Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 221. Ternyata Memang Begitu!

Share

221. Ternyata Memang Begitu!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Tentu saja dia datang. Dia tidak mungkin membiarkan seleksi terlewatkan tanpa dirinya kan? Apalagi, ada kau yang … telah dipilihnya secara pribadi ikut,” sahut James enteng.

Pemuda itu sejujurnya ikut senang melihat kedatangan sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou saat ini itu, tapi dia tidak mau terlalu memperlihatkannya di depan Riley.

Riley menoleh sekilas ke arah James.

Senyum Riley pun seketika mengembang melihat keadaan Andrew, meski dari jarak yang jauh.

“Dia tampak sehat, seolah tidak terlihat habis menjalani operasi besar,” kata Riley.

James mendengus pelan, “Astaga, Riley! Dia telah menghilang selama beberapa hari, aku rasa dia menggunakan waktu selama itu untuk memulihkan diri.”

“Tampaknya memang begitu,” balas Riley, setuju atas perkataan James.

James pun langsung tidak berbicara lagi ketika Mary Kelsey seperti biasa telah mulai membuka suara.

Oh, entah bagaimana dia merasa dia sudah hafal suara Mary dan anehnya dia selalu tutup mulut secara otomatis.

Acara itu dimu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    222. Sesi Pertama

    Tepukan riuh sontak membahana di dalam gedung latihan yang bisa menampung ribuan penonton. Teriakan-teriakan menyebutkan nama “Josh Cleve” sungguh luar biasa ramai hingga membuat James Gardner mengernyitkan dahi.Pemuda itu bahkan ingin sama sekali menutup telinganya lantaran telinganya mulai sakit. Tetapi, sebelum dia mengangkat telinganya, seseorang yang namanya telah dipanggil oleh Mary Kesley tersebut berbicara ke dekat telinganya dengan suara agak keras, “Maafkan para pendukungku ya! Mereka hanya ingin memberiku dukungan.”James memaksakan diri untuk tersenyum dan menjawab tanpa suara, “Tidak masalah.”Josh mengulas senyum lebar ke arah James dan juga kepada Riley yang kemudian berkata, “Selamat berjuang, senior. Anda pasti berhasil.”“Terima kasih,” balas Josh yang setelah itu melambaikan tangan ke arah para pendukungnya.Hal itu langsung membuat heboh para pendukung prajurit senior kelas satu itu. Sesaat setelahnya Josh berjalan menuju ke arena di mana dia akan melakukan tem

  • Sang Dewa Perang Terkuat    223. Kau Tidak Begitu!

    James melangkah kembali ke tempatnya semula dengan pongah. Dia juga merasa seolah-olah telah berhasil memenangkan sebuah pertandingan berhadiah besar. Senyumnya mengembang begitu lebar ketika duduk di samping kiri Riley yang hanya menggelengkan kepala menyadari rasa puas James sedang menguasai temannya itu.Semua penonton tampak terkejut dengan hasil yang mengagetkan itu. Memang banyak yang telah memperkirakan bahwa Riley Wood akan mampu bersaing dengan Josh Cleve, tapi mereka tidak pernah menduga bila James Gardner ternyata juga bisa menampilkan kemampuan terhebatnya yang ternyata tidak kalah dari Josh. Padahal hampir seluruh prajurit Kerajaan Ans De Lou mendukung Josh Cleve tapi hasil sesi pertama sangat tidak memuaskan untuk mereka.Tetapi, bukan James jika tidak memamerkan kemampuannya itu sehingga dia begitu bangganya memanggil orang yang duduk di samping kanan Riley, “Senior Cleve.”Josh Cleve terlihat masih terlalu kaget, tapi tetap mencoba tersenyum tipis, “Ya?”“Apa Anda t

  • Sang Dewa Perang Terkuat    224. Halo, Senior!

    Riley terdiam seketika.Dia tidak pernah mengira James akan meminta hal semacam itu. Baginya, James adalah seorang prajurit yang akan melakukan apapun dengan cara yang benar. Tetapi, apa yang sampai membuat pemuda itu berpikir hal seperti itu?Apakah ini karena dia ingin menjadi jenderal perang? Apa ini untuk membuat orang-orang terbungkam dan tidak lagi mengejek dirinya karena terlahir sebagai putra seorang Jody Gardner? pikir Riley bingung.Namun, jika dia memang meminta hal itu, Riley sama sekali tidak keberatan. Dia bahkan rela mundur saat itu juga demi membuat James bisa meraih tujuannya. Mungkin, dengan tindakan itu dia bisa lebih membuang rasa bersalahnya pada James.Akan tetapi, tiba-tiba dia mendengar James berbicara, “Astaga! Kenapa wajahmu tiba-tiba menjadi seperti itu, Riley?”Riley mengerjapkan mata, masih tampak agak bingung.James mengamati ekspresi wajah Riley dan seketika berkata, “Oh, Riley! Apa kau percaya apa yang baru saja aku katakan padamu?”James tertawa reny

  • Sang Dewa Perang Terkuat    225. Bagaimana, James?

    Ternyata, berbeda dari yang diduga oleh James, Josh dengan santai menjawab, “Apa yang membuatmu berpikir kalau aku mau bicara denganmu?”James mengangkat bahu, “Aku melihatmu menatapku terus-menerus.”Diego mendengus dan menatap James dengan tatapan seolah berkata ‘Kau terlalu percaya diri’.Percakapan James dan Josh tersebut berhasil membuat perhatian Riley terpecah. Dia mulai cemas bila akan terjadi hal yang tidak diinginkan di sana.Namun, sama seperti James, Riley pun rupanya salah menebaknya. Josh malah tertawa renyah hingga membuat banyak orang tampak kaget, termasuk Ben dan Shin yang hanya bisa saling lirik, tanpa bisa mengutarakan apa yang sedang mereka pikirkan.Beberapa teman Josh juga terkejut dengan reaksi Josh itu, tapi pria yang usianya lebih dari tiga puluh tahun itu berkata, “Aku hanya terlalu kagum dan sangat terkejut dengan kemampuanmu. Oh, tidak hanya kemampuanmu, tapi juga Riley.”James terbengong-bengong.Josh pun menjelaskan, “Aku pikir mereka … teman-temanku su

  • Sang Dewa Perang Terkuat    226. Pertentangan Batin

    “Tidak ada strategi khusus. Saya ataupun James hanya akan melakukan apa yang sudah kami pelajari,” kata Riley.Ben mengerutkan kening, tampak agak bingung.Dia tahu Riley memang sangat hebat dalam hal menembak. Tetapi, dia masih belum tahu kemampuan Riley dalam hal memanah. Sedangkan, untuk James, Ben sudah pernah melihat aksi James dalam panahan ketika pemuda itu masih berstatus sebagai seorang calon prajurit.Shin pun ikut merespon, “Sebaiknya kalian jangan anggap remeh dia!”James menggeleng tegas, “Aku tidak pernah meremehkan dia sama sekali, Senior Shin. Justru dia yang selalu meremehkan kami. Dan … tapi kata-kata yang diucapkan tadi cukup membuatku kaget.”Alen ikut mengangguk, “Aku tetap tidak menyukainya, entahlah kenapa. Hanya saja aku merasa dia memang sedikit aneh.”Ben mendesah pelan, “Ya sudah, tidak perlu memikirkan masalah sikap Josh. Yang perlu kalian pikirkan hanyalah memberikan kemampuan terbaik kalian dalam seleksi selanjutnya.”“Tentu saja, kami akan melakukan itu

  • Sang Dewa Perang Terkuat    227. Dia Kehilangan Nyawanya!

    Fred pun menjawab dengan cepat, “Greg Sehel itu adalah seorang komandan perang darat yang sangat mahsyur. Semua orang mengenalnya sebagai seorang prajurit tangguh yang berani sejak zaman Jenderal Mackenzie menjadi jenderal perang di kerajaan kita.”Seolah memang masih selesai menyampaikan argumennya, Fred memaksa temannya itu untuk mendengarkan dirinya, “Memiliki reputasi yang bagus semacam itu tentu saja membuat Komandan Sehel harus menjaga reputasinya. Tentu saja dia akan menolong seorang calon menantu raja.”“Walaupun akhirnya dia akan mati?” balas Josh terdengar ragu.Fred menghela napas panjang, merasa sulit membuat jalan pikiran Josh kembali menjadi lurus lagi.Tetapi, dia tidak mau temannya itu larut dalam kegelisahan sehingga dia membalas, “Dia mati sebagai seorang pahlawan, Josh. Dia sama sekali tidak rugi.”“Tapi … dia kehilangan nyawanya. Untuk apa menjadi seorang pahlawan kalau-”“Brengsek! Hidup atau mati kita itu sudah kita berikan pada kerajaan ini saat kita sudah memut

  • Sang Dewa Perang Terkuat    228. Dia Sangat Lemah!

    Tidak bisa membantah, Riley pun hanya bisa berujar, “Anda sangat benar, Senior Josh.”Josh termenung, baru sadar dia terlalu banyak berbicara sehingga setelah itu dia memilih lebih banyak diam sampai akhirnya namanya dipanggil.Sedangkan Riley mulai memahami kecemasan pria yang berdiri di sampingnya itu dan tidak menyangka bahwa ternyata Josh pun juga merasa tertekan.Dia pikir dengan dukungan yang begitu sangat besar itu Josh Cleve akan merasa tenang menjalani setiap tantangan yang diberikan, namun rupanya semua dukungan itu justru membuatnya cemas akan kekalahan.Akan tetapi, sayangnya Riley juga tidak bisa berbuat apapun untuk membantu Josh mengatasi kegelisahannya.Sebelum memasuki area tantangan pun, Riley hanya sempat mengangguk sopan pada Josh. Selain itu, dia tidak mengatakan apapun.Di akhir tantangan berpedang itu, posisi Josh Cleve semakin jauh tertinggal dalam hal pengumpulan skor. Hal itu secara kebetulan dibahas oleh beberapa orang prajurit yang merupakan prajurit kelas

  • Sang Dewa Perang Terkuat    229. Hari Terakhir!

    James mengernyitkan dahi dengan reaksi berlebihan yang ditunjukkan oleh Riley sehingga pemuda itu berkata, “Kau ini kenapa? Senang atau bagaimana?”Riley sontak memukul lengan James dan tertawa kecil, “Tentu saja aku senang. Tapi kau tidak berbohong kan?”James melotot kesal, “Teman, bukan hanya aku saja mendengarkan pengumuman itu. Kau bisa tanya seluruh penghuni kerajaan ini jika kau ragu.”Mendengar jawaban James, Riley hampir melompat karena gembira. “Ada apa denganmu? Kau merindukan orang tuamu?” Reiner bertanya dengan dahi mengerut juga tapi menahan senyum.Alen sontak melirik ke arah Riley lantaran hanya pemuda itu yang mengetahui identitas Riley yang sebenarnya sehingga dia pun juga penasaran atas jawaban yang Riley berikan.“Itu sudah pasti, kenapa harus ditanya lagi?” balas Riley.Ben terkekeh pelan, “Ah! Tidak aku sangka jika salah satu prajurit junior paling berani ini memiliki perasaan yang lembut.”Riley hanya tersenyum samar.Sedangkan James malah membalas, “Bukan hany

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    3. Sang Putra Mahkota

    Xylan kembali tersenyum santai menanggapi sikap James yang masih belum berubah.Sang raja calon raja masa depan itu pun dengan tenang menjawab, “Karena aku sudah di sini, tentu saja … konsekuensi yang kau terima akan jauh lebih buruk, Wakil Jenderal Perang.”Brengsek, James hanya berani mengumpat dalam hati.Tentu saja meskipun dia sangat kesal pada pria yang usianya terpaut beberapa tahun lebih muda darinya itu, dia tidak bisa langsung mengumpat secara langsung. Dia tidak bodoh. Xylan bisa memenggal kepalanya dengan mudah.“Jadi, bagaimana? Apa kau … masih tetap menolak, Wakil Jenderal Perang?” Xylan bertanya dengan nada mendesak.James menggertakkan gigi dan dengan menahan kesal dia pun menjawab, “Mana bisa saya menolak jika Anda sudah mengancam saya seperti itu, Yang Mulia?”Xylan terkekeh pelan.Hal itu membuat James menjadi waspada. Setelah dia melihat perubahan Xylan Wellington, dari yang dulu adalah remaja belasan tahun lalu saat berdiri tidak jauh darinya menjadi seorang pri

  • Sang Dewa Perang Terkuat    2. Bagaimana Jika Saya Menolak?

    James seketika menghentikan kegiatannya tapi tetap tidak menoleh ke arah Diego.Diego yang melihat gerakan berhenti James yang tiba-tiba itu seketika menampar mulutnya sendiri seakan sadar bila dia telah salah berbicara.“Ah, apa yang sudah aku katakan? Kau … tentu saja masih menganggapnya sebagai sahabat baikmu. Kalau tidak, mana mungkin kau selalu membuatkannya senjata khusus?” kata Diego dengan penuh rasa bersalah.James mendesah pelan, “Dia pasti bisa lolos tanpa ikut campur tangan dariku.”“Aku tidak yakin, James. Kalau aku yakin, aku tidak mungkin datang lagi ke sini dan memintamu kembali. Bahkan, Putri Rowena dan Pangeran Xylan ….”James mengerutkan kening dan akhirnya menoleh ke arah Diego, “Ada apa dengan mereka?”“Putri Rowena secara khusus mendatangiku saat aku baru saja tiba di istana. Dia memintaku untuk mencari tahu keberadaanmu, James. Pangeran Xylan juga mend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Kau Siap?

    “Jenderal, kita sudah terkepung.”Seorang prajurit dengan luka tembak di kaki menyeret dirinya untuk berjalan menuju ke tempat di mana sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou sedang mempersiapkan senjatanya.Prajurit yang terseok-seok ketika berjalan itu sudah tidak mengenakan pelindung kepala dan juga pelindung badannya yang lain. Hal itu membuat sang jenderal perang mendelik marah kepadanya, “Apa yang kau sudah lakukan? Di mana semua pelindungmu?”Sang prajurit dari kelas satu itu hanya bisa meringis menahan sakit dan menjawab, “Tidak bisa digunakan lagi, terlalu banyak luka tembakan.”Riley Mackenzie membelalakkan mata dan seketika melepas kacamata pelindung yang melindungi matanya.Pria muda itu sontak berjongkok dan melihat luka Benedict Arkitson yang ternyata sangat parah. Tidak hanya kakinya saja yang tertembak, tapi bagian perut kirinya rupanya juga terluka parah. Di samping itu, Riley melihat banyak luka lain yang tidak terhitung jumlahnya. “Tetaplah di sini! Staf medis a

  • Sang Dewa Perang Terkuat    Author's Note

    Dear, ReadersIni Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 2 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuat buku ini dengan sepenuh hati.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Selanjutnya, saya akan membuat season 3 dari buku ini, tapi Season 3 ini akan menjadi buku dengan tokoh utama “James Gardner.”Semoga Anda semua akan menyukainya.Salam hangat selaluZila Aicha

  • Sang Dewa Perang Terkuat    260. Akhir

    Orang-orang pun berniat mendekati Riley, hendak membantunya. Akan tetapi, ketika mereka melihat James Gardner yang bergerak mendekati Riley, mereka pun hanya bisa diam di tempat mereka.James dengan cepat menangkap tubuh Riley yang terhuyung-huyung seolah tidak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri.James mendesah pelan, “Apa yang kau sedang lakukan?”“Mencegahmu pergi,” jawab Riley dengan lemah.James membuang napas dengan kasar dan memapah Riley yang ternyata masih begitu lemah.“Kau tidak perlu membuang-buang waktu dan tenagamu,” kata James.“Mengapa? Kau tidak harus pergi, James. Kau-”“Ini sudah keputusanku,” potong James cepat.Riley menggelengkan kepala, menatap pemuda yang hanya terpaut satu tahun lebih tua darinya itu. “Kau tidak bersalah. Akulah yang brengsek karena ingin mempertahankan sebagai sahabatku.”“Senang sekali kau mengakuinya,” balas James yang kemudian diiringi senyuman samar.“Jika ada yang harus pergi dari sini, maka akulah orangnya, bukan kau,” kata Riley.Ja

  • Sang Dewa Perang Terkuat    259. Ini Salahku!

    Rowena mengangguk lemah, sementara keempat prajurit yang juga berada di dalam ruang rawat itu langsung saling lempar pandang. Riley sendiri butuh beberapa waktu untuk memproses informasi tersebut.Namun, Reiner langsung bertanya, “Yang Mulia, lalu … di mana wakil jenderal perang berada sekarang?”Rowena menoleh dengan cepat, “Aku tidak tahu. Aku … hanya mendengar berita itu dari pelayan istana, baru saja. Mungkin … dia sudah kembali ke asrama atau-”“Terima kasih, Yang Mulia,” Reiner memotong ucapan Rowena dengan cepat akibat terlalu panik.Setelah itu Reiner langsung memberi penghormatan pada sang putri raja dan cepat-cepat meninggalkan area tersebut bersama dengan Diego.Ben juga berujar, “Riley, aku ke sana dulu. Nanti aku … akan ke sini lagi.”Alen ikut mengangguk, “Jangan khawatir! Kami akan langsung memberitahumu bila kami sudah tahu apa yang sedang terjadi.”Riley hanya bisa menatap kepergian teman-temannya dengan tatapan penuh kebingungan.Tinggalah hanya Rowena yang berada d

  • Sang Dewa Perang Terkuat    258. Berita Buruk

    Awalnya Riley sangat ingin memaksa James untuk menjawab perkataannya, namun dia tidak lagi melakukannya saat dia akhirnya memahami James mungkin membutuhkan waktu untuk sendiri.Dia pun menghela napas pelan, “Aku akan bicara lagi dengannya nanti.”Sementara itu, di luar ruang Riley, semua orang yang merupakan teman baik dari kedua anak muda yang sedang memiliki masalah yang cukup rumit itu sontak menatap James dengan tatapan penuh tanya.Ketika Alen dan Ben hanya diam saja lantaran tidak berani bertanya, Diego dengan santai bertanya, “Kau … sudah berbicara dengan Riley?”James mengangguk.“Lalu … bagaimana?” Reiner bertanya dengan nada was-was.James tidak menjawab pertanyaan Reiner dan hanya berkata, “Aku akan kembali ke asrama dulu.”Shin yang mendengar hal itu menggigit bibir dan membalas, “Aku akan menemanimu.”James tidak menolak dan membiarkan Shin ikut bersamanya, sementara Diego dan Reiner tetap di sana.Setelah James dan Shin tidak terlihat lagi di sana, Alen memutuskan masuk

  • Sang Dewa Perang Terkuat    257. Ah, Jadi Begitu!

    James tertawa penuh kecewa ketika dia melihat Riley hanya diam sajaRiley sontak menatapnya tanpa kata.“Kenapa? Apa kau … jangan-jangan memang tidak pernah memiliki niat sekalipun untuk memberitahu masalah itu kepadaku?” James berkata dengan nada tajam.Riley membuka mulut tapi ternyata tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut Riley.James semakin kesal melihatnya, “Ah, jadi begitu. Aku mengerti sekarang.”James manggut-manggut dan melangkah mundur, membuat Riley terkejut.“James, ini tidak seperti apa yang sedang kau pikirkan,” kata Riley pada akhirnya bisa membalas ucapan James.James menggelengkan kepala.“Kau memangnya tahu apa yang sedang aku pikirkan, Riley?” James berkata dengan nada sinis.Pemuda itu tidak bisa lagi menyembunyikan rasa kecewanya yang sangat besar, “Kau tidak tahu, Riley. Tapi … aku bisa tahu apa yang sedang kau pikirkan.”“James, aku … tahu aku sudah bersalah kepadamu. Tapi, tolong mengertilah! Posisiku sangat sulit. Aku tidak ingin kau … membenciku

  • Sang Dewa Perang Terkuat    256. Bicaralah Padaku!

    Shin dan Reiner seketika saling melempar pandang, seakan sama-sama bingung harus meninggalkan area itu sesuai permintaan James atau tidak.Akan tetapi, alasan mereka ragu-ragu tentu saja bukan karena mereka berdua khawatir bahwa James akan menyakiti Riley. Justru keduanya lebih mengkhawatirkan James.Sayangnya, James yang tidak mendapatkan jawaban dari dua orang temannya itu sontak menoleh dengan kening berkerut, “Kenapa? Apa kalian berdua tidak percaya padaku?”“Kalian … berpikir aku akan berbuat hal yang … sampai menyakiti Riley? Apa seperti itu?” James menambahkan dengan raut wajah sedih.Shin cepat-cepat menoleh ke arah James, “Tentu saja tidak. Kau tidak akan melakukan hal seburuk itu.”“Jangan salah paham, James! Justru kami … hanya sangat khawatir terhadapmu,” Reiner berujar pelan.James terkejut dan ketika dia menatap kedua temannya itu secara bergantian, dia langsung tahu bahwa kedua teman baiknya itu sama sekali tidak sedang berbohong.Pemuda itu memejamkan matanya dan langs

DMCA.com Protection Status