Share

Persiapan

Author: BlackRoby
last update Last Updated: 2022-09-27 11:40:27

Butuh setidaknya waktu satu minggu untuk benar-benar menghafal jalur hutan yang kini aku tinggali. Karena rindangnya pepohonan di sekitar pondok yang kini ku tinggali, aku tidak bisa melihat matahari ataupun bulan terbit di manapun.

‘Srrat! Sraat!’ suara ujung pisau yang di gesekkan di antara batang pohon.

Aku harus mengiris kulit pohon untuk menandai mata angin, dengan menjadikan pondokku sebagai pusat, kini aku menghafal jalur manapun sejauh 10 mil dari pondok. Hutan ini menjadi teritoriku sekarang.

“Meskipun menghafal setiap tempat di hutan ini adalah hal yang bagus, tapi hal ini bukanlah prioritasku sekarang.”

“Aku harus pergi lagi ke kota untuk keperluan lain. Mari! Buat persiapannya benar-benar matang!”

Lega rasanya melihat sinar matahari. Sudah terhitung tiga minggu sejak aku berada di dalam hutan. Kegiatanku di sana sangat berguna, menghafal jalan dan juga berburu membuat otot-otot di tubuhku prima.

“Di hutan itu aku memang tidak kekurangan makanan sama sekali, tapi.., tanpa garam dan bumbu dapur lainnya, lidahku benar-benar akan mati rasa.”

Swalayan yang ku masuki sekarang sangat besar, semua barang yang di perlukan untuk menunjang kehidupan sehari-hari di jual di sini. Dan yang membuatku sangat senang adalah.., stok mereka banyak!

“Niat awal aku pergi kemari adalah untuk mencari bumbu dapur, tapi lihat apa yang ku masukkan ke dalam keranjang?”

Mie Instan dan juga Kaleng Sarden, yang istimewa dari barang itu adalah tanggal kadaluarsa yang masih lama. Ini akan menjadi harta tak ternilai ketika kiamat telah terjadi, jadi mari kita timbun untuk hidup mewah di masa depan.

Sudah berapa lama semenjak diriku dapat tersenyum puas seperti ini? “Rasanya sangat menyenangkan.”

“Tuan..., dengan barang sebanyak itu, apa sebenarnya anda hendak membuat toko sendiri?” tanya seorang wanita paruh baya yang kebetulan lewat di sampingku.

Emm.., aku mengerti mengapa dia merasa risih, wanita ini tidak hanya melihat sekeranjang penuh makanan, tapi tiga. Kurasa tidak ada orang yang belanja sebanyak itu dalam sehari.

Baru saja tiba di kota dan aku merasa seperti seorang turis, tidak..., mungkin selebriti lebih tepat untuk menggambarkannya.

Sebab..., entah bagaimana sekarang semua mata tertuju ke arahku.

“Hei, bisakah kalian lihat orang itu? Apa dia berniat mengosongkan swalayan ini?”

“Ya ampun, dia membawa dua keranjang dorong, bukan. Dia sebenarnya membawa tiga dengan yang di ikat pada perutnya.”

“Betapa serakahnya orang itu.”

Semua orang menatap, menyipitkan mata mereka sembari mengerutkan dahi. Walaupun kedengkian itu mengarah padaku, tangan ini tidak mau berhenti untuk mengambil semua yang ada di rak.

“Astaga, dia masih ingin membeli lagi. Benar-benar tidak bisa di percaya.”

Kalian hanya tidak tau apa yang akan terjadi, jika kalian mengulang hidup kalian, maka aku ingin melihat siapa yang lebih serakah.

“Saat ku lihat keramaian di lorong ini, aku memikirkan tentang apa yang terjadi. Tapi lihat apa yang ku temukan.”

“Senang melihatmu kembali, Vin.”

Suara ini? Si Jalang. Aku tidak mengira ada kebetulan seperti ini, mengesampingkan bahwa hari ini adalah libur kantor, melihat si Jalang berada di Swalayan adalah hal yang langka.

“Uhh.., selama tiga minggu ini apa yang kau lakukan? Kenapa kau terlihat sangat berbeda? Aku bahkan hampir tidak mengenalimu,” ucap Bianca, dia tengah meledekku.

 

Apa yang dia bawa sayuran? Jadi dia tipe orang yang memasak makanannya sendiri, Rumulo bajingan itu pasti senang mendapatkan istri jalang sepertinya.

“Wah Vin, belanjaanmu banyak sekali, untuk apa semua itu? Apa itu stok sebulan? Tidak.., dengan makanan sebanyak itu kau bahkan bisa bertahan dalam setengah tahun, haha.”

“Aku tau, kau pasti malu untuk berkeliaran setiap saat jadi kau membeli semua itu agar tidak perlu lagi keluar rumah untuk waktu yang lama.”

“Lagipula orang mana yang tahan untuk keluar rumah, sedangkan dirinya di Cap sebagai seorang Pria Mesum yang hendak melakukan tindakan asusila terhadap Bosnya.”

Untuk seekor ular derik licik sepertinya, Bianca cukup banyak bicara. Membawa banyak barang di keranjang ini sudah membuat orang-orang merasa dengki terhadapku, di tambah dengan omongan Bianca, bukankah kedengkian itu akan semakin besar?

“Orang mesum? Jadi pria itu adalah pria mesum? Ku pikir dia hanya sekedar pria aneh.”

“Apa kalian dengar kalau dia hendak mencabuli bosnya? Dia pria yang tidak bermoral.”

Mendengar semua makian yang mengarah kepadaku membuat Bianca sumringah. Orang yang bahagia di atas penderitaan orang lain itu sebenarnya memang ada ya.

“Ya Tuhan, dia sedang menatap ke arahku dengan pandangan mesumnya. Apa dia juga berniat melecehkanku?”

Hal terpenting yang harus di perhatikan saat dirimu terprovokasi adalah mengabaikan. Jangan memasukkan ke dalam hati jika kalimat yang di ucapkan hanya sebuah omong kosong, melakukannya hanya akan menyebabkan penyakit hati.

“Wah! Bukankah ini Ramen Edisi Spesial? Betapa beruntungnya aku dapat menemukannya di tempat ini. Haha, harus ku borong semua!”

“Di sini juga ada buah kalengan, sangat praktis karena tidak akan membusuk. Ambil juga!”

Pada akhirnya Bianca kesal sendiri, dia terlihat mengerang seperti seekor anjing yang sedang kesal.

“Cihh!”

Apa aku tidak salah dengar? Bianca baru saja berdecih kepadaku?

“Dengar ini Vin, di kota ini sudah tidak ada lagi tempat untuk orang sepertimu.”

Perempuan itu berlalu begitu saja setelah mengucapkan kalimat itu. Apa yang membuatnya begitu membenciku? Aku tidak pernah menyinggung dirinya sebelumnya.

Tapi..., karena kebencian di antara kita sudah terlanjur terbentuk, bukankah wajar jika aku tidak akan melepaskanmu begitu saja?

Bianca.., satu bulan dari sekarang bahkan tidak akan ada tempat untuk semua orang. Jadi..., di mana dirimu akan bersembunyi?

Setelah meninggalkan swalayan aku baru tersadar.

“Apa-apaan ini sebenarnya?!”

Kantong plastik besar tumpang tindih membentuk tembok tinggi, di bandingkan dengan tinggi mobil, sudah jelas kalau barang-barangku lebih dari itu.

“Ini adalah belanjaan terbanyak dalam hidup dan untuk hidup.”

Tindakanku tidak terlalu berlebihan, kan? Kalau sudah begini tidak akan ada taksi yang mau mengantarkanku pergi.

“Haruskah aku memiliki kendaraanku sendiri?”

Jika dalam keadaan normal, mungkin aku akan memikirkannya berulang kali sebelum melakukan pemborosan. Tapi karena aku tau apa yang akan terjadi di masa depan, sudah jelas keadaannya tidak normal lagi.

“Terimakasih atas pembeliannya, Pelanggan yang terhormat!”

Tidak ada yang lebih baik dari pada motor roda tiga, bentuknya yang lebih kecil dari pada mobil serta kemampuan meliuknya yang juga fleksibel bisa membuatnya masuk sampai ke pondok.

“Kendaraan ini juga memiliki sebuah bak besar yang mampu menampung banyak barangku, jika aku mengosongkan semuanya, setidaknya kendaraan ini muat di tumpangi oleh tujuh orang.”

“Tidak ada yang lebih sempurna di bandingkan kendaraan ini.”

Kurasa cukup untuk hari ini, uangku sudah terpangkas tiga per-empatnya. Jika ingin menghabiskannya langsung, setidaknya aku butuh rencana.

“Rencana yang membuat semua uang ini tidak berakhir sia-sia.”

***

Related chapters

  • Sang Penakluk Kiamat   Akhir Persiapan

    Waktunya semakin dekat, kehancuran dunia akan segera di mulai. Aku telah memanggil kembali semua memoriku di kehidupan yang pertama. Awal kemunculan para Zombie pasti ada kaitannya dengan insiden pesawat jatuh.“Setidaknya ini yang bisa ku simpulkan, sebab..., tepat setelah berita tentang jatuhnya pesawat itu, teror zombie pun terjadi.”“Tempat jatuhnya pesawat adalah taman di dekat bandara, saat hari itu terjadi..., aku akan berada di sana. Mungkin aku bisa mencegah hal yang terburuk dengan melakukan itu.”Mari ke kota lagi untuk menghabiskan sisa uangnya. Kali ini..., untuk persiapan yang terakhir.“Toko di depan sana adalah tempat penjualan senjata api yang paling dekat di kota ini, meskipun bukan yang terbesar, seharusnya mereka menjual apa yang aku cari.”Bunyi gemerincing terdengar ketika aku masuk ke dalam toko ini, seorang pria paruh baya bertubuh tambun berdiri di balik counter desk.“Selamat datang,” sambutnya tanpa memperhatikanku. Pria itu terus membalikan lembar majalah y

    Last Updated : 2022-09-27
  • Sang Penakluk Kiamat   Mereka Tiba

    12 November 2040Hari yang di nanti-nanti akhirnya tiba. Darahku mendidih, seluruh tubuhku gemetar mengingat apa yang akan terjadi. Sejak tadi malam jantungku berdetak tidak karuan, aku terbangun demi hari ini.“Matahari bersinar terang, langit biru dengan sedikit awan. Bukankah hari ini adalah hari yang cerah untuk sebuah bencana?”Sejak tadi aku sudah bersiaga di taman tempat pesawat itu akan mendarat secara darurat, orang-orang di sekitar sini begitu riang menikmati keseharian mereka. Aku yakin tak satupun dari mereka akan mengira, bahwa kiamat akan datang.“Ibu aku ingin balon yang besar itu, tolong belikan aku itu, Bu!”“Baiklah, tapi berjanjilah pada ibu, kalau kau akan makan semua sayuranmu pada sarapan berikutnya.”“Emm! Janji!”Anak itu.., apa dia akan menangis kalau aku bilang tidak akan ada sarapan yang berikutnya? Yah.., bukan berarti akan ada seseorang yang percaya pada omonganku. Kalaupun aku menjelaskannya, sudah pasti aku akan di cap gila.Untuk saat ini aku hanya bisa

    Last Updated : 2022-09-28
  • Sang Penakluk Kiamat   Melarikan diri

    Rasa penasaran orang-orang membawa mereka mendekati pesawat, sesuatu yang sebenarnya ingin mereka tolong, adalah apa yang akan membahayakan mereka.“Bung, mereka di sini.., maksudmu?”“Sesuatu yang datang dari mimpi terburukmu. Semua orang akan terbunuh, suruh mereka menjauh dari sana, cepat!”“Apa?” sahut pria yang menindihku dengan sangat kebingungan.Tentu saja dia tidak akan percaya dengan kalimat yang terdengar seperti sebuah omong kosong itu. Aku hanya bisa membiarkan dia melihat situasi agar dia percaya. Lagipula aku tidak dapat bergerak karena kunciannya.“Tubuh mereka berwarna hitam, apa itu luka bakar?”Itu bukan luka bakar, tubuh mereka tampak berwarna hitam karena pembusukan yang terjadi. Mereka sudah menjadi zombie.“Tuan, apa kau baik-baik saja?”Mereka tidak akan menjawab, indra mereka sudah mati. Cihh, aku kasihan pada orang yang mendekat tanpa tau apapun. Dia menjadi korban pertama, kah?“Arrgh! Orang ini menggigitku! Tolong!”“Tidak! Aku juga tergigit!”“Apa-apaan in

    Last Updated : 2022-09-29
  • Sang Penakluk Kiamat   Bersembunyi

    Setelah cukup puas berlari, aku dan Andrew bersembunyi di sebuah kantor kecil, ukurannya 4 x 4 dengan hanya satu lantai pada bangunannya. Tidak ada benda lain selain komputer, printer dan setumpuk kertas.“Vin, dari semua tempat..., kenapa kita harus bersembunyi disini?”Andrew memanggil nama depanku karena setelah semua yang terjadi pada kami, kami merasa cukup dekat sebagai kawan.“Aku ingin tahu pendapatmu, Andrew.”Pria itu menghela nafas, itu karena aku sering membuat dia menjawab pertanyaannya sendiri. Ku rasa dia cukup paham dengan sikapku.“Aku hanya berpikir akan lebih baik untuk kita bersembunyi di toserba atau tempat lain yang menyimpan bahan makanan. Setidaknya peluang kita untuk bertahan dari krisis ini akan lebih besar.”“Kau salah, peluang kita untuk selamat menjadi semakin kecil jika kita melakukannya.”“Andrew.., semua orang pasti akan berpikiran sama sepertimu, dan mereka akan berkumpul di sana,” ujarku.“Vin, apa kau berpikir kalau perselisihan akan terjadi? Memang

    Last Updated : 2022-09-30
  • Sang Penakluk Kiamat   Tegar

    Bangunan tempat aku dan Andrew bersembunyi terhubung pada sebuah gang sempit di belakang, para zombie tidak melalui lorong ini untungnya.Andrew mengeluarkan sebuah pistol dari balik celana dan dia bersiaga sambil mengendap di dekat dinding.“Andrew, kau seperti sedang berada di dalam misi. Tidak perlu setegang itu kawan, kau tidak ingin pikiranmu kacau kan, dalam situasi ini.”“Letakkan kembali pistolmu, kita hanya akan menggunakan pistol saat keadaannya sudah genting,” imbuhku.“Vin, jadi menurutmu keadaan saat ini masih belum genting? Haa..., jika bukan karenamu yang bersikap tenang, aku pasti sudah kacau, bung.”Andrew tidak lagi menanyakan tindakanku, dia dapat mengikutiku dengan tenang. Saat aku menggoyang-goyangkan pipa pembuangan air hujan, dia juga hanya memperhatikan saja.“Kau juga ambil,” ujarku sambil menggenggam pipa yang berhasil ku patahkan.Andrew segera melihat sekeliling untuk mencari pipa, “Aku sudah dapat.”“Bagus! Kita akan gunakan ini untuk membunuh mereka.”And

    Last Updated : 2022-10-01
  • Sang Penakluk Kiamat   Kebohongan

    Dengan rasa percaya diri Andrew yang semakin kuat, kekhawatiranku pun berkurang. Kerja sama kami cukup baik, kami berhasil melangkah cukup jauh dari titik persembunyian awal. Andrew makin terbiasa mengatasi zombie yang berdatangan.“Maaf!” seru Andrew sebelum pukulan yang di ayunkannya memecahkan kepala zombie yang datang menghampiri.“Kawan, kau tidak perlu meminta maaf tiap kali kau membunuh mereka.”“Sebagai seorang tentara aku memiliki kewajiban untuk melindungi orang-orang di negaraku, permintaan maaf tadi aku ucapkan karena gagal memenuhi tugasku.”“Tapi bisakah kau kecilkan sedikit suaramu? Aku pikir kau sengaja memancing mereka,” gurauku.Andrew seketika gugup dan segera meminta maaf kepadaku, “Maafkan aku Vin, aku sungguh tidak bermaksud seperti itu.”“Haha, aku hanya bergurau kawan. Tidak perlu secemas itu.”“Ya ampun.., di saat seperti ini kau masih sempat bergurau.”“Apa salahnya? Karena ada orang yang menemani perjalananku kali ini, bergurau dengannya bukanlah hal yang bu

    Last Updated : 2022-10-03
  • Sang Penakluk Kiamat   Percaya Diri

    Kebohongan itu terus aku katakan hingga terdengar cukup meyakinkan, ada alasan yang membuatku tidak bisa mengatakan kebenarannya pada Andrew, ini bukan tentang kepercayaan, tapi tentang sesuatu yang lain.“Dia bukan seorang penulis dan tak pernah menulis apapun. Namun cerita yang dia bagikan padaku terdengar sangat bagus, dengan caranya menyampaikan hal itu..., bahkan terasa meyakinkan.”“Dan kau..., percaya hanya karena cerita bagus yang asalnya bukan dari seorang penulis?”“Ya, tapi dia membuatku lebih yakin dengan tindakannya. Pria bernama Gale itu bunuh diri setelah menceritakan semuanya.”“Bunuh diri? Kenapa dia melakukan hal gila seperti itu?”“Aku tidak menanyakannya karena dia sudah menjadi potongan daging. Dia meledakkan diri dengan mengempit sebuah granat di lehernya.”“Pernah melihat orang bunuh diri dengan cara seperti itu?” imbuhku.Andrew terhenyak, dia menopang dagu untuk mencerna apa yang aku ceritakan. Jantungku cukup stabil, dan aku juga tidak gugup ketika mengatakan

    Last Updated : 2022-10-06
  • Sang Penakluk Kiamat   Gadis dalam Lemari

    Sekarang lantai tempat aku dan Andrew berdiri telah di pastikan aman, aku yakin satu lantai di bawah kami juga sudah bersih.“Kerja bagus karena menarik mereka kemari, di lantai berikutnya aku ingin kau memelankan suaramu.”“Tentu, aku juga tidak ingin mereka yang berkeliaran di jalan raya naik kemari,” sahut Andrew.Beberapa pintu dalam lantai ini terbuka dan sebagian tertutup rapat. Aku melangkah memeriksa semuanya memastikan apakah ada yang terkunci.“Vin, kalau hanya untuk mencari persediaan, apartemen manapun juga tidak masalah, kan?”“Ya, tapi kau harus pastikan apakah ada ruangan yang terkunci. Takutnya ada orang yang masih hidup dalam bangunan ini.”“Ku pikir kau sudah sepenuhnya gila, Vin.”Ada, apartemen di depanku terkunci. Sekarang harus di buka secara perlahan atau di dobrak seperti tadi? Kalau benar di dalam ada orang, alangkah baiknya tidak membuat mereka semakin ketakutan.“Andrew, lakukan dengan perlahan!” ujarku.Berbeda dengan di atap, kali ini Andrew menggenggam ga

    Last Updated : 2022-10-07

Latest chapter

  • Sang Penakluk Kiamat   Menghindari bantuan

    Tengah malam telah terlewati, kabar dari luar yang kami tunggu akhirnya tiba. Melalui radio darurat di tangan Andrew kami berdua berusaha menimbang situasi.‘Semua unit yang berada di luar sana, pihak pemerintah telah membuat keputusan untuk menanggulangi bencana darurat yang kini telah masuk ke level bahaya tertinggi. Bagi semua yang telah bertahan dengan baik di luar sana, cobalah bertahan sebentar lagi.’‘Kami telah mengerahkan unit penanggulangan terbaik untuk membantu kalian keluar dari semua keputusasaan ini, bagi kalian yang mendapatkan pesan darurat ini... Kumpulkan penyintas selamat sebanyak mungkin.’‘Pergilah menuju jembatan yang menghubungkan Brighton dengan Rollinston, kami menunggu di sana. Demi memutuskan mata rantai virus yang menyerang Brighton, kami akan meledakkan setiap jembatan yang menghubungkan kota tersebut.’‘Sebelum jam lima dini hari capailah tempat itu! Demikian pesan Darurat ini kami sampaikan.’‘Zzzzzttt’Andrew yang menyimak pemberitahuan tadi dengan ser

  • Sang Penakluk Kiamat   Pergerakan

    Gawulf mencoba yang terbaik untuk menyamai kecepatan permainan pisauku, kami bertarung seperti dua orang pendekar pedang yang beradu secara intens, bunyi bising pisau yang saling bergesekan membuat orang cemas.Tapi bagiku, suara ini membangkitkan semangat untuk menang. Jika bukan Asmodeus, aku tidak tau apakah akan ada orang lain yang mampu bersaing seperti ini.“Aku bisa beradaptasi dengan permainanmu, meskipun aku mengakui kalau dirimu baik dalam hal ini, tapi sebarapa lama kau mampu bertahan?” tanya Gawulf di sela pertarungan kami.“Aku akan bertahan tak peduli apapun itu, tapi..., kau tidak akan mampu terus beradaptasi.”Aku meningkatkan kecepatan serangan Perlahan-lahan, melihat bagaimana Gawulf mampu terus beradaptasi. Perlahan aku melihat wajahnya mulai meringis, tapi bajingan itu tetap gigih mengikuti pergerakanku.“Kau masih bisa terus meningkatkan kecepatanmu? Pria tampan..., apa pekerjaanmu sebelumnya?”“Apa perlu melakukan percakapan ini? Sebaiknya kau tidak perlu banyak

  • Sang Penakluk Kiamat   Masuk dalam perhitungan

    “Andrew..., aku tidak bisa mengatakan apapun padamu mengenai orang ini. Tapi, karena kita sudah sejauh ini, mari habisi mereka bersama-sama.”Andrew melemaskan tangannya, sembari tersenyum pria itu meringankan ketegangan yang dia rasakan dengan meregangkan lehernya.“Karena para bajingan ini kehilangan banyak jumlah mereka, tentu saja sekarang kelompok ini tidak jadi masalah lagi,” ujar Andrew.Sebaiknya mereka memang benar tidak akan jadi masalah lagi, kalau tidak... Di masa depan mungkin tidak banyak orang yang mampu berselisih dengan mereka, terutama dia yang di kenal sebagai Asmodeus.“Aku mengakui kemampuanmu, Pria Tegap. Caramu bergerak melawan anak buahku sangat jelas, tentunya kau orang yang sangat berpengalaman. Seorang militer? Tidak buruk,” kata Gawulf memicingkan mata.Dia menerka latar belakang Andrew dengan tepat, walaupun mengetahui mengenai hal itu, Gawulf tidak tampak gentar sedikitpun, seperti yang di harapkan dari orang yang akan menjadi penguasa masa depan.Aku har

  • Sang Penakluk Kiamat   Asmodeus

    Tinggal enam yang tersisa, termasuk Hogan dan juga Gawulf. Tapi dengan pertunjukan yang di persembahkan oleh Andrew, orang-orang ini jelas tidak akan maju dengan sembrono.“Tidak! Aku masih tidak mau mati!”Aku tidak mengira Hogan akan begitu ketakutan, dia pergi begitu saja meninggalkan kelompoknya. “Bajingan itu sangat mengharagai hidupnya.”“Siapapun yang memilih lari setelah ini, aku akan memberikan kalian kematian yang sangat buruk, tentunya itu bukan kematian yang begitu mudah.”Ucapan Gawulf membuat anak buahnya yang tadinya berniat mengikuti Hogan jadi mengurungkan niatnya. Setelah menelan ludah mereka memilih menguatkan tekad untuk melawan kami kembali.Tapi melihat Andrew yang berada pada mode serius, ku rasa tidak akan mudah bagi mereka. Situasinya maju kena mundur juga kena.“Karena aku tidak ingin mati, maka matilah untukku!” seru salah satu anak buah Gawulf sambil berlari menghampiri Andrew.Dengan balok kayu pada genggamannya, orang itu berpikir mampu mengalahkan Andre

  • Sang Penakluk Kiamat   Andrew melawan Fennix

    Sejak awal aku tidak berniat melepaskan mereka, tak peduli seberapa besar kami membuat kelompok Gawulf ini tersinggung, aku akan memastikan mereka mati pada akhirnya.“Pria tegap, jangan berpikir kalau aku tidak pernah memberimu peringatan. Akan aku berikan kau kesempatan untuk memikirkannya kembali.”“Bajingan tengik...,” umpat Andrew dengan tangan terkepal.Jika Andrew dan Gawulf berakhir dalam sebuah pertarungan, aku pikir Andrew yang merupakan anggota pasukan khusus bisa menangani bajingan ini. Tapi entah bagaimana..., aku merasa kalau Gawulf bukanlah orang biasa.“Andrew, apa ini saatnya untuk berlaku impulsif?”“Vin, mereka memiliki niat buruk pada kita. Kenapa kita harus takut pada mereka?!”“Tidak bisakah kita setidaknya melakukan negosiasi?” kataku sambil berjalan ke arah Andrew untuk menepuk bahunya.Ketika begitu dekat aku membisikkan sesuatu pada pria itu, “Jangan menunjukkan pistolmu pada mereka, itu adalah truf kita.”“Aku mengerti!” jawab Andrew.“Yo..., temanmu memberi

  • Sang Penakluk Kiamat   Gawulf

    Tercium bau darah manusia dari gudang yang di gunakan oleh Hogan dan Fennix sebagai markas mereka, hanya ada satu yang bisa ku pikirkan.Hogan dan Fennix mengiming-imingi para penyintas lain sebagaimana mereka menggiring kami ke gudang ini. Para penyintas itu pasti mengikuti Hogan dan Fennix dengan putus asa, berharap keluar dari kandang harimau, mereka malah masuk sarang buaya.“Vin..., mereka adalah sekelompok penjahat dan jumlah kita berdua jelas tidak di untungkan dalam situasi ini. Haruskah kita kabur?” bisik Andrew kepadaku.“Andrew..., apa kau berpikir mereka akan membiarkan kita melakukan itu?”“Tentu saja tidak.”“Lalu kenapa kita harus kabur?”“Vin..., aku adalah seorang tentara, menghadapi beberapa bajingan bukan masalah sama sekali untukku, tapi bagaimana denganmu?” tanya Andrew.“Tak perlu kau khawatirkan, situasi ini masih bisa ku kendalikan. Jika kau bisa melindungi Erina untukku, itu akan bagus.”“Haha, lucu sekali Vin. Kau seolah ingin mengatakan kalau dirimu bisa men

  • Sang Penakluk Kiamat   Masalah

    Kami di tuntun ke arah sebuah gudang tua yang jaraknya hampir bersebelahan dengan lingkungan industri. Selama perjalanan Hogan mengajak kami mengobrol seperti biasa, pembicaraan yang mengalir begitu saja entah bagaimana membuat Andrew lengah.Pria itu terbawa oleh suasana tenang yang berusaha di ciptakan oleh Hogan.“Apa tangan Paman Vin masih sakit?”“Emm..., aneh sekali. Paman tidak merasakan sakit apapun, malahan tangan paman menjadi hangat dan rasanya menyenangkan. Apa Erina melakukan sesuatu dengan tangan Paman?”“Erina hanya menggenggamnya.”“Aneh sekali, paman merasa seakan terkena sihir yang membuat paman merasa jauh lebih baik.”“Erina tidak punya sihir, tapi kartun yang Erina lihat di TV tiap hari minggu punya. Saat Erina besar nanti Erina ingin menjadi seperti gadis penyihir itu. Melawan monster dan menyelamatkan orang-orang.”“Wah..., hebat sekali. Erina pasti bisa melakukannya. Buktinya berkat Erina Paman Vin merasa terselamatkan.”Bahkan ketika aku mengajak Erina mengobr

  • Sang Penakluk Kiamat   Pertemuan yang janggal

    “Hei kawan, di sini.”Andrew dan Erina spontan berbalik ke arahku, wajah mereka yang terlihat pucat entah bagaimana terlihat semakin membaik.Gadis kecil dan pria besar itu berlari mendekatiku, mereka bersyukur melihat aku kembali.“Vin, aku tau kau pasti bisa melakukannya. Ya tuhan..., aku benar-benar bahagia dapat melihatmu lagi.”“Tanganmu...,”“psstt!! Pssst!!” Seseorang mendesis dari kejauhan meminta aku dan Andrew memperhatikan mereka. Ternyata aku bukan satu-satunya orang yang melihat sinyal dari Andrew.“Apa kalian juga penyintas?” tanya salah seorang pria yang datang membawa seorang teman.Dua orang itu tidak tampak biasa, begitulah menurutku.“Ya, kami adalah seorang penyintas,” jawab Andrew.“Syukurlah, lega melihat orang lain yang juga selamat dari bencana tidak masuk akal ini. Apa kalian ingin pergi dengan kami?”Orang itu menawarkan kami untuk pergi bersama mereka dengan menunjukkan sikap ramah, atau..., girang.Mereka seperti melihat harta dari kami, orang yang memilik

  • Sang Penakluk Kiamat   Mencari sinyal

    Wajah perempuan itu terbesit dalam benakku, ketika memikirkannya diriku mulai mengharapkan sebuah keajaiban.“Sial, alasan aku hidup kembali ke dunia ini adalah untuk memastikanmu tetap hidup. Jadi bagaimana aku akan membiarkan diriku terbunuh di sini?”Sekali lagi coba ku dorong bak di ujung tangga mobil damkar itu, jika lenganku belum cukup kuat, ku tambahkan kekuatan bahuku untuk mendorongnya.“Sial, hanya bisa bergerak beberapa centi saja?”Buruknya tangga itu kembali ke tempatnya semula setelah aku sedikit melemaskan tenagaku. Di tengah keputusasaan itu tidak sengaja ku temukan jalan keluarnya. Ada sebuah tuas yang bentuknya mirip tuas game arcade.Tuasnya tidak sengaja terdorong olehku, dan tangganya pun bergerak dengan cepat searah dorongan yang aku berikan.‘Buagh!!’ beberapa zombie yang berada di jalur tangga terlempar setelah di tabrak tangga yang bergerak cukup cepat. Aku tertarik dan tidak sengaja melukai tanganku sendiri, pecahan beling dari kaca butik menyayatnya.“Kuhh!

DMCA.com Protection Status