“Wakil Jenderal Perang,” Rowena memanggil pelan.James seketika mengalihkan arah pandangnya yang semula pada anak kecil yang dia perkirakan berusia sekitar dua tahun ke arah sang putri raja tersebut.“Ya, Yang Mulia? Apa Anda ingin berbicara dengan saya?” James bertanya dengan pelan.Rowena mengangguk dan segera menyerahkan putranya pada sang pengasuh, “Jaga Pangeran Kharel sebentar. Aku tidak akan lama.”Sang pengasuh segera mengangguk dan menggendong sang pangeran kecil. Di samping itu, Diego dan Shin yang tahu apabila Rowena membutuhkan kesempatan untuk berbicara dengan James pun segera menyingkir.Sebelum pergi, keduanya tidak lupa memberi penghormatan pada sang putri.Setelah pergi, James segera bertanya kembali, “Apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya, Yang Mulia?”Rowena menelan ludah, “Apa kau … sudah setuju untuk mencari Riley, Wakil Jenderal Perang?”James mengangguk, “Tentu saja, itu sudah menjadi salah satu tugas saya, Yang Mulia.”Bibir Rowena bergetar dan tiba-tiba s
“Kenapa kau memanggil mereka?” salah seorang prajurit kelas satu bertanya dengan alis berkerut.James mendesah pelan dan hanya bisa menjawab, “Karena aku memiliki strategi perang baru. Kenapa? Apa kau keberatan?”James menatapnya dengan tatapan dingin dan tentu saja hal itu membuat sang prajurit yang masih belum pulih dari luka beratnya itu tidak bisa membalasnya.Bagaimanapun juga James Gardner masih merupakan seorang wakil jenderal perang. Dia tidak ingin membuat masalah dengan pria itu sehingga dia memilih untuk tidak mempertanyakan keputusan yang telah diambil James.Setelah tahu bahwa prajurit itu tidak lagi membantahnya, James langsung memerintah, “Siapkan semuanya. Aku akan segera menjelaskan strategi perang baru kita pada kalian semua begitu para komandan perang tiba di sini.”“Baik, Wakil Jenderal Perang,” kata prajurit kelas satu tersebut.James cepat-cepat masuk ke dalam gedung perak dan segera menggelar kertas besar. Di sampingnya dia melihat beberapa catatan yang telah di
“Sialan! Meskipun kau pimpinan kami, kami ini tetap seniormu. Begitukah caramu memerintah kami?” kata Reiner yang sebenarnya tidak keberatan dengan cara James memanggil mereka. Akan tetapi, pria itu memang sengaja ingin bermain-main dengan sahabatnya yang telah menghilang selama beberapa tahun tersebut.James sontak menoleh ke arah Reiner yang ternyata sedang menaikkan alis kanannya. Pria itu mendesah sebal dan memaksa dirinya tersenyum pada Reiner.“Para seniorku yang terhormat, pimpinan kalian yang baru ini sedang mempelajari situasi perang. Maukah kalian membantuku?” James berkata dengan nada yang sengaja dilembut-lembutkan.Thyme mendengus sebal, “Astaga! Jangan memakai nada seperti itu. Kau membuatku geli, James.”“Aku lebih suka nada suaramu yang arogan itu,” kata Josh yang kemudian mengangkat bahu seakan geli.Sementara James lalu tersenyum lebar dan menunjuk Reiner dengan jari telunjuknya, “Aku hanya menuruti permintaan Komandan Perang Darat, senior-senior.”Reine mendecakkan
James tersenyum lega. Sungguh dia pikir Josh Cleve tidak akan percaya kepadanya. Tapi, di saat dia baru saja mendengarkan semangat yang terpancar dari nada suara Josh, James pun merasa luar biasa senang. Pria muda itu pun berujar pelan, “Yang perlu kau lakukan hanyalah bantu aku untuk mewujudkannya.”“Kau … akan melihat bahwa prajurit laut pun bisa sehebat prajurit darat dan udara,” James menambahkan.Josh mengangguk sebagai tanggapan.Usai meyakinkan Josh, James berkata lagi, “Ayo! Kita harus cepat. Sebelum matahari terbit, kita harus segera memulai semuanya.”“Baik, Jenderal,” kata tiga komandan perang secara bebarengan.James meringis, belum terbiasa dengan panggilan itu. Sesungguhnya dia tidak sama sekali tidak mau mengambil posisi itu, meskipun hanya untuk sementara waktu, tapi jika dia tidak mengiyakan permintaan Keannu Wellington, dia akan kesulitan.Dengan menjadi jenderal perang, dia memiliki wewenang yang lebih banyak sehingga dia menganggap dia bisa memanfaatkan posisinya
“Sudahlah, tidak perlu membahas soal ini,” kata James seakan memang tidak ingin membicarakan topik tersebut.Alen dan Ben sebetulnya masih begitu sangat penasaran, tapi mereka tidak mau memaksa James. Terlebih lagi, James baru saja kembali ke istana, mereka tentu tidak mau membuat James merasa tidak nyaman.“Baiklah, baiklah. Aku mengerti,” kata Alen.Ben berkata, “James, aku dengar kau telah resmi diangkat menjadi jenderal perang. Lalu, apa yang ingin kau perintahkan pada kami?”James menghela napas lega setelah topik itu diganti. Dia pun cepat-cepat menjawab, “Ada beberapa hal yang harus kau lakukan. Apa kau siap melakukannya?”“Tentu saja. Kau … juga akan menyelamatkan Riley kan?” Alen bertanya dengan nada was-was.James terdiam selama beberapa saat. Hal itu membuat Ben dan Alen yang menunggu jawaban dari James itu menjadi cemas.Namun, tidak lama kemudian mereka mendengar James berkata, “Iya, tentu saja. Untuk itulah aku kembali.”“Untuk mengembalikan dia di tempat yang seharusnya
James mendecakkan lidah lantaran sebal. Dia menatap Reiner dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Jelas sekali bahwa dia meragukan kemampuan Reiner dalam hal memotong rambut.Memang, dalam hal bertarung Reiner adalah salah satu prajurit terbaik di Kerajaan Ans De Lou. Pria itu bahkan mendapat julukan komandan perang darat terbaik nomor dua setelah Greg Sehel. Akan tetapi, James tidak pernah melihatnya memiliki keterampilan lain selain berperang sehingga James sulit percaya pada sahabat baiknya itu. Melihat James yang tidak kunjung menjawabnya, Reiner cepat-cepat berkata lagi, “Kita hanya butuh sepuluh menit saja, Jenderal Gardner. Aku janji aku akan-”“Hentikan!” seseorang memotong ucapan Reiner.James Gardner menoleh dan melihat seorang wanita muda yang merupakan sekretaris istana berdiri dengan tatapan menyipit ke arah Reiner saat dia berjalan mendekat ke arah mereka.James hampir akan menyapanya tapi dilihatnya Reiner lebih cepat darinya.Reiner mendesah pelan dan berkata, “Ada a
“Aku kembali ke istana ini memang untuk menebus semuanya, Yang Mulia. Salah satunya adalah … menebus rasa bersalahku kepada sahabatku karena telah meninggalkannya dan membiarkannya sendirian menjaga kerajaan ini,” kata James dengan nada suara terdengar agak pelan.Xylan sedikit melebarkan matanya akibat terkejut. Dahinya mengerut karena bingung. Dia mengira bahwa James masih menyalahkan Riley atas segalanya. Rupanya dia telah salah menduga.James menatap sang calon raja masa depan itu dengan tatapan sungguh-sungguh, “Iya, Yang Mulia. Anda tidak salah dengar. Bagaimanapun juga, kesalahan sayalah yang membuat Riley tertangkap.”James menghela napas penuh rasa bersalah.Dia telah menyadari kesalahannya. Memang Riley melakukan kesalahan kepadanya dan dia berhak marah pada temannya itu. Namun, dia tahu bahwa keputusan meninggalkan istana adalah sebuah kesalahan besar.Dia tidak hanya melepaskan jabatannya saja, tapi dia juga telah memberikan beban yang begitu besar pada Riley. Riley tidak
Gary terdiam seketika. terlalu terkejut dengan pernyataan sang calon raja masa depan Kerajaan Ans De Lou tersebut.Namun, di saat dia telah bisa menguasai diri, dia berkata, “Yang Mulia, Anda bermaksud menjadikan Jenderal Gardner sebagai Jenderal Perang selamanya?”Xylan tersenyum samar, “Akhirnya kau memahami apa yang aku maksud.”Gary berdeham pelan, menyamarkan rasa gugupnya, “Lalu, bagaimana dengan Jenderal Mackenzie muda, Yang Mulia?”Xylan mendesah.Dia memutar arah pandang ke arah lain dan menatap ke arah sebuah potret besar dirinya dan seluruh anggota keluarganya di dinding besar.“Sebenarnya … kakakku selalu memprotes ketika kakak iparku dikirim ke medan perang. Jadi, menurutku Rowena akan sangat senang jika suaminya bisa terbebas dari tugas sebagai jenderal perang,” jelas Xylan.Gary semakin bingung. Dia tidak menyangka bila ternyata Xylan telah memikirkan hal itu secara lebih dalam.Bahkan, dia kemudian mendengar sang putra mahkota melanjutkan, “Lagipula, dengan terbebasnya
Dengan bahu lemas Rowena mengangguk pelan, mengiyakan perkataan Xylan yang memang benar menurutnya.Xylan tercengang, tidak percaya. Memang ada orang seperti itu? Jenderal perang bukanlah jabatan yang sembarangan. Mana mungkin ada orang yang rela memberikan jabatan penting itu untuk orang lain? Itu tidak masuk akal, Xylan membatin dengan kening terlipat.Rowena memperhatikan reaksi adik laki-lakinya itu dan kemudian dia pun mendesah pelan. Wanita muda itu berkata, “Iya, aku tahu orang tak akan mudah percaya kalau ada orang seperti Riley. Namun, … setiap orang yang mengenal Riley dengan sangat baik sudah pasti berpikir bahwa hal yang dilakukan oleh Riley itu bukanlah hal besar untuknya.” “Dia bukanlah orang yang gila jabatan penting dan dia tidak akan segan-segan untuk mengorbankan dirinya, termasuk jabatan dan bahkan nyawanya sekalipun untuk orang lain,” Rowena menambahkan, memperkuat argumen yang dia yakini memang benar.Xylan masih terlihat tidak yakin dan malah sepenuhnya meragu
Diperlakukan seperti seorang anak kecil oleh Rowena, tentu saja Xylan tidak mau menerimanya. Dia itu seorang raja. Dia tidak ingin wibawanya jatuh di hadapan semua orang hanya karena masih dianggap seperti bocah oleh kakak perempuannya itu.Secara cepat dia menoleh ke arah sekelilingnya guna melihat apakah ada orang yang melihat sang kakak menyentuh rambut bagian kepala belakangnya. Akan tetapi, dia menghela napas lega ketika tidak ada yang melihatnya.Ah, aku sudah menjadi raja. Siapapun tidak akan berani melihat ke arahku jika aku tidak memberi mereka izin, Xylan berkata dalam hati. Pria muda itu menggelengkan kepala, merasa terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak terlalu penting.“Bukan. Bukan aku tidak percaya kepadamu, Rowena. Masalahnya adalah … itu ….”Oh, Xylan kehilangan kata-kata. Dia kesulitan merangkai kata-kata, takut bila perkataannya bisa menyinggung sang kakak.Tetapi, dia melihat Rowena terdiam, seolah memang menunggu lanjutan ucapannya sehingga dia pun berujar, “Beg
Lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan Nick Collins, si pria cerewet itu, akhirnya Gary Davis menjawab, “Tidak ada. Aku hanya ingin tidur. Apakah kau keberatan jika aku memejamkan mata sekarang?”Nick Collins mengedipkan mata, terlihat tampak kecewa.Tapi, Gary tidak peduli dan menambahkan, “Aku sangat lelah. Hari ini penobatan Raja Xylan. Banyak sekali hal yang aku lakukan.”Gary menghela napas lelah dan memasang ekspresi wajah memelas sehingga Nick menjadi kasihan.Dia pun langsung menanggapi, “Oh, maafkan aku. Gara-gara aku kau jadi tidak bisa beristirahat. Baiklah, silakan ambil waktumu.”Gary Davis tersenyum penuh terima kasih dan segera memejamkan mata.“Selamat beristirahat, kawan!” kata Nick kala dia melihat kedua mata Gary telah terpejam.Tidak lupa dia menambahkan, “Kita bisa lanjut mengobrol nanti.”Tidak usah, tidak perlu, Gary membatin sambil masih memejamkan mata.Dia tentu saja tidak mau repot-repot membalas ucapan Nick dan tetap berpura-pura tidur. Padahal sesungguhnya
Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en
“Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe
“Jenderal Gardner, kau selalu bisa membaca apa yang ada di dalam otakku,” Xylan menjawab pelan.Sudut bibir James pun terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis.“Katakanlah, Yang Mulia! Saya siap membantu Anda,” James berujar santai.Xylan menganggukkan kepala, “Ini tentang kau.”“Tentang saya?” James mengulang dengan ekspresi terkejut.Pria muda itu sama sekali tidak mengira bahwa jawaban dari sang raja justru mengenai dirinya. Dia pikir yang dimaksud Xylan adalah kekhawatirannya terhadap pemerintahan. Dengan nada bingung dia bertanya, “Apakah ada sesuatu yang saya lakukan mengganggu Anda, Yang Mulia?” Xylan menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak. Kau justru lebih banyak membantuku dan itu sudah di luar ekspektasiku.”Hal itu tentu semakin membuat James tidak mengerti, “Lantas apa yang Anda pikirkan tentang saya?”“Ini soal perjanjian kita sebelum aku dilantik,” jawab Xylan.Dahi lebar James mengerut, tapi dia segera menyadari dengan cepat tentang apa yang dimaksud oleh
Seorang staf wanita dari kementerian lain seketika menertawakan perkataan Celine Klein. Wanita muda itu adalah Lucy Berry.Tetapi Celine, wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Dia tidak tampak terganggu sama sekali, justru penasaran.Beberapa orang juga akhirnya ikut tertawa bersama wanita yang juga terlihat seusia dengan Celine.Dikarenakan tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang dia inginkan, Lucy berkata dengan nada sinis, “Kenapa kalau Raja Xylan memilih seorang wanita dari kalangan biasa? Apa … kau berminat menjadi istrinya?”Celine hendak menjawab, tapi Lucy menertawakan dirinya lagi dan berujar, “Jangan terlalu banyak berharap! Meskipun Raja Xylan memilih seorang wanita yang bukan berasal dari anggota keluarga kerajaan, dia tetap tidak mungkin melirik seorang staf biasa sepertimu.”Tatapan matanya pada Celine jelas sangat meremehkan, namun Celine tetap terlihat tenang dan santai.Wanita muda itu malah dengan berani berkata,
Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang
Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh