Beranda / Fantasi / Sang Penakluk Kiamat / Sesuatu untuk di buru

Share

Sesuatu untuk di buru

Penulis: BlackRoby
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-29 11:29:03

Seminggu berlalu, otot juga urat yang dulunya menjadi dapur pacu agar tubuh ini bergerak lebih cepat dan bertenaga sudah hampir terbentuk setengahnya. Dengan ini, aku mungkin bisa melancarkan sebanyak tiga puluh persen daya serang di kehidupan sebelumnya.

“Lima puluh kali push up dan melakukan plank selama lima menit baru dapat membuatku berkeringat? Dalam seminggu kemajuan ini sudah cukup mengejutkan.”

Sepertinya jika aku harus berlari, segerombolan mayat hidup itu tidak akan mampu mengejar lagi, pergi kemanapun juga tidak akan menjadi masalah. Sebelum datang hujan, payung yang sudah di siapkan rasanya sudah cukup besar.

Tapi bukan hanya payung yang di butuhkan, untuk melawan badai, sebuah pondok kokoh yang aku perlukan.

“Rumah ini..., karena letaknya berada di tengah kota, pun merupakan kawasan padat penduduk, saat terjadi Zombie Apocalypse rumah ini tak akan lagi menjadi tempat yang aman.”

“Sepertinya sudah saatnya mengucapkan selamat tinggal pada rumah ini.”

Dua puluh tahun mengukir kenangan di setiap lantai dan juga ruang, Rumah yang di wariskan oleh kedua orang yang sangat aku sayangi, yang kini mereka hanya bisa dilihat dari balik sebuah bingkai.

“Ayah, Ibu. Ku pikir tadinya aku akan berjumpa dengan kalian di alam sana, namun surga berkehendak lain. Putra semata wayang kalian ini mungkin masih memiliki alasan untuk tetap berdiri dan juga menghirup udara ini lagi.”

Tapi aku tetap memiliki sesuatu yang harus di syukuri, dan itu adalah kalian yang tidak harus ada untuk menyaksikan neraka dunia ini secara langsung. Rasa sesak di dada, keputusasaan yang menderu, bagaimana hati ini akan tega untuk berbagi pada kalian?

“Ayah, Ibu. Putramu memohon do'a.”

Keputusan untuk menjual rumah ini menjerat kaki sehingga enggan untuk melangkah, rasanya begitu berat. Jika melihat pintu se depa di depan mata, dan mengingat bagaimana kami saat itu melangkah bergandeng tangan, sungguh rindu.

“Tapi, tidak ada harapan umtuk dapat melindungi rumah ini. Di masa depan, aku kembali dan melihatnya sebagai puing-puing, kenangan tentang ayah dan juga ibu yang terabadikan di dalam bingkai telah menjadi abu.”

Namun kini kesempatanku untuk menjaga harta itu kembali. Setidaknya foto ini akan aku bawa.

“Waktunya pergi ke broker, Ayah dan ibu pasti lebih senang melihat rumah ini menjadi uang daripada puing, kan?”

Agent property terbaik di kota, Way White. Dengan gedung tinggi nan megah, tidak salah bila menganggap agent yang satu ini sebagai yang terbaik, keuntungan yang telah di torehkan membuat mereka mampu membangun semua ini.

“Tidak diragukan lagi, pasti banyak kesepakatan yang telah sukses melalui agent mereka.”

Setidaknya hati ini percaya diri akan mendapat keuntungan yang bagus dengan menawarkan rumah itu.

Saat ini aku berada di lantai atas gedung Way White, terlalu banyak lantai pada gedung ini, setiap lantainya pun luas, daya tampung perusahaan ini begitu besar. Saat terjadi Zombie Apocalypse, seperti apa keadaan gedung ini.

“Selamat siang Tuan Edelhard, Nama saya Elaine Hornets, salah satu tenaga broker di perusahaan Way White. Saya sudah mendengar tentang keperluan anda datang kemari, jadi rumah seperti apa yang ingin anda beli?”

Langsung to the point, ya. Sepertinya perusahaan ini membuat begitu banyak janji temu.

“Kami menyediakan banyak pilihan dengan harga yang masuk akal, kami memastikan kenyamanan client kami, jadi tidak perlu khawatir.”

“Nona Hornets, saya senang mendengarnya.”

“Silahkan duduk Tuan Edelhard,” sambut Nona Elaine mempersilahkan aku duduk di depan meja kerjanya.

“Saya melihat anda masih begitu muda, apakah anda hendak menikah dan ingin menyediakan istana ideal untuk pasangan anda? Maka saya memiliki beberapa rekomendasi.”

Nona Hornets meletakkan sebuah katalog tepat di hadapanku.

Sungguh tidak di perlukan untuk melihatnya, tidak akan ada satupun rumah di dalam katalog yang akan sesuai dengan keinginanku.

“Maaf Nona Hornets, tapi saya datang bukan untuk membeli rumah, melainkan menjualnya.”

“Ah! Begitu, ya. Maafkan saya Tuan Edelhard. Ehm!” dia mendeham kemudian menghela nafas panjang.

Ekspresinya berubah, tadinya aku merasa di pandang secara hormat, namun sepertinya sekarang sudah tidak lagi.

Mungkin awalnya aku terlihat seperti seorang pemuda sukses yang sedang mendaki puncak kehidupan, setelah mendengar keinginan untuk menjual rumah, kemungkinan sekarang diri ini terlihat seperti seorang pecundang gagal.

Yah, tidak salah juga sih. Bagaimanapun juga aku baru saja kehilangan pekerjaan. Menatapku seperti itu adalah hal yang wajar.

“Kami tidak bisa mematok harga untuk rumah yang anda tawarkan sebelum kami melihat kondisi rumah tersebut. Tapi bisakah anda mengatakan lokasi rumah anda?”

“Jalan Westerling no.52, sebuah residen di wilayah Front One.”

Senyum riang terpancar di wajah Nona Hornets sekali lagi. “Wilayah Front One, senang mendengarnya. Lokasinya sangat bagus, dekat dengan jalan raya dan rumah di wilayah itu setidaknya rumah dengan dua lantai dan satu basemen.”

“Ahaha, memang seperti itu kondisi rumah saya.”

“Kebetulan sudah beberapa kali saya mendapat kesepakatan di wilayah Front One, kurang lebih saya paham situasi di sana. Mungkin anda akan mendapatkan harga yang bagus untuk rumah anda, Tuan Edelhard.”

“Apakah anda tidak keberatan bila saya mengecek kondisi rumah anda sore ini?” tambahnya.

“Tentu saja.”

“Oh ya, Nona Hornets. Ada sebuah kediaman yang ingin saya tinggali setelahnya. Tempat itu haruslah sebuah tempat terpencil, di dalam hutan akan semakin bagus. Mungkin anda mempunyai sebuah tempat seperti itu,” tanyaku.

Nona itu mengerutkan dahi seolah mencoba memanggil ingatannya. Nona Hornets kemudian berdiri lalu melangkah menuju sebuah rak. Aku tidak mengira kalau sesuatu seperti yang ku minta itu memang ada. Ini bagus!

“Sudah tiga tahun semenjak saya mendapatkan kesepakatan dari seorang pria tua, orang itu nampaknya seorang pemburu, dia memiliki sebuah pondok yang terletak jauh di dalam hutan, jalan menuju kesana terjal sehingga mobil tidak mampu mencapainya.”

“Saya ingat apa yang di rasakan oleh punggung ini ketika naik dengan sebuah motor trail menuju pondok pria tua itu. Ini, kau mungkin tertarik melihat fotonya.”

Sebuah pondok di tengah hutan? Keberuntungan macam apa ini? Jadi sesuatu seperti ini benar-benar ada. Haha, bagus bagus.

“Apa anda tertarik dengan foto yang saya berikan?”

Tunggu, tidak hanya terletak di tengah hutan, tapi pondok ini juga memiliki semacam Rubanah. Tempat ini sempurna untuk menyimpan banyak persediaan.

“Jaraknya sangat jauh dari kota, jadi beberapa fasilitas seperti listrik atau gas tidak bisa mencapai tempat itu. Tapi Tuan Edelhard, seingat saya beberapa tahun lalu tempat itu telah di pasangi oleh panel surya. Mungkin benda itu sudah berdebu karena sudah kami tinggalkan begitu lama.”

“Nona Hornets! Tidak ada yang perlu di pertimbangkan lagi. Akan saya ambil pondok ini!” potongku.

Dengan senyuman ini, kau tidak mungkin bisa meragukanku, kan? Tidak peduli bagaimana dirimu memandang buruk tempat itu, tapi..., itu sudah lebih dari sekedar bunker sempurna untukku.

“Ba-baiklah, kalau anda menginginkannya maka saya bisa langsung menyiapkan dokumennya.”

“Nona Hornets. Bisakah pembayarannya di lakukan setelah transaksi penjualan rumah saya selesai? Anda bisa memangkas biayanya dari sana.”

“Saya mengerti.”

Bagus, sebagian rencana sudah di selesaikan. Persiapan menuju Apocalypse sudah lebih matang, kali ini pasti tidak akan mati dengan mudah, selain itu..., sepertinya aku dapat hidup dengan lebih nyaman.

“Tuan Edelhard? Apa anda memutuskan untuk hidup sebagai seorang pemburu? Ha..., saya tidak pernah mengerti tentang fantasi liar seorang laki-laki, kalian memang selalu memikirkan hal-hal gila.”

“Jadi, bisakah mengatakan sesuatu yang ingin anda buru di dalam hutan sana? Apa itu seperti seekor kijang atau bahkan seekor harimau?”

Aku menggelengkan kepala padanya sembari tersenyum kemudian menjawab pertanyaan Nona Hornets dengan santai. “Sesuatu yang belum pernah di lihat oleh orang lain.”

“Haha, apa itu seperti makhluk Bigfoot atau bahkan Yeti?”

“Zombie.”

Jawabku begitu singkat.

Bab terkait

  • Sang Penakluk Kiamat   Panggil aku Vin

    Tepat di sore hari, Nona Hornets datang dengan beberapa rakannya. Rumahku pun akhirnya terjual dengan harga yang bagus.“Kenapa menatapnya begitu lama, Tuan Edelhard? Apakah itu semacam ucapan selamat tinggal?”“Ya, semacam itu.”Ayah, Ibu. Terimakasih atas bantuan kalian hingga akhir. Putramu berjanji untuk menggunakan uang sisa warisan kalian ini dengan baik. Selamat tinggal.Seperti yang di janjikan oleh Nona Hornets, dia akan mengantarkanku untuk pergi ke dalam hutan, sebab jalan masuk menuju pondok, hanya perempuan inilah yang mengetahuinya.“Kak Elaine? Kakak yakin ini jalannya? Sudah tiga tahun semenjak kunjungan Kakak terakhir kali, aku tidak yakin dengan jalan yang Kakak ambil.”“Ikuti saja arahanku. Kita akan sampai.”Suara tegukan ludah dari rekan Nona Hornets bahkan terdengar hingga ke telingaku yang duduk di kursi belakang.Emm..., aku juga cukup meragukan arahan dari Nona Hornets, maksudku, ini adalah hutan. Keadaan di sini sangat mudah berubah, apalagi setelah tiga tahu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • Sang Penakluk Kiamat   Persiapan

    Butuh setidaknya waktu satu minggu untuk benar-benar menghafal jalur hutan yang kini aku tinggali. Karena rindangnya pepohonan di sekitar pondok yang kini ku tinggali, aku tidak bisa melihat matahari ataupun bulan terbit di manapun.‘Srrat! Sraat!’ suara ujung pisau yang di gesekkan di antara batang pohon.Aku harus mengiris kulit pohon untuk menandai mata angin, dengan menjadikan pondokku sebagai pusat, kini aku menghafal jalur manapun sejauh 10 mil dari pondok. Hutan ini menjadi teritoriku sekarang.“Meskipun menghafal setiap tempat di hutan ini adalah hal yang bagus, tapi hal ini bukanlah prioritasku sekarang.”“Aku harus pergi lagi ke kota untuk keperluan lain. Mari! Buat persiapannya benar-benar matang!”Lega rasanya melihat sinar matahari. Sudah terhitung tiga minggu sejak aku berada di dalam hutan. Kegiatanku di sana sangat berguna, menghafal jalan dan juga berburu membuat otot-otot di tubuhku prima.“Di hutan itu aku memang tidak kekurangan makanan sama sekali, tapi.., tanpa g

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Sang Penakluk Kiamat   Akhir Persiapan

    Waktunya semakin dekat, kehancuran dunia akan segera di mulai. Aku telah memanggil kembali semua memoriku di kehidupan yang pertama. Awal kemunculan para Zombie pasti ada kaitannya dengan insiden pesawat jatuh.“Setidaknya ini yang bisa ku simpulkan, sebab..., tepat setelah berita tentang jatuhnya pesawat itu, teror zombie pun terjadi.”“Tempat jatuhnya pesawat adalah taman di dekat bandara, saat hari itu terjadi..., aku akan berada di sana. Mungkin aku bisa mencegah hal yang terburuk dengan melakukan itu.”Mari ke kota lagi untuk menghabiskan sisa uangnya. Kali ini..., untuk persiapan yang terakhir.“Toko di depan sana adalah tempat penjualan senjata api yang paling dekat di kota ini, meskipun bukan yang terbesar, seharusnya mereka menjual apa yang aku cari.”Bunyi gemerincing terdengar ketika aku masuk ke dalam toko ini, seorang pria paruh baya bertubuh tambun berdiri di balik counter desk.“Selamat datang,” sambutnya tanpa memperhatikanku. Pria itu terus membalikan lembar majalah y

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Sang Penakluk Kiamat   Mereka Tiba

    12 November 2040Hari yang di nanti-nanti akhirnya tiba. Darahku mendidih, seluruh tubuhku gemetar mengingat apa yang akan terjadi. Sejak tadi malam jantungku berdetak tidak karuan, aku terbangun demi hari ini.“Matahari bersinar terang, langit biru dengan sedikit awan. Bukankah hari ini adalah hari yang cerah untuk sebuah bencana?”Sejak tadi aku sudah bersiaga di taman tempat pesawat itu akan mendarat secara darurat, orang-orang di sekitar sini begitu riang menikmati keseharian mereka. Aku yakin tak satupun dari mereka akan mengira, bahwa kiamat akan datang.“Ibu aku ingin balon yang besar itu, tolong belikan aku itu, Bu!”“Baiklah, tapi berjanjilah pada ibu, kalau kau akan makan semua sayuranmu pada sarapan berikutnya.”“Emm! Janji!”Anak itu.., apa dia akan menangis kalau aku bilang tidak akan ada sarapan yang berikutnya? Yah.., bukan berarti akan ada seseorang yang percaya pada omonganku. Kalaupun aku menjelaskannya, sudah pasti aku akan di cap gila.Untuk saat ini aku hanya bisa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Sang Penakluk Kiamat   Melarikan diri

    Rasa penasaran orang-orang membawa mereka mendekati pesawat, sesuatu yang sebenarnya ingin mereka tolong, adalah apa yang akan membahayakan mereka.“Bung, mereka di sini.., maksudmu?”“Sesuatu yang datang dari mimpi terburukmu. Semua orang akan terbunuh, suruh mereka menjauh dari sana, cepat!”“Apa?” sahut pria yang menindihku dengan sangat kebingungan.Tentu saja dia tidak akan percaya dengan kalimat yang terdengar seperti sebuah omong kosong itu. Aku hanya bisa membiarkan dia melihat situasi agar dia percaya. Lagipula aku tidak dapat bergerak karena kunciannya.“Tubuh mereka berwarna hitam, apa itu luka bakar?”Itu bukan luka bakar, tubuh mereka tampak berwarna hitam karena pembusukan yang terjadi. Mereka sudah menjadi zombie.“Tuan, apa kau baik-baik saja?”Mereka tidak akan menjawab, indra mereka sudah mati. Cihh, aku kasihan pada orang yang mendekat tanpa tau apapun. Dia menjadi korban pertama, kah?“Arrgh! Orang ini menggigitku! Tolong!”“Tidak! Aku juga tergigit!”“Apa-apaan in

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Sang Penakluk Kiamat   Bersembunyi

    Setelah cukup puas berlari, aku dan Andrew bersembunyi di sebuah kantor kecil, ukurannya 4 x 4 dengan hanya satu lantai pada bangunannya. Tidak ada benda lain selain komputer, printer dan setumpuk kertas.“Vin, dari semua tempat..., kenapa kita harus bersembunyi disini?”Andrew memanggil nama depanku karena setelah semua yang terjadi pada kami, kami merasa cukup dekat sebagai kawan.“Aku ingin tahu pendapatmu, Andrew.”Pria itu menghela nafas, itu karena aku sering membuat dia menjawab pertanyaannya sendiri. Ku rasa dia cukup paham dengan sikapku.“Aku hanya berpikir akan lebih baik untuk kita bersembunyi di toserba atau tempat lain yang menyimpan bahan makanan. Setidaknya peluang kita untuk bertahan dari krisis ini akan lebih besar.”“Kau salah, peluang kita untuk selamat menjadi semakin kecil jika kita melakukannya.”“Andrew.., semua orang pasti akan berpikiran sama sepertimu, dan mereka akan berkumpul di sana,” ujarku.“Vin, apa kau berpikir kalau perselisihan akan terjadi? Memang

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Sang Penakluk Kiamat   Tegar

    Bangunan tempat aku dan Andrew bersembunyi terhubung pada sebuah gang sempit di belakang, para zombie tidak melalui lorong ini untungnya.Andrew mengeluarkan sebuah pistol dari balik celana dan dia bersiaga sambil mengendap di dekat dinding.“Andrew, kau seperti sedang berada di dalam misi. Tidak perlu setegang itu kawan, kau tidak ingin pikiranmu kacau kan, dalam situasi ini.”“Letakkan kembali pistolmu, kita hanya akan menggunakan pistol saat keadaannya sudah genting,” imbuhku.“Vin, jadi menurutmu keadaan saat ini masih belum genting? Haa..., jika bukan karenamu yang bersikap tenang, aku pasti sudah kacau, bung.”Andrew tidak lagi menanyakan tindakanku, dia dapat mengikutiku dengan tenang. Saat aku menggoyang-goyangkan pipa pembuangan air hujan, dia juga hanya memperhatikan saja.“Kau juga ambil,” ujarku sambil menggenggam pipa yang berhasil ku patahkan.Andrew segera melihat sekeliling untuk mencari pipa, “Aku sudah dapat.”“Bagus! Kita akan gunakan ini untuk membunuh mereka.”And

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • Sang Penakluk Kiamat   Kebohongan

    Dengan rasa percaya diri Andrew yang semakin kuat, kekhawatiranku pun berkurang. Kerja sama kami cukup baik, kami berhasil melangkah cukup jauh dari titik persembunyian awal. Andrew makin terbiasa mengatasi zombie yang berdatangan.“Maaf!” seru Andrew sebelum pukulan yang di ayunkannya memecahkan kepala zombie yang datang menghampiri.“Kawan, kau tidak perlu meminta maaf tiap kali kau membunuh mereka.”“Sebagai seorang tentara aku memiliki kewajiban untuk melindungi orang-orang di negaraku, permintaan maaf tadi aku ucapkan karena gagal memenuhi tugasku.”“Tapi bisakah kau kecilkan sedikit suaramu? Aku pikir kau sengaja memancing mereka,” gurauku.Andrew seketika gugup dan segera meminta maaf kepadaku, “Maafkan aku Vin, aku sungguh tidak bermaksud seperti itu.”“Haha, aku hanya bergurau kawan. Tidak perlu secemas itu.”“Ya ampun.., di saat seperti ini kau masih sempat bergurau.”“Apa salahnya? Karena ada orang yang menemani perjalananku kali ini, bergurau dengannya bukanlah hal yang bu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-03

Bab terbaru

  • Sang Penakluk Kiamat   Menghindari bantuan

    Tengah malam telah terlewati, kabar dari luar yang kami tunggu akhirnya tiba. Melalui radio darurat di tangan Andrew kami berdua berusaha menimbang situasi.‘Semua unit yang berada di luar sana, pihak pemerintah telah membuat keputusan untuk menanggulangi bencana darurat yang kini telah masuk ke level bahaya tertinggi. Bagi semua yang telah bertahan dengan baik di luar sana, cobalah bertahan sebentar lagi.’‘Kami telah mengerahkan unit penanggulangan terbaik untuk membantu kalian keluar dari semua keputusasaan ini, bagi kalian yang mendapatkan pesan darurat ini... Kumpulkan penyintas selamat sebanyak mungkin.’‘Pergilah menuju jembatan yang menghubungkan Brighton dengan Rollinston, kami menunggu di sana. Demi memutuskan mata rantai virus yang menyerang Brighton, kami akan meledakkan setiap jembatan yang menghubungkan kota tersebut.’‘Sebelum jam lima dini hari capailah tempat itu! Demikian pesan Darurat ini kami sampaikan.’‘Zzzzzttt’Andrew yang menyimak pemberitahuan tadi dengan ser

  • Sang Penakluk Kiamat   Pergerakan

    Gawulf mencoba yang terbaik untuk menyamai kecepatan permainan pisauku, kami bertarung seperti dua orang pendekar pedang yang beradu secara intens, bunyi bising pisau yang saling bergesekan membuat orang cemas.Tapi bagiku, suara ini membangkitkan semangat untuk menang. Jika bukan Asmodeus, aku tidak tau apakah akan ada orang lain yang mampu bersaing seperti ini.“Aku bisa beradaptasi dengan permainanmu, meskipun aku mengakui kalau dirimu baik dalam hal ini, tapi sebarapa lama kau mampu bertahan?” tanya Gawulf di sela pertarungan kami.“Aku akan bertahan tak peduli apapun itu, tapi..., kau tidak akan mampu terus beradaptasi.”Aku meningkatkan kecepatan serangan Perlahan-lahan, melihat bagaimana Gawulf mampu terus beradaptasi. Perlahan aku melihat wajahnya mulai meringis, tapi bajingan itu tetap gigih mengikuti pergerakanku.“Kau masih bisa terus meningkatkan kecepatanmu? Pria tampan..., apa pekerjaanmu sebelumnya?”“Apa perlu melakukan percakapan ini? Sebaiknya kau tidak perlu banyak

  • Sang Penakluk Kiamat   Masuk dalam perhitungan

    “Andrew..., aku tidak bisa mengatakan apapun padamu mengenai orang ini. Tapi, karena kita sudah sejauh ini, mari habisi mereka bersama-sama.”Andrew melemaskan tangannya, sembari tersenyum pria itu meringankan ketegangan yang dia rasakan dengan meregangkan lehernya.“Karena para bajingan ini kehilangan banyak jumlah mereka, tentu saja sekarang kelompok ini tidak jadi masalah lagi,” ujar Andrew.Sebaiknya mereka memang benar tidak akan jadi masalah lagi, kalau tidak... Di masa depan mungkin tidak banyak orang yang mampu berselisih dengan mereka, terutama dia yang di kenal sebagai Asmodeus.“Aku mengakui kemampuanmu, Pria Tegap. Caramu bergerak melawan anak buahku sangat jelas, tentunya kau orang yang sangat berpengalaman. Seorang militer? Tidak buruk,” kata Gawulf memicingkan mata.Dia menerka latar belakang Andrew dengan tepat, walaupun mengetahui mengenai hal itu, Gawulf tidak tampak gentar sedikitpun, seperti yang di harapkan dari orang yang akan menjadi penguasa masa depan.Aku har

  • Sang Penakluk Kiamat   Asmodeus

    Tinggal enam yang tersisa, termasuk Hogan dan juga Gawulf. Tapi dengan pertunjukan yang di persembahkan oleh Andrew, orang-orang ini jelas tidak akan maju dengan sembrono.“Tidak! Aku masih tidak mau mati!”Aku tidak mengira Hogan akan begitu ketakutan, dia pergi begitu saja meninggalkan kelompoknya. “Bajingan itu sangat mengharagai hidupnya.”“Siapapun yang memilih lari setelah ini, aku akan memberikan kalian kematian yang sangat buruk, tentunya itu bukan kematian yang begitu mudah.”Ucapan Gawulf membuat anak buahnya yang tadinya berniat mengikuti Hogan jadi mengurungkan niatnya. Setelah menelan ludah mereka memilih menguatkan tekad untuk melawan kami kembali.Tapi melihat Andrew yang berada pada mode serius, ku rasa tidak akan mudah bagi mereka. Situasinya maju kena mundur juga kena.“Karena aku tidak ingin mati, maka matilah untukku!” seru salah satu anak buah Gawulf sambil berlari menghampiri Andrew.Dengan balok kayu pada genggamannya, orang itu berpikir mampu mengalahkan Andre

  • Sang Penakluk Kiamat   Andrew melawan Fennix

    Sejak awal aku tidak berniat melepaskan mereka, tak peduli seberapa besar kami membuat kelompok Gawulf ini tersinggung, aku akan memastikan mereka mati pada akhirnya.“Pria tegap, jangan berpikir kalau aku tidak pernah memberimu peringatan. Akan aku berikan kau kesempatan untuk memikirkannya kembali.”“Bajingan tengik...,” umpat Andrew dengan tangan terkepal.Jika Andrew dan Gawulf berakhir dalam sebuah pertarungan, aku pikir Andrew yang merupakan anggota pasukan khusus bisa menangani bajingan ini. Tapi entah bagaimana..., aku merasa kalau Gawulf bukanlah orang biasa.“Andrew, apa ini saatnya untuk berlaku impulsif?”“Vin, mereka memiliki niat buruk pada kita. Kenapa kita harus takut pada mereka?!”“Tidak bisakah kita setidaknya melakukan negosiasi?” kataku sambil berjalan ke arah Andrew untuk menepuk bahunya.Ketika begitu dekat aku membisikkan sesuatu pada pria itu, “Jangan menunjukkan pistolmu pada mereka, itu adalah truf kita.”“Aku mengerti!” jawab Andrew.“Yo..., temanmu memberi

  • Sang Penakluk Kiamat   Gawulf

    Tercium bau darah manusia dari gudang yang di gunakan oleh Hogan dan Fennix sebagai markas mereka, hanya ada satu yang bisa ku pikirkan.Hogan dan Fennix mengiming-imingi para penyintas lain sebagaimana mereka menggiring kami ke gudang ini. Para penyintas itu pasti mengikuti Hogan dan Fennix dengan putus asa, berharap keluar dari kandang harimau, mereka malah masuk sarang buaya.“Vin..., mereka adalah sekelompok penjahat dan jumlah kita berdua jelas tidak di untungkan dalam situasi ini. Haruskah kita kabur?” bisik Andrew kepadaku.“Andrew..., apa kau berpikir mereka akan membiarkan kita melakukan itu?”“Tentu saja tidak.”“Lalu kenapa kita harus kabur?”“Vin..., aku adalah seorang tentara, menghadapi beberapa bajingan bukan masalah sama sekali untukku, tapi bagaimana denganmu?” tanya Andrew.“Tak perlu kau khawatirkan, situasi ini masih bisa ku kendalikan. Jika kau bisa melindungi Erina untukku, itu akan bagus.”“Haha, lucu sekali Vin. Kau seolah ingin mengatakan kalau dirimu bisa men

  • Sang Penakluk Kiamat   Masalah

    Kami di tuntun ke arah sebuah gudang tua yang jaraknya hampir bersebelahan dengan lingkungan industri. Selama perjalanan Hogan mengajak kami mengobrol seperti biasa, pembicaraan yang mengalir begitu saja entah bagaimana membuat Andrew lengah.Pria itu terbawa oleh suasana tenang yang berusaha di ciptakan oleh Hogan.“Apa tangan Paman Vin masih sakit?”“Emm..., aneh sekali. Paman tidak merasakan sakit apapun, malahan tangan paman menjadi hangat dan rasanya menyenangkan. Apa Erina melakukan sesuatu dengan tangan Paman?”“Erina hanya menggenggamnya.”“Aneh sekali, paman merasa seakan terkena sihir yang membuat paman merasa jauh lebih baik.”“Erina tidak punya sihir, tapi kartun yang Erina lihat di TV tiap hari minggu punya. Saat Erina besar nanti Erina ingin menjadi seperti gadis penyihir itu. Melawan monster dan menyelamatkan orang-orang.”“Wah..., hebat sekali. Erina pasti bisa melakukannya. Buktinya berkat Erina Paman Vin merasa terselamatkan.”Bahkan ketika aku mengajak Erina mengobr

  • Sang Penakluk Kiamat   Pertemuan yang janggal

    “Hei kawan, di sini.”Andrew dan Erina spontan berbalik ke arahku, wajah mereka yang terlihat pucat entah bagaimana terlihat semakin membaik.Gadis kecil dan pria besar itu berlari mendekatiku, mereka bersyukur melihat aku kembali.“Vin, aku tau kau pasti bisa melakukannya. Ya tuhan..., aku benar-benar bahagia dapat melihatmu lagi.”“Tanganmu...,”“psstt!! Pssst!!” Seseorang mendesis dari kejauhan meminta aku dan Andrew memperhatikan mereka. Ternyata aku bukan satu-satunya orang yang melihat sinyal dari Andrew.“Apa kalian juga penyintas?” tanya salah seorang pria yang datang membawa seorang teman.Dua orang itu tidak tampak biasa, begitulah menurutku.“Ya, kami adalah seorang penyintas,” jawab Andrew.“Syukurlah, lega melihat orang lain yang juga selamat dari bencana tidak masuk akal ini. Apa kalian ingin pergi dengan kami?”Orang itu menawarkan kami untuk pergi bersama mereka dengan menunjukkan sikap ramah, atau..., girang.Mereka seperti melihat harta dari kami, orang yang memilik

  • Sang Penakluk Kiamat   Mencari sinyal

    Wajah perempuan itu terbesit dalam benakku, ketika memikirkannya diriku mulai mengharapkan sebuah keajaiban.“Sial, alasan aku hidup kembali ke dunia ini adalah untuk memastikanmu tetap hidup. Jadi bagaimana aku akan membiarkan diriku terbunuh di sini?”Sekali lagi coba ku dorong bak di ujung tangga mobil damkar itu, jika lenganku belum cukup kuat, ku tambahkan kekuatan bahuku untuk mendorongnya.“Sial, hanya bisa bergerak beberapa centi saja?”Buruknya tangga itu kembali ke tempatnya semula setelah aku sedikit melemaskan tenagaku. Di tengah keputusasaan itu tidak sengaja ku temukan jalan keluarnya. Ada sebuah tuas yang bentuknya mirip tuas game arcade.Tuasnya tidak sengaja terdorong olehku, dan tangganya pun bergerak dengan cepat searah dorongan yang aku berikan.‘Buagh!!’ beberapa zombie yang berada di jalur tangga terlempar setelah di tabrak tangga yang bergerak cukup cepat. Aku tertarik dan tidak sengaja melukai tanganku sendiri, pecahan beling dari kaca butik menyayatnya.“Kuhh!

DMCA.com Protection Status