Teman-teman Alex yang sedari awal memang datang untuk membela temannya itu pun menoleh ke arah Alex, memperhatikan respon Alex.Rupanya, bukannya terlihat percaya diri, Alex malah terlihat ragu-ragu. Ekspresi itu jelas menunjukkan bahwa dalam hal itu Alex yang telah berbohong.Salah satu dari teman Alex tersebut pun mendecakkan lidah dan berkata pelan pada Alex, “Sialan kau, Alex! Kalau kau berbuat kesalahan, mengapa harus menyeret kami?”Alex seketika menoleh ke arah temannya itu dan membalas dengan tatapan sinis, “Apa maksudmu? Bukankah kau mengatakan ingin memberi pelajaran pada si Gardner itu?”“Lalu kenapa sekarang kau menyalahkan aku?” tambah Alex dengan nada suara yang begitu pelan sehingga hanya bisa didengar oleh ketiga teman-temannya itu.Salah seorang teman Alex yang lain pun berbicara, “Alex, kau benar menyerangnya?”Alex terhenyak, kaget temannya sepertinya memutuskan untuk berbalik arah menyerang dirinya.“Kalau kau memang menyerangnya, berarti kau sama saja bersalahnya
Alen dan Diego ikut senang melihat semangat keduanya. Dua pemuda itu langsung merangkul Riley dan James.“Tenanglah kalian! Tidak masalah jika tidak ada yang mendukung kalian berdua, masih ada kami,” kata Alen tulus.Diego juga ikut menambahkan, “James, Riley. Kalian punya kami yang akan jadi penonton yang berisik nanti.”Riley tersenyum penuh kegembiraan, sementara James langsung menggerutu, “Apa-apaan kau ini? Staf istana bisa mengusirmu dari arena seleksi jika kau berisik.”Tetapi, lagi-lagi Diego sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan James yang memang terkadang menyebalkan.Pemuda itu sudah tahu cara berbicara James dan paham bila sesungguhnya pemuda itu tidak seburuk yang dipikirkan orang-orang. Dia pun menganggap James sebagai salah satu sahabatnya, seperti halnya Riley dan Alen.Setelah berbicara tidak jelas, keempat pemuda itu berangkat menuju gedung arena seleksi di mana ternyata sudah terdapat ribuan prajurit yang hadir di dalam gedung.Alen menatap takjub atas juml
“Tentu saja dia datang. Dia tidak mungkin membiarkan seleksi terlewatkan tanpa dirinya kan? Apalagi, ada kau yang … telah dipilihnya secara pribadi ikut,” sahut James enteng.Pemuda itu sejujurnya ikut senang melihat kedatangan sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou saat ini itu, tapi dia tidak mau terlalu memperlihatkannya di depan Riley.Riley menoleh sekilas ke arah James. Senyum Riley pun seketika mengembang melihat keadaan Andrew, meski dari jarak yang jauh. “Dia tampak sehat, seolah tidak terlihat habis menjalani operasi besar,” kata Riley.James mendengus pelan, “Astaga, Riley! Dia telah menghilang selama beberapa hari, aku rasa dia menggunakan waktu selama itu untuk memulihkan diri.”“Tampaknya memang begitu,” balas Riley, setuju atas perkataan James.James pun langsung tidak berbicara lagi ketika Mary Kelsey seperti biasa telah mulai membuka suara. Oh, entah bagaimana dia merasa dia sudah hafal suara Mary dan anehnya dia selalu tutup mulut secara otomatis.Acara itu dimu
Tepukan riuh sontak membahana di dalam gedung latihan yang bisa menampung ribuan penonton. Teriakan-teriakan menyebutkan nama “Josh Cleve” sungguh luar biasa ramai hingga membuat James Gardner mengernyitkan dahi.Pemuda itu bahkan ingin sama sekali menutup telinganya lantaran telinganya mulai sakit. Tetapi, sebelum dia mengangkat telinganya, seseorang yang namanya telah dipanggil oleh Mary Kesley tersebut berbicara ke dekat telinganya dengan suara agak keras, “Maafkan para pendukungku ya! Mereka hanya ingin memberiku dukungan.”James memaksakan diri untuk tersenyum dan menjawab tanpa suara, “Tidak masalah.”Josh mengulas senyum lebar ke arah James dan juga kepada Riley yang kemudian berkata, “Selamat berjuang, senior. Anda pasti berhasil.”“Terima kasih,” balas Josh yang setelah itu melambaikan tangan ke arah para pendukungnya.Hal itu langsung membuat heboh para pendukung prajurit senior kelas satu itu. Sesaat setelahnya Josh berjalan menuju ke arena di mana dia akan melakukan tem
James melangkah kembali ke tempatnya semula dengan pongah. Dia juga merasa seolah-olah telah berhasil memenangkan sebuah pertandingan berhadiah besar. Senyumnya mengembang begitu lebar ketika duduk di samping kiri Riley yang hanya menggelengkan kepala menyadari rasa puas James sedang menguasai temannya itu.Semua penonton tampak terkejut dengan hasil yang mengagetkan itu. Memang banyak yang telah memperkirakan bahwa Riley Wood akan mampu bersaing dengan Josh Cleve, tapi mereka tidak pernah menduga bila James Gardner ternyata juga bisa menampilkan kemampuan terhebatnya yang ternyata tidak kalah dari Josh. Padahal hampir seluruh prajurit Kerajaan Ans De Lou mendukung Josh Cleve tapi hasil sesi pertama sangat tidak memuaskan untuk mereka.Tetapi, bukan James jika tidak memamerkan kemampuannya itu sehingga dia begitu bangganya memanggil orang yang duduk di samping kanan Riley, “Senior Cleve.”Josh Cleve terlihat masih terlalu kaget, tapi tetap mencoba tersenyum tipis, “Ya?”“Apa Anda t
Riley terdiam seketika.Dia tidak pernah mengira James akan meminta hal semacam itu. Baginya, James adalah seorang prajurit yang akan melakukan apapun dengan cara yang benar. Tetapi, apa yang sampai membuat pemuda itu berpikir hal seperti itu?Apakah ini karena dia ingin menjadi jenderal perang? Apa ini untuk membuat orang-orang terbungkam dan tidak lagi mengejek dirinya karena terlahir sebagai putra seorang Jody Gardner? pikir Riley bingung.Namun, jika dia memang meminta hal itu, Riley sama sekali tidak keberatan. Dia bahkan rela mundur saat itu juga demi membuat James bisa meraih tujuannya. Mungkin, dengan tindakan itu dia bisa lebih membuang rasa bersalahnya pada James.Akan tetapi, tiba-tiba dia mendengar James berbicara, “Astaga! Kenapa wajahmu tiba-tiba menjadi seperti itu, Riley?”Riley mengerjapkan mata, masih tampak agak bingung.James mengamati ekspresi wajah Riley dan seketika berkata, “Oh, Riley! Apa kau percaya apa yang baru saja aku katakan padamu?”James tertawa reny
Ternyata, berbeda dari yang diduga oleh James, Josh dengan santai menjawab, “Apa yang membuatmu berpikir kalau aku mau bicara denganmu?”James mengangkat bahu, “Aku melihatmu menatapku terus-menerus.”Diego mendengus dan menatap James dengan tatapan seolah berkata ‘Kau terlalu percaya diri’.Percakapan James dan Josh tersebut berhasil membuat perhatian Riley terpecah. Dia mulai cemas bila akan terjadi hal yang tidak diinginkan di sana.Namun, sama seperti James, Riley pun rupanya salah menebaknya. Josh malah tertawa renyah hingga membuat banyak orang tampak kaget, termasuk Ben dan Shin yang hanya bisa saling lirik, tanpa bisa mengutarakan apa yang sedang mereka pikirkan.Beberapa teman Josh juga terkejut dengan reaksi Josh itu, tapi pria yang usianya lebih dari tiga puluh tahun itu berkata, “Aku hanya terlalu kagum dan sangat terkejut dengan kemampuanmu. Oh, tidak hanya kemampuanmu, tapi juga Riley.”James terbengong-bengong.Josh pun menjelaskan, “Aku pikir mereka … teman-temanku su
“Tidak ada strategi khusus. Saya ataupun James hanya akan melakukan apa yang sudah kami pelajari,” kata Riley.Ben mengerutkan kening, tampak agak bingung.Dia tahu Riley memang sangat hebat dalam hal menembak. Tetapi, dia masih belum tahu kemampuan Riley dalam hal memanah. Sedangkan, untuk James, Ben sudah pernah melihat aksi James dalam panahan ketika pemuda itu masih berstatus sebagai seorang calon prajurit.Shin pun ikut merespon, “Sebaiknya kalian jangan anggap remeh dia!”James menggeleng tegas, “Aku tidak pernah meremehkan dia sama sekali, Senior Shin. Justru dia yang selalu meremehkan kami. Dan … tapi kata-kata yang diucapkan tadi cukup membuatku kaget.”Alen ikut mengangguk, “Aku tetap tidak menyukainya, entahlah kenapa. Hanya saja aku merasa dia memang sedikit aneh.”Ben mendesah pelan, “Ya sudah, tidak perlu memikirkan masalah sikap Josh. Yang perlu kalian pikirkan hanyalah memberikan kemampuan terbaik kalian dalam seleksi selanjutnya.”“Tentu saja, kami akan melakukan itu
Dengan bahu lemas Rowena mengangguk pelan, mengiyakan perkataan Xylan yang memang benar menurutnya.Xylan tercengang, tidak percaya. Memang ada orang seperti itu? Jenderal perang bukanlah jabatan yang sembarangan. Mana mungkin ada orang yang rela memberikan jabatan penting itu untuk orang lain? Itu tidak masuk akal, Xylan membatin dengan kening terlipat.Rowena memperhatikan reaksi adik laki-lakinya itu dan kemudian dia pun mendesah pelan. Wanita muda itu berkata, “Iya, aku tahu orang tak akan mudah percaya kalau ada orang seperti Riley. Namun, … setiap orang yang mengenal Riley dengan sangat baik sudah pasti berpikir bahwa hal yang dilakukan oleh Riley itu bukanlah hal besar untuknya.” “Dia bukanlah orang yang gila jabatan penting dan dia tidak akan segan-segan untuk mengorbankan dirinya, termasuk jabatan dan bahkan nyawanya sekalipun untuk orang lain,” Rowena menambahkan, memperkuat argumen yang dia yakini memang benar.Xylan masih terlihat tidak yakin dan malah sepenuhnya meragu
Diperlakukan seperti seorang anak kecil oleh Rowena, tentu saja Xylan tidak mau menerimanya. Dia itu seorang raja. Dia tidak ingin wibawanya jatuh di hadapan semua orang hanya karena masih dianggap seperti bocah oleh kakak perempuannya itu.Secara cepat dia menoleh ke arah sekelilingnya guna melihat apakah ada orang yang melihat sang kakak menyentuh rambut bagian kepala belakangnya. Akan tetapi, dia menghela napas lega ketika tidak ada yang melihatnya.Ah, aku sudah menjadi raja. Siapapun tidak akan berani melihat ke arahku jika aku tidak memberi mereka izin, Xylan berkata dalam hati. Pria muda itu menggelengkan kepala, merasa terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak terlalu penting.“Bukan. Bukan aku tidak percaya kepadamu, Rowena. Masalahnya adalah … itu ….”Oh, Xylan kehilangan kata-kata. Dia kesulitan merangkai kata-kata, takut bila perkataannya bisa menyinggung sang kakak.Tetapi, dia melihat Rowena terdiam, seolah memang menunggu lanjutan ucapannya sehingga dia pun berujar, “Beg
Lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan Nick Collins, si pria cerewet itu, akhirnya Gary Davis menjawab, “Tidak ada. Aku hanya ingin tidur. Apakah kau keberatan jika aku memejamkan mata sekarang?”Nick Collins mengedipkan mata, terlihat tampak kecewa.Tapi, Gary tidak peduli dan menambahkan, “Aku sangat lelah. Hari ini penobatan Raja Xylan. Banyak sekali hal yang aku lakukan.”Gary menghela napas lelah dan memasang ekspresi wajah memelas sehingga Nick menjadi kasihan.Dia pun langsung menanggapi, “Oh, maafkan aku. Gara-gara aku kau jadi tidak bisa beristirahat. Baiklah, silakan ambil waktumu.”Gary Davis tersenyum penuh terima kasih dan segera memejamkan mata.“Selamat beristirahat, kawan!” kata Nick kala dia melihat kedua mata Gary telah terpejam.Tidak lupa dia menambahkan, “Kita bisa lanjut mengobrol nanti.”Tidak usah, tidak perlu, Gary membatin sambil masih memejamkan mata.Dia tentu saja tidak mau repot-repot membalas ucapan Nick dan tetap berpura-pura tidur. Padahal sesungguhnya
Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en
“Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe
“Jenderal Gardner, kau selalu bisa membaca apa yang ada di dalam otakku,” Xylan menjawab pelan.Sudut bibir James pun terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis.“Katakanlah, Yang Mulia! Saya siap membantu Anda,” James berujar santai.Xylan menganggukkan kepala, “Ini tentang kau.”“Tentang saya?” James mengulang dengan ekspresi terkejut.Pria muda itu sama sekali tidak mengira bahwa jawaban dari sang raja justru mengenai dirinya. Dia pikir yang dimaksud Xylan adalah kekhawatirannya terhadap pemerintahan. Dengan nada bingung dia bertanya, “Apakah ada sesuatu yang saya lakukan mengganggu Anda, Yang Mulia?” Xylan menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak. Kau justru lebih banyak membantuku dan itu sudah di luar ekspektasiku.”Hal itu tentu semakin membuat James tidak mengerti, “Lantas apa yang Anda pikirkan tentang saya?”“Ini soal perjanjian kita sebelum aku dilantik,” jawab Xylan.Dahi lebar James mengerut, tapi dia segera menyadari dengan cepat tentang apa yang dimaksud oleh
Seorang staf wanita dari kementerian lain seketika menertawakan perkataan Celine Klein. Wanita muda itu adalah Lucy Berry.Tetapi Celine, wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Dia tidak tampak terganggu sama sekali, justru penasaran.Beberapa orang juga akhirnya ikut tertawa bersama wanita yang juga terlihat seusia dengan Celine.Dikarenakan tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang dia inginkan, Lucy berkata dengan nada sinis, “Kenapa kalau Raja Xylan memilih seorang wanita dari kalangan biasa? Apa … kau berminat menjadi istrinya?”Celine hendak menjawab, tapi Lucy menertawakan dirinya lagi dan berujar, “Jangan terlalu banyak berharap! Meskipun Raja Xylan memilih seorang wanita yang bukan berasal dari anggota keluarga kerajaan, dia tetap tidak mungkin melirik seorang staf biasa sepertimu.”Tatapan matanya pada Celine jelas sangat meremehkan, namun Celine tetap terlihat tenang dan santai.Wanita muda itu malah dengan berani berkata,
Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang
Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh