“Sialan! Meskipun kau pimpinan kami, kami ini tetap seniormu. Begitukah caramu memerintah kami?” kata Reiner yang sebenarnya tidak keberatan dengan cara James memanggil mereka. Akan tetapi, pria itu memang sengaja ingin bermain-main dengan sahabatnya yang telah menghilang selama beberapa tahun tersebut.James sontak menoleh ke arah Reiner yang ternyata sedang menaikkan alis kanannya. Pria itu mendesah sebal dan memaksa dirinya tersenyum pada Reiner.“Para seniorku yang terhormat, pimpinan kalian yang baru ini sedang mempelajari situasi perang. Maukah kalian membantuku?” James berkata dengan nada yang sengaja dilembut-lembutkan.Thyme mendengus sebal, “Astaga! Jangan memakai nada seperti itu. Kau membuatku geli, James.”“Aku lebih suka nada suaramu yang arogan itu,” kata Josh yang kemudian mengangkat bahu seakan geli.Sementara James lalu tersenyum lebar dan menunjuk Reiner dengan jari telunjuknya, “Aku hanya menuruti permintaan Komandan Perang Darat, senior-senior.”Reine mendecakkan
James tersenyum lega. Sungguh dia pikir Josh Cleve tidak akan percaya kepadanya. Tapi, di saat dia baru saja mendengarkan semangat yang terpancar dari nada suara Josh, James pun merasa luar biasa senang. Pria muda itu pun berujar pelan, “Yang perlu kau lakukan hanyalah bantu aku untuk mewujudkannya.”“Kau … akan melihat bahwa prajurit laut pun bisa sehebat prajurit darat dan udara,” James menambahkan.Josh mengangguk sebagai tanggapan.Usai meyakinkan Josh, James berkata lagi, “Ayo! Kita harus cepat. Sebelum matahari terbit, kita harus segera memulai semuanya.”“Baik, Jenderal,” kata tiga komandan perang secara bebarengan.James meringis, belum terbiasa dengan panggilan itu. Sesungguhnya dia tidak sama sekali tidak mau mengambil posisi itu, meskipun hanya untuk sementara waktu, tapi jika dia tidak mengiyakan permintaan Keannu Wellington, dia akan kesulitan.Dengan menjadi jenderal perang, dia memiliki wewenang yang lebih banyak sehingga dia menganggap dia bisa memanfaatkan posisinya
“Sudahlah, tidak perlu membahas soal ini,” kata James seakan memang tidak ingin membicarakan topik tersebut.Alen dan Ben sebetulnya masih begitu sangat penasaran, tapi mereka tidak mau memaksa James. Terlebih lagi, James baru saja kembali ke istana, mereka tentu tidak mau membuat James merasa tidak nyaman.“Baiklah, baiklah. Aku mengerti,” kata Alen.Ben berkata, “James, aku dengar kau telah resmi diangkat menjadi jenderal perang. Lalu, apa yang ingin kau perintahkan pada kami?”James menghela napas lega setelah topik itu diganti. Dia pun cepat-cepat menjawab, “Ada beberapa hal yang harus kau lakukan. Apa kau siap melakukannya?”“Tentu saja. Kau … juga akan menyelamatkan Riley kan?” Alen bertanya dengan nada was-was.James terdiam selama beberapa saat. Hal itu membuat Ben dan Alen yang menunggu jawaban dari James itu menjadi cemas.Namun, tidak lama kemudian mereka mendengar James berkata, “Iya, tentu saja. Untuk itulah aku kembali.”“Untuk mengembalikan dia di tempat yang seharusnya
James mendecakkan lidah lantaran sebal. Dia menatap Reiner dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Jelas sekali bahwa dia meragukan kemampuan Reiner dalam hal memotong rambut.Memang, dalam hal bertarung Reiner adalah salah satu prajurit terbaik di Kerajaan Ans De Lou. Pria itu bahkan mendapat julukan komandan perang darat terbaik nomor dua setelah Greg Sehel. Akan tetapi, James tidak pernah melihatnya memiliki keterampilan lain selain berperang sehingga James sulit percaya pada sahabat baiknya itu. Melihat James yang tidak kunjung menjawabnya, Reiner cepat-cepat berkata lagi, “Kita hanya butuh sepuluh menit saja, Jenderal Gardner. Aku janji aku akan-”“Hentikan!” seseorang memotong ucapan Reiner.James Gardner menoleh dan melihat seorang wanita muda yang merupakan sekretaris istana berdiri dengan tatapan menyipit ke arah Reiner saat dia berjalan mendekat ke arah mereka.James hampir akan menyapanya tapi dilihatnya Reiner lebih cepat darinya.Reiner mendesah pelan dan berkata, “Ada a
“Aku kembali ke istana ini memang untuk menebus semuanya, Yang Mulia. Salah satunya adalah … menebus rasa bersalahku kepada sahabatku karena telah meninggalkannya dan membiarkannya sendirian menjaga kerajaan ini,” kata James dengan nada suara terdengar agak pelan.Xylan sedikit melebarkan matanya akibat terkejut. Dahinya mengerut karena bingung. Dia mengira bahwa James masih menyalahkan Riley atas segalanya. Rupanya dia telah salah menduga.James menatap sang calon raja masa depan itu dengan tatapan sungguh-sungguh, “Iya, Yang Mulia. Anda tidak salah dengar. Bagaimanapun juga, kesalahan sayalah yang membuat Riley tertangkap.”James menghela napas penuh rasa bersalah.Dia telah menyadari kesalahannya. Memang Riley melakukan kesalahan kepadanya dan dia berhak marah pada temannya itu. Namun, dia tahu bahwa keputusan meninggalkan istana adalah sebuah kesalahan besar.Dia tidak hanya melepaskan jabatannya saja, tapi dia juga telah memberikan beban yang begitu besar pada Riley. Riley tidak
Gary terdiam seketika. terlalu terkejut dengan pernyataan sang calon raja masa depan Kerajaan Ans De Lou tersebut.Namun, di saat dia telah bisa menguasai diri, dia berkata, “Yang Mulia, Anda bermaksud menjadikan Jenderal Gardner sebagai Jenderal Perang selamanya?”Xylan tersenyum samar, “Akhirnya kau memahami apa yang aku maksud.”Gary berdeham pelan, menyamarkan rasa gugupnya, “Lalu, bagaimana dengan Jenderal Mackenzie muda, Yang Mulia?”Xylan mendesah.Dia memutar arah pandang ke arah lain dan menatap ke arah sebuah potret besar dirinya dan seluruh anggota keluarganya di dinding besar.“Sebenarnya … kakakku selalu memprotes ketika kakak iparku dikirim ke medan perang. Jadi, menurutku Rowena akan sangat senang jika suaminya bisa terbebas dari tugas sebagai jenderal perang,” jelas Xylan.Gary semakin bingung. Dia tidak menyangka bila ternyata Xylan telah memikirkan hal itu secara lebih dalam.Bahkan, dia kemudian mendengar sang putra mahkota melanjutkan, “Lagipula, dengan terbebasnya
Begitu mendengar perkataan Xylan Wellington yang merupakan putra mahkota Kerajaan Ans De Lou tersebut, Gary Davis hanya bisa menatap dengan ekspresi bengong pada orang yang telah dia layani selama dua tahun itu.“Kenapa?” Xylan berkata lagi saat mengangkap ekspresi Gary yang menurutnya aneh di matanya.Dahinya mengerut penuh kebingungan, “Apa kau … tidak suka, Gary?”Gary mengedipkan mata lalu segera menggelengkan kepala, “Tentu saya suka, Yang Mulia. Tapi ….”“Tapi, kenapa?” Xylan bertanya dengan raut wajah penuh tanda tanya.“Apakah Anda benar-benar serius, Yang Mulia?” Gary memberanikan diri bertanya.Xylan sontak tersinggung, “Apa maksudmu? Aku ini seorang putra mahkota dan aku akan menjadi raja negeri ini dalam waktu yang tidak akan lama lagi.”Dia mendengus kasar lalu melanjutkan seraya menatap kesal ke arah asisten pribadinya yang telah berani meragukan perkataannya tersebut, “Mana mungkin aku berani bermain-main dengan kata-kataku.”Gary meringis, sadar bahwa Xylan sedang kesa
Beberapa orang mulai terlihat khawatir melihat jenderal perang mereka yang tidak kunjung bergerak satu inchi pun.“Apa yang sebenarnya terjadi?”“Mengapa Jenderal Gardner hanya diam saja di sana?” seorang prajurit kelas tiga bertanya kepada rekan sesama prajurit.Prajurit yang berdiri tepat di sebelahnya menjawab, “Entahlah. Sepertinya Jenderal Gardner sedang bingung.”“Apa? Mengapa dia bingung? Apa maksudnya dia akan … mundur?”Seorang prajurit kelas dua yang mendengar perkataan itu seketika menoleh ke arah prajurit kelas tiga seraya menaikkan kaca pelindung kepalanya, “Apa yang baru saja kau katakan, hah? Kau pikir Jenderal Gardner seorang pengecut?”“Bu-bukan begitu, Senior. Tapi … kenapa dia tidak segera bertindak? Kita sudah berada di area musuh,” jawab prajurit yang awalnya terlihat meragukan jenderalnya itu dengan terbata-bata.Prajurit kelas dua yang membela James tersebut pun menjawab, “Mungkin Jenderal Gardner sedang menyesuaikan dirinya. Dia sudah lama tidak berperang bisa
Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji
Seakan baru tersadar, James sontak mengangguk perlahan, “Kau benar, Rei. Kita … harus kembali ke istana dan menyusun strategi lagi untuk menemukan Riley.”Reiner pun akhirnya bisa bernapas dengan penuh kelegaan.“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini terlebih dulu,” ucap Reiner.James melihat sekeliling area tersebut untuk yang terakhir kalinya. Setelah dia merasa semua usahanya sudah cukup untuk saat itu, dia segera naik ke pesawat yang akan membawanya kembali menuju Kerajaan Ans De Lou.Selama dalam perjalanan, James lebih banyak terdiam.Sementara Reiner dan Ben yang juga berada di dalam pesawat yang sama dengan James berulang kali masih mengajak James berbicara. Namun, pria muda itu tetap memilih untuk diam.Padahal, Reiner ingin menghiburnya dengan cara mengalihkan perhatian James dari masalah Riley yang belum ditemukan. Sayangnya, dia masih gagal melakukannya. James masih terlihat tidak ing
Sang prajurit sontak mendadak takut.Apalagi, sorot mata James Gardner tiba-tiba berubah tajam seolah sedang menusuk dirinya.Oh, dia sungguh hanya bermaksud untuk mengungkapkan apa yang sedang dia pikirkan. Dia tidak bermaksud menyinggung jenderal perang itu.Dia tentu saja tidak berani melawan James Gardner. Nyalinya pun seketika semakin menciut kala dia mendengar James berbicara kembali, “Ayo! Katakan padaku! Apa kau bermaksud mengatakan kalau Riley tidak mau bertemu denganku?”Prajurit bernama Joseph Zow itu dengan segera menggelengkan kepala kuat-kuat. “Tidak, Jenderal Gardner. Bukan itu maksud saya. Saya hanya-”“Lalu, apa? Bagaimana bisa kau berpikir Riley tidak ingin keluar dari tempat persembunyiannya?” kini nada suara James semakin terdengar frustasi.Tidak mau suasana di sana semakin tidak terkendali, Reiner segera mendekati sahabatnya itu dan berkata, “James, hentikan!&r
Reiner mengedipkan mata mendengar perkataan temannya tersebut. Lelaki itu pun menggelengkan kepala dengan tegas, “Masalah militer di istana? Kau gila? Masalah seperti apa?”“Tidak ada masalah perebutan kekuasaan di istana, James. Pangeran Xylan dan Putri Rowena memiliki hubungan yang sangat baik,” Reiner menjelaskan dengan alis terangkat akibat sangat heran.Belum sempat James menjawab penjelasan Reiner, Ben sudah buru-buru ikut berkata, “Reiner benar. Mereka berdua tidak pernah memiliki masalah. Tidak mungkin mereka bertengkar.”“Tentu saja. Bahkan, Putri Rowena selalu mendukung Pangeran Xylan. Sangat mustahil memperebutkan sebuah tahta. Lagipula, Putri Rowena pastilah masih sangat sedih karena Riley belum ditemukan. Mana mungkin dia memikirkan-”“CUKUP!” James tiba-tiba memotong perkataan Reiner yang sangat panjang itu.Reiner hendak meneruskan perkataannya, tapi rupanya James sedang agak kesal sehingga dia tidak memperdulikan niat Reiner tersebut dan malah lanjut berkata, “Astaga!
“Tidak mungkin,” kata Ben dengan nada tegas.Reiner juga menanggapi, “Mereka tidak mungkin membunuh Riley.”Ben menambahkan kembali, “Jika mereka membunuh Riley, aku yakin mereka sudah mengumumkannya. Atau … setidaknya mereka akan melakukan sesuatu seperti membuat kita bingung dengan keberadaan Riley.”Melihat James terlihat frustasi, Reiner berkata lagi, “Dia pasti masih hidup. Hanya saja kita belum menemukannya.”“Benar. Dia mungkin dipindahkan ke tempat rahasia mereka,” kata Ben.Raut wajah James merileks daripada sebelumnya saat mendengar kalimat-kalimat menenangkan kedua temannya itu. Dia sedikit jauh lebih lega.James lalu menganggukkan kepala, “Kalau begitu, kita harus mencari tahu lebih banyak.”“Iya, kita akan melakukannya. Jangan khawatir!” kata Reiner.Ben berujar dengan penuh nada yakin, “Kita pasti menemukan Riley, James.”James memilih untuk percaya dan kembali melakukan pencarian dengan lebih menyeluruh. Sayangnya, meskipun para prajurit Kerajaan Ans De Lou telah mengi
Reiner mengernyitkan dahi, “Itu memang mustahil. Apa dia berbohong?”James menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak mungkin.”“Kenapa kau bisa percaya dia dengan mudah?” Reiner bertanya sembari tetap memeriksa area itu.James mendesah pelan, “Aku belum pernah bertemu dengan prajurit Ans De Lou yang berani berbohong kepadaku.”Reiner seketika memutar kepala dan menatap temannya itu tanpa berkedip.Dua detik kemudian dia pun mengangguk setuju, “Oh, kau benar. Mana mungkin ada yang berani berurusan denganmu?”James mengibaskan tangannya.Dia menengadah dan melebarkan mata begitu mendapatkan sesuatu. Dengan cepat dia meminta Reiner untuk mendekat ke arahnya.“Ada apa? Di atas ada apa?” Reiner bertanya saat James melihat ke arah atas.Namun, James tidak menjawab pertanyaan Reiner dan malah berjinjit sedikit lalu mengambil sesuatu benda berukuran kecil yang menempel pada dinding.“Apa itu?” Reiner bertanya dengan ekspresi penasaran.James memeriksa benda itu dan langsung mengumpat, “BEDEBAH
James mendesah pelan, sudah jelas bahwa prajurit tersebut tidak tahu menahu mengenai situasi terbaru di luar.“Iya, aku kembali. Aku tidak ditangkap oleh mereka,” jelas James sembari membantu prajurit itu untuk bersandar pada dinding.James melirik temannya yang terlihat sangat lemah, tapi tidak berani menyentuhnya akibat lukanya yang terlihat jauh lebih parah.James memeriksa luka sang prajurit yang tidak bajunya telah terkoyak itu sebentar dan langsung tahu bahwa prajurit itu pasti mengalami penyiksaan yang berat.Dia menggertakkan gigi, berusaha menahan amarah.“Lalu … apa kita sudah menang, Wakil Jenderal Perang?” tanya sang prajurit kelas dua itu dengan sorotan mata penuh harap.James mengangguk, “Iya, kita menang.”“Be-benarkah, Wakil Jenderal Perang? Kita menang? Saya tidak bermimpi kan?” tanya sang prajurit dengan air mata yang sudah hampir jatuh.James menata
Xylan pun langsung tersadar bila sang ayah tidak mungkin melepaskannya begitu saja.Padahal dia tahu bahwa Keannu Wellington tidak dalam kondisi yang prima, tapi ternyata ayahnya tersebut masih memikirkan semua hal dengan hati-hati.Maka dari itu, Xylan yang tidak pernah berbohong dan tidak akan mau untuk berbohong, terlebih lagi kepada ayahnya pun menjawab, “Iya, Ayah. Dia bukan seorang staf istana yang telah lama berada di istana. Bahkan, dia juga tidak memiliki hubungan dengan pejabat istana lain.”Keannu seketika terdiam.Xylan segera menyusun kata-kata dan melanjutkan, “Tapi … aku bisa menjamin kalau dia akan melakukan tugasnya dengan baik. Ayah akan melihat kalau pilihanku tidak akan salah.”Keannu menghela napas panjang.Xylan mulai khawatir.Dan setelah berdiam agak lama, Keannu pun akhirnya menatap kembali sang putra dan berkata, “Baiklah.”Perkataan Keannu yang ha
Xylan pun hanya bisa terdiam tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun.Keannu mendesah pelan. Dilihatnya sang putra yang masih begitu terkejut itu.Pria tua itu pun berkata dengan nada serak, “Ayah tahu kau masih begitu siap, tapi … Ayah yakin kau mampu memimpin negeri ini.”Xylan pun mengangkat kepala dan menatap wajah pucat sang ayah yang terlihat begitu sangat lemah.Seketika Xyan langsung ingin memaki dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia berpikir lemah seperti itu? Dia memang masih muda, tapi dia bukanlah orang yang tidak tahu apa-apa. Selama bertahun-tahun dia telah mempelajari berbagai hal, termasuk tentang sistem pemerintahan. Ayahnya juga mengajarinya tentang banyak hal untuk mempersiapkan dirinya sebagai penggantinya.Lalu, setelah semua yang terjadi, bagaimana bisa dia menjadi ragu-ragu seperti itu?Terlebih lagi, kondisi ayahnya sudah tidak memungkinkan untuk memerintah negeri itu. Keannu Wellington sudah tidak muda lagi. Dia telah mengalami banyak sekali masalah kesehatan