Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 219. Persetan dengan Mereka!

Share

219. Persetan dengan Mereka!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-02 11:00:34

Teman-teman Alex yang sedari awal memang datang untuk membela temannya itu pun menoleh ke arah Alex, memperhatikan respon Alex.

Rupanya, bukannya terlihat percaya diri, Alex malah terlihat ragu-ragu. Ekspresi itu jelas menunjukkan bahwa dalam hal itu Alex yang telah berbohong.

Salah satu dari teman Alex tersebut pun mendecakkan lidah dan berkata pelan pada Alex, “Sialan kau, Alex! Kalau kau berbuat kesalahan, mengapa harus menyeret kami?”

Alex seketika menoleh ke arah temannya itu dan membalas dengan tatapan sinis, “Apa maksudmu? Bukankah kau mengatakan ingin memberi pelajaran pada si Gardner itu?”

“Lalu kenapa sekarang kau menyalahkan aku?” tambah Alex dengan nada suara yang begitu pelan sehingga hanya bisa didengar oleh ketiga teman-temannya itu.

Salah seorang teman Alex yang lain pun berbicara, “Alex, kau benar menyerangnya?”

Alex terhenyak, kaget temannya sepertinya memutuskan untuk berbalik arah menyerang dirinya.

“Kalau kau memang menyerangnya, berarti kau sama saja bersalahnya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    220. Dia Datang!

    Alen dan Diego ikut senang melihat semangat keduanya. Dua pemuda itu langsung merangkul Riley dan James.“Tenanglah kalian! Tidak masalah jika tidak ada yang mendukung kalian berdua, masih ada kami,” kata Alen tulus.Diego juga ikut menambahkan, “James, Riley. Kalian punya kami yang akan jadi penonton yang berisik nanti.”Riley tersenyum penuh kegembiraan, sementara James langsung menggerutu, “Apa-apaan kau ini? Staf istana bisa mengusirmu dari arena seleksi jika kau berisik.”Tetapi, lagi-lagi Diego sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan James yang memang terkadang menyebalkan.Pemuda itu sudah tahu cara berbicara James dan paham bila sesungguhnya pemuda itu tidak seburuk yang dipikirkan orang-orang. Dia pun menganggap James sebagai salah satu sahabatnya, seperti halnya Riley dan Alen.Setelah berbicara tidak jelas, keempat pemuda itu berangkat menuju gedung arena seleksi di mana ternyata sudah terdapat ribuan prajurit yang hadir di dalam gedung.Alen menatap takjub atas juml

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Sang Dewa Perang Terkuat    221. Ternyata Memang Begitu!

    “Tentu saja dia datang. Dia tidak mungkin membiarkan seleksi terlewatkan tanpa dirinya kan? Apalagi, ada kau yang … telah dipilihnya secara pribadi ikut,” sahut James enteng.Pemuda itu sejujurnya ikut senang melihat kedatangan sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou saat ini itu, tapi dia tidak mau terlalu memperlihatkannya di depan Riley.Riley menoleh sekilas ke arah James. Senyum Riley pun seketika mengembang melihat keadaan Andrew, meski dari jarak yang jauh. “Dia tampak sehat, seolah tidak terlihat habis menjalani operasi besar,” kata Riley.James mendengus pelan, “Astaga, Riley! Dia telah menghilang selama beberapa hari, aku rasa dia menggunakan waktu selama itu untuk memulihkan diri.”“Tampaknya memang begitu,” balas Riley, setuju atas perkataan James.James pun langsung tidak berbicara lagi ketika Mary Kelsey seperti biasa telah mulai membuka suara. Oh, entah bagaimana dia merasa dia sudah hafal suara Mary dan anehnya dia selalu tutup mulut secara otomatis.Acara itu dimu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Sang Dewa Perang Terkuat    222. Sesi Pertama

    Tepukan riuh sontak membahana di dalam gedung latihan yang bisa menampung ribuan penonton. Teriakan-teriakan menyebutkan nama “Josh Cleve” sungguh luar biasa ramai hingga membuat James Gardner mengernyitkan dahi.Pemuda itu bahkan ingin sama sekali menutup telinganya lantaran telinganya mulai sakit. Tetapi, sebelum dia mengangkat telinganya, seseorang yang namanya telah dipanggil oleh Mary Kesley tersebut berbicara ke dekat telinganya dengan suara agak keras, “Maafkan para pendukungku ya! Mereka hanya ingin memberiku dukungan.”James memaksakan diri untuk tersenyum dan menjawab tanpa suara, “Tidak masalah.”Josh mengulas senyum lebar ke arah James dan juga kepada Riley yang kemudian berkata, “Selamat berjuang, senior. Anda pasti berhasil.”“Terima kasih,” balas Josh yang setelah itu melambaikan tangan ke arah para pendukungnya.Hal itu langsung membuat heboh para pendukung prajurit senior kelas satu itu. Sesaat setelahnya Josh berjalan menuju ke arena di mana dia akan melakukan tem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Sang Dewa Perang Terkuat    223. Kau Tidak Begitu!

    James melangkah kembali ke tempatnya semula dengan pongah. Dia juga merasa seolah-olah telah berhasil memenangkan sebuah pertandingan berhadiah besar. Senyumnya mengembang begitu lebar ketika duduk di samping kiri Riley yang hanya menggelengkan kepala menyadari rasa puas James sedang menguasai temannya itu.Semua penonton tampak terkejut dengan hasil yang mengagetkan itu. Memang banyak yang telah memperkirakan bahwa Riley Wood akan mampu bersaing dengan Josh Cleve, tapi mereka tidak pernah menduga bila James Gardner ternyata juga bisa menampilkan kemampuan terhebatnya yang ternyata tidak kalah dari Josh. Padahal hampir seluruh prajurit Kerajaan Ans De Lou mendukung Josh Cleve tapi hasil sesi pertama sangat tidak memuaskan untuk mereka.Tetapi, bukan James jika tidak memamerkan kemampuannya itu sehingga dia begitu bangganya memanggil orang yang duduk di samping kanan Riley, “Senior Cleve.”Josh Cleve terlihat masih terlalu kaget, tapi tetap mencoba tersenyum tipis, “Ya?”“Apa Anda t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Sang Dewa Perang Terkuat    224. Halo, Senior!

    Riley terdiam seketika.Dia tidak pernah mengira James akan meminta hal semacam itu. Baginya, James adalah seorang prajurit yang akan melakukan apapun dengan cara yang benar. Tetapi, apa yang sampai membuat pemuda itu berpikir hal seperti itu?Apakah ini karena dia ingin menjadi jenderal perang? Apa ini untuk membuat orang-orang terbungkam dan tidak lagi mengejek dirinya karena terlahir sebagai putra seorang Jody Gardner? pikir Riley bingung.Namun, jika dia memang meminta hal itu, Riley sama sekali tidak keberatan. Dia bahkan rela mundur saat itu juga demi membuat James bisa meraih tujuannya. Mungkin, dengan tindakan itu dia bisa lebih membuang rasa bersalahnya pada James.Akan tetapi, tiba-tiba dia mendengar James berbicara, “Astaga! Kenapa wajahmu tiba-tiba menjadi seperti itu, Riley?”Riley mengerjapkan mata, masih tampak agak bingung.James mengamati ekspresi wajah Riley dan seketika berkata, “Oh, Riley! Apa kau percaya apa yang baru saja aku katakan padamu?”James tertawa reny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Sang Dewa Perang Terkuat    225. Bagaimana, James?

    Ternyata, berbeda dari yang diduga oleh James, Josh dengan santai menjawab, “Apa yang membuatmu berpikir kalau aku mau bicara denganmu?”James mengangkat bahu, “Aku melihatmu menatapku terus-menerus.”Diego mendengus dan menatap James dengan tatapan seolah berkata ‘Kau terlalu percaya diri’.Percakapan James dan Josh tersebut berhasil membuat perhatian Riley terpecah. Dia mulai cemas bila akan terjadi hal yang tidak diinginkan di sana.Namun, sama seperti James, Riley pun rupanya salah menebaknya. Josh malah tertawa renyah hingga membuat banyak orang tampak kaget, termasuk Ben dan Shin yang hanya bisa saling lirik, tanpa bisa mengutarakan apa yang sedang mereka pikirkan.Beberapa teman Josh juga terkejut dengan reaksi Josh itu, tapi pria yang usianya lebih dari tiga puluh tahun itu berkata, “Aku hanya terlalu kagum dan sangat terkejut dengan kemampuanmu. Oh, tidak hanya kemampuanmu, tapi juga Riley.”James terbengong-bengong.Josh pun menjelaskan, “Aku pikir mereka … teman-temanku su

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Sang Dewa Perang Terkuat    226. Pertentangan Batin

    “Tidak ada strategi khusus. Saya ataupun James hanya akan melakukan apa yang sudah kami pelajari,” kata Riley.Ben mengerutkan kening, tampak agak bingung.Dia tahu Riley memang sangat hebat dalam hal menembak. Tetapi, dia masih belum tahu kemampuan Riley dalam hal memanah. Sedangkan, untuk James, Ben sudah pernah melihat aksi James dalam panahan ketika pemuda itu masih berstatus sebagai seorang calon prajurit.Shin pun ikut merespon, “Sebaiknya kalian jangan anggap remeh dia!”James menggeleng tegas, “Aku tidak pernah meremehkan dia sama sekali, Senior Shin. Justru dia yang selalu meremehkan kami. Dan … tapi kata-kata yang diucapkan tadi cukup membuatku kaget.”Alen ikut mengangguk, “Aku tetap tidak menyukainya, entahlah kenapa. Hanya saja aku merasa dia memang sedikit aneh.”Ben mendesah pelan, “Ya sudah, tidak perlu memikirkan masalah sikap Josh. Yang perlu kalian pikirkan hanyalah memberikan kemampuan terbaik kalian dalam seleksi selanjutnya.”“Tentu saja, kami akan melakukan itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Sang Dewa Perang Terkuat    227. Dia Kehilangan Nyawanya!

    Fred pun menjawab dengan cepat, “Greg Sehel itu adalah seorang komandan perang darat yang sangat mahsyur. Semua orang mengenalnya sebagai seorang prajurit tangguh yang berani sejak zaman Jenderal Mackenzie menjadi jenderal perang di kerajaan kita.”Seolah memang masih selesai menyampaikan argumennya, Fred memaksa temannya itu untuk mendengarkan dirinya, “Memiliki reputasi yang bagus semacam itu tentu saja membuat Komandan Sehel harus menjaga reputasinya. Tentu saja dia akan menolong seorang calon menantu raja.”“Walaupun akhirnya dia akan mati?” balas Josh terdengar ragu.Fred menghela napas panjang, merasa sulit membuat jalan pikiran Josh kembali menjadi lurus lagi.Tetapi, dia tidak mau temannya itu larut dalam kegelisahan sehingga dia membalas, “Dia mati sebagai seorang pahlawan, Josh. Dia sama sekali tidak rugi.”“Tapi … dia kehilangan nyawanya. Untuk apa menjadi seorang pahlawan kalau-”“Brengsek! Hidup atau mati kita itu sudah kita berikan pada kerajaan ini saat kita sudah memut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    92. Sampai Kapan?

    Reiner mengernyitkan dahi saat melihat ekspresi James yang menurutnya sangat aneh. Apalagi dia juga melihat bagaimana tiba-tiba bibir James membentuk sebuah senyuman.“Ada apa denganmu?” Reiner akhirnya memilih untuk bertanya.James sekali lagi malah tersenyum pada Reiner, membuat Reiner mengedipkan mata.Reiner juga langsung merinding seketika. “Kau ini kenapa? Jangan bilang kau jadi gila, James!”Helaan napas langsung terdengar dari James. Dia mendengus jengkel, “Sialan! Aku masih memiliki harapan bertemu dengan Riley, meskipun tidak sekarang. Untuk apa aku harus jadi gila?”Mendengar hal itu, Reiner menghela napas penuh kelegaan. Sebab, omelan James adalah salah satu cara yang memperlihatkan bahwa sahabat baiknya itu memang benar-benar baik saja. “Lalu, kenapa kau jadi seperti itu? Tersenyum mengerikan. Sangat aneh, asal kau tahu! Tidak seperti kau yang biasanya,” jelas Reiner yang masih terlihat agak ngeri.James kembali menyeringai, memperlihatkan deretan giginya yang bersih. Di

  • Sang Dewa Perang Terkuat    91. Sebuah Kesalahan

    Bukannya menjawab pertanyaan James Gardner, Xylan Wellington malah berkata, “Aku … aku tahu apa yang sedang ingin kau katakan, Jenderal Gardner.”Baguslah, jadi apa jawabannya? Reiner membatin, mulai merasa malas.James menaikkan alis, “Iya, Yang Mulia?”Xylan mendesah pelan, lalu memejamkan mata selama beberapa detik. Setelah berhasil menguasai dirinya lagi dia pun menjawab, “Ini kelalaianku, Jenderal Gardner.”“Kelalaian? Soal apa, Yang Mulia?” James bertanya, terdengar meminta jawaban yang lebih jelas.“Kakak perempuanku. Aku … tahu dia sudah berbuat salah,” kata Xylan pelan.Sang raja muda itu menundukkan kepala selama beberapa detik, sementara James masih terdiam, menunggu dia berbicara lagi.Dan tanpa James mendesaknya, Xylan berujar, “Sesungguhnya aku sudah memperhatikan ada sesuatu yang aneh tentang dia. Ini … bahkan, sebelum kau berangkat mencari kakak iparku lagi, Jenderal Gardner.”Mata James melebar seketika, tapi dia masih menahan diri untuk berkomentar.Xylan berdehem pe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    90. Tuduhan James

    Mendengar pertanyaan sang jenderal perang baru itu, Xylan Wellington seketika tertawa canggung.Tawa itu sungguh tidak lepas, bahkan malah terdengar aneh sehingga membuat siapapun yang mendengar tawa sang raja muda itu menjadi bingung.Reiner pun menatap Xylan dengan tatapan aneh sedangkan James malah tidak berkedip. Sorot matanya menunjukkan sebuah tuntutan.Tuntutan mengenai penjelasan dari Xylan berkaitan apa yang baru saja dikatakan oleh dirinya.Ketika melihat sorot penuh tanya yang mendesak itu akhirnya Xylan menghentikan tawanya. Dia berdeham pelan sebelum kemudian berkata, “Hm … aku tahu dari prajurit utama.”“Prajurit utama?” ulang James seraya mengernyitkan dahi.Xylan menelan ludah dan tersenyum kikuk, “Prajurit istana raja, Jenderal Gardner.”Oh, sesungguhnya bukan itu yang dimaksud oleh James. Dia tanpa bertanya pun juga tahu jika prajurit utama adalah prajurit istana yang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    89. Dia Sudah Tahu?

    James Gardner malah hanya terdiam, tidak memberikan jawaban yang jelas pada pertanyaan Reiner.Sebuah kecemasan langsung mendera sang komandan perang darat. Tidak mau diabaikan oleh james, maka Reiner kembali bertanya, “James, katakan padaku. Apa kau akan tetap tinggal di istana? Kau tidak akan pergi kan?”Dia menatap James yang sedang menatap ke arah luar jendela mobil dengan cemas. Tetapi, setelah dia cukup bersabar menunggu dia akhirnya mendengar James menjawab, “Aku tidak tahu.”Hati Reiner seperti dihantam oleh batu seketika.“Jadi … kau akan pergi?” pria itu bertanya dengan nada terdengar kecewa.“Tergantung.”Reiner yang masih menatap James pun menaikkan alis, tampak bingung, “Tergantung pada apa?”James mendesah pelan, “Tergantung pada jawaban Raja Xylan.”Reiner semakin kebingungan. Namun, dia tidak memiliki waktu untuk bertanya lebih lanjut lantaran mobil yang mereka naiki telah memasuki gerbang utama istana Kerajaan Ans De Lou. Meskipun begitu, Reiner tetap tidak mau menye

  • Sang Dewa Perang Terkuat    88. Tidak Akan Terkejar, James!

    Pada awalnya Michelle Veren tidak memahami apa yang ditanyakan oleh James Gardner. Namun, ketika dia melihat air muka sang jenderal, dia langsung tahu yang dimaksud tentu saja waktu tentang kepergian tiga orang yang sedang mereka cari.Sehingga, sang pemilik butik Veren itu pun menjawab, “Sekitar satu jam yang lalu, Jenderal Gardner.”Mendengar jawaban itu, Reiner langsung lemas. Tapi, itu berbanding terbalik dengan James yang malah penuh semangat. Hal tersebut bisa terlihat dari James yang malah berkata, “Ayo, Rei. Kita kejar dia.”Reiner menatap sedih ke arah sahabat baiknya itu dan membalas, “Tidak akan terkejar, James. Itu sudah terlalu lama.”James malah tidak mendengarkan ucapan Reiner dan memerintah beberapa anak buahnya, “Siapkan mobil, kita kejar mereka.”“James,” Reiner memanggil pelan.James mengabaikan panggilan itu dan tetap berkata pada anak buahnya yang masih diam menunggu, “Cari tahu melalui CCTV saat ini mereka sudah berada di daerah mana. Mereka … pasti terlihat ji

  • Sang Dewa Perang Terkuat    87. Rencana Putri Rowena

    Sayangnya semuanya itu telah terlambat disadari oleh gadis muda itu. Semua perkataan dari gadis bernama Alice Porter itu jelas-jelas didengar oleh Reiner Anderson dan James Gardner.Dengan raut wajah menggelap James pun berkata, “Nona, kau-”“Tidak, tidak. Aku hanya salah berbicara, aku … aku tidak tahu apapun. Kalian salah dengar,” kata Alice yang wajahnya kian memucat. Apalagi ketika dia melihat bagaimana aura James Gardner, sang jenderal perang yang menakutkan itu, dia semakin kesulitan untuk bernapas.Reiner pun juga sudah tidak bisa menahan diri sehingga berkata dengan nada jengkel, “Katakan apa saja yang kau ketahui atau kau … akan tahu betapa mengerikannya jika kau berhadapan dengan kami berdua.”“Aku tidak peduli kau itu seorang wanita. Aku masih bisa mencarikan sebuah hukuman yang pantas diterima olehmu,” lanjut Reiner dengan dingin.Alice menelan ludah dengan kasar. Tentu gadis muda itu sangat kebingungan. Terlebih lagi, saat itu tidak ada yang mencoba membantu dirinya sam

  • Sang Dewa Perang Terkuat    86. Butik Veren

    Pertanyaan James tersebut seketika membuat Reiner terdiam selama beberapa saat. Dia terpaku menatap ke arah butik itu dengan air muka bingung.Sementara James tidak ingin membuang waktu lebih banyak sehingga tanpa kata dia berjalan cepat menuju ke arah butik yang dimiliki oleh Michelle Veren, seorang desainer wanita berusia empat puluh tahun yang cukup terkenal di negara itu.Reiner pun tidak hanya bengong dan berdiam diri, meratapi ketidaktelitiannya. Dia mengikuti James dengan berlari-lari kecil tepat di belakang James tanpa kata.Begitu James lebih cepat darinya mencapai pintu, dia langsung melihat dua penjaga butik yang membukakan pintu itu untuk mereka.“Ada yang bisa saya bantu?” salah satu penjaga butik itu bertanya pada James.“Saya mencari Putri Rowena. Di mana dia sekarang?” James balik bertanya tanpa basa-basi seraya mengedarkan dua matanya ke segala penjuru lantai satu butik itu.Meskipun saat itu ada sebuah rasa curiga yang mencuat di dalam kepala James, pria muda itu leb

  • Sang Dewa Perang Terkuat    85. Keanehan Lain

    Reiner tidak kunjung menjawab pertanyaan James. Dia malah menampilkan ekspresi wajah yang terlihat ragu-ragu sekaligus bingung.Tentu saja hal itu membuat James menjadi semakin kesal. “Ayolah, katakan cepat! Apa yang aneh dari Putri Rowena?” desak James dengan tidak sabar.Reiner menelan ludah dan menggaruk telinganya sebelum menjawab, “Yah, aku tidak yakin apa ini memang aneh buatmu. Tapi … menurutku ini sangat aneh.”James menggertakkan giginya lantaran semakin jengkel dan tidak sabar.Beruntunglah, dia tidak perlu bertanya lagi karena Reiner menambahkan, “Jadi, menurut laporan dia pergi ke luar istana.”Mendengar jawaban Reiner, James sontak mendengus kasar. “Apa yang aneh dari hal itu? Setahuku dia memang sering pergi ke luar istana.”Reiner mendesah pelan, “Memang. Tapi, kali ini … beberapa jam yang lalu, dia pergi tanpa pengawal. Dan dia … pergi membawa putra mereka, Pangeran Kharel.”Seketika James melotot kaget, “Apa? Kau … yakin?”“Iya, James. Dan-”“Bagaimana mungkin? Raja

  • Sang Dewa Perang Terkuat    84. Katakan, Rei!

    Gary Davis tidak menjawab pertanyaan Xylan. Dia hanya memasang ekspresi memelas. Hal itu seketika menimbulkan rasa bersalah pada diri Xylan Wellington.Oh, tidak. Apa yang sudah aku lakukan? Apa … aku sudah berlebihan karena telah menaruh curiga pada asisten pribadiku sendiri? Xylan membatin seraya menatap wajah polos Gary.Sang raja muda itu mendesah pelan. Dia pun kembali berpikir keras. Dia mencoba mengingat segala hal tentang Gary. Dia tidak pernah membuat kesalahan, tak sekalipun. Dia juga tidak pernah melakukan hal yang mencurigakan selama ini. Astaga, apa aku sudah salah mencurigai seseorang? pikir Xylan.Akan tetapi, dia menggelengkan kepalanya dengan cepat saat dia menyadari sesuatu.Tapi, tunggu dulu. James Gardnerlah yang mencurigai dia. Dia tidak mungkin berbicara sembarangan. Kalau tidak, tidak mungkin dia bisa terpilih menjadi wakil jenderal perang. Instingnya pasti sangat kuat sehingga dia memiliki kecurigaan pada Gary Davis, Xylan berpikir serius.Dia lalu menatap k

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status