Share

216. Gedung Perak

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-27 10:26:52
“Bagaimana bisa aku tahu soal itu?” Riley membalas sembari menggelengkan kepala, heran dengan pertanyaan James yang menurutnya tidak penting untuk dibahas.

James mendecakkan lidah, “Kau baik-baik saja kita tidak tinggal dalam satu kamar lagi?”

“Aku justru sangat bersyukur,” balas Riley santai.

James mengangkat alis dan menatap Riley dengan tatapan penuh curiga.

Riley menyeringai, “Setidaknya aku tidak akan mendengar celotehanmu yang tidak penting seperti ini.”

Pemuda yang menjadi satu-satunya prajurit baru yang berada di kelas dua itu mendengus sebal dan meninju lengan Riley meskipun tidak terlalu serius melakukannya.

“Aku akan sangat bosan,” ucap James dengan lesu.

Riley menoleh dan mendesah,”Hei, kita hanya tinggal di gedung yang berbeda, bukan kerajaan yang berbeda. Kita masih di istana yang sama.”

Pemuda berwajah tampan itu langsung menoleh ke arah Riley, matanya menunjukkan sorot penuh harap.

“Memang benar, jadi … kenapa kita tidak-”

“Berhentilah berbicara sesuatu yang tidak bisa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    217. Bohong!

    “Benar-benar tidak tahu malu,” balas Alex dalam emosi yang masih jelas terlihat.James mengeluarkan segala tenaganya agar bisa lepas dari Riley, tapi ternyata dia tidak bisa melakukan hal itu. Riley rupanya jauh lebih kuat darinya.Melihat James yang tidak bisa lepas itu, Alex menyeringai lebar, “Dasar bodoh! Melawan dia saja kau tidak bisa.”James sesungguhnya tidak terpancing dengan perkataan Alex, tetapi dirinya hanya tidak mau mendengar Alex mengoceh lagi sehingga dia pun kembali mencoba melepaskan dirinya dari Riley.Riley menggigit bibir dan berteriak kesal, “Pergilah dari sini, Alex!”“Mengapa aku harus melakukannya?” balas Alex, tampak keras kepala.“Alen!” Riley berujar, menatap seolah meminta pertolongan pada Alen.Alen tentu saja memahami arti tatapan itu dan segera menyeret salah satu prajurit kelas dua tersebut dengan tenaganya yang cukup besar.“Lepaskan aku!” teriak Alex.“Prajurit kelas rendahan! Berani sekali kau melakukan ini kepadaku!” pekik Alex dengan marah.Alen

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Sang Dewa Perang Terkuat    218. Kau Ini Kenapa?

    Alen mendesah sebal lantaran harus terpaksa terlibat dalam perkelahian tersebut.Namun, Riley terlihat sama sekali tidak keberatan dengan hal itu dan malah buru-buru menjawab, “Semua yang dikatakan oleh James Gardner memang benar.”“Tidak hanya James yang menyerang Senior Alex Hopskin, tapi dia juga menyerang James,” jelas Riley.Para senior dan staf tersebut menatap Riley seakan tengah menyelidik. Salah satu dari staf itu langsung mengenali Riley dan berujar, “Kau … bukankah kau juga kandidat jenderal perang?”Temannya berbisik pelan, “Dia bukan hanya kandidat jenderal perang. Dia itu calon menantu raja.”Staf itu pun manggut-manggut dan terlihat santai. Namun, salah seorang senior mendecakkan lidah.Dia malah menatap Riley dengan tatapan tidak suka, “Itu tidak berpengaruh apapun pada kami. Kalau apa yang kau katakan memang sebuah kebohongan, maka kami berhak memberi pelajaran kepadamu.”Riley tidak kesal sama sekali dan hanya membalas, “Saya mengatakan hal yang sebenarnya.”Alex yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Sang Dewa Perang Terkuat    219. Persetan dengan Mereka!

    Teman-teman Alex yang sedari awal memang datang untuk membela temannya itu pun menoleh ke arah Alex, memperhatikan respon Alex.Rupanya, bukannya terlihat percaya diri, Alex malah terlihat ragu-ragu. Ekspresi itu jelas menunjukkan bahwa dalam hal itu Alex yang telah berbohong.Salah satu dari teman Alex tersebut pun mendecakkan lidah dan berkata pelan pada Alex, “Sialan kau, Alex! Kalau kau berbuat kesalahan, mengapa harus menyeret kami?”Alex seketika menoleh ke arah temannya itu dan membalas dengan tatapan sinis, “Apa maksudmu? Bukankah kau mengatakan ingin memberi pelajaran pada si Gardner itu?”“Lalu kenapa sekarang kau menyalahkan aku?” tambah Alex dengan nada suara yang begitu pelan sehingga hanya bisa didengar oleh ketiga teman-temannya itu.Salah seorang teman Alex yang lain pun berbicara, “Alex, kau benar menyerangnya?”Alex terhenyak, kaget temannya sepertinya memutuskan untuk berbalik arah menyerang dirinya.“Kalau kau memang menyerangnya, berarti kau sama saja bersalahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Sang Dewa Perang Terkuat    220. Dia Datang!

    Alen dan Diego ikut senang melihat semangat keduanya. Dua pemuda itu langsung merangkul Riley dan James.“Tenanglah kalian! Tidak masalah jika tidak ada yang mendukung kalian berdua, masih ada kami,” kata Alen tulus.Diego juga ikut menambahkan, “James, Riley. Kalian punya kami yang akan jadi penonton yang berisik nanti.”Riley tersenyum penuh kegembiraan, sementara James langsung menggerutu, “Apa-apaan kau ini? Staf istana bisa mengusirmu dari arena seleksi jika kau berisik.”Tetapi, lagi-lagi Diego sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan James yang memang terkadang menyebalkan.Pemuda itu sudah tahu cara berbicara James dan paham bila sesungguhnya pemuda itu tidak seburuk yang dipikirkan orang-orang. Dia pun menganggap James sebagai salah satu sahabatnya, seperti halnya Riley dan Alen.Setelah berbicara tidak jelas, keempat pemuda itu berangkat menuju gedung arena seleksi di mana ternyata sudah terdapat ribuan prajurit yang hadir di dalam gedung.Alen menatap takjub atas juml

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Sang Dewa Perang Terkuat    221. Ternyata Memang Begitu!

    “Tentu saja dia datang. Dia tidak mungkin membiarkan seleksi terlewatkan tanpa dirinya kan? Apalagi, ada kau yang … telah dipilihnya secara pribadi ikut,” sahut James enteng.Pemuda itu sejujurnya ikut senang melihat kedatangan sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou saat ini itu, tapi dia tidak mau terlalu memperlihatkannya di depan Riley.Riley menoleh sekilas ke arah James. Senyum Riley pun seketika mengembang melihat keadaan Andrew, meski dari jarak yang jauh. “Dia tampak sehat, seolah tidak terlihat habis menjalani operasi besar,” kata Riley.James mendengus pelan, “Astaga, Riley! Dia telah menghilang selama beberapa hari, aku rasa dia menggunakan waktu selama itu untuk memulihkan diri.”“Tampaknya memang begitu,” balas Riley, setuju atas perkataan James.James pun langsung tidak berbicara lagi ketika Mary Kelsey seperti biasa telah mulai membuka suara. Oh, entah bagaimana dia merasa dia sudah hafal suara Mary dan anehnya dia selalu tutup mulut secara otomatis.Acara itu dimu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Sang Dewa Perang Terkuat    222. Sesi Pertama

    Tepukan riuh sontak membahana di dalam gedung latihan yang bisa menampung ribuan penonton. Teriakan-teriakan menyebutkan nama “Josh Cleve” sungguh luar biasa ramai hingga membuat James Gardner mengernyitkan dahi.Pemuda itu bahkan ingin sama sekali menutup telinganya lantaran telinganya mulai sakit. Tetapi, sebelum dia mengangkat telinganya, seseorang yang namanya telah dipanggil oleh Mary Kesley tersebut berbicara ke dekat telinganya dengan suara agak keras, “Maafkan para pendukungku ya! Mereka hanya ingin memberiku dukungan.”James memaksakan diri untuk tersenyum dan menjawab tanpa suara, “Tidak masalah.”Josh mengulas senyum lebar ke arah James dan juga kepada Riley yang kemudian berkata, “Selamat berjuang, senior. Anda pasti berhasil.”“Terima kasih,” balas Josh yang setelah itu melambaikan tangan ke arah para pendukungnya.Hal itu langsung membuat heboh para pendukung prajurit senior kelas satu itu. Sesaat setelahnya Josh berjalan menuju ke arena di mana dia akan melakukan tem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Sang Dewa Perang Terkuat    223. Kau Tidak Begitu!

    James melangkah kembali ke tempatnya semula dengan pongah. Dia juga merasa seolah-olah telah berhasil memenangkan sebuah pertandingan berhadiah besar. Senyumnya mengembang begitu lebar ketika duduk di samping kiri Riley yang hanya menggelengkan kepala menyadari rasa puas James sedang menguasai temannya itu.Semua penonton tampak terkejut dengan hasil yang mengagetkan itu. Memang banyak yang telah memperkirakan bahwa Riley Wood akan mampu bersaing dengan Josh Cleve, tapi mereka tidak pernah menduga bila James Gardner ternyata juga bisa menampilkan kemampuan terhebatnya yang ternyata tidak kalah dari Josh. Padahal hampir seluruh prajurit Kerajaan Ans De Lou mendukung Josh Cleve tapi hasil sesi pertama sangat tidak memuaskan untuk mereka.Tetapi, bukan James jika tidak memamerkan kemampuannya itu sehingga dia begitu bangganya memanggil orang yang duduk di samping kanan Riley, “Senior Cleve.”Josh Cleve terlihat masih terlalu kaget, tapi tetap mencoba tersenyum tipis, “Ya?”“Apa Anda t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Sang Dewa Perang Terkuat    224. Halo, Senior!

    Riley terdiam seketika.Dia tidak pernah mengira James akan meminta hal semacam itu. Baginya, James adalah seorang prajurit yang akan melakukan apapun dengan cara yang benar. Tetapi, apa yang sampai membuat pemuda itu berpikir hal seperti itu?Apakah ini karena dia ingin menjadi jenderal perang? Apa ini untuk membuat orang-orang terbungkam dan tidak lagi mengejek dirinya karena terlahir sebagai putra seorang Jody Gardner? pikir Riley bingung.Namun, jika dia memang meminta hal itu, Riley sama sekali tidak keberatan. Dia bahkan rela mundur saat itu juga demi membuat James bisa meraih tujuannya. Mungkin, dengan tindakan itu dia bisa lebih membuang rasa bersalahnya pada James.Akan tetapi, tiba-tiba dia mendengar James berbicara, “Astaga! Kenapa wajahmu tiba-tiba menjadi seperti itu, Riley?”Riley mengerjapkan mata, masih tampak agak bingung.James mengamati ekspresi wajah Riley dan seketika berkata, “Oh, Riley! Apa kau percaya apa yang baru saja aku katakan padamu?”James tertawa reny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    61. Berlebihan

    Dengan bahu lemas Rowena mengangguk pelan, mengiyakan perkataan Xylan yang memang benar menurutnya.Xylan tercengang, tidak percaya. Memang ada orang seperti itu? Jenderal perang bukanlah jabatan yang sembarangan. Mana mungkin ada orang yang rela memberikan jabatan penting itu untuk orang lain? Itu tidak masuk akal, Xylan membatin dengan kening terlipat.Rowena memperhatikan reaksi adik laki-lakinya itu dan kemudian dia pun mendesah pelan. Wanita muda itu berkata, “Iya, aku tahu orang tak akan mudah percaya kalau ada orang seperti Riley. Namun, … setiap orang yang mengenal Riley dengan sangat baik sudah pasti berpikir bahwa hal yang dilakukan oleh Riley itu bukanlah hal besar untuknya.” “Dia bukanlah orang yang gila jabatan penting dan dia tidak akan segan-segan untuk mengorbankan dirinya, termasuk jabatan dan bahkan nyawanya sekalipun untuk orang lain,” Rowena menambahkan, memperkuat argumen yang dia yakini memang benar.Xylan masih terlihat tidak yakin dan malah sepenuhnya meragu

  • Sang Dewa Perang Terkuat    60. Tujuan Riley

    Diperlakukan seperti seorang anak kecil oleh Rowena, tentu saja Xylan tidak mau menerimanya. Dia itu seorang raja. Dia tidak ingin wibawanya jatuh di hadapan semua orang hanya karena masih dianggap seperti bocah oleh kakak perempuannya itu.Secara cepat dia menoleh ke arah sekelilingnya guna melihat apakah ada orang yang melihat sang kakak menyentuh rambut bagian kepala belakangnya. Akan tetapi, dia menghela napas lega ketika tidak ada yang melihatnya.Ah, aku sudah menjadi raja. Siapapun tidak akan berani melihat ke arahku jika aku tidak memberi mereka izin, Xylan berkata dalam hati. Pria muda itu menggelengkan kepala, merasa terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak terlalu penting.“Bukan. Bukan aku tidak percaya kepadamu, Rowena. Masalahnya adalah … itu ….”Oh, Xylan kehilangan kata-kata. Dia kesulitan merangkai kata-kata, takut bila perkataannya bisa menyinggung sang kakak.Tetapi, dia melihat Rowena terdiam, seolah memang menunggu lanjutan ucapannya sehingga dia pun berujar, “Beg

  • Sang Dewa Perang Terkuat    59. Kau Tidak Percaya?

    Lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan Nick Collins, si pria cerewet itu, akhirnya Gary Davis menjawab, “Tidak ada. Aku hanya ingin tidur. Apakah kau keberatan jika aku memejamkan mata sekarang?”Nick Collins mengedipkan mata, terlihat tampak kecewa.Tapi, Gary tidak peduli dan menambahkan, “Aku sangat lelah. Hari ini penobatan Raja Xylan. Banyak sekali hal yang aku lakukan.”Gary menghela napas lelah dan memasang ekspresi wajah memelas sehingga Nick menjadi kasihan.Dia pun langsung menanggapi, “Oh, maafkan aku. Gara-gara aku kau jadi tidak bisa beristirahat. Baiklah, silakan ambil waktumu.”Gary Davis tersenyum penuh terima kasih dan segera memejamkan mata.“Selamat beristirahat, kawan!” kata Nick kala dia melihat kedua mata Gary telah terpejam.Tidak lupa dia menambahkan, “Kita bisa lanjut mengobrol nanti.”Tidak usah, tidak perlu, Gary membatin sambil masih memejamkan mata.Dia tentu saja tidak mau repot-repot membalas ucapan Nick dan tetap berpura-pura tidur. Padahal sesungguhnya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    58. Penumpang Cerewet

    Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en

  • Sang Dewa Perang Terkuat    57. Satu Hari Cukup?

    “Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    56. Katakanlah, Yang Mulia!

    “Jenderal Gardner, kau selalu bisa membaca apa yang ada di dalam otakku,” Xylan menjawab pelan.Sudut bibir James pun terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis.“Katakanlah, Yang Mulia! Saya siap membantu Anda,” James berujar santai.Xylan menganggukkan kepala, “Ini tentang kau.”“Tentang saya?” James mengulang dengan ekspresi terkejut.Pria muda itu sama sekali tidak mengira bahwa jawaban dari sang raja justru mengenai dirinya. Dia pikir yang dimaksud Xylan adalah kekhawatirannya terhadap pemerintahan. Dengan nada bingung dia bertanya, “Apakah ada sesuatu yang saya lakukan mengganggu Anda, Yang Mulia?” Xylan menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak. Kau justru lebih banyak membantuku dan itu sudah di luar ekspektasiku.”Hal itu tentu semakin membuat James tidak mengerti, “Lantas apa yang Anda pikirkan tentang saya?”“Ini soal perjanjian kita sebelum aku dilantik,” jawab Xylan.Dahi lebar James mengerut, tapi dia segera menyadari dengan cepat tentang apa yang dimaksud oleh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    55. Tidak Kecewa?

    Seorang staf wanita dari kementerian lain seketika menertawakan perkataan Celine Klein. Wanita muda itu adalah Lucy Berry.Tetapi Celine, wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Dia tidak tampak terganggu sama sekali, justru penasaran.Beberapa orang juga akhirnya ikut tertawa bersama wanita yang juga terlihat seusia dengan Celine.Dikarenakan tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang dia inginkan, Lucy berkata dengan nada sinis, “Kenapa kalau Raja Xylan memilih seorang wanita dari kalangan biasa? Apa … kau berminat menjadi istrinya?”Celine hendak menjawab, tapi Lucy menertawakan dirinya lagi dan berujar, “Jangan terlalu banyak berharap! Meskipun Raja Xylan memilih seorang wanita yang bukan berasal dari anggota keluarga kerajaan, dia tetap tidak mungkin melirik seorang staf biasa sepertimu.”Tatapan matanya pada Celine jelas sangat meremehkan, namun Celine tetap terlihat tenang dan santai.Wanita muda itu malah dengan berani berkata,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    54. Raja Terbaik?

    Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    53. Demi Kebaikan

    Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status