan memancarkan pesona keturunan asianya.Dia terlihat sangat baik dan kalem, tapi sebenarnya dia sangat busuk.Oh..., astaga. Benarkah yang ku alami ini? Aku..., aku Vin Edelhard telah bangkit dan kembali ke masa lalu.“Hahah.”“Vin, kenapa kau tiba-tiba tertawa seperti itu? Kau membuat perasaanku tidak nyaman.”Dia terlihat cemas, terlihat begitu nyata untuk sekedar ingatan. Tidak di ragukan lagi, aku memang telah kembali ke masa lalu.hahaha..., ini benar-benar luar biasa, di luar bayanganku. Kalau ini adalah kesempatan kedua, bukankah aku bisa bersiap?“Aku akan berumur panjang, kemalangan itu tidak akan terjadi lagi.”“Apa yang kau bicarakan Vin? Aku mengerti, semua orang mengharapkan untuk berumur panjang dan terhindar dari kemalangan. Sebenarnya mimpi apa yang membuatmu mengatakan omong kosong ini?”“Maafkan aku Bianca, tapi itu adalah sebuah mimpi yang panjang.”Aku kembali, aku akan menemukan jawabannya, alasan kenapa dunia berubah.“Sebaiknya kau tidak tidur pada jam kerja, Vin. Kau sekarang bintang baru perusahaan ini, kau harus menjaga wibawamu.”“Kau benar-benar tidak terlihat baik hari ini, haruskah aku mengatakan ini pada Nona Clara?”Clara? Apa dia baru saja membahas soal Clara Eleanor? Benar, kalau Bianca saja masih hidup, dia juga pasti masih hidup. Setelah lima tahun..., tidak kusangka akan melihatnya lagi, Bosku.“Aku baik-baik saja. Tidak perlu mengatakan apapun pada Nona Clara,” jawabku.“Benar, aku pergi ke mejamu karena pesan dari Nona Clara. Dia ingin menemui kita di kantornya, haruskah kita pergi bersama?”“Tidak, kau bisa pergi lebih dulu.”Aku akan segera menyusulmu setelah semua ingatan tentang hari ini aku kembalikan ke dalam otakku.“Kalau begitu aku akan menunggumu, Vin.”Si jalang itu akhirnya pergi, huft..., dia pasti menyimpan benda itu dalam sakunya.Laptopku? Aku menyimpan banyak hal di dalam sini, tidak ku sangka, hari dimana aku melihatnya kembali akan tiba. Kata sandinya...,“Ahaha, aku bahkan masih mengingatnya setelah lima tahun berlalu tanpanya.”“Hari ini..., 9 September 2040. Itu artinya dua bulan sebelum Zombie Apocalypse terjadi.”Dua bulan adalah waktu yang cukup untuk bersiap-siap, hari di mana kiamat itu tiba, kurasa aku sudah siap menghadapinya. Tapi untuk menghadapi hari ini...,“Sial! Tidak ada satupun persiapan yang bisa ku lakukan. Padahal aku sudah kembali.”Hari ini adalah hari di mana aku di promosikan, harinya sangat bertepatan. Tepat dimana saat aku di fitnah, dan tepat saat aku di tendang dari perusahaan ini. Aku sudah mengingatnya seperti ini adalah kemarin.“Bajingan..., aku akan melihat hal ini terjadi sekali lagi.”Sampai juga di Lift yang akan mengantarku ke Kantor Direktur Utama, di dalam sana..., ketika pintu terbuka, aku akan melihat wajahnya lagi.Kecantikan yang mampu membuatku terlena sepanjang waktu, Clara Eleanor. Ha..., dia masih menggunakan pengikat rambut itu, helai demi helai hitam rambutnya berkilauan. Mata yang sebiru kristal memancarkan cahaya agung.“Dia masih sama seperti yang bisa aku ingat.”“Vin, apa yang kau gumamkan di dekat Bosmu?!” tegur Bianca.Tegurannya membuat pandangan Nona Clara jatuh terhadapku, bahkan lekuk alisnya yang seolah kesal masih sama seperti dulu. Cantik dan dingin di saat yang bersamaan, pesona Bosku memang luarbiasa.Suatu keajaiban dapat melihat wanita yang ku cintai masih hidup saat ini. Kematiannya membuat batinku terguncang hebat, butuh waktu lama untuk melupakannya, tapi siapa yang bisa mengira bahwa kita dapat bertemu kembali?Sebuah tepukan kecil mengejutkan punggungku, “Vin! Kau menatap Bos terlalu dalam, tolong jaga sopan santunmu,” ujar Bianca.“Tuan Edelhard? Nona Esther bilang kau sedikit tidak enak badan, apa itu benar?”Ah..., suaranya yang serak-serak basah itu juga tidak berubah, salah satu hal yang membuatku candu akan dirinya.“Direktur Eleanor, saya hanya kurang mineral, jadi sesuatu mengalihkan fokus saya, tapi saya sudah minum dan sekarang sudah baik-baik saja,” jawabku sembari berusaha berdiri tegak agar tidak membuat Nona Clara mencemaskanku.“Baguslah, agenda kita hari ini tidak akan tertunda dan seharusnya selesai sesuai jadwal.”Mendengarnya bernafas sungguh membuat perasaanku lega, seperti sedikit demi sedikit lubang dalam hatiku tertutup oleh kehadirannya.“Tuan Edelhard? Kenapa anda tampak murung? Anda yakin semuanya baik-baik saja?”Murung? Tentu saja Nona Clara. Saat ini aku mengingat masa di mana aku kehilangan dirimu. Tak lama setelah bencana itu tiba, kau meregang nyawa dengan sangat mengenaskan, kau menjadi salah satu dari mereka.Parahnya, akulah yang menghentikan pergerakanmu. Aku mendapati tubuhmu membusuk, kau berkeliaran di jalanan dengan tubuh telanjang. Padahal Zombie tidak berpenampilan sepertimu, mereka memakai pakaian yang dikenakan sebelum tergigit.Tapi yang melekat di tubuhmu hanyalah kalung anjing, aku hanya bisa menebak apa yang terjadi kepadamu sebelum mati. Kau..., pasti begitu menderita.Karena aku sudah berada di dekatmu kembali, aku akan berusaha agar kejadian yang menimpa dirimu di kehidupan sebelumnya tidak terulang lagi. Kali ini aku akan benar-benar melindungimu!“Tuan Edelhard, ini pertama kalinya aku melihat seseorang murung karena dia akan di promosikan, tidakkah kau berpikir seberapa ingin orang lain mendapatkan posisi itu?”“Saya..., saya hanya merasa gugup. Seharusnya saya memperlihatkan wajah gembira saya sebagai rasa syukur. Hahah, maafkan saya, Bos.”Sebentar lagi, beberapa menit sebelum tuduhan palsu Bianca dilayangkan ke arahku. Dia tidak terlihat gugup sama sekali, sial! Si jalang ini nampaknya sudah sangat terbiasa dengan melakukan trik kotor.Di kehidupanku sebelumnya dia menunjukkan obat perangsang pada Nona Clara, ya! Saat ini yang berada dalam saku si jalang ini adalah obat itu. Dia akan bilang mendapatkannya dariku, dia menuduhku akan meniduri dirinya dan juga Nona Clara di dalam kantor saat kami mendapatkan panggilan promosi.“Kalian berdua tidak perlu merasa tegang,” kata Nona Clara.Ding! Lift berhenti kemudian pintu terbuka, dan ketika aku memandang sesuatu di hadapanku..., akan ada bajingan lain yang akan menguatkan ali
Pengalaman bertarung selama lima tahun masih melekat dalam benak, yang hilang hanyalah stamina dan kekuatan untuk mengeluarkan potensi sejatinya. Daya serang dan kecepatan..., “Kuhh! Rasanya aku seperti terjebak di dalam lumpur, pukulan juga tendanganku menjadi lambat.”Pasti karena tubuh yang sama sekali belum terlatih ini. Saat kiamat terjadi, berlari adalah hal yang harus di lakukan demi mempertahankan hidup secara naluriah, tanpa sadar hal itu seperti memupuk kekuatan diri.“Tanpa di sadari staminaku mulai meningkat, ketahanan tubuhku pun sama. Di dunia yang kesulitan untuk beradaptasi itu, aku di tempa untuk menjadi kuat.”“Sekarang aku memiliki kesempatan yang lebih baik, aku tidak boleh menyia-nyiakannya. Aku akan berlatih untuk melampaui batasanku di kehidupan yang sebelumnya.”“Baiklah! Itulah rencananya. Sebaiknya kita mulai dengan pergi ke Gym.”Muscle Gymnasium, tempat itu cukup besar dan letaknya juga tidak terlalu jauh dari rumahku. Dulu aku tidak pernah mengunjunginya,
Seminggu berlalu, otot juga urat yang dulunya menjadi dapur pacu agar tubuh ini bergerak lebih cepat dan bertenaga sudah hampir terbentuk setengahnya. Dengan ini, aku mungkin bisa melancarkan sebanyak tiga puluh persen daya serang di kehidupan sebelumnya.“Lima puluh kali push up dan melakukan plank selama lima menit baru dapat membuatku berkeringat? Dalam seminggu kemajuan ini sudah cukup mengejutkan.”Sepertinya jika aku harus berlari, segerombolan mayat hidup itu tidak akan mampu mengejar lagi, pergi kemanapun juga tidak akan menjadi masalah. Sebelum datang hujan, payung yang sudah di siapkan rasanya sudah cukup besar.Tapi bukan hanya payung yang di butuhkan, untuk melawan badai, sebuah pondok kokoh yang aku perlukan. “Rumah ini..., karena letaknya berada di tengah kota, pun merupakan kawasan padat penduduk, saat terjadi Zombie Apocalypse rumah ini tak akan lagi menjadi tempat yang aman.”“Sepertinya sudah saatnya mengucapkan selamat tinggal pada rumah ini.”Dua puluh tahun mengu
Tepat di sore hari, Nona Hornets datang dengan beberapa rakannya. Rumahku pun akhirnya terjual dengan harga yang bagus.“Kenapa menatapnya begitu lama, Tuan Edelhard? Apakah itu semacam ucapan selamat tinggal?”“Ya, semacam itu.”Ayah, Ibu. Terimakasih atas bantuan kalian hingga akhir. Putramu berjanji untuk menggunakan uang sisa warisan kalian ini dengan baik. Selamat tinggal.Seperti yang di janjikan oleh Nona Hornets, dia akan mengantarkanku untuk pergi ke dalam hutan, sebab jalan masuk menuju pondok, hanya perempuan inilah yang mengetahuinya.“Kak Elaine? Kakak yakin ini jalannya? Sudah tiga tahun semenjak kunjungan Kakak terakhir kali, aku tidak yakin dengan jalan yang Kakak ambil.”“Ikuti saja arahanku. Kita akan sampai.”Suara tegukan ludah dari rekan Nona Hornets bahkan terdengar hingga ke telingaku yang duduk di kursi belakang.Emm..., aku juga cukup meragukan arahan dari Nona Hornets, maksudku, ini adalah hutan. Keadaan di sini sangat mudah berubah, apalagi setelah tiga tahu
Butuh setidaknya waktu satu minggu untuk benar-benar menghafal jalur hutan yang kini aku tinggali. Karena rindangnya pepohonan di sekitar pondok yang kini ku tinggali, aku tidak bisa melihat matahari ataupun bulan terbit di manapun.‘Srrat! Sraat!’ suara ujung pisau yang di gesekkan di antara batang pohon.Aku harus mengiris kulit pohon untuk menandai mata angin, dengan menjadikan pondokku sebagai pusat, kini aku menghafal jalur manapun sejauh 10 mil dari pondok. Hutan ini menjadi teritoriku sekarang.“Meskipun menghafal setiap tempat di hutan ini adalah hal yang bagus, tapi hal ini bukanlah prioritasku sekarang.”“Aku harus pergi lagi ke kota untuk keperluan lain. Mari! Buat persiapannya benar-benar matang!”Lega rasanya melihat sinar matahari. Sudah terhitung tiga minggu sejak aku berada di dalam hutan. Kegiatanku di sana sangat berguna, menghafal jalan dan juga berburu membuat otot-otot di tubuhku prima.“Di hutan itu aku memang tidak kekurangan makanan sama sekali, tapi.., tanpa g
Waktunya semakin dekat, kehancuran dunia akan segera di mulai. Aku telah memanggil kembali semua memoriku di kehidupan yang pertama. Awal kemunculan para Zombie pasti ada kaitannya dengan insiden pesawat jatuh.“Setidaknya ini yang bisa ku simpulkan, sebab..., tepat setelah berita tentang jatuhnya pesawat itu, teror zombie pun terjadi.”“Tempat jatuhnya pesawat adalah taman di dekat bandara, saat hari itu terjadi..., aku akan berada di sana. Mungkin aku bisa mencegah hal yang terburuk dengan melakukan itu.”Mari ke kota lagi untuk menghabiskan sisa uangnya. Kali ini..., untuk persiapan yang terakhir.“Toko di depan sana adalah tempat penjualan senjata api yang paling dekat di kota ini, meskipun bukan yang terbesar, seharusnya mereka menjual apa yang aku cari.”Bunyi gemerincing terdengar ketika aku masuk ke dalam toko ini, seorang pria paruh baya bertubuh tambun berdiri di balik counter desk.“Selamat datang,” sambutnya tanpa memperhatikanku. Pria itu terus membalikan lembar majalah y
12 November 2040Hari yang di nanti-nanti akhirnya tiba. Darahku mendidih, seluruh tubuhku gemetar mengingat apa yang akan terjadi. Sejak tadi malam jantungku berdetak tidak karuan, aku terbangun demi hari ini.“Matahari bersinar terang, langit biru dengan sedikit awan. Bukankah hari ini adalah hari yang cerah untuk sebuah bencana?”Sejak tadi aku sudah bersiaga di taman tempat pesawat itu akan mendarat secara darurat, orang-orang di sekitar sini begitu riang menikmati keseharian mereka. Aku yakin tak satupun dari mereka akan mengira, bahwa kiamat akan datang.“Ibu aku ingin balon yang besar itu, tolong belikan aku itu, Bu!”“Baiklah, tapi berjanjilah pada ibu, kalau kau akan makan semua sayuranmu pada sarapan berikutnya.”“Emm! Janji!”Anak itu.., apa dia akan menangis kalau aku bilang tidak akan ada sarapan yang berikutnya? Yah.., bukan berarti akan ada seseorang yang percaya pada omonganku. Kalaupun aku menjelaskannya, sudah pasti aku akan di cap gila.Untuk saat ini aku hanya bisa
Rasa penasaran orang-orang membawa mereka mendekati pesawat, sesuatu yang sebenarnya ingin mereka tolong, adalah apa yang akan membahayakan mereka.“Bung, mereka di sini.., maksudmu?”“Sesuatu yang datang dari mimpi terburukmu. Semua orang akan terbunuh, suruh mereka menjauh dari sana, cepat!”“Apa?” sahut pria yang menindihku dengan sangat kebingungan.Tentu saja dia tidak akan percaya dengan kalimat yang terdengar seperti sebuah omong kosong itu. Aku hanya bisa membiarkan dia melihat situasi agar dia percaya. Lagipula aku tidak dapat bergerak karena kunciannya.“Tubuh mereka berwarna hitam, apa itu luka bakar?”Itu bukan luka bakar, tubuh mereka tampak berwarna hitam karena pembusukan yang terjadi. Mereka sudah menjadi zombie.“Tuan, apa kau baik-baik saja?”Mereka tidak akan menjawab, indra mereka sudah mati. Cihh, aku kasihan pada orang yang mendekat tanpa tau apapun. Dia menjadi korban pertama, kah?“Arrgh! Orang ini menggigitku! Tolong!”“Tidak! Aku juga tergigit!”“Apa-apaan in