Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 232. Tidak Ada Tapi

Share

232. Tidak Ada Tapi

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Riley tidak menjawab perkataan Ben dan justru menatap senior yang juga temannya itu lewat kaca dari helm pelindung yang dia kenakan.

Ben mendesah pelan, “Riley, kau dengar aku atau tidak?”

Riley menjawab dengan terbata-bata, “Iya, Senior Ben. Tapi-”

“Tidak ada tapi. Fokus saja pada kemenanganmu dan aku … juga akan fokus untuk mengalahkanmu,” potong Ben cepat.

Riley tercengang tapi saat dia melihat Ben mengangguk dengan mantap ke arahnya dia pun akhirnya bisa tenang.

Dia yakin Ben juga akan berjuang seperti dirinya. Dan ketika dia melihat dari cara Ben menatapnya, dia tahu bila Ben tidak akan mudah menyerah.

Justru dia sangat lega dengan sikap Ben tersebut dan segera bersiap-siap sesuai instruksi Mary Kesley.

Di sisi lain, rupanya tidak hanya mereka saja yang sudah mempersiapkan diri, tetapi juga dua prajurit lain yang terpilih juga telah bersiap-siap seperti mereka bersama dengan James dan Josh.

Sementara itu, Diego dan Alen yang duduk bersama dengan Shin sangat tegang.

“Menurut kali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    233. Apa Boleh?

    Dari sekian orang yang menginginkan sebuah pertandingan ulang, tiba-tiba terdapat seseorang yang tidak memiliki pendapat yang sama. Orang tersebut juga merupakan seorang prajurit kelas satu yang langsung berkata, “Jangan bodoh! Ben sudah berusaha keras. Kalian tidak melihat bagaimana dia berjuang ya?”Ketika ada seorang yang ingin membantah, prajurit itu berkata lagi, “Akui saja kalau anak itu memang tangguh. Lagipula, ingatlah! Jenderal Reece yang memilihnya, tidak mungkin seorang jenderal perang sepertinya memilih prajurit bodoh yang hanya mengandalkan statusnya.”Perkataan sang prajurit itu rupanya berhasil membuat mereka tersadar dan mau tidak mau mereka terpaksa harus menerima kekalahan.“Aku tidak bisa percaya ini. Dua anak muda itu mengalahkan kita. Apa yang salah dengan kita sebenarnya?” gumam seorang prajurit kelas satu yang telah menjadi prajurit di kelas itu selama empat tahun lamanya.Dia menggelengkan kepala, “Ini sangat memalukan! Prajurit baru mengalahkan kita yang tel

  • Sang Dewa Perang Terkuat    234. Tuan Muda

    Riley seketika membatu di tempatnya berdiri, sedangkan Alen menatap dengan ekspresi cemas ke arah Riley.“Itu asyik. Aku juga mau setelah pergi ke rumah James juga pergi ke rumah Riley,” ucap Diego.Shin turut menganggukkan kepala, “Ide bagus. Anggap saja kita berlibur sejenak setelah perang yang cukup panjang kemarin.”James tersenyum senang, “Akan sangat menyenangkan kalau bisa pergi ke suatu tempat yang menyegarkan.”“Ah, kita tidak akan bisa melakukannya. Kita hanya punya waktu tiga hari, itu tidak akan cukup,” sahut Ben.James mendesah pelan, “Iya tapi setidaknya kita bisa melihat rumah Riley. Bagaimana, Riley? Kau … tidak keberatan kan?”Riley tidak mungkin hanya diam saja dan tidak mungkin baginya untuk menolak karena tidak ingin membuat James menjadi tidak nyaman. Sehingga, pemuda itu menjawab, “Tentu saja. Kalian semua bisa pergi ke rumahku setelah dari rumah James.”Alen melebarkan mata, tapi tidak berani berkomentar apapun. Sementara James berseru senang, “Bagus! Baiklah,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    235. Rumah Riley

    “Iya, kita langsung pulang,” jawab Riley.Sang pria berbaju hitam nan rapi itu segera mengangguk paham, “Baik, Tuan Muda.”Setelah mengatakan hal itu, pria itu berbicara dengan seseorang menggunakan sebuah alat dan hanya dalam beberapa detik saja, ada lima orang yang tiba-tiba datang mendekat. Ben melotot kaget, tapi tidak sempat berkomentar apapun lantaran orang-orang yang baru saja datang itu sudah mengambil alih tugasnya membawa tas ranselnya. “Ayo, kita ke mobil!” ajak Riley sembari tersenyum cerah.Ben hanya bisa terbengong-bengong dan mengikuti Riley serta Alen yang anehnya tidak terkejut sama sekali dengan semua hal itu.Bahkan, bisa dikatakan Alen terlalu tenang hingga Ben berpikir mungkin Alen sudah mengetahui bahwa Riley adalah seorang putra dari pengusaha kaya.Tidak berhenti sampai di situ, Ben dibuat semakin kaget saat dia melihat mobil mewah yang ternyata merupakan mobil milik keluarga Riley.Pria muda itu sampai lupa menutup mulutnya saat sudah berada di dalam mobil h

  • Sang Dewa Perang Terkuat    236. Dia Pasti Akan Tahu!

    Di saat yang bersamaan, William menoleh ke arah dua orang yang masih tampak berdiri tidak jauh dari pintu. Pria yang saat itu mengenakan kemeja hitam berlengan panjang tersebut sontak berkata, “Vincent mengatakan kau membawa dua temanmu. Kenapa kau tidak perkenalkan pada kami, Nak?”“Benar, Ibu juga ingin bertemu dengan teman-temanmu, Sayang,” kata Cassandra.Riley mengangguk paham dan segera berjalan mendekati dua temannya bersama dengan kedua orang tuanya mengikutinya di belakangnya.Ben sudah bisa menutup mulutnya tapi masih belum sanggup berkedip lantaran masih terlalu terkejut.“Ayah, Ibu, ini Alen, teman Riley satu asrama. Kami berada di kelas yang sama. Dan ….”Riley memegang lengan Ben dengan ekspresi cerah, “Ini Ben, salah satu senior dari kelas satu yang banyak membantu Riley.”Pemuda itu menyunggingkan senyum pada kedua orang tuanya seolah benar-benar senang membawa dua temannya pulang ke rumah mereka.Alen langsung memasang senyum cerahnya dan menyapa, “Selamat malam, Jen

  • Sang Dewa Perang Terkuat    237. James' House

    “Aku tidak tahu, Senior Ben. Tapi aku selalu berharap kalau dia tidak akan pernah tahu,” jawab Alen yang kemudian menghela napas panjang.Ben memijat pelipisnya lantaran pusing secara mendadak. Setelah dia mengetahui rahasia Riley, dia merasa sedikit agak terbebani. Hal itu karena dia pun harus ikut menyembunyikan semua itu dari James dan dia berpikir itu sangat tidak adil untuk James.Namun, dia pun juga memahami situasi dan kondisinya sehingga dia semakin kebingungan. Dia tidak ingin berpihak pada siapapun. Dua anak muda itu, baik Riley maupun James adalah teman-teman yang dekat dengannya. Bagaimana bisa dia membantu salah satu di antara keduanya?Melihat Ben hanya diam saja, Alen pun langsung yakin sang senior sedang tertekan. Dia pun berkata, “Kita tidak tahu apa yang mungkin terjadi di masa depan, Senior. Namun, yang kita tahu saat ini kita semua berteman. Anda juga tidak ingin kan jika pertemanan kita semua menjadi berantakan?”Ben mengangguk dan menghela napas berat sebelum ke

  • Sang Dewa Perang Terkuat    238. Kehidupan James

    James mendesah pelan, “Bagaimana aku bisa mengatakannya kalau sebelum aku membuka mulut, Ibu sudah melempariku dengan senjata-senjata Ibu dari dapur itu?”Dorothy menaikkan alis kiri dan menatap putranya dengan tatapan galak, “Itu karena salahmu sendiri, James.”Tetapi, segera Dorothy berjalan menghampiri Diego dan Shin dengan ekspresi cerah dan juga dengan senyuman hangat, “Oh, maafkan aku. Kalian berdua tidak terkena lemparanku tadi, bukan?”Shin dan Diego cukup terkejut. Wanita paruh baya yang berdiri di depannya saat itu sangat berbeda dengan wanita yang melempari mereka dengan barang-barang mengerikan itu.Wanita itu bahkan tersenyum dengan begitu hangat dan ramah kepada mereka, berbeda dengan saat dia menatap galak pada putranya sendiri.“Tentu saja mereka tidak terkena, putramu kan sudah terbiasa menangkis seranganmu, Ibu,” jawab James dengan nada santai.Dorothy menggelengkan kepala seakan menampik ucapan putranya.Dia lalu berkata dengan nada lembut, “Jangan dengarkan ocehan

  • Sang Dewa Perang Terkuat    239. Aku Bertemu Dengannya!

    “Ibu, apa yang sedang kau lakukan?” keluh James seraya menatap ibunya dengan tatapan cemberut.Dorothy tertawa kecil, masih tidak menghiraukan perkataan putranya dia berkata pada Diego, “Kau pastilah sangat sabar sekali karena kuat mendengar perkataan-perkataan putraku yang terkadang menyakitkan telinga.”Diego terhenyak. Sungguh tidak menyangka apabila ternyata ibu James luar bisa terbuka dan sangat jujur. Shin yang sedang menahan tawa akhirnya menanggapi, “Bibi, kau sungguh tepat sekali mendeskripsikan sifat James.”“Tentu saja, Anak Muda. Aku ibunya, aku tahu bagaimana putraku,” balas Dorothy sambil melirik James yang masih terlihat dongkol.“Ibu, asal tahu saja. Aku sekarang memiliki banyak teman dan mereka-”“Kebal dengan lidahmu yang tajam?” Dorothy memotong perkataan putranya.Diego tidak bisa menahan tawanya dan akhirnya dia tertawa kecil bersama dengan Shin.James mengunyah makanannya dengan cepat lalu menjawab, “Percayalah, Ibu. Bahkan, aku memiliki salah satu teman dekat y

  • Sang Dewa Perang Terkuat    240. Bukankah Itu Gawat?

    Andai saja yang bertanya tersebut adalah orang lain, dia pasti tidak akan mau menjawab. Namun, yang bertanya saat itu adalah ibunya sendiri sehingga tidak mungkin dia menolak menjawab.“Tidak banyak. Dia … hanya mengatakan ayah tidak seburuk yang orang pikir. Bagaimanapun juga ayah adalah seorang jenderal banyak yang juga telah mengorbankan banyak untuk Kerajaan Ans De Lou,” jelas James.Mendengar penjelasan putranya, sebuah senyuman tipis muncul di bibir Dorothy. Wanita itu pun kemudian menanggapi, “Dia tidak berubah, masih bijaksana seperti dulu.”Diego tercengang, sementara Shin mengernyitkan dahi lantaran heran dengan perkataan ibu James tersebut.James mendengus dan menatap ibunya dengan tatapan tidak suka, “Ibu, ayolah!”Dorothy mengibaskan tangan, “Hei, jangan menatap ibumu dengan cara seperti itu. Bagaimanapun juga, apa yang Ibu katakan memang benar.”Tiba-tiba kemudian Dorothy bangkit dari kursinya, “Ya sudahlah, waktu telah berlalu. Omong-omong, kenapa kalian belum selesai m

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    3. Sang Putra Mahkota

    Xylan kembali tersenyum santai menanggapi sikap James yang masih belum berubah.Sang raja calon raja masa depan itu pun dengan tenang menjawab, “Karena aku sudah di sini, tentu saja … konsekuensi yang kau terima akan jauh lebih buruk, Wakil Jenderal Perang.”Brengsek, James hanya berani mengumpat dalam hati.Tentu saja meskipun dia sangat kesal pada pria yang usianya terpaut beberapa tahun lebih muda darinya itu, dia tidak bisa langsung mengumpat secara langsung. Dia tidak bodoh. Xylan bisa memenggal kepalanya dengan mudah.“Jadi, bagaimana? Apa kau … masih tetap menolak, Wakil Jenderal Perang?” Xylan bertanya dengan nada mendesak.James menggertakkan gigi dan dengan menahan kesal dia pun menjawab, “Mana bisa saya menolak jika Anda sudah mengancam saya seperti itu, Yang Mulia?”Xylan terkekeh pelan.Hal itu membuat James menjadi waspada. Setelah dia melihat perubahan Xylan Wellington, dari yang dulu adalah remaja belasan tahun lalu saat berdiri tidak jauh darinya menjadi seorang pri

  • Sang Dewa Perang Terkuat    2. Bagaimana Jika Saya Menolak?

    James seketika menghentikan kegiatannya tapi tetap tidak menoleh ke arah Diego.Diego yang melihat gerakan berhenti James yang tiba-tiba itu seketika menampar mulutnya sendiri seakan sadar bila dia telah salah berbicara.“Ah, apa yang sudah aku katakan? Kau … tentu saja masih menganggapnya sebagai sahabat baikmu. Kalau tidak, mana mungkin kau selalu membuatkannya senjata khusus?” kata Diego dengan penuh rasa bersalah.James mendesah pelan, “Dia pasti bisa lolos tanpa ikut campur tangan dariku.”“Aku tidak yakin, James. Kalau aku yakin, aku tidak mungkin datang lagi ke sini dan memintamu kembali. Bahkan, Putri Rowena dan Pangeran Xylan ….”James mengerutkan kening dan akhirnya menoleh ke arah Diego, “Ada apa dengan mereka?”“Putri Rowena secara khusus mendatangiku saat aku baru saja tiba di istana. Dia memintaku untuk mencari tahu keberadaanmu, James. Pangeran Xylan juga mend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Kau Siap?

    “Jenderal, kita sudah terkepung.”Seorang prajurit dengan luka tembak di kaki menyeret dirinya untuk berjalan menuju ke tempat di mana sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou sedang mempersiapkan senjatanya.Prajurit yang terseok-seok ketika berjalan itu sudah tidak mengenakan pelindung kepala dan juga pelindung badannya yang lain. Hal itu membuat sang jenderal perang mendelik marah kepadanya, “Apa yang kau sudah lakukan? Di mana semua pelindungmu?”Sang prajurit dari kelas satu itu hanya bisa meringis menahan sakit dan menjawab, “Tidak bisa digunakan lagi, terlalu banyak luka tembakan.”Riley Mackenzie membelalakkan mata dan seketika melepas kacamata pelindung yang melindungi matanya.Pria muda itu sontak berjongkok dan melihat luka Benedict Arkitson yang ternyata sangat parah. Tidak hanya kakinya saja yang tertembak, tapi bagian perut kirinya rupanya juga terluka parah. Di samping itu, Riley melihat banyak luka lain yang tidak terhitung jumlahnya. “Tetaplah di sini! Staf medis a

  • Sang Dewa Perang Terkuat    Author's Note

    Dear, ReadersIni Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 2 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuat buku ini dengan sepenuh hati.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Selanjutnya, saya akan membuat season 3 dari buku ini, tapi Season 3 ini akan menjadi buku dengan tokoh utama “James Gardner.”Semoga Anda semua akan menyukainya.Salam hangat selaluZila Aicha

  • Sang Dewa Perang Terkuat    260. Akhir

    Orang-orang pun berniat mendekati Riley, hendak membantunya. Akan tetapi, ketika mereka melihat James Gardner yang bergerak mendekati Riley, mereka pun hanya bisa diam di tempat mereka.James dengan cepat menangkap tubuh Riley yang terhuyung-huyung seolah tidak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri.James mendesah pelan, “Apa yang kau sedang lakukan?”“Mencegahmu pergi,” jawab Riley dengan lemah.James membuang napas dengan kasar dan memapah Riley yang ternyata masih begitu lemah.“Kau tidak perlu membuang-buang waktu dan tenagamu,” kata James.“Mengapa? Kau tidak harus pergi, James. Kau-”“Ini sudah keputusanku,” potong James cepat.Riley menggelengkan kepala, menatap pemuda yang hanya terpaut satu tahun lebih tua darinya itu. “Kau tidak bersalah. Akulah yang brengsek karena ingin mempertahankan sebagai sahabatku.”“Senang sekali kau mengakuinya,” balas James yang kemudian diiringi senyuman samar.“Jika ada yang harus pergi dari sini, maka akulah orangnya, bukan kau,” kata Riley.Ja

  • Sang Dewa Perang Terkuat    259. Ini Salahku!

    Rowena mengangguk lemah, sementara keempat prajurit yang juga berada di dalam ruang rawat itu langsung saling lempar pandang. Riley sendiri butuh beberapa waktu untuk memproses informasi tersebut.Namun, Reiner langsung bertanya, “Yang Mulia, lalu … di mana wakil jenderal perang berada sekarang?”Rowena menoleh dengan cepat, “Aku tidak tahu. Aku … hanya mendengar berita itu dari pelayan istana, baru saja. Mungkin … dia sudah kembali ke asrama atau-”“Terima kasih, Yang Mulia,” Reiner memotong ucapan Rowena dengan cepat akibat terlalu panik.Setelah itu Reiner langsung memberi penghormatan pada sang putri raja dan cepat-cepat meninggalkan area tersebut bersama dengan Diego.Ben juga berujar, “Riley, aku ke sana dulu. Nanti aku … akan ke sini lagi.”Alen ikut mengangguk, “Jangan khawatir! Kami akan langsung memberitahumu bila kami sudah tahu apa yang sedang terjadi.”Riley hanya bisa menatap kepergian teman-temannya dengan tatapan penuh kebingungan.Tinggalah hanya Rowena yang berada d

  • Sang Dewa Perang Terkuat    258. Berita Buruk

    Awalnya Riley sangat ingin memaksa James untuk menjawab perkataannya, namun dia tidak lagi melakukannya saat dia akhirnya memahami James mungkin membutuhkan waktu untuk sendiri.Dia pun menghela napas pelan, “Aku akan bicara lagi dengannya nanti.”Sementara itu, di luar ruang Riley, semua orang yang merupakan teman baik dari kedua anak muda yang sedang memiliki masalah yang cukup rumit itu sontak menatap James dengan tatapan penuh tanya.Ketika Alen dan Ben hanya diam saja lantaran tidak berani bertanya, Diego dengan santai bertanya, “Kau … sudah berbicara dengan Riley?”James mengangguk.“Lalu … bagaimana?” Reiner bertanya dengan nada was-was.James tidak menjawab pertanyaan Reiner dan hanya berkata, “Aku akan kembali ke asrama dulu.”Shin yang mendengar hal itu menggigit bibir dan membalas, “Aku akan menemanimu.”James tidak menolak dan membiarkan Shin ikut bersamanya, sementara Diego dan Reiner tetap di sana.Setelah James dan Shin tidak terlihat lagi di sana, Alen memutuskan masuk

  • Sang Dewa Perang Terkuat    257. Ah, Jadi Begitu!

    James tertawa penuh kecewa ketika dia melihat Riley hanya diam sajaRiley sontak menatapnya tanpa kata.“Kenapa? Apa kau … jangan-jangan memang tidak pernah memiliki niat sekalipun untuk memberitahu masalah itu kepadaku?” James berkata dengan nada tajam.Riley membuka mulut tapi ternyata tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut Riley.James semakin kesal melihatnya, “Ah, jadi begitu. Aku mengerti sekarang.”James manggut-manggut dan melangkah mundur, membuat Riley terkejut.“James, ini tidak seperti apa yang sedang kau pikirkan,” kata Riley pada akhirnya bisa membalas ucapan James.James menggelengkan kepala.“Kau memangnya tahu apa yang sedang aku pikirkan, Riley?” James berkata dengan nada sinis.Pemuda itu tidak bisa lagi menyembunyikan rasa kecewanya yang sangat besar, “Kau tidak tahu, Riley. Tapi … aku bisa tahu apa yang sedang kau pikirkan.”“James, aku … tahu aku sudah bersalah kepadamu. Tapi, tolong mengertilah! Posisiku sangat sulit. Aku tidak ingin kau … membenciku

  • Sang Dewa Perang Terkuat    256. Bicaralah Padaku!

    Shin dan Reiner seketika saling melempar pandang, seakan sama-sama bingung harus meninggalkan area itu sesuai permintaan James atau tidak.Akan tetapi, alasan mereka ragu-ragu tentu saja bukan karena mereka berdua khawatir bahwa James akan menyakiti Riley. Justru keduanya lebih mengkhawatirkan James.Sayangnya, James yang tidak mendapatkan jawaban dari dua orang temannya itu sontak menoleh dengan kening berkerut, “Kenapa? Apa kalian berdua tidak percaya padaku?”“Kalian … berpikir aku akan berbuat hal yang … sampai menyakiti Riley? Apa seperti itu?” James menambahkan dengan raut wajah sedih.Shin cepat-cepat menoleh ke arah James, “Tentu saja tidak. Kau tidak akan melakukan hal seburuk itu.”“Jangan salah paham, James! Justru kami … hanya sangat khawatir terhadapmu,” Reiner berujar pelan.James terkejut dan ketika dia menatap kedua temannya itu secara bergantian, dia langsung tahu bahwa kedua teman baiknya itu sama sekali tidak sedang berbohong.Pemuda itu memejamkan matanya dan langs

DMCA.com Protection Status