Rafael Grayson, atau El, kembali ke masa lalu, 20 tahun sebelum kematiannya. El adalah seorang generasi ketiga yang angkuh dan tidak berguna. Dia suka menghambur-hamburkan uang dan sering merendahkan orang lain. Namun, hal itu berbalik ketika pernikahan ayahnya dengan seseorang dari keluarga Delaney yang memiliki motif tersendiri untuk masuk ke dalam keluarga Grayson. El meninggal secara tragis karena Benjamin dan Olivia Delaney, dan penghianatan tunangannya. Dikehidupan keduanya, El bertekad untuk mengubah hidupnya dan membalaskan dendam. Ia menyadari bahwa ia harus menjadi orang yang lebih baik dan berbakat dari Benjamin. Dengan memiliki bekal dari ingatan 20 tahun yang akan datang, dia memiliki harapan untuk menjadi lebih baik dan membangun ambisinya sendiri.
View MoreMobil BMW hitam milik El kembali membelah jalan. El memerintahkan Sawyer untuk pergi ke sebuah mal terlebih dahulu, guna membeli beberapa pakaian dan aksesoris yang layak untuk Pak Tua Wisman dan Sawyer. El memodifikasi penampilan mereka agar menambah citra pada kelompok barunya.Setelah selesai dengan urusan penampilan, mereka pergi ke sebuah restoran mewah untuk membahas rencana mereka lebih lanjut. Mereka tiba di Ristorante Bellissima, sebuah restoran bintang lima yang terkenal dengan hidangan khas Italia di pusat kota Emberport. Mereka langsung memasuki restoran tersebut dan El langsung memesan kamar VVIP demi kenyamanan mereka.Walaupun restoran itu harus memiliki kartu keanggotaan untuk memesan sebuah kamar, tapi itu tidak masalah untuk seorang El yang memiliki identitas yang tidak biasa. El juga memesan makanan yang paling mewah untuk menyenangkan kedua bawahannya tersebut. Dengan bimbingan seorang pelayan, mereka menuju ke kamar yang telah dipesan."Maaf, Boss. Sejujurnya, aku
El tersenyum lebar ketika ia melihat Sawyer keluar dari kasino, bersama dengan Pak Tua Wisman yang berjalan dengan pincang. Berbeda dengan Sawyer yang tidak memiliki hubungan secara langsung, El lebih senang, bisa melihat mantan mentornya itu lagi.Pak Tua Wisman adalah sosok yang memberi El harapan di kehidupan lamanya, dan dia juga berharap untuk kehidupan barunya ini. Pasalnya, di kehidupan sebelumnya, Pak Tua Wisman adalah orang yang paling banyak menolongnya saat ia mengalami kesulitan.Pak Tua Wisman dulunya adalah seorang anggota militer angkatan laut, yang mengundurkan diri saat berusia 28 tahun karena alasan tertentu. Hanya dua bulan kemudian, ia direkrut oleh putra tertua keluarga Laine, keluarga terkaya di Novaria 20 tahun silam.Ketika tuan besar Laine menyerahkan tahtanya kepada putra sulungnya, Pak Tua Wisman dipromosikan menjadi kepala pelayan saat ia berusia 34 tahun, karena kecerdasan dan kekuatan yang ia miliki. Namun, tak lama setelah itu, tuan besar Laine meninggal
Sawyer mengendarai mobil BMW 3 series hitam milik El dengan santai, sesuai dengan arahan tuan mudanya, menuju ke Vettel Kasino, sebuah tempat perjudian kecil yang berada di distrik kecil di selatan kota Emberport.Kota Emberport adalah ibu kota Novaria, yang terkenal dengan kepadatan penduduknya. Kota ini memiliki letak yang sangat strategis karena berada di antara dua sungai besar yang mengalir langsung ke laut yang berhadapan dengan jalur pelayaran internasional, menjadikan kota ini sebagai pusat pelabuhan dan perdagangan yang sangat sibuk.Namun, meskipun mendapatkan semua keuntungan itu, kota Emberport tidak bisa dikatakan maju. Kepadatan penduduk, kesenjangan ekonomi, sosial dan politik membuat angka kriminalitas di kota ini sangat tinggi. Hal ini juga yang membuat negara ini masih menjadi negara berkembang pada tahun 2020 di kehidupan El sebelumnya.“Mungkin ini kesempatanku untuk mengambil manfaatnya,” gumam El di dalam hati, sambil memandang keluar jendela dengan tatapan koson
"Ah, akhirnya pesta yang membosankan ini berakhir."El menghela napas lega, beranjak dari tempat duduknya dan berencana untuk kembali ke kamarnya. Ruangan yang semula penuh dengan tamu kini hanya menyisakan para pelayan yang sibuk membersihkan ruangan tersebut."El, aku ingin bicara denganmu," suara lembut Olivia mengubah raut wajah El. Ia berhenti berjalan dan menoleh ke arah Olivia yang berdiri di sampingnya."Aku sedang tidak enak badan," jawab El dengan nada tegas, mencoba untuk menghindar dan melanjutkan langkahnya.Olivia menatap El dengan tatapan heran. Ia tidak pernah melihat El seperti ini sebelumnya. Sejak mereka berkenalan dan berpacaran, El selalu memanjakan wanita itu. Meski El terkesan playboy, tetapi dia selalu memprioritaskan Olivia, dan tidak pernah menolaknya tanpa alasan yang jelas.Namun hari ini, Olivia merasa diabaikan. Mulai dari pagi tadi ketika Olivia menginjakkan kakinya di rumah ini, sampai sekarang, El tidak pernah mengambil inisiatif untuk berbicara dengan
Hari sudah hampir siang ketika pelayan yang sama dengan yang datang pagi tadi kembali mengetuk pintu kamar. Dia datang untuk mengingatkan El bahwa acara pernikahan ayahnya akan segera dimulai.Dengan hati yang berat, El bangkit dari tempat tidurnya dan mulai mempersiapkan diri. Dia berjalan menuju cermin dan melihat bayangan dirinya yang penuh keraguan. Hatinya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab. Bagaimana dia harus bersikap nanti? Apakah dia akan mampu bersikap biasa seperti tidak mengetahui apa-apa?El menghela napas panjang dan menenangkan pikirannya. Dia tahu bahwa ini adalah momen penting dalam hidupnya yang harus dihadapi. El meninggalkan kamarnya dan melangkah menuju aula pesta yang berada di lantai bawah.Dekorasi yang mewah dan megah memenuhi setiap sudut ruangan, menciptakan suasana yang memikat dan mempesona. Alunan musik yang indah, dipentaskan oleh para artis ternama di negeri ini, menambah kesan kemewahan acara ini.Tamu undangan VIP yang hadir dari ka
"Tahun 2000?" El kembali terkejut dengan apa yang dia lihat. Dia kembali lagi ke depan cermin."Ini... Tidak mungkin kan...! Ini seperti 20 tahun yang lalu!" El kembali menampar wajahnya beberapa kali. El masih belum bisa menelaah semua ini. Wajahnya yang terlihat masih sangat muda, suasana kamar ini, dan kalender yang menunjukkan angka 2000."Apakah aku kembali ke masa lalu? Jika kalender itu benar, maka aku telah kembali ke umur dua puluh dua tahun," El bergumam dengan penuh harap.Dia tidak ingin mempercayai keajaiban ini. Tapi dia sangat berharap bahwa ini benar. Itu artinya dia memiliki kesempatan kedua, kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya di masa lalu, dan membalas dendam kepada Benjamin dan Isabella. Dia memiliki kesempatan untuk melindungi orang-orang yang dia hargai dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti sebelumnya.Meskipun ada kebingungan dan ketidakpastian, El merasa senang dan bersyukur atas kesempatan baru yang diberikan padanya.El me
Dalam kegelapan ruang bawah tanah, Rafael Grayson, seorang pria paruh baya yang lebih akrab disapa El, tampak terkulai lemah. Wajahnya pucat dan dipenuhi bercak darah, sementara matanya memancarkan kebencian yang mendalam. Dia menatap saudara tirinya yang sedang berjalan mendekati seorang pria tua yang berada di sudut ruangan."Kau tidak bisa menyentuhnya, atau kau tidak akan mendapatkan apa pun," ucap El dengan suara serak, berusaha melindungi pria tua itu."Menurutmu, jika orang tua ini mati, siapa yang harus disalahkan? Hmm?" Benjamin bertanya dengan nada misterius, seolah menyiratkan sesuatu."Kau tidak akan melakukannya," El menjawab dengan penuh keyakinan. Dia berpikir bahwa Benjamin tidak akan berani melukai pria tua itu, karena dia tahu Benjamin membutuhkannya untuk mengancam dirinya."Dorrrr!" Suara tembakan menggema di seluruh ruangan bawah tanah. Peluru panas mendarat tepat di dahinya Pak Tua Wisman. Tubuhnya roboh ke lantai, dengan mata terbuka lebar, menatap ke arah El."
Dalam kegelapan ruang bawah tanah, Rafael Grayson, seorang pria paruh baya yang lebih akrab disapa El, tampak terkulai lemah. Wajahnya pucat dan dipenuhi bercak darah, sementara matanya memancarkan kebencian yang mendalam. Dia menatap saudara tirinya yang sedang berjalan mendekati seorang pria tua yang berada di sudut ruangan."Kau tidak bisa menyentuhnya, atau kau tidak akan mendapatkan apa pun," ucap El dengan suara serak, berusaha melindungi pria tua itu."Menurutmu, jika orang tua ini mati, siapa yang harus disalahkan? Hmm?" Benjamin bertanya dengan nada misterius, seolah menyiratkan sesuatu."Kau tidak akan melakukannya," El menjawab dengan penuh keyakinan. Dia berpikir bahwa Benjamin tidak akan berani melukai pria tua itu, karena dia tahu Benjamin membutuhkannya untuk mengancam dirinya."Dorrrr!" Suara tembakan menggema di seluruh ruangan bawah tanah. Peluru panas mendarat tepat di dahinya Pak Tua Wisman. Tubuhnya roboh ke lantai, dengan mata terbuka lebar, menatap ke arah El."...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments