“Benar-benar tidak tahu malu,” balas Alex dalam emosi yang masih jelas terlihat.James mengeluarkan segala tenaganya agar bisa lepas dari Riley, tapi ternyata dia tidak bisa melakukan hal itu. Riley rupanya jauh lebih kuat darinya.Melihat James yang tidak bisa lepas itu, Alex menyeringai lebar, “Dasar bodoh! Melawan dia saja kau tidak bisa.”James sesungguhnya tidak terpancing dengan perkataan Alex, tetapi dirinya hanya tidak mau mendengar Alex mengoceh lagi sehingga dia pun kembali mencoba melepaskan dirinya dari Riley.Riley menggigit bibir dan berteriak kesal, “Pergilah dari sini, Alex!”“Mengapa aku harus melakukannya?” balas Alex, tampak keras kepala.“Alen!” Riley berujar, menatap seolah meminta pertolongan pada Alen.Alen tentu saja memahami arti tatapan itu dan segera menyeret salah satu prajurit kelas dua tersebut dengan tenaganya yang cukup besar.“Lepaskan aku!” teriak Alex.“Prajurit kelas rendahan! Berani sekali kau melakukan ini kepadaku!” pekik Alex dengan marah.Alen
Alen mendesah sebal lantaran harus terpaksa terlibat dalam perkelahian tersebut.Namun, Riley terlihat sama sekali tidak keberatan dengan hal itu dan malah buru-buru menjawab, “Semua yang dikatakan oleh James Gardner memang benar.”“Tidak hanya James yang menyerang Senior Alex Hopskin, tapi dia juga menyerang James,” jelas Riley.Para senior dan staf tersebut menatap Riley seakan tengah menyelidik. Salah satu dari staf itu langsung mengenali Riley dan berujar, “Kau … bukankah kau juga kandidat jenderal perang?”Temannya berbisik pelan, “Dia bukan hanya kandidat jenderal perang. Dia itu calon menantu raja.”Staf itu pun manggut-manggut dan terlihat santai. Namun, salah seorang senior mendecakkan lidah.Dia malah menatap Riley dengan tatapan tidak suka, “Itu tidak berpengaruh apapun pada kami. Kalau apa yang kau katakan memang sebuah kebohongan, maka kami berhak memberi pelajaran kepadamu.”Riley tidak kesal sama sekali dan hanya membalas, “Saya mengatakan hal yang sebenarnya.”Alex yan
Teman-teman Alex yang sedari awal memang datang untuk membela temannya itu pun menoleh ke arah Alex, memperhatikan respon Alex.Rupanya, bukannya terlihat percaya diri, Alex malah terlihat ragu-ragu. Ekspresi itu jelas menunjukkan bahwa dalam hal itu Alex yang telah berbohong.Salah satu dari teman Alex tersebut pun mendecakkan lidah dan berkata pelan pada Alex, “Sialan kau, Alex! Kalau kau berbuat kesalahan, mengapa harus menyeret kami?”Alex seketika menoleh ke arah temannya itu dan membalas dengan tatapan sinis, “Apa maksudmu? Bukankah kau mengatakan ingin memberi pelajaran pada si Gardner itu?”“Lalu kenapa sekarang kau menyalahkan aku?” tambah Alex dengan nada suara yang begitu pelan sehingga hanya bisa didengar oleh ketiga teman-temannya itu.Salah seorang teman Alex yang lain pun berbicara, “Alex, kau benar menyerangnya?”Alex terhenyak, kaget temannya sepertinya memutuskan untuk berbalik arah menyerang dirinya.“Kalau kau memang menyerangnya, berarti kau sama saja bersalahnya
Alen dan Diego ikut senang melihat semangat keduanya. Dua pemuda itu langsung merangkul Riley dan James.“Tenanglah kalian! Tidak masalah jika tidak ada yang mendukung kalian berdua, masih ada kami,” kata Alen tulus.Diego juga ikut menambahkan, “James, Riley. Kalian punya kami yang akan jadi penonton yang berisik nanti.”Riley tersenyum penuh kegembiraan, sementara James langsung menggerutu, “Apa-apaan kau ini? Staf istana bisa mengusirmu dari arena seleksi jika kau berisik.”Tetapi, lagi-lagi Diego sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan James yang memang terkadang menyebalkan.Pemuda itu sudah tahu cara berbicara James dan paham bila sesungguhnya pemuda itu tidak seburuk yang dipikirkan orang-orang. Dia pun menganggap James sebagai salah satu sahabatnya, seperti halnya Riley dan Alen.Setelah berbicara tidak jelas, keempat pemuda itu berangkat menuju gedung arena seleksi di mana ternyata sudah terdapat ribuan prajurit yang hadir di dalam gedung.Alen menatap takjub atas juml
“Tentu saja dia datang. Dia tidak mungkin membiarkan seleksi terlewatkan tanpa dirinya kan? Apalagi, ada kau yang … telah dipilihnya secara pribadi ikut,” sahut James enteng.Pemuda itu sejujurnya ikut senang melihat kedatangan sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou saat ini itu, tapi dia tidak mau terlalu memperlihatkannya di depan Riley.Riley menoleh sekilas ke arah James. Senyum Riley pun seketika mengembang melihat keadaan Andrew, meski dari jarak yang jauh. “Dia tampak sehat, seolah tidak terlihat habis menjalani operasi besar,” kata Riley.James mendengus pelan, “Astaga, Riley! Dia telah menghilang selama beberapa hari, aku rasa dia menggunakan waktu selama itu untuk memulihkan diri.”“Tampaknya memang begitu,” balas Riley, setuju atas perkataan James.James pun langsung tidak berbicara lagi ketika Mary Kelsey seperti biasa telah mulai membuka suara. Oh, entah bagaimana dia merasa dia sudah hafal suara Mary dan anehnya dia selalu tutup mulut secara otomatis.Acara itu dimu
Tepukan riuh sontak membahana di dalam gedung latihan yang bisa menampung ribuan penonton. Teriakan-teriakan menyebutkan nama “Josh Cleve” sungguh luar biasa ramai hingga membuat James Gardner mengernyitkan dahi.Pemuda itu bahkan ingin sama sekali menutup telinganya lantaran telinganya mulai sakit. Tetapi, sebelum dia mengangkat telinganya, seseorang yang namanya telah dipanggil oleh Mary Kesley tersebut berbicara ke dekat telinganya dengan suara agak keras, “Maafkan para pendukungku ya! Mereka hanya ingin memberiku dukungan.”James memaksakan diri untuk tersenyum dan menjawab tanpa suara, “Tidak masalah.”Josh mengulas senyum lebar ke arah James dan juga kepada Riley yang kemudian berkata, “Selamat berjuang, senior. Anda pasti berhasil.”“Terima kasih,” balas Josh yang setelah itu melambaikan tangan ke arah para pendukungnya.Hal itu langsung membuat heboh para pendukung prajurit senior kelas satu itu. Sesaat setelahnya Josh berjalan menuju ke arena di mana dia akan melakukan tem
James melangkah kembali ke tempatnya semula dengan pongah. Dia juga merasa seolah-olah telah berhasil memenangkan sebuah pertandingan berhadiah besar. Senyumnya mengembang begitu lebar ketika duduk di samping kiri Riley yang hanya menggelengkan kepala menyadari rasa puas James sedang menguasai temannya itu.Semua penonton tampak terkejut dengan hasil yang mengagetkan itu. Memang banyak yang telah memperkirakan bahwa Riley Wood akan mampu bersaing dengan Josh Cleve, tapi mereka tidak pernah menduga bila James Gardner ternyata juga bisa menampilkan kemampuan terhebatnya yang ternyata tidak kalah dari Josh. Padahal hampir seluruh prajurit Kerajaan Ans De Lou mendukung Josh Cleve tapi hasil sesi pertama sangat tidak memuaskan untuk mereka.Tetapi, bukan James jika tidak memamerkan kemampuannya itu sehingga dia begitu bangganya memanggil orang yang duduk di samping kanan Riley, “Senior Cleve.”Josh Cleve terlihat masih terlalu kaget, tapi tetap mencoba tersenyum tipis, “Ya?”“Apa Anda t
Riley terdiam seketika.Dia tidak pernah mengira James akan meminta hal semacam itu. Baginya, James adalah seorang prajurit yang akan melakukan apapun dengan cara yang benar. Tetapi, apa yang sampai membuat pemuda itu berpikir hal seperti itu?Apakah ini karena dia ingin menjadi jenderal perang? Apa ini untuk membuat orang-orang terbungkam dan tidak lagi mengejek dirinya karena terlahir sebagai putra seorang Jody Gardner? pikir Riley bingung.Namun, jika dia memang meminta hal itu, Riley sama sekali tidak keberatan. Dia bahkan rela mundur saat itu juga demi membuat James bisa meraih tujuannya. Mungkin, dengan tindakan itu dia bisa lebih membuang rasa bersalahnya pada James.Akan tetapi, tiba-tiba dia mendengar James berbicara, “Astaga! Kenapa wajahmu tiba-tiba menjadi seperti itu, Riley?”Riley mengerjapkan mata, masih tampak agak bingung.James mengamati ekspresi wajah Riley dan seketika berkata, “Oh, Riley! Apa kau percaya apa yang baru saja aku katakan padamu?”James tertawa reny
Tetapi, sebelum James Gardner bisa berpikir lebih lanjut mengenai hal itu, Monica Wilhelm, sang ratu yang baru saja kehilangan suaminya itu berkata, “Sudahlah, tidak perlu diperpanjang lagi.”Setelahnya, Monica memutar tubuhnya dan menghadap para pejabat istana yang masih berada di istana. Dia menghela napas pelan sebelum berujar, “Seperti yang aku inginkan tadi, apa kalian bersedia membiarkan kami meratapi kepergian raja kalian sebelum kita menyelenggarakan upacara kematian untuknya?”Tanpa ragu semua pejabat istana itu kompak menjawab, “Iya, Yang Mulia.”Satu per satu pejabat istana itu pun meninggalkan area kediaman raja hingga benar-benar hanya menyisakan para prajurit khusus yang melindungi raja, ratu, putri dan putra mahkota. Sementara itu, beberapa anak buah James Gardner juga tetap berada di daerah tersebut sesuai perintah James. “Jenderal Gardner, mohon bantuannya,” kata Monica. James mengangguk dan segera melakukan tugasnya sebagai jenderal perang kerajaan itu untuk menyi
“Ah, kalau kau tidak siap melepas jabatan penting itu, bukankah kau seharusnya berhati-hati ketika berbicara, Perdana Menteri? Ingatlah, yang kau bicarakan itu bukanlah hal yang pantas,” kata James dengan nada tajam.Siapapun yang mendengar suara James yang penuh ancaman itu pastilah akan takut.Dan tidak disangka-sangka, ancaman James Gardner ternyata berhasil membungkam si tua Philip. Philip tak lagi berani berbicara dan hanya diam saja. Tetapi, tatapannya yang penuh kekesalan itu masih bisa dilihat oleh James.Tentu saja, kau pasti sangat kesal padaku, Perdana Menteri. Namun, kau sudah pasti tidak mau kehilangan jabatanmu hanya karena tuduhan konyol itu, James membatin.Hal tersebut membuat Monica Wilhelm dan kedua anak-anaknya merasa sedikit lebih tenang.“Y-Yang Mulia, saya … saya ….” Philip berusaha berbicara lagi, tapi kegugupannya terlihat sangat jelas sehingga James pun tahu orang tua itu tidak mungkin berani berkata hal ngawur lagi. James pun segera menanggapi, “Kenapa, Per
Philip Crawford terbatuk-batuk begitu mendengar perkataan James Gardner.James menaikkan alis kanan, tampak menanti penjelasan Philip.Philip pun berdeham kecil dan membalas tanpa berani melihat ke arah James, “Bukan saya yang menuduh Anda, Jenderal Gardner. Hanya saja … seluruh penghuni Kerajaan Ans De Lou membicarakan hal ini. Anggap saja saya hanya menyampaikan apa yang sedang dipikirkan oleh mereka.”James tertawa pelan, membuat Philip seketika menoleh ke arah dirinya. Begitu juga dengan Monica dan kedua anaknya yang tampak terkejut melihat reaksi sang jenderal perang.“A-apa yang lucu dari perkataan saya sampai Anda tertawa, Jenderal Gardner?” Philip berkata dengan nada tersinggung.James menghentikan tawanya dan mendesah pelan sebelum berkata, “Tidak ada yang lucu. Hanya saja aku merasa kau sangat pengecut sekali, Perdana Menteri.”“Pe-pengecut? Apa maksudmu, Jenderal?” Philip membelalakkan mata, jelas semakin tersinggung.“Benar. Tentu saja kau hanyalah seorang pengecut. Kau m
“Jadi, kalian bisa memberi kami waktu untuk meratapi anggota keluarga kami, bukan? Kalian tidak lupa bukan bahwa Keannu Wellington bukan hanya seorang raja negeri ini, tapi dia adalah kepala keluarga kami. Dia suamiku, ayah dari kedua anakku dan seorang kakek dari cucuku,” kata Monica dengan nada datar tapi tegas.Perkataan sang ratu rupanya berhasil membuat para pejabat istana itu saling lirik dan akhirnya terbungkam.Beberapa di antara mereka tampak mundur beberapa langkah seakan memang benar-benar tidak ingin mengganggu lagi anggota keluarga kerajaan. James Gardner sendiri tersenyum melihat para pejabat istana yang sebagian merupakan jajaran menteri penting itu tidak berkutik di hadapan sang ratu. James tidak bisa tidak terkesan pada kemampuan sang ratu yang mampu membuat orang-orang tunduk atas perintahnya. Hal itu karena menurut James sangatlah langka dan jarang terjadi.Sebelum dia melepaskan jabatannya sebagai seorang wakil jenderal perang, dia telah bertemu dengan begitu ba
Dikarenakan James tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri dan malah terdiam seperti sebuah patung, Rowena langsung melirik ke arah Xylan.Xylan tentu saja mengerti maksud dari kakak perempuannya itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Jenderal Gardner, apa … kau baik-baik saja?”James sontak tersadar dari lamunannya dan mengangguk pada Xylan. Dengan kebingungan yang sedang menguasai pikirannya, dia tetap melangkah masuk ke dalam kamar sang raja.Begitu dia memasuki area itu untuk pertama kalinya, James bisa melihat jasad raja Kerajaan Ans De Lou yang terbaring kaku di atas tempat tidur mewah itu. Dia hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat orang yang pernah bertanggung jawab atas kerumitan hubungan antara ayahnya dan juga ayah Riley itu. Akibat kesalahan raja yang telah wafat itu, hubungannya dengan Riley pun meregang.Akan tetapi, sang raja telah meminta maaf kepadanya dan dia pun telah memaafkan segala kesalahannya sehingga saat itu sudah tidak ada rasa amarah ataupun dend
Sebelum James memberikan jawaban atas perkataan Xylan Wellington, sang putra mahkota yang masih sangat muda itu, Xylan telah kembali berbicara, “Jenderal Gardner, aku tahu permintaanku ini sangat berlebihan.”“Dan aku tahu … tujuanmu bersedia kembali ke istana ini adalah demi kakak iparku, namun … aku sangat membutuhkan bantuanmu, Jenderal Gardner,” Xylan menambahkan dengan raut wajah penuh permohonan.James menghela napas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Xylan lemas dan juga kecewa. Tetapi, itu hanya berlangsung sementara karena tidak lama kemudian Xylan mendengar James berkata, “Anda tidak perlu meminta saya sampai seperti ini, Yang Mulia.”Xylan terhenyak. Terlebih lagi James melanjutkan dengan berkata, “Sebagai seorang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou, tugas saya tidak hanya melindungi negeri ini. Tapi juga melindungi kepala pemimpin kerajaan ini.”Mulut Xylan terbuka sedikit karena terkejut mendengar jawaban James yang tanpa sedikitpun keraguan it
“Apa yang sedang terjadi sebenarnya?” Reiner terlihat semakin bingung.Biasanya, jika mereka memenangkan sebuah peperangan, mereka akan disambut dengan begitu meriah.Tidak hanya sejumlah prajurit istana saja yang menyambut mereka, namun juga para pejabat istana serta anggota keluarga kerajaan akan menyambut kedatangan mereka.Akan tetapi, saat itu hanya ada sejumlah prajurit dan prajurit pengawal pangeran saja yang ada di lapangan tempat pesawat mereka akan segera mendarat.Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan yang akhirnya mencuat di kepala para prajurit yang baru kembali dari pertempuran antara hidup dan mati itu. “Apa mereka tidak mendengar kabar kemenangan kita?” celetuk salah seorang prajurit kelas satu dengan nada penuh rasa kecewa.Seorang prajurit kelas dua menanggapi, “Tidak mungkin. Mereka pasti mendengarnya. Ini sebuah kemenangan besar yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak mungkin tidak tahu.”“Betul. Istana pasti telah mengumumkan berita paling membahagiakan i
“Astaga, Xylan! Mengapa kau meragukan dia?” Rowena membalas dengan nada pelan, seolah takut membuat putra kecilnya yang sedang tertidur dalam gendongannya terbangun akibat suaranya yang mungkin terlalu kencang.Xylan menggelengkan kepala, “Aku sama sekali tidak bermaksud meragukan dia. Hanya saja, aku tahu tujuan utamanya kembali ke istana ini, Rowena. Dia ….”“Berhenti berpikir seperti itu! Dia akan sangat kecewa kalau dia tahu ternyata kau meragukan kesetiaannya,” kata Rowena dengan tajam.Rupanya nada suaranya kali itu sedikit agak lebih keras sehingga sang putra, Kharel Mackenzie terganggu tidurnya sampai bocah kecil itu menggerakkan tubuhnya.Rowena pun kembali mencoba untuk membuat pangeran kecil itu terlelap lagi dengan cara menimangnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.Xylan terdiam, seakan dia tahu sang kakak masih belum selesai berbicara.Ternyata memang benar dugaan Xylan. Usai keponakan kesayangannya itu tertidur tenang lagi, Rowena pun berkata lagi, “Xylan, menuru
Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji