Share

14. Apa Kau Mau?

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2024-12-11 10:53:28

Gary terdiam seketika. terlalu terkejut dengan pernyataan sang calon raja masa depan Kerajaan Ans De Lou tersebut.

Namun, di saat dia telah bisa menguasai diri, dia berkata, “Yang Mulia, Anda bermaksud menjadikan Jenderal Gardner sebagai Jenderal Perang selamanya?”

Xylan tersenyum samar, “Akhirnya kau memahami apa yang aku maksud.”

Gary berdeham pelan, menyamarkan rasa gugupnya, “Lalu, bagaimana dengan Jenderal Mackenzie muda, Yang Mulia?”

Xylan mendesah.

Dia memutar arah pandang ke arah lain dan menatap ke arah sebuah potret besar dirinya dan seluruh anggota keluarganya di dinding besar.

“Sebenarnya … kakakku selalu memprotes ketika kakak iparku dikirim ke medan perang. Jadi, menurutku Rowena akan sangat senang jika suaminya bisa terbebas dari tugas sebagai jenderal perang,” jelas Xylan.

Gary semakin bingung. Dia tidak menyangka bila ternyata Xylan telah memikirkan hal itu secara lebih dalam.

Bahkan, dia kemudian mendengar sang putra mahkota melanjutkan, “Lagipula, dengan terbebasnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Ayo Bercerai!

    Saat ini keluarga Wood sedang berkumpul bersama di ruang keluarga mereka setelah melakukan prosesi acara pertunangan antara Shirley, si bungsu dari keluarga Wood dan Peter Green, seorang putra dari pemilik tambang emas di Carlo Hill. Cassandra Wood, istri Bill sedang duduk di bagian pinggir dan terlihat tidak terlalu menyukai berada di sana. Beberapa kali ia melihat suaminya diperintah oleh keluarganya dan hanya menurut. Ia kesal. Sangat kesal. Bagaimana tidak, suaminya itu tidak memiliki wibawa sedikit pun dan kerap menjadi bulan-bulanan keluarganya. Ia begitu ingin sekali melihat suaminya melawan, setidaknya sekali saja. Tapi, nyatanya sampai mereka menikah selama hampir tiga tahun lamanya, Bill masih juga sama. Masih menjadi seorang pencundang yang tidak berguna. "Cepat isi gelas ini, Bill!" perintah Shirley pada kakak iparnya. Bill dengan tenang mengambil botol wine merah dan membukanya dengan cepat lalu mengisi gelas Shirley kembali. Dia lalu berdiri di samping lelaki tua yang

    Last Updated : 2023-04-08
  • Sang Dewa Perang Terkuat    2. Cepat Minta Maaf!

    Lelaki itu sudah tersulut emosi. Christopher yang begitu terkejut segera bertanya, "Kenapa kau berteriak pada Peter, Bill?" Bill menunjuk Peter dengan jari telunjuknya dengan amarah yang tidak terkendali. "Dia-" "Apa yang kau lakukan? Kenapa menunjuk Peter seperti itu?" ucap Shirley, sudah mendekat ke arah calon suaminya, terlihat kesal dengan tingkah kakak iparnya. "Dia bilang mau mendekati Cassandra," ucap Bill sambil menggeram marah. Shirley terbelalak kaget dan langsung mengangkat tangan, berniat menampar Bill. Tapi dengan sigap, Bill berhasil menepisnya. "Kau. Berani sekali kau menuduh hal kotor seperti itu. Dia tidak serendah kau, Bill!" ujar Shirley kesal luar biasa. "Dia yang mengatakannya sendiri. Dia-" "Cukup, Bill!" teriak Christopher, terlihat begitu murka. Bill menghela napas panjang. Dadanya kembang kempis, menandakan ia begitu marah. Peter berkata, "Apa maksudmu berkata seperti itu? Aku hanya mengatakan istrimu cantik. Apakah itu salah?" Ia beralih pada Chistop

    Last Updated : 2023-04-08
  • Sang Dewa Perang Terkuat    3. Siapa Kau?

    Bill duduk di depan kios buah Emma sampai pagi. Sang pemilik kios itu cukup terkejut saat melihat Bill berada di sana dengan pakaian yang sama. Tapi, dia tidak bertanya apapun lantaran melihat ekspresi Bill yang agak kusut. Saat Bill membereskan buah-buah yang berserakan di lantai, seorang pembeli buah yang sedari tadi sudah berada di sana sejak kejadian sebelum Bill datang itu mendekat kepadanya. Bill menoleh kepadanya dengan tatapan heran. "Ya Tuan, ada yang bisa saya bantu?" "Ada, Jenderal." Pupil Bill sontak membesar mendengar panggilan itu. Kenapa orang ini memanggilnya 'Jenderal'? Apakah dia mengenal dirinya? Tapi bagaimana mungkin?Bill segera saja menaruh keranjang buah itu dan menatap laki-laki muda berpenampilan rapi itu dengan pandangan penuh selidik. "Siapa kau? Kenapa kau memanggilku 'Jenderal'?" Pria muda yang Bill tebak usianya berbeda jauh di bawahnya itu berkata, "Ini saya, Jenderal. Anak buah Anda. Andrew." Bill menyipitkan mata, sambil mencoba mengingat-ng

    Last Updated : 2023-04-08
  • Sang Dewa Perang Terkuat    4. Cepat Bunuh Aku!

    Esok malamnya, saat dia baru saja mengunci kios milik Emma, tiba-tiba saja dia didatangi oleh sejumlah laki-laki berbadan besar yang Bill tebak merupakan preman biasa. "Aku sedang lelah, jangan ganggu aku sekarang!" ucap Bill dengan wajah yang memang terlihat begitu letih. Seorang preman yang terlihat sebagai pemimpin mereka maju ke depan sambil membawa barbel. Bill mengeryit, "Apa yang akan kau lakukan dengan itu?" "Kau kan yang sudah mematahkan tangan Baron kemarin?" tanya preman bertampang sangar. Bill mengernyitkan dahi tiba-tiba teringat akan seorang preman yang pernah datang ke kios Emma dan berniat mengacaukan kios itu. "Ah, aku tidak tahu kalau ternyata mematahkannya." "Hajar dia!" perintah sang pemimpin, murka. Bill dengan santai meladeni orang-orang itu tanpa banyak mengeluarkan tenaga. Beberapa pukulan berhasil ia layangkan tepat sasaran. Namun, Bill sempat lengah karena ponselnya yang tiba-tiba saja bergetar. Sang pemimpin menggunakan ketidaksiapan Bill dan memukul p

    Last Updated : 2023-04-08
  • Sang Dewa Perang Terkuat    5. Serangan

    Bill berjalan menuju rumah keluarga Wood dengan penuh kebingungan. Ia ingin membantu istrinya tapi ia masih belum tahu apa yang harus ia lakukan. Di tengah-tengah kebingungan yang menderanya, Andrew Reece yang merupakan anak buah kepercayaannya itu pun datang kembali. "Jangan, Jenderal!" ucap Andrew. "Istriku di dalam. Aku harus membantunya." "Jenderal, bagaimana jika kita membuat kesepakatan?" tanya Andrew. Bill mengerutkan kening, "Kesepakatan apa?" "Jika Anda bersedia kembali, kami akan membantu Anda, Jenderal." Bill membuang napas dengan kasar, sadar jika di dunia ini tidak ada yang gratis. Dengan sangat terpaksa, Bill berkata, "Baiklah, aku akan kembali." Andrew tersenyum senang. ***"Selamat pagi, Jenderal!" sapa Andrew di hari kembalinya Bill. "Bagaimana kabar Anda hari ini, Jenderal?" tanya pria muda itu dengan senyum cerah. "Tak usah berbasa-basi. Langsung saja, Reece." Andrew bahkan tersenyum gugup akibat terlalu senang, "Siap, Jenderal." "Tapi sebelum itu, aku

    Last Updated : 2023-04-11
  • Sang Dewa Perang Terkuat    6. Benda Berharga

    "Putar, Reece!" ucap Bill.Perintah itu terdengar sangat jelas tapi Andrew terlihat agak ragu."Cepat!" ujar Bill lagi.Andrew pun segera membanting stir kemudi dan berhadapan dengan dua mobil di belakang mereka. Hanya dalam hitungan detik, Andrew melihat Bill melakukan tembakan demi tembakan yang tak satu pun meleset. Semuanya tepat sasaran. Kedua mobil itu bertabrakan dan menimbulkan suara yang begitu menyakiti telinga siapapun yang mendengarnya.Setelahnya, suara ledakan dari kedua mobil yang terbakar itu ikut menambah kebisingan di area itu. Andrew sontak ternganga melihat hal menakjubkan yang baru saja terjadi di depan matanya."Jenderal, Anda luar biasa!" ujar Andrew dengan mata yang masih belum berkedip, terlalu kagum."Cepat bereskan itu, Reece! Jangan sampai ada berita macam-macam tersebar!" titah Bill, tidak menanggapi ucapan Andrew.Andrew segera tersadar dan melakukan tugasnya. Ia menghubungi dua orang yang ia beri instruksi dengan jelas. "Ingat, tidak ada yang boleh tahu

    Last Updated : 2023-04-13
  • Sang Dewa Perang Terkuat    7. Dia Tamuku

    "Yang Mulia," ujar Bill tiba-tiba. Ia membungkuk di depan rajanya, memberi sebuah penghormatan. "Senang sekali saya mendapat sebuah penghormatan bisa bertemu dengan pemimpin negeri ini."Raja Keannu mengerutkan dahi, agak bingung. Tapi, saat ia melihat ekspresi Bill yang seakan melempar sebuah kode kepadanya, sang raja pun mengerti."Yang Mulia, dia ini-""Jenderal Gardner, tidak perlu diperpanjang lagi," potong Keannu tegas."Tapi, Yang Mulia. Laki-laki ini-""Dia tamuku, Jenderal. Tamuku, berarti dia berada di bawah pengawasanku. Apa kau sekarang mengerti?" tanya Keannu.Jody ingin sekali berkata sesuatu yang lain tapi secara mendadak sang raja kembali berkata, "Aku ingin berbicara dengan tamuku sebentar saja, Jenderal."Jelas itu sebuah perintah yang menyuruh Jody menjauh dari sana, pria itu mengerti dengan cepat. Meskipun, rasa penasaran telah menguasi dirinya, Jody memilih untuk mundur."Saya undur diri, Yang Mulia," pamit Jody.Pria itu membungkuk lalu meninggalkan gedung itu d

    Last Updated : 2023-04-13
  • Sang Dewa Perang Terkuat    8. Ini Perintah!

    Kata-kata Bill terdengar seperti sebuah ancaman, tetapi sebenarnya bukan itu maksud Bill. Ia hanya tidak ingin bermasalah dengan Jody Gardner.Sang raja pun dengan segera menjawab, "Tentu saja aku lebih memilih kau ada di sisiku, Jenderal. Baiklah, jadi posisi apa yang kau inginkan?"Bill tersenyum puas, "Jadikan aku penasihat Jody Gardner."Andrew terbengong-bengong mendengar jawaban Bill, sementara mulut Amanda Clark bahkan terbuka lebar.Raja Keannu berkedip tidak percaya, "Penasihat Jody Gardner? Bagaimana mungkin? Mana bisa?""Bisa, Yang Mulia. Saya akan memberikan saran terbaik untuk Jody, sama saja saya juga ikut melindungi Anda dan kerajaan ini, bukan?""Tapi, Jenderal. Ini ...."William Mackenzie membungkuk hormat, seakan ingin Keannu segera menyetujui keinginannya.Melihat sikap Bill, Keannu sadar ia tidak memiliki pilihan, maka ia pun dengan berat berujar, "Baiklah, kau bisa mengambil tempat sebagai penasihatnya. Kapan kau ingin memulai?""Besok tidak masalah, Yang Mulia."

    Last Updated : 2023-04-14

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    14. Apa Kau Mau?

    Gary terdiam seketika. terlalu terkejut dengan pernyataan sang calon raja masa depan Kerajaan Ans De Lou tersebut.Namun, di saat dia telah bisa menguasai diri, dia berkata, “Yang Mulia, Anda bermaksud menjadikan Jenderal Gardner sebagai Jenderal Perang selamanya?”Xylan tersenyum samar, “Akhirnya kau memahami apa yang aku maksud.”Gary berdeham pelan, menyamarkan rasa gugupnya, “Lalu, bagaimana dengan Jenderal Mackenzie muda, Yang Mulia?”Xylan mendesah.Dia memutar arah pandang ke arah lain dan menatap ke arah sebuah potret besar dirinya dan seluruh anggota keluarganya di dinding besar.“Sebenarnya … kakakku selalu memprotes ketika kakak iparku dikirim ke medan perang. Jadi, menurutku Rowena akan sangat senang jika suaminya bisa terbebas dari tugas sebagai jenderal perang,” jelas Xylan.Gary semakin bingung. Dia tidak menyangka bila ternyata Xylan telah memikirkan hal itu secara lebih dalam.Bahkan, dia kemudian mendengar sang putra mahkota melanjutkan, “Lagipula, dengan terbebasnya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    13. Bukan Hal Gila?

    “Aku kembali ke istana ini memang untuk menebus semuanya, Yang Mulia. Salah satunya adalah … menebus rasa bersalahku kepada sahabatku karena telah meninggalkannya dan membiarkannya sendirian menjaga kerajaan ini,” kata James dengan nada suara terdengar agak pelan.Xylan sedikit melebarkan matanya akibat terkejut. Dahinya mengerut karena bingung. Dia mengira bahwa James masih menyalahkan Riley atas segalanya. Rupanya dia telah salah menduga.James menatap sang calon raja masa depan itu dengan tatapan sungguh-sungguh, “Iya, Yang Mulia. Anda tidak salah dengar. Bagaimanapun juga, kesalahan sayalah yang membuat Riley tertangkap.”James menghela napas penuh rasa bersalah.Dia telah menyadari kesalahannya. Memang Riley melakukan kesalahan kepadanya dan dia berhak marah pada temannya itu. Namun, dia tahu bahwa keputusan meninggalkan istana adalah sebuah kesalahan besar.Dia tidak hanya melepaskan jabatannya saja, tapi dia juga telah memberikan beban yang begitu besar pada Riley. Riley tidak

  • Sang Dewa Perang Terkuat    12. Istri Reiner

    James mendecakkan lidah lantaran sebal. Dia menatap Reiner dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Jelas sekali bahwa dia meragukan kemampuan Reiner dalam hal memotong rambut.Memang, dalam hal bertarung Reiner adalah salah satu prajurit terbaik di Kerajaan Ans De Lou. Pria itu bahkan mendapat julukan komandan perang darat terbaik nomor dua setelah Greg Sehel. Akan tetapi, James tidak pernah melihatnya memiliki keterampilan lain selain berperang sehingga James sulit percaya pada sahabat baiknya itu. Melihat James yang tidak kunjung menjawabnya, Reiner cepat-cepat berkata lagi, “Kita hanya butuh sepuluh menit saja, Jenderal Gardner. Aku janji aku akan-”“Hentikan!” seseorang memotong ucapan Reiner.James Gardner menoleh dan melihat seorang wanita muda yang merupakan sekretaris istana berdiri dengan tatapan menyipit ke arah Reiner saat dia berjalan mendekat ke arah mereka.James hampir akan menyapanya tapi dilihatnya Reiner lebih cepat darinya.Reiner mendesah pelan dan berkata, “Ada a

  • Sang Dewa Perang Terkuat    11. Aku Mengerti!

    “Sudahlah, tidak perlu membahas soal ini,” kata James seakan memang tidak ingin membicarakan topik tersebut.Alen dan Ben sebetulnya masih begitu sangat penasaran, tapi mereka tidak mau memaksa James. Terlebih lagi, James baru saja kembali ke istana, mereka tentu tidak mau membuat James merasa tidak nyaman.“Baiklah, baiklah. Aku mengerti,” kata Alen.Ben berkata, “James, aku dengar kau telah resmi diangkat menjadi jenderal perang. Lalu, apa yang ingin kau perintahkan pada kami?”James menghela napas lega setelah topik itu diganti. Dia pun cepat-cepat menjawab, “Ada beberapa hal yang harus kau lakukan. Apa kau siap melakukannya?”“Tentu saja. Kau … juga akan menyelamatkan Riley kan?” Alen bertanya dengan nada was-was.James terdiam selama beberapa saat. Hal itu membuat Ben dan Alen yang menunggu jawaban dari James itu menjadi cemas.Namun, tidak lama kemudian mereka mendengar James berkata, “Iya, tentu saja. Untuk itulah aku kembali.”“Untuk mengembalikan dia di tempat yang seharusnya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    10. Kenapa Kau Pergi?

    James tersenyum lega. Sungguh dia pikir Josh Cleve tidak akan percaya kepadanya. Tapi, di saat dia baru saja mendengarkan semangat yang terpancar dari nada suara Josh, James pun merasa luar biasa senang. Pria muda itu pun berujar pelan, “Yang perlu kau lakukan hanyalah bantu aku untuk mewujudkannya.”“Kau … akan melihat bahwa prajurit laut pun bisa sehebat prajurit darat dan udara,” James menambahkan.Josh mengangguk sebagai tanggapan.Usai meyakinkan Josh, James berkata lagi, “Ayo! Kita harus cepat. Sebelum matahari terbit, kita harus segera memulai semuanya.”“Baik, Jenderal,” kata tiga komandan perang secara bebarengan.James meringis, belum terbiasa dengan panggilan itu. Sesungguhnya dia tidak sama sekali tidak mau mengambil posisi itu, meskipun hanya untuk sementara waktu, tapi jika dia tidak mengiyakan permintaan Keannu Wellington, dia akan kesulitan.Dengan menjadi jenderal perang, dia memiliki wewenang yang lebih banyak sehingga dia menganggap dia bisa memanfaatkan posisinya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    9. Apa Kau Keberatan?

    “Sialan! Meskipun kau pimpinan kami, kami ini tetap seniormu. Begitukah caramu memerintah kami?” kata Reiner yang sebenarnya tidak keberatan dengan cara James memanggil mereka. Akan tetapi, pria itu memang sengaja ingin bermain-main dengan sahabatnya yang telah menghilang selama beberapa tahun tersebut.James sontak menoleh ke arah Reiner yang ternyata sedang menaikkan alis kanannya. Pria itu mendesah sebal dan memaksa dirinya tersenyum pada Reiner.“Para seniorku yang terhormat, pimpinan kalian yang baru ini sedang mempelajari situasi perang. Maukah kalian membantuku?” James berkata dengan nada yang sengaja dilembut-lembutkan.Thyme mendengus sebal, “Astaga! Jangan memakai nada seperti itu. Kau membuatku geli, James.”“Aku lebih suka nada suaramu yang arogan itu,” kata Josh yang kemudian mengangkat bahu seakan geli.Sementara James lalu tersenyum lebar dan menunjuk Reiner dengan jari telunjuknya, “Aku hanya menuruti permintaan Komandan Perang Darat, senior-senior.”Reine mendecakkan

  • Sang Dewa Perang Terkuat    8. Tiga Komandan Perang

    “Kenapa kau memanggil mereka?” salah seorang prajurit kelas satu bertanya dengan alis berkerut.James mendesah pelan dan hanya bisa menjawab, “Karena aku memiliki strategi perang baru. Kenapa? Apa kau keberatan?”James menatapnya dengan tatapan dingin dan tentu saja hal itu membuat sang prajurit yang masih belum pulih dari luka beratnya itu tidak bisa membalasnya.Bagaimanapun juga James Gardner masih merupakan seorang wakil jenderal perang. Dia tidak ingin membuat masalah dengan pria itu sehingga dia memilih untuk tidak mempertanyakan keputusan yang telah diambil James.Setelah tahu bahwa prajurit itu tidak lagi membantahnya, James langsung memerintah, “Siapkan semuanya. Aku akan segera menjelaskan strategi perang baru kita pada kalian semua begitu para komandan perang tiba di sini.”“Baik, Wakil Jenderal Perang,” kata prajurit kelas satu tersebut.James cepat-cepat masuk ke dalam gedung perak dan segera menggelar kertas besar. Di sampingnya dia melihat beberapa catatan yang telah di

  • Sang Dewa Perang Terkuat    7. Kita Belum Kalah!

    “Wakil Jenderal Perang,” Rowena memanggil pelan.James seketika mengalihkan arah pandangnya yang semula pada anak kecil yang dia perkirakan berusia sekitar dua tahun ke arah sang putri raja tersebut.“Ya, Yang Mulia? Apa Anda ingin berbicara dengan saya?” James bertanya dengan pelan.Rowena mengangguk dan segera menyerahkan putranya pada sang pengasuh, “Jaga Pangeran Kharel sebentar. Aku tidak akan lama.”Sang pengasuh segera mengangguk dan menggendong sang pangeran kecil. Di samping itu, Diego dan Shin yang tahu apabila Rowena membutuhkan kesempatan untuk berbicara dengan James pun segera menyingkir.Sebelum pergi, keduanya tidak lupa memberi penghormatan pada sang putri.Setelah pergi, James segera bertanya kembali, “Apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya, Yang Mulia?”Rowena menelan ludah, “Apa kau … sudah setuju untuk mencari Riley, Wakil Jenderal Perang?”James mengangguk, “Tentu saja, itu sudah menjadi salah satu tugas saya, Yang Mulia.”Bibir Rowena bergetar dan tiba-tiba s

  • Sang Dewa Perang Terkuat    6. Kenapa Begitu?

    Xylan ingin membantu sang ayah, tapi akhirnya pria muda yang terlihat sangat mencemaskan ayahnya itu diminta untuk menunggu di luar istana raja oleh Keannu.Setelah Keannu hanya tinggal berdua saja dengan James, dia kembali menatap James secara serius.“Wakil Jenderal Perang, tolong selamatkanlah … kerajaan ini. Jangan biarkan kerajaan kita diambil oleh mereka. Apa kau … bisa melakukannya?” Keannu bertanya dengan tatapan penuh harap yang terlihat begitu jelas.James mengerutkan dahi. Sejujurnya dia memprediksi bahwa rajanya akan menyebut perihal Riley terlebih dulu, tapi rupanya dia lebih mengutamakan keseluruhan negeri itu dibandingkan dengan keselamatan menantunya.Seakan bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh James, Keannu menambahkan, “Aku bukan tidak peduli pada Riley. Aku … juga tidak tahu putriku menderita karena nasib suaminya yang masih belum jelas.”Dia menelan ludah dengan susah payah dan melanjutkan kembali, “Namun, jika aku memintamu untuk fokus menyelamatkan Riley

DMCA.com Protection Status