Share

12. Istri Reiner

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2024-12-09 20:56:38

James mendecakkan lidah lantaran sebal. Dia menatap Reiner dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Jelas sekali bahwa dia meragukan kemampuan Reiner dalam hal memotong rambut.

Memang, dalam hal bertarung Reiner adalah salah satu prajurit terbaik di Kerajaan Ans De Lou. Pria itu bahkan mendapat julukan komandan perang darat terbaik nomor dua setelah Greg Sehel.

Akan tetapi, James tidak pernah melihatnya memiliki keterampilan lain selain berperang sehingga James sulit percaya pada sahabat baiknya itu.

Melihat James yang tidak kunjung menjawabnya, Reiner cepat-cepat berkata lagi, “Kita hanya butuh sepuluh menit saja, Jenderal Gardner. Aku janji aku akan-”

“Hentikan!” seseorang memotong ucapan Reiner.

James Gardner menoleh dan melihat seorang wanita muda yang merupakan sekretaris istana berdiri dengan tatapan menyipit ke arah Reiner saat dia berjalan mendekat ke arah mereka.

James hampir akan menyapanya tapi dilihatnya Reiner lebih cepat darinya.

Reiner mendesah pelan dan berkata, “Ada a
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    13. Bukan Hal Gila?

    “Aku kembali ke istana ini memang untuk menebus semuanya, Yang Mulia. Salah satunya adalah … menebus rasa bersalahku kepada sahabatku karena telah meninggalkannya dan membiarkannya sendirian menjaga kerajaan ini,” kata James dengan nada suara terdengar agak pelan.Xylan sedikit melebarkan matanya akibat terkejut. Dahinya mengerut karena bingung. Dia mengira bahwa James masih menyalahkan Riley atas segalanya. Rupanya dia telah salah menduga.James menatap sang calon raja masa depan itu dengan tatapan sungguh-sungguh, “Iya, Yang Mulia. Anda tidak salah dengar. Bagaimanapun juga, kesalahan sayalah yang membuat Riley tertangkap.”James menghela napas penuh rasa bersalah.Dia telah menyadari kesalahannya. Memang Riley melakukan kesalahan kepadanya dan dia berhak marah pada temannya itu. Namun, dia tahu bahwa keputusan meninggalkan istana adalah sebuah kesalahan besar.Dia tidak hanya melepaskan jabatannya saja, tapi dia juga telah memberikan beban yang begitu besar pada Riley. Riley tidak

    Last Updated : 2024-12-10
  • Sang Dewa Perang Terkuat    14. Apa Kau Mau?

    Gary terdiam seketika. terlalu terkejut dengan pernyataan sang calon raja masa depan Kerajaan Ans De Lou tersebut.Namun, di saat dia telah bisa menguasai diri, dia berkata, “Yang Mulia, Anda bermaksud menjadikan Jenderal Gardner sebagai Jenderal Perang selamanya?”Xylan tersenyum samar, “Akhirnya kau memahami apa yang aku maksud.”Gary berdeham pelan, menyamarkan rasa gugupnya, “Lalu, bagaimana dengan Jenderal Mackenzie muda, Yang Mulia?”Xylan mendesah.Dia memutar arah pandang ke arah lain dan menatap ke arah sebuah potret besar dirinya dan seluruh anggota keluarganya di dinding besar.“Sebenarnya … kakakku selalu memprotes ketika kakak iparku dikirim ke medan perang. Jadi, menurutku Rowena akan sangat senang jika suaminya bisa terbebas dari tugas sebagai jenderal perang,” jelas Xylan.Gary semakin bingung. Dia tidak menyangka bila ternyata Xylan telah memikirkan hal itu secara lebih dalam.Bahkan, dia kemudian mendengar sang putra mahkota melanjutkan, “Lagipula, dengan terbebasnya

    Last Updated : 2024-12-11
  • Sang Dewa Perang Terkuat    15. Apa yang Terjadi?

    Begitu mendengar perkataan Xylan Wellington yang merupakan putra mahkota Kerajaan Ans De Lou tersebut, Gary Davis hanya bisa menatap dengan ekspresi bengong pada orang yang telah dia layani selama dua tahun itu.“Kenapa?” Xylan berkata lagi saat mengangkap ekspresi Gary yang menurutnya aneh di matanya.Dahinya mengerut penuh kebingungan, “Apa kau … tidak suka, Gary?”Gary mengedipkan mata lalu segera menggelengkan kepala, “Tentu saya suka, Yang Mulia. Tapi ….”“Tapi, kenapa?” Xylan bertanya dengan raut wajah penuh tanda tanya.“Apakah Anda benar-benar serius, Yang Mulia?” Gary memberanikan diri bertanya.Xylan sontak tersinggung, “Apa maksudmu? Aku ini seorang putra mahkota dan aku akan menjadi raja negeri ini dalam waktu yang tidak akan lama lagi.”Dia mendengus kasar lalu melanjutkan seraya menatap kesal ke arah asisten pribadinya yang telah berani meragukan perkataannya tersebut, “Mana mungkin aku berani bermain-main dengan kata-kataku.”Gary meringis, sadar bahwa Xylan sedang kesa

    Last Updated : 2024-12-13
  • Sang Dewa Perang Terkuat    16. Prinsip Bodoh

    Beberapa orang mulai terlihat khawatir melihat jenderal perang mereka yang tidak kunjung bergerak satu inchi pun.“Apa yang sebenarnya terjadi?”“Mengapa Jenderal Gardner hanya diam saja di sana?” seorang prajurit kelas tiga bertanya kepada rekan sesama prajurit.Prajurit yang berdiri tepat di sebelahnya menjawab, “Entahlah. Sepertinya Jenderal Gardner sedang bingung.”“Apa? Mengapa dia bingung? Apa maksudnya dia akan … mundur?”Seorang prajurit kelas dua yang mendengar perkataan itu seketika menoleh ke arah prajurit kelas tiga seraya menaikkan kaca pelindung kepalanya, “Apa yang baru saja kau katakan, hah? Kau pikir Jenderal Gardner seorang pengecut?”“Bu-bukan begitu, Senior. Tapi … kenapa dia tidak segera bertindak? Kita sudah berada di area musuh,” jawab prajurit yang awalnya terlihat meragukan jenderalnya itu dengan terbata-bata.Prajurit kelas dua yang membela James tersebut pun menjawab, “Mungkin Jenderal Gardner sedang menyesuaikan dirinya. Dia sudah lama tidak berperang bisa

    Last Updated : 2024-12-15
  • Sang Dewa Perang Terkuat    17. Sang Jenderal Perang Pengganti

    Kurt Zys sontak tersenyum mengejek, “Berterima kasih kepada kalian?”Dia lalu meludah ke arah samping dan berujar lagi, “Kau bermimpi ya? Apa kau pikir dengan menangkap kami, lalu kau merasa pasukanmu akan menang dari pasukan kami?”Kurt tertawa meremehkan. “Kalau kau lupa … akan aku ingatkan, kami … punya satu orang penting dari kerajaanmu.”“Benar, jenderal perangmu ada di tangan kami. Memang bisa apa kalian dengan jenderal perang kalian yang baru itu? Apa yang bisa dia lakukan?” seorang prajurit yang duduk di samping Kurt berkata dengan nada menyebalkan.Kurt menampilkan senyum mengejeknya kembali demi membuat Justin kesal.Justin menaikkan alis kanan dan langsung sadar bila tidak mungkin dia bisa mendapatkan apa yang dia mau dari para prajurit musuh itu. Pria muda itu mendesah pelan. Dia merasa berbicara dengan prajurit musuh itu tidak ada gunanya sehingga dia hanya membalas, “Baiklah, karena kalian memang hanya bisa meremehkan kami, akan jauh lebih baik lagi jika kami tidak mend

    Last Updated : 2024-12-16
  • Sang Dewa Perang Terkuat    18. Penaklukkan

    Seorang prajurit kelas dua yang seusia dengan James pun menjawab, “Mungkin dia berlatih selama waktu istirahat panjangnya.”Ben menggelengkan kepala, “Aku tidak yakin.”“Maksud Anda, Senior Ben?” Jason Hoult bertanya dengan ekspresi wajah penuh kebingungan.Ben tersenyum samar.Tanpa menoleh ke arah Jason, pria yang telah lama menjadi prajurit kelas satu itu menjawab, “Tidak ada waktu untuk itu. Dia sangat sibuk mengelola bisnisnya.”“Bisnis apa, Senior Ben?” Jason bertanya kembali, tampak terkejut sekaligus penasaran. Ben hampir saja menepuk jidatnya akibat merasa terlalu banyak berbicara.“Ah, apa yang kita lakukan? Bukankah sekarang waktunya untuk membantu dia? Ayo, Jason. Kembali ke posisimu!” Ben memerintah.Jason pun terpaksa menyingkir dari area tersebut dengan penuh kekecewaan. Ah, dia benar-benar sangat penasaran dengan kisah James Gardner.Dia dulu sempat berseteru dengan pria muda yang memang selalu memiliki kesan dingin itu, tapi dia akhirnya bisa memahami sikap James ters

    Last Updated : 2024-12-18
  • Sang Dewa Perang Terkuat    19. Persiapkan Dirimu!

    Tidak perlu menunggu untuk waktu yang lama James sudah terhubung dengan Josh Cleve.Begitu tersambung dalam koneksi, sebelum James berbicara, dia malah langsung mendengar Josh berkata, “Saya berhasill, Jenderal Gardner.”James belum sempat membalas, tapi Josh sudah kembali berbicara dengan cepat, “Terima kasih, Jenderal Gardner. Ini semua berkat Anda.”“Jika bukan karena strategi Anda, saya belum tentu bisa menaklukkan daerah laut,” lanjut Josh yang terdengar seperti seorang yang sedang menahan tangis.Dia bahkan tidak berani menatap langsung lewat layar ke arah James.James tersenyum pada Josh dan tertawa kecil, “Astaga, apa kau akan menangis?”Josh sontak mendengus tapi semua orang bisa melihat bahwa Josh benar-benar sedang begitu sangat terharu. Semua prajurit Kerajaan Ans De Lou telah mengetahui segala upaya yang sudah dilakukan oleh Josh Cleve demi meningkatkan kemampuan prajurit laut. Akan tetapi, dia belum berhasil.Namun, setelah James Gardner menjadi pimpinannya, dia bisa mem

    Last Updated : 2024-12-19
  • Sang Dewa Perang Terkuat    20. Bukan Seseorang yang Pantas?

    Xylan pun hanya bisa terdiam tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun.Keannu mendesah pelan. Dilihatnya sang putra yang masih begitu terkejut itu.Pria tua itu pun berkata dengan nada serak, “Ayah tahu kau masih begitu siap, tapi … Ayah yakin kau mampu memimpin negeri ini.”Xylan pun mengangkat kepala dan menatap wajah pucat sang ayah yang terlihat begitu sangat lemah.Seketika Xyan langsung ingin memaki dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia berpikir lemah seperti itu? Dia memang masih muda, tapi dia bukanlah orang yang tidak tahu apa-apa. Selama bertahun-tahun dia telah mempelajari berbagai hal, termasuk tentang sistem pemerintahan. Ayahnya juga mengajarinya tentang banyak hal untuk mempersiapkan dirinya sebagai penggantinya.Lalu, setelah semua yang terjadi, bagaimana bisa dia menjadi ragu-ragu seperti itu?Terlebih lagi, kondisi ayahnya sudah tidak memungkinkan untuk memerintah negeri itu. Keannu Wellington sudah tidak muda lagi. Dia telah mengalami banyak sekali masalah kesehatan

    Last Updated : 2024-12-20

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    61. Berlebihan

    Dengan bahu lemas Rowena mengangguk pelan, mengiyakan perkataan Xylan yang memang benar menurutnya.Xylan tercengang, tidak percaya. Memang ada orang seperti itu? Jenderal perang bukanlah jabatan yang sembarangan. Mana mungkin ada orang yang rela memberikan jabatan penting itu untuk orang lain? Itu tidak masuk akal, Xylan membatin dengan kening terlipat.Rowena memperhatikan reaksi adik laki-lakinya itu dan kemudian dia pun mendesah pelan. Wanita muda itu berkata, “Iya, aku tahu orang tak akan mudah percaya kalau ada orang seperti Riley. Namun, … setiap orang yang mengenal Riley dengan sangat baik sudah pasti berpikir bahwa hal yang dilakukan oleh Riley itu bukanlah hal besar untuknya.” “Dia bukanlah orang yang gila jabatan penting dan dia tidak akan segan-segan untuk mengorbankan dirinya, termasuk jabatan dan bahkan nyawanya sekalipun untuk orang lain,” Rowena menambahkan, memperkuat argumen yang dia yakini memang benar.Xylan masih terlihat tidak yakin dan malah sepenuhnya meragu

  • Sang Dewa Perang Terkuat    60. Tujuan Riley

    Diperlakukan seperti seorang anak kecil oleh Rowena, tentu saja Xylan tidak mau menerimanya. Dia itu seorang raja. Dia tidak ingin wibawanya jatuh di hadapan semua orang hanya karena masih dianggap seperti bocah oleh kakak perempuannya itu.Secara cepat dia menoleh ke arah sekelilingnya guna melihat apakah ada orang yang melihat sang kakak menyentuh rambut bagian kepala belakangnya. Akan tetapi, dia menghela napas lega ketika tidak ada yang melihatnya.Ah, aku sudah menjadi raja. Siapapun tidak akan berani melihat ke arahku jika aku tidak memberi mereka izin, Xylan berkata dalam hati. Pria muda itu menggelengkan kepala, merasa terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak terlalu penting.“Bukan. Bukan aku tidak percaya kepadamu, Rowena. Masalahnya adalah … itu ….”Oh, Xylan kehilangan kata-kata. Dia kesulitan merangkai kata-kata, takut bila perkataannya bisa menyinggung sang kakak.Tetapi, dia melihat Rowena terdiam, seolah memang menunggu lanjutan ucapannya sehingga dia pun berujar, “Beg

  • Sang Dewa Perang Terkuat    59. Kau Tidak Percaya?

    Lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan Nick Collins, si pria cerewet itu, akhirnya Gary Davis menjawab, “Tidak ada. Aku hanya ingin tidur. Apakah kau keberatan jika aku memejamkan mata sekarang?”Nick Collins mengedipkan mata, terlihat tampak kecewa.Tapi, Gary tidak peduli dan menambahkan, “Aku sangat lelah. Hari ini penobatan Raja Xylan. Banyak sekali hal yang aku lakukan.”Gary menghela napas lelah dan memasang ekspresi wajah memelas sehingga Nick menjadi kasihan.Dia pun langsung menanggapi, “Oh, maafkan aku. Gara-gara aku kau jadi tidak bisa beristirahat. Baiklah, silakan ambil waktumu.”Gary Davis tersenyum penuh terima kasih dan segera memejamkan mata.“Selamat beristirahat, kawan!” kata Nick kala dia melihat kedua mata Gary telah terpejam.Tidak lupa dia menambahkan, “Kita bisa lanjut mengobrol nanti.”Tidak usah, tidak perlu, Gary membatin sambil masih memejamkan mata.Dia tentu saja tidak mau repot-repot membalas ucapan Nick dan tetap berpura-pura tidur. Padahal sesungguhnya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    58. Penumpang Cerewet

    Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en

  • Sang Dewa Perang Terkuat    57. Satu Hari Cukup?

    “Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    56. Katakanlah, Yang Mulia!

    “Jenderal Gardner, kau selalu bisa membaca apa yang ada di dalam otakku,” Xylan menjawab pelan.Sudut bibir James pun terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis.“Katakanlah, Yang Mulia! Saya siap membantu Anda,” James berujar santai.Xylan menganggukkan kepala, “Ini tentang kau.”“Tentang saya?” James mengulang dengan ekspresi terkejut.Pria muda itu sama sekali tidak mengira bahwa jawaban dari sang raja justru mengenai dirinya. Dia pikir yang dimaksud Xylan adalah kekhawatirannya terhadap pemerintahan. Dengan nada bingung dia bertanya, “Apakah ada sesuatu yang saya lakukan mengganggu Anda, Yang Mulia?” Xylan menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak. Kau justru lebih banyak membantuku dan itu sudah di luar ekspektasiku.”Hal itu tentu semakin membuat James tidak mengerti, “Lantas apa yang Anda pikirkan tentang saya?”“Ini soal perjanjian kita sebelum aku dilantik,” jawab Xylan.Dahi lebar James mengerut, tapi dia segera menyadari dengan cepat tentang apa yang dimaksud oleh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    55. Tidak Kecewa?

    Seorang staf wanita dari kementerian lain seketika menertawakan perkataan Celine Klein. Wanita muda itu adalah Lucy Berry.Tetapi Celine, wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Dia tidak tampak terganggu sama sekali, justru penasaran.Beberapa orang juga akhirnya ikut tertawa bersama wanita yang juga terlihat seusia dengan Celine.Dikarenakan tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang dia inginkan, Lucy berkata dengan nada sinis, “Kenapa kalau Raja Xylan memilih seorang wanita dari kalangan biasa? Apa … kau berminat menjadi istrinya?”Celine hendak menjawab, tapi Lucy menertawakan dirinya lagi dan berujar, “Jangan terlalu banyak berharap! Meskipun Raja Xylan memilih seorang wanita yang bukan berasal dari anggota keluarga kerajaan, dia tetap tidak mungkin melirik seorang staf biasa sepertimu.”Tatapan matanya pada Celine jelas sangat meremehkan, namun Celine tetap terlihat tenang dan santai.Wanita muda itu malah dengan berani berkata,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    54. Raja Terbaik?

    Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    53. Demi Kebaikan

    Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status