Home / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 230. Prajurit-Prajurit Terpilih

Share

230. Prajurit-Prajurit Terpilih

Author: Zila Aicha
last update Huling Na-update: 2024-10-16 05:24:12

Riley seketika memberi tatapan bingung pada sahabat baiknya itu, “Apa maksudmu?”

James menaikkan alis kirinya dan menjelaskan, “Maksudnya kita berdua ditakdirkan untuk terus berada di lingkup yang sama. Kau dan aku … Jenderal Perang dan Wakil Jenderal Perang.”

“Bagaimana menurutmu? Bukankah ini sangat mengagumkan?” James menambahkan sembari tersenyum bodoh.

Riley sontak menggelengkan kepala, “Kau sungguh terlalu percaya diri. Kau tidak ingat kalau kemampuan Josh Cleve mulai meningkat?”

James mendecakkan lidah, “Aku tahu dia lebih kuat daripada sebelumnya, tapi … dia tidak akan bisa mengejar kita.”

“Poin hari ini dilipatgandakan. Kau lupa?” balas Riley sembari tersenyum miring.

James mendengus sebal dan segera membuang muka ke arah lain, “Dasar menjengkelkan! Kau ini … memang menyebalkan, Riley. Aku jadi heran mengapa kita bisa berteman.”

“Kau tidak bisa ya melihat temanmu ini memiliki kepercayaan yang tinggi?” lanjut James masih tampak kesal.

Riley terkekeh pelan. “Itu agar kau tidak
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sang Dewa Perang Terkuat    81. Jangan Pikirkan Itu Lagi!

    Gale More menggelengkan kepala. “Kurasa … ini mirip seperti saat kita sedang berada di kereta. Aku benar-benar seperti sedang dibutakan atau … dibuat tidak peka.”Kharel menggigit gigit lalu mengangguk, “Kalau begitu kemungkinan besar memang ini ulah staf penyelenggara.”Gale mendesah pelan, tampak pasrah. “Lagipula, siapa yang memiliki alat semacam itu? Maksudku obat itu untuk membuat orang menjadi kehilangan konsentrasi seperti itu. Hanya staf penyelenggara kompetisi ini yang memiliki itu. Iya, kan?” Kharel menambahkan.Gale mengangguk, “Ya, kau mungkin benar.”First menelan ludah dan buru-buru berkata, “Sekali lagi, aku benar-benar minta maaf.”Gale melebarkan mata, “Untuk apa kau meminta maaf? Ini bukan salahmu. Kau-”“Jarum-jarum itu berasal dari Kerajaan Kiansa. Aku-”“Sudah, tidak perlu dibahas lagi. Gale sudah baik-baik saja,” Kharel memotong ucapan First dan kemudian bangkit lalu bergabung dengan teman-temannya yang lain. Kini hanya tinggal First yang masih duduk di dekat G

  • Sang Dewa Perang Terkuat    80. Kepercayaan

    Leo mendengus kesal, bingung dengan keterlambatan Jimmy dalam berpikir, "Jimmy, ayolah! Masa kau tidak bisa melihat kejadian itu?”Jimmy mengerutkan kening, tampak tidak mengerti.“Jimmy, kau serius … kau ini Putra Mahkota Kerajaan Sealand? Mengapa otakmu-”“Brengsek! Katakan saja apa rencanamu!” Jimmy memotong dengan tidak sabar.Leo memutar bola mata malas, “Gale More. Kau tahu apa yang terjadi kepadanya, bukan? Kau tidak buta, kan?”Jimmy menaikkan alis, terlihat berpikir serius. Dia memutar arah pandang pada First Kiansa yang duduk di dekat Gale More. Jelas dia bisa melihat ekspres tidak nyaman pada First.Perlahan dia pun mengerti.“Aku tahu sekarang.”Leo hampir saja bertepuk tangan karena kegirangan, “Tapi … siapa yang akan mempengaruhinya? Kau … atau tahu?”Leo tersenyum miring, “Itu … harus kau.”“Kenapa?” Jimmy menyipitkan mata, terlihat curiga.“Karena kalian berdua sama-sama seorang pangeran. Jadi … kupikir kau bisa mencari cara yang aman untuk berbicara dengannya. Sedangk

  • Sang Dewa Perang Terkuat    79. Senjata Rahasia?

    Richard hendak berbicara, tapi Kharel menahan tangannya. Richard akhirnya mengerti dan menyerahkan urusan itu pada Kharel. Kharel pun menoleh ke arah First dan bertanya, "First, apa kamu tahu sesuatu tentang jarum-jarum ini?" First Kiansa yang keadaannya mulai membaik langsung mendekat dan memeriksa jarum-jarum di belakang tubuh Gale itu dengan hati-hati, wajahnya langsung berubah serius. “Ya, aku tahu. Ini … salah satu senjata rahasia nenek moyangku dulu.” Niall yang mendengarkan penjelasan First dengan cepat bertanya, “Senjata rahasia? Apa itu berbahaya?” First mengangguk dengan wajah muram, “Jarum ini bisa membuatmu kehilangan kesadaran dan … membuat jantung berhenti bekerja hanya dalam tiga jam.” Elliot terbelalak kaget, “Apa? Kau serius?” Kharel menggigit bibir dan segera bertanya, “Apa … kau tahu cara menangani jarum-jarum ini, First?” “Aku tahu.” First segera berkata pada Kharel dan teman-temannya, “Aku butuh beberapa hal.” “Katakan apa saja yang kau butuhkan!”

  • Sang Dewa Perang Terkuat    78. Aku Sudah Bosan!

    Kharel sedikit agak bimbang, tapi akhirnya mengangguk.Dia sadar bila mereka harus bertindak cepat untuk menyelamatkan Gale dan mencari barang-barang untuk Gale sekaligus.Setelah Kharel setuju dengan rencana Richard dan membiarkan Richard menggendong Gale di punggungnya, mereka mulai berjalan menuju ke pos utama. Meskipun usia Richard masih terbilang jauh lebih muda dari dia, lebih tepatnya empat tahun lebih muda darinya, Kharel berpikir bahwa Richard memiliki tubuh kuat. Hal itu terbukti dari betapa mudahnya dia menggendong Gale sambil berjalan.Merasa mereka harus bergegas, Kharel pun mencari-cari barang-barang untuk Gale di sepanjang perjalanan mereka. Setelah beberapa saat, Kharel menemukan sebuah dua barang yang terletak di bagian samping rumah."Richard, aku menemukan dua barang!" Kharel berteriak sambil berlari kembali ke arah Richard yang berjalan di depannya.Richard yang sedang menggendong Gale membalikkan badan, "Bagus. Kita harus cepat, masih ada satu barang lagi kalau

  • Sang Dewa Perang Terkuat    77. Jangan Lakukan Itu!

    Jerry Glow menjawab dengan cepat, “Mereka pergi lagi ke area bagian dalam fase pertama.”Niall menghembuskan napas dengan kasar, terlihat agak frustasi.“Astaga!” kata putra dari Komandan Perang Darat Kerajaan Ans De Lou itu.Sementara Elliot yang mendengarkan jawaban Jerry juga langsung menjambak rambutnya sendiri.Mereka saling lempar pandang, begitu pusing memikirkan hal itu.“Gale.” Elliot tiba-tiba berkata dengan nada terkejut.Niall sontak mendesah pelan, “Aku baru sadar jika dia … tidak ada di sini.”Pemuda itu menyapu seluruh area di dekatnya dan memang tidak menemukan keberadaan Gale More. Kedua pemuda itu pun akhirnya tidak lagi bertanya-tanya alasan Kharel pergi kembali ke dalam area berbahaya itu lagi.“Ayo, aku akan menemanimu untuk minta kunci-kunci untuk semua barang ini,” kata Logan pada Jerry.Jerry menyerahkan Ronan yang terluka di bagian leher pada teman-temannya dan dia segera membawa sebuah kantong besar miliknya menuju ke staf yang telah menunggu mereka.Usai me

  • Sang Dewa Perang Terkuat    76. Di Mana Kharel?

    “Aku tidak berkata bahwa kalian dilarang. Tapi-”“Cukup, itu saja yang perlu kami tahu. Jadi, kami tidak melanggar peraturan apapun,” Kharel memotong dengan tidak sabar perkataan staf wanita yang sempat memandang rendah dirinya.Richard langsung mengangguk pada Kharel.Dua pemuda itu pun bergegas masuk kembali ke area fase pertama, meninggalkan staf wanita yang menatap mereka dengan tatapan tak percaya. Jeremy, temannya yang telah berada di area itu pun mendekati wanita itu selalu berkomentar dengan nada rendah, “Kau sepertinya sudah mulai berubah pikiran ya.”Carlyta mendecakkan lidah saat mendengar temannya sedang menggoda dirinya itu, “Kau benar. Putra Mahkota Kerajaan Ans De Lou dan Putra Mahkota Kerajaan De Kruk … memang sangat mengagumkan. Tapi … bukankah mereka itu sangat bodoh?”“Bodoh? Menjadi seorang pahlawan bagi teman-temannya, kau bilang itu … bodoh, Carlyta?” balas Jeremy sembari mengangkat alis kirinya. Carlyta mengangkat bahu sambil menatap kosong ke arah dua pemuda

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status