Beranda / Fantasi / Sang Penakluk Kiamat / Survival di Mulai

Share

Survival di Mulai

“Tuan Edelhard, ini pertama kalinya aku melihat seseorang murung karena dia akan di promosikan, tidakkah kau berpikir seberapa ingin orang lain mendapatkan posisi itu?”

“Saya..., saya hanya merasa gugup. Seharusnya saya memperlihatkan wajah gembira saya sebagai rasa syukur. Hahah, maafkan saya, Bos.”

Sebentar lagi, beberapa menit sebelum tuduhan palsu Bianca dilayangkan ke arahku. Dia tidak terlihat gugup sama sekali, sial! Si jalang ini nampaknya sudah sangat terbiasa dengan melakukan trik kotor.

Di kehidupanku sebelumnya dia menunjukkan obat perangsang pada Nona Clara, ya! Saat ini yang berada dalam saku si jalang ini adalah obat itu.

Dia akan bilang mendapatkannya dariku, dia menuduhku akan meniduri dirinya dan juga Nona Clara di dalam kantor saat kami mendapatkan panggilan promosi.

“Kalian berdua tidak perlu merasa tegang,” kata Nona Clara.

Ding! Lift berhenti kemudian pintu terbuka, dan ketika aku memandang sesuatu di hadapanku..., akan ada bajingan lain yang akan menguatkan alibi yang si jalang Bianca, tentu saja orang itu adalah pacarnya.

Romulo Hendrickson, orang ini sangat licik, setelah kiamat terjadi aku melihatnya sebagai orang yang memiliki keberuntungan yang cukup baik.

“Lihat bagaimana bajingan itu menyeringai, kelicikannya tidak jauh berbeda dari seekor rubah tua.”

Dia mampu bertahan selama dua tahun, tapi itu bisa dia lakukan dengan mengorbankan nyawa rekan-rekannya. Orang yang di perdaya olehnya secara bodoh mati untuk melindungi si Romulo bangsat satu ini.

Untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa, aku akan mengakhiri hidup si bajingan ini. Bersiaplah Romulo, aku akan mengukir sebuah peluru bertuliskan namamu dalam dua bulan lagi.

Dan kepalamu..., akan menjadi sarangnya.

“Hendrickson? Ada apa petugas keamanan menunggu kita disini?” Tatap heran Nona Clara.

Pertanyaan Nona Clara adalah sinyal untuk si jalang Bianca memulai dramanya. Sedetik sebelum akhirnya si jalang itu akan bersandiwara.

“Tuan Hendrickson, anda disini..., syukurlah!” lagaknya berlarian ke arah teman seranjangnya itu, dengan air mata yang dia buat-buat Bianca mencoba meyakinkan Nona Clara.

Di kehidupanku yang lalu aku berdiri menatap heran kelakuannya yang tiba-tiba, tapi saat ini..., aku hanya melihat itu dengan wajah datar. Sudah tidak mengejutkan lagi.

Aku bahkan mengernyitkan bibirku, tersenyum karena menganggap itu lucu.

“Sial..., aku benar-benar tidak tahan dengan dua bajingan ini.”

“Apa yang terjadi, kenapa tiba-tiba Nona Esther bersikap seperti itu?”

Entahlah Nona, saat itu aku tidak memberitahumu apa yang dia lakukan, dan itu juga tidak akan berlaku saat ini. Sebaiknya kau lihat saja.

“Nona Esther, aku menerima laporan darimu,” ucap Romulo menunjukkan wajahnya yang tegas sebagai seorang Penjaga Keamanan.

Ya ampun, baik Bianca atau Romulo sama-sama memanggil menggunakan nama marga mereka, bukankah mereka sudah sering bermalam bersama? Ingin bertingkah tidak akrab? Ampun dah, mereka melakonkan peranannya dengan baik.

“Apa semuanya baik-baik saja, Nona Esther?”

“Masih, semuanya masih baik-baik saja,” sahut Bianca yang berpura-pura panik.

“Tapi apa aku harus menunggu sampai hal itu terjadi?!” imbuhnya.

“Tuan Edelhard? Apa kau dengar apa yang mereka bicarakan? Kenapa Nona Esther terlihat begitu panik?” tanya Clara.

“Aku tidak mengerti tentang apa yang membuatnya panik, tapi kita akan segera tau,” jawabku.

Saatnya kau melihatku dengan tatapan sinis itu Romulo!

“Nona Direktur, sebaiknya anda menjauh dari orang mesum itu,” Rumulo benar-benar melakukannya. Sama seperti di kehidupan yang sebelumnya, dia akan menuding dengan suaranya yang tinggi.

“Orang mesum?” mata Nona Clara membola melirik ke arahku.

“Pria itu membawa sebuah obat perangsang di dalam sakunya, dia hendak menyerang anda Nyonya direktur!” tegas Romulo. Nona Clara masih tercengang mendengar pernyataan itu.

“Nona Esther, tunjukkan apa yang kau temukan kepadaku.”

“Ini!” balasnya menunjukkan sebuah botol kecil yang berisi obat perangsang.

“Aku mendengar dia membeli dua botol kecil obat, dia sering merayuku dan ingin menggunakannya kepadaku. Aku takut karena selalu mendengar ancaman darinya, jadi aku bungkam selama ini.”

Air mata mulai menggaris pipinya, semua usaha Bianca lakukan demi sandiwara yang bagus dan meyakinkan.

“Huu..., aku benar-benar ketakutan ketika dia mulai mengancamku. Tapi karena Tuan Hendrickson bersedia membantuku aku berani angkat bicara disini.”

Si jalang itu kemudian menoleh dengan jari tertunjuk lurus ke arahku, “Jangan tertipu oleh penampilannya yang tampak seperti lelaki polos, itu hanya topeng yang menyembunyikan kebejatannya.”

Polos? Pfft! Jadi aku terlihat seperti itu di mata kalian? Benar juga, sebelum mengalami kemalangan itu selama lima tahun, aku hanyalah seorang pemuda polos. Tapi sekarang, bejat saja tidak cukup untuk mendeskripsikan orang yang telah lama kehilangan kemanusiaannya.

Kau pikir selama dunia sedang kiamat aku hanya berkeliaran membunuh zombie? Bahkan manusia yang tidak layak sepertimu banyak yang mati di tanganku.

Hadeh hadeh, sadarlah Vin, tidak boleh menunjukkan niat membunuh di tempat ini. Tetap pada karaktermu yang terlihat polos.

“Edelhard? Apa yang di katakan oleh Nona Esther itu benar?” tanya Nona Clara.

Dia menatapku dengan mata yang penuh akan keraguan. Belum sempat aku menghilangkan keraguannya, kesempatan untuk menjelaskan di ambil oleh si Jalang Bianca.

“Itu benar Nona Direktur! Dia pasti menyembunyikan botol yang sama di salah satu sakunya.”

Tidak, apa yang di katakan Bianca itu tidak benar.

“Aku akan pergi untuk memeriksa,” ujar Rumulo, Katua Penjaga Keamanan itu mulai melangkah mendekatiku dengan senyum liciknya.

Tentu dia tidak akan menemukan benda yang dia maksud di sakuku, karena benda yang sama.., ada di tangannya.

“Jangan berusaha kabur dari pemeriksaan. Jika dirimu jujur, kau tidak perlu takut..., Tuan Edelhard.”

Bajingan itu akan bilang menemukannya di salah satu sakuku, begitulah caraku jatuh dalam kemunafikan yang di rencanakan oleh dua ular derik yang licik ini.

“Edelhard, apa kau memang mempunyai niat seperti itu? Tolong katakan bahwa itu tidak benar.”

Clara, kau mengatakan itu karena kau tidak percaya dengan apa yang mereka tuduhkan kepadaku, aku tau.

“Jangan diam saja, katakan sesuatu!”

Tapi, setelah mereka menunjukkan kebohongan itu, kau berpaling dari mempercayaiku seketika, dan itu menyakiti perasaanku.

“Kenapa kau malah tersenyum seperti itu? Kesalahpahaman tidak akan lurus hanya dengan sebuah senyuman.”

“Nona Direktur benar, Tuan Edelhard. Yang kami butuhkan adalah penjelasan,” celetuk Rumulo yang masih dengan senyum liciknya.

Tak peduli apakah mulutku harus berbusa untuk menjelaskannya padamu saat itu. Kepercayaanmu padaku tidak dapat aku raih.

Kau pikir seberapa putus asanya diriku saat itu? Aku..., sudah tidak ingin merasakan hal seperti itu lagi di kehidupan ini. Maka..., dari sini semuanya akan berbeda.

“Itu benar, aku memang menyembunyikan obat perangsang di dalam sakuku,” aku mengatakannya sambil menyeringai.

Sialan..., aku tidak berharap wajahku akan tampak seperti seorang penjahat.

Nona Clara terhenyak dengan kedua matanya yang terbuka lebar, sedangkan pria yang berusaha menjebakku terperanjat mendengar pengakuan tadi. Ya, bukankah ini tidak berjalan sesuai dengan rencanamu, Rumulo?

Rumulo yang bertubuh tinggi tegap menatap heran ke arahku, dulu nyaliku ciyut ketika dia menatapku seperti itu. Tapi kali ini tidak sama sekali.

“Tidak perlu memeriksanya, karena persis seperti yang di katakan oleh Bianca, aku menyimpan benda serupa di saku celanaku,” sembari menepuk bagian saku di dekat pinggang aku mengatakannya.

Kenapa malah melongo? Bukankah ini yang kalian inginkan. Bianca? Romulo? Kalian seolah mengatakan ada apa dengan bajingan ini dalam hati kalian, kan?

“Edelhard, aku tidak percaya kau melakukan hal seperti itu. Kenapa?”

“Ahahah! Bagaimana anda bisa begitu kejam, bos? Tidakkah anda bisa memikirkan sendiri alasannya?” ujarku sambil mendekat ke arah Nona Clara.

Nona Bos berjalan mundur dengan tangannya yang tampak gemetar. Aku sebenarnya tidak tega melakukan ini. Tapi aku akan meladeni kedua bajingan itu untuk bersandiwara.

“Penampilan anda yang begitu menawan selama ini menyiksaku. Anda pikir seberapa banyak malam yang saya lalui dengan berfantasi tentang anda? Saya hanya menunggu kesempatan untuk melepaskan rasa penasaran saya.”

Plasss!!! Bunyi tamparan keras itu membuat telingaku berdenging.

“Bagaimana kau berpikir sehina itu setelah aku cukup mempercayaimu?”

“Mulai hari ini aku tidak ingin melihatmu di perusahaan ini. Kau di pecat, Vin Edelhard!!” imbuh Nona Clara, tangannya terkepal walau terlihat bergoyang. Dengan nada bicara yang gemetaran itu, aku paham.., dia terguncang.

Dia cukup percaya padaku, dan itu membuatku bahagia. Meskipun aku merusak kepercayaan itu sekarang, itu akan baik-baik saja.

“Jangan berani menunjukkan wajahmu lagi di depanku.”

Dalam kehidupan ini aku akan berusaha mendapatkan kembali kepercayaan darimu, karena dalam kehidupan ini, kau tidak harus mati lebih dulu.

“Kenapa kau masih berdiri disini?! Enyah dari pandanganku sekarang juga!” tegas Nona Clara kepaku. Aku tertunduk di hadapannya, membungkuk menunjukkan perasaan bersalahku.

“Terimakasih untuk yang telah anda lakukan selama ini, dan maafkan saya.”

Tenanglah Clara, aku pastikan kita akan bertemu lagi, kali ini aku akan menjemputmu. Aku tidak akan terlambat.

Clara sama sekali tidak meresponku, tapi aku masih bisa melihat sedikit reaksi dari tangannya yang terkepal. Setelah membungkuk aku menoleh pada pasangan ular derik yang menjebakku.

Aku tersenyum pada mereka, ku harap mereka menyadari pesan tersirat dari wajahku. Aku ingin bilang pada mereka.

Kalian tunggu saja harinya, bajingan!

Suara langkahku semakin menjauhi mereka, anggaplah hari ini sebagai hari terakhir kalian melihat punggung kecilku. Tapi dalam waktu dua bulan, punggung kecil ini akan berbeda, karena takdir dunia..., akan dipikul oleh punggung ini.

***

Haa..., saat ini aku berada di luar kantor tempatku bekerja, karena langsung mengarah pada jalan raya, tebak suara apa yang sedang aku dengarkan sekarang.

‘Wooom!’

Benar, mobil yang berlalu lalang, dalam waktu dua bulan suara seperti ini tidak akan sering lagi ku dengar. Setelah cukup lama rasanya jadi nostalgia.

Klungg! Sebuah pesan masuk ke ponsel pintarku, pesan yang menunjukkan bahwa sejumlah saldo masuk ke tabunganku.

“Dasar Clara, jadi kau tidak berniat membiarkanku pergi tanpa pesangon? Walau aku sudah begitu keterlaluan padamu, kau masih punya belas kasih.”

“Padahal kau terlihat seperti seorang bos berhati dingin. Dengan sikapmu yang kadang tidak terduga ini, jangan salahkan aku jika aku semakin mencintaimu.”

Dalam waktu dua bulan ini uang masih menjadi sesuatu yang penting, tapi setelah bencana itu terjadi, uang tidak lagi ada harganya. Sebaiknya aku langsung menghabiskannya untuk sesuatu yang ku butuhkan saat terjadi Zombie Apocalypse.

Dari sekarang, survivalku akan di mulai!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status