Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 227. Dia Kehilangan Nyawanya!

Share

227. Dia Kehilangan Nyawanya!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Fred pun menjawab dengan cepat, “Greg Sehel itu adalah seorang komandan perang darat yang sangat mahsyur. Semua orang mengenalnya sebagai seorang prajurit tangguh yang berani sejak zaman Jenderal Mackenzie menjadi jenderal perang di kerajaan kita.”

Seolah memang masih selesai menyampaikan argumennya, Fred memaksa temannya itu untuk mendengarkan dirinya, “Memiliki reputasi yang bagus semacam itu tentu saja membuat Komandan Sehel harus menjaga reputasinya. Tentu saja dia akan menolong seorang calon menantu raja.”

“Walaupun akhirnya dia akan mati?” balas Josh terdengar ragu.

Fred menghela napas panjang, merasa sulit membuat jalan pikiran Josh kembali menjadi lurus lagi.

Tetapi, dia tidak mau temannya itu larut dalam kegelisahan sehingga dia membalas, “Dia mati sebagai seorang pahlawan, Josh. Dia sama sekali tidak rugi.”

“Tapi … dia kehilangan nyawanya. Untuk apa menjadi seorang pahlawan kalau-”

“Brengsek! Hidup atau mati kita itu sudah kita berikan pada kerajaan ini saat kita sudah memut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    228. Dia Sangat Lemah!

    Tidak bisa membantah, Riley pun hanya bisa berujar, “Anda sangat benar, Senior Josh.”Josh termenung, baru sadar dia terlalu banyak berbicara sehingga setelah itu dia memilih lebih banyak diam sampai akhirnya namanya dipanggil.Sedangkan Riley mulai memahami kecemasan pria yang berdiri di sampingnya itu dan tidak menyangka bahwa ternyata Josh pun juga merasa tertekan.Dia pikir dengan dukungan yang begitu sangat besar itu Josh Cleve akan merasa tenang menjalani setiap tantangan yang diberikan, namun rupanya semua dukungan itu justru membuatnya cemas akan kekalahan.Akan tetapi, sayangnya Riley juga tidak bisa berbuat apapun untuk membantu Josh mengatasi kegelisahannya.Sebelum memasuki area tantangan pun, Riley hanya sempat mengangguk sopan pada Josh. Selain itu, dia tidak mengatakan apapun.Di akhir tantangan berpedang itu, posisi Josh Cleve semakin jauh tertinggal dalam hal pengumpulan skor. Hal itu secara kebetulan dibahas oleh beberapa orang prajurit yang merupakan prajurit kelas

  • Sang Dewa Perang Terkuat    229. Hari Terakhir!

    James mengernyitkan dahi dengan reaksi berlebihan yang ditunjukkan oleh Riley sehingga pemuda itu berkata, “Kau ini kenapa? Senang atau bagaimana?”Riley sontak memukul lengan James dan tertawa kecil, “Tentu saja aku senang. Tapi kau tidak berbohong kan?”James melotot kesal, “Teman, bukan hanya aku saja mendengarkan pengumuman itu. Kau bisa tanya seluruh penghuni kerajaan ini jika kau ragu.”Mendengar jawaban James, Riley hampir melompat karena gembira. “Ada apa denganmu? Kau merindukan orang tuamu?” Reiner bertanya dengan dahi mengerut juga tapi menahan senyum.Alen sontak melirik ke arah Riley lantaran hanya pemuda itu yang mengetahui identitas Riley yang sebenarnya sehingga dia pun juga penasaran atas jawaban yang Riley berikan.“Itu sudah pasti, kenapa harus ditanya lagi?” balas Riley.Ben terkekeh pelan, “Ah! Tidak aku sangka jika salah satu prajurit junior paling berani ini memiliki perasaan yang lembut.”Riley hanya tersenyum samar.Sedangkan James malah membalas, “Bukan hany

  • Sang Dewa Perang Terkuat    230. Prajurit-Prajurit Terpilih

    Riley seketika memberi tatapan bingung pada sahabat baiknya itu, “Apa maksudmu?”James menaikkan alis kirinya dan menjelaskan, “Maksudnya kita berdua ditakdirkan untuk terus berada di lingkup yang sama. Kau dan aku … Jenderal Perang dan Wakil Jenderal Perang.”“Bagaimana menurutmu? Bukankah ini sangat mengagumkan?” James menambahkan sembari tersenyum bodoh. Riley sontak menggelengkan kepala, “Kau sungguh terlalu percaya diri. Kau tidak ingat kalau kemampuan Josh Cleve mulai meningkat?”James mendecakkan lidah, “Aku tahu dia lebih kuat daripada sebelumnya, tapi … dia tidak akan bisa mengejar kita.”“Poin hari ini dilipatgandakan. Kau lupa?” balas Riley sembari tersenyum miring.James mendengus sebal dan segera membuang muka ke arah lain, “Dasar menjengkelkan! Kau ini … memang menyebalkan, Riley. Aku jadi heran mengapa kita bisa berteman.”“Kau tidak bisa ya melihat temanmu ini memiliki kepercayaan yang tinggi?” lanjut James masih tampak kesal.Riley terkekeh pelan. “Itu agar kau tidak

  • Sang Dewa Perang Terkuat    231. Riley, Fokuslah!

    Tanpa menoleh ke arah sahabatnya, Riley menjawab dengan tatapan mata terlihat kaget, “Siapa lagi? Yang namanya Benedict Arkitson ya Senior Ben yang kita kenal.”James langsung mengulum bibir, masih tampak terkejut.Namun, itu hanya selama beberapa detik saja, lantaran dia bisa mengontrol dirinya dengan baik, “Tenanglah! Ini hanya sebuah tantangan saja, tidak sungguhan.”Riley memejamkan mata, tampak stres dan tertekan.“Memang kita tidak benar-benar bertarung, James. Tapi … ini juga menyangkut reputasi Senior Ben juga. Kau mengerti maksudku tidak?” kata Riley yang tiba-tiba memiliki mood yang buruk.James bukannya tidak tahu, tentu saja dia tahu dan mengerti apa yang dikatakan oleh Riley. Hanya saja dia mencoba untuk tidak membuat Riley semakin tertekan.“Dengar, aku yakin Senior Ben tidak akan menyalahkanmu jika kau mengalahkan dia. Dia juga tahu posisimu, dia pasti akan mengerti,” ucap James.Riley pun membuka matanya dan menoleh ke arah James, “Kenapa aku harus aku? Kenapa dia tida

  • Sang Dewa Perang Terkuat    232. Tidak Ada Tapi

    Riley tidak menjawab perkataan Ben dan justru menatap senior yang juga temannya itu lewat kaca dari helm pelindung yang dia kenakan.Ben mendesah pelan, “Riley, kau dengar aku atau tidak?” Riley menjawab dengan terbata-bata, “Iya, Senior Ben. Tapi-”“Tidak ada tapi. Fokus saja pada kemenanganmu dan aku … juga akan fokus untuk mengalahkanmu,” potong Ben cepat.Riley tercengang tapi saat dia melihat Ben mengangguk dengan mantap ke arahnya dia pun akhirnya bisa tenang.Dia yakin Ben juga akan berjuang seperti dirinya. Dan ketika dia melihat dari cara Ben menatapnya, dia tahu bila Ben tidak akan mudah menyerah.Justru dia sangat lega dengan sikap Ben tersebut dan segera bersiap-siap sesuai instruksi Mary Kesley.Di sisi lain, rupanya tidak hanya mereka saja yang sudah mempersiapkan diri, tetapi juga dua prajurit lain yang terpilih juga telah bersiap-siap seperti mereka bersama dengan James dan Josh.Sementara itu, Diego dan Alen yang duduk bersama dengan Shin sangat tegang.“Menurut kali

  • Sang Dewa Perang Terkuat    233. Apa Boleh?

    Dari sekian orang yang menginginkan sebuah pertandingan ulang, tiba-tiba terdapat seseorang yang tidak memiliki pendapat yang sama. Orang tersebut juga merupakan seorang prajurit kelas satu yang langsung berkata, “Jangan bodoh! Ben sudah berusaha keras. Kalian tidak melihat bagaimana dia berjuang ya?”Ketika ada seorang yang ingin membantah, prajurit itu berkata lagi, “Akui saja kalau anak itu memang tangguh. Lagipula, ingatlah! Jenderal Reece yang memilihnya, tidak mungkin seorang jenderal perang sepertinya memilih prajurit bodoh yang hanya mengandalkan statusnya.”Perkataan sang prajurit itu rupanya berhasil membuat mereka tersadar dan mau tidak mau mereka terpaksa harus menerima kekalahan.“Aku tidak bisa percaya ini. Dua anak muda itu mengalahkan kita. Apa yang salah dengan kita sebenarnya?” gumam seorang prajurit kelas satu yang telah menjadi prajurit di kelas itu selama empat tahun lamanya.Dia menggelengkan kepala, “Ini sangat memalukan! Prajurit baru mengalahkan kita yang tel

  • Sang Dewa Perang Terkuat    234. Tuan Muda

    Riley seketika membatu di tempatnya berdiri, sedangkan Alen menatap dengan ekspresi cemas ke arah Riley.“Itu asyik. Aku juga mau setelah pergi ke rumah James juga pergi ke rumah Riley,” ucap Diego.Shin turut menganggukkan kepala, “Ide bagus. Anggap saja kita berlibur sejenak setelah perang yang cukup panjang kemarin.”James tersenyum senang, “Akan sangat menyenangkan kalau bisa pergi ke suatu tempat yang menyegarkan.”“Ah, kita tidak akan bisa melakukannya. Kita hanya punya waktu tiga hari, itu tidak akan cukup,” sahut Ben.James mendesah pelan, “Iya tapi setidaknya kita bisa melihat rumah Riley. Bagaimana, Riley? Kau … tidak keberatan kan?”Riley tidak mungkin hanya diam saja dan tidak mungkin baginya untuk menolak karena tidak ingin membuat James menjadi tidak nyaman. Sehingga, pemuda itu menjawab, “Tentu saja. Kalian semua bisa pergi ke rumahku setelah dari rumah James.”Alen melebarkan mata, tapi tidak berani berkomentar apapun. Sementara James berseru senang, “Bagus! Baiklah,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    235. Rumah Riley

    “Iya, kita langsung pulang,” jawab Riley.Sang pria berbaju hitam nan rapi itu segera mengangguk paham, “Baik, Tuan Muda.”Setelah mengatakan hal itu, pria itu berbicara dengan seseorang menggunakan sebuah alat dan hanya dalam beberapa detik saja, ada lima orang yang tiba-tiba datang mendekat. Ben melotot kaget, tapi tidak sempat berkomentar apapun lantaran orang-orang yang baru saja datang itu sudah mengambil alih tugasnya membawa tas ranselnya. “Ayo, kita ke mobil!” ajak Riley sembari tersenyum cerah.Ben hanya bisa terbengong-bengong dan mengikuti Riley serta Alen yang anehnya tidak terkejut sama sekali dengan semua hal itu.Bahkan, bisa dikatakan Alen terlalu tenang hingga Ben berpikir mungkin Alen sudah mengetahui bahwa Riley adalah seorang putra dari pengusaha kaya.Tidak berhenti sampai di situ, Ben dibuat semakin kaget saat dia melihat mobil mewah yang ternyata merupakan mobil milik keluarga Riley.Pria muda itu sampai lupa menutup mulutnya saat sudah berada di dalam mobil h

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    3. Sang Putra Mahkota

    Xylan kembali tersenyum santai menanggapi sikap James yang masih belum berubah.Sang raja calon raja masa depan itu pun dengan tenang menjawab, “Karena aku sudah di sini, tentu saja … konsekuensi yang kau terima akan jauh lebih buruk, Wakil Jenderal Perang.”Brengsek, James hanya berani mengumpat dalam hati.Tentu saja meskipun dia sangat kesal pada pria yang usianya terpaut beberapa tahun lebih muda darinya itu, dia tidak bisa langsung mengumpat secara langsung. Dia tidak bodoh. Xylan bisa memenggal kepalanya dengan mudah.“Jadi, bagaimana? Apa kau … masih tetap menolak, Wakil Jenderal Perang?” Xylan bertanya dengan nada mendesak.James menggertakkan gigi dan dengan menahan kesal dia pun menjawab, “Mana bisa saya menolak jika Anda sudah mengancam saya seperti itu, Yang Mulia?”Xylan terkekeh pelan.Hal itu membuat James menjadi waspada. Setelah dia melihat perubahan Xylan Wellington, dari yang dulu adalah remaja belasan tahun lalu saat berdiri tidak jauh darinya menjadi seorang pri

  • Sang Dewa Perang Terkuat    2. Bagaimana Jika Saya Menolak?

    James seketika menghentikan kegiatannya tapi tetap tidak menoleh ke arah Diego.Diego yang melihat gerakan berhenti James yang tiba-tiba itu seketika menampar mulutnya sendiri seakan sadar bila dia telah salah berbicara.“Ah, apa yang sudah aku katakan? Kau … tentu saja masih menganggapnya sebagai sahabat baikmu. Kalau tidak, mana mungkin kau selalu membuatkannya senjata khusus?” kata Diego dengan penuh rasa bersalah.James mendesah pelan, “Dia pasti bisa lolos tanpa ikut campur tangan dariku.”“Aku tidak yakin, James. Kalau aku yakin, aku tidak mungkin datang lagi ke sini dan memintamu kembali. Bahkan, Putri Rowena dan Pangeran Xylan ….”James mengerutkan kening dan akhirnya menoleh ke arah Diego, “Ada apa dengan mereka?”“Putri Rowena secara khusus mendatangiku saat aku baru saja tiba di istana. Dia memintaku untuk mencari tahu keberadaanmu, James. Pangeran Xylan juga mend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Kau Siap?

    “Jenderal, kita sudah terkepung.”Seorang prajurit dengan luka tembak di kaki menyeret dirinya untuk berjalan menuju ke tempat di mana sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou sedang mempersiapkan senjatanya.Prajurit yang terseok-seok ketika berjalan itu sudah tidak mengenakan pelindung kepala dan juga pelindung badannya yang lain. Hal itu membuat sang jenderal perang mendelik marah kepadanya, “Apa yang kau sudah lakukan? Di mana semua pelindungmu?”Sang prajurit dari kelas satu itu hanya bisa meringis menahan sakit dan menjawab, “Tidak bisa digunakan lagi, terlalu banyak luka tembakan.”Riley Mackenzie membelalakkan mata dan seketika melepas kacamata pelindung yang melindungi matanya.Pria muda itu sontak berjongkok dan melihat luka Benedict Arkitson yang ternyata sangat parah. Tidak hanya kakinya saja yang tertembak, tapi bagian perut kirinya rupanya juga terluka parah. Di samping itu, Riley melihat banyak luka lain yang tidak terhitung jumlahnya. “Tetaplah di sini! Staf medis a

  • Sang Dewa Perang Terkuat    Author's Note

    Dear, ReadersIni Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 2 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuat buku ini dengan sepenuh hati.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Selanjutnya, saya akan membuat season 3 dari buku ini, tapi Season 3 ini akan menjadi buku dengan tokoh utama “James Gardner.”Semoga Anda semua akan menyukainya.Salam hangat selaluZila Aicha

  • Sang Dewa Perang Terkuat    260. Akhir

    Orang-orang pun berniat mendekati Riley, hendak membantunya. Akan tetapi, ketika mereka melihat James Gardner yang bergerak mendekati Riley, mereka pun hanya bisa diam di tempat mereka.James dengan cepat menangkap tubuh Riley yang terhuyung-huyung seolah tidak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri.James mendesah pelan, “Apa yang kau sedang lakukan?”“Mencegahmu pergi,” jawab Riley dengan lemah.James membuang napas dengan kasar dan memapah Riley yang ternyata masih begitu lemah.“Kau tidak perlu membuang-buang waktu dan tenagamu,” kata James.“Mengapa? Kau tidak harus pergi, James. Kau-”“Ini sudah keputusanku,” potong James cepat.Riley menggelengkan kepala, menatap pemuda yang hanya terpaut satu tahun lebih tua darinya itu. “Kau tidak bersalah. Akulah yang brengsek karena ingin mempertahankan sebagai sahabatku.”“Senang sekali kau mengakuinya,” balas James yang kemudian diiringi senyuman samar.“Jika ada yang harus pergi dari sini, maka akulah orangnya, bukan kau,” kata Riley.Ja

  • Sang Dewa Perang Terkuat    259. Ini Salahku!

    Rowena mengangguk lemah, sementara keempat prajurit yang juga berada di dalam ruang rawat itu langsung saling lempar pandang. Riley sendiri butuh beberapa waktu untuk memproses informasi tersebut.Namun, Reiner langsung bertanya, “Yang Mulia, lalu … di mana wakil jenderal perang berada sekarang?”Rowena menoleh dengan cepat, “Aku tidak tahu. Aku … hanya mendengar berita itu dari pelayan istana, baru saja. Mungkin … dia sudah kembali ke asrama atau-”“Terima kasih, Yang Mulia,” Reiner memotong ucapan Rowena dengan cepat akibat terlalu panik.Setelah itu Reiner langsung memberi penghormatan pada sang putri raja dan cepat-cepat meninggalkan area tersebut bersama dengan Diego.Ben juga berujar, “Riley, aku ke sana dulu. Nanti aku … akan ke sini lagi.”Alen ikut mengangguk, “Jangan khawatir! Kami akan langsung memberitahumu bila kami sudah tahu apa yang sedang terjadi.”Riley hanya bisa menatap kepergian teman-temannya dengan tatapan penuh kebingungan.Tinggalah hanya Rowena yang berada d

  • Sang Dewa Perang Terkuat    258. Berita Buruk

    Awalnya Riley sangat ingin memaksa James untuk menjawab perkataannya, namun dia tidak lagi melakukannya saat dia akhirnya memahami James mungkin membutuhkan waktu untuk sendiri.Dia pun menghela napas pelan, “Aku akan bicara lagi dengannya nanti.”Sementara itu, di luar ruang Riley, semua orang yang merupakan teman baik dari kedua anak muda yang sedang memiliki masalah yang cukup rumit itu sontak menatap James dengan tatapan penuh tanya.Ketika Alen dan Ben hanya diam saja lantaran tidak berani bertanya, Diego dengan santai bertanya, “Kau … sudah berbicara dengan Riley?”James mengangguk.“Lalu … bagaimana?” Reiner bertanya dengan nada was-was.James tidak menjawab pertanyaan Reiner dan hanya berkata, “Aku akan kembali ke asrama dulu.”Shin yang mendengar hal itu menggigit bibir dan membalas, “Aku akan menemanimu.”James tidak menolak dan membiarkan Shin ikut bersamanya, sementara Diego dan Reiner tetap di sana.Setelah James dan Shin tidak terlihat lagi di sana, Alen memutuskan masuk

  • Sang Dewa Perang Terkuat    257. Ah, Jadi Begitu!

    James tertawa penuh kecewa ketika dia melihat Riley hanya diam sajaRiley sontak menatapnya tanpa kata.“Kenapa? Apa kau … jangan-jangan memang tidak pernah memiliki niat sekalipun untuk memberitahu masalah itu kepadaku?” James berkata dengan nada tajam.Riley membuka mulut tapi ternyata tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut Riley.James semakin kesal melihatnya, “Ah, jadi begitu. Aku mengerti sekarang.”James manggut-manggut dan melangkah mundur, membuat Riley terkejut.“James, ini tidak seperti apa yang sedang kau pikirkan,” kata Riley pada akhirnya bisa membalas ucapan James.James menggelengkan kepala.“Kau memangnya tahu apa yang sedang aku pikirkan, Riley?” James berkata dengan nada sinis.Pemuda itu tidak bisa lagi menyembunyikan rasa kecewanya yang sangat besar, “Kau tidak tahu, Riley. Tapi … aku bisa tahu apa yang sedang kau pikirkan.”“James, aku … tahu aku sudah bersalah kepadamu. Tapi, tolong mengertilah! Posisiku sangat sulit. Aku tidak ingin kau … membenciku

  • Sang Dewa Perang Terkuat    256. Bicaralah Padaku!

    Shin dan Reiner seketika saling melempar pandang, seakan sama-sama bingung harus meninggalkan area itu sesuai permintaan James atau tidak.Akan tetapi, alasan mereka ragu-ragu tentu saja bukan karena mereka berdua khawatir bahwa James akan menyakiti Riley. Justru keduanya lebih mengkhawatirkan James.Sayangnya, James yang tidak mendapatkan jawaban dari dua orang temannya itu sontak menoleh dengan kening berkerut, “Kenapa? Apa kalian berdua tidak percaya padaku?”“Kalian … berpikir aku akan berbuat hal yang … sampai menyakiti Riley? Apa seperti itu?” James menambahkan dengan raut wajah sedih.Shin cepat-cepat menoleh ke arah James, “Tentu saja tidak. Kau tidak akan melakukan hal seburuk itu.”“Jangan salah paham, James! Justru kami … hanya sangat khawatir terhadapmu,” Reiner berujar pelan.James terkejut dan ketika dia menatap kedua temannya itu secara bergantian, dia langsung tahu bahwa kedua teman baiknya itu sama sekali tidak sedang berbohong.Pemuda itu memejamkan matanya dan langs

DMCA.com Protection Status