“Ini menarik!” kata Xylan, mengomentari pengumuman tersebut sambil tersenyum bahagia.“Ini sangat menarik!” Xylan mengulang kembali seraya menoleh ke arah sang kakak perempuannya yang saat itu ternyata sedang melotot tajam ke arah dirinya. Senyum Xylan pun menghilang seketika.“Kenapa kau menatapku seperti itu?” Xyan bertanya dengan agak bingung.Rowena menggertakkan gigi dan menarik lengan adik laki-lakinya itu, meminta Xylan untuk lebih mendekat kepadanya dengan jari tangannya.Dengan penuh tanda tanya Xylan menuruti sang kakak dengan sedikit menundukkan kepalanya lalu memasang telinga kanannya untuk mendengar Rowena berbicara.“Kau sudah gila?” Rowena berkata dengan nada agak keras hingga Xylan harus menjauhkan telinganya dari Rowena.Xylan sontak menutup telinganya dan menatap kakak perempuannya itu, “Kenapa kau melakukan itu?”“Karena kau sepertinya sudah gila sepertinya Jenderal Reece yang memilih Riley untuk bersaing dengan James Gardner. Oh, astaga! Yang benar saja!”Gadis mu
Riley menggertakkan gigi, “Kau mau membuang kesempatan besar seperti ini? Kau sudah kehilangan akal, hah?”James mengangkat bahu, “Tidak akan menyenangkan jika tidak ada lawan yang setara denganku.”“Kau ….”“Kita tidak punya waktu banyak, cepat putuskan!” desak James. Riley membuang napas dengan kasar, tampak begitu sangat kesal atas sikap temannya yang jelas-jelas keras kepala itu. Riley sangat memahami karakter James. Pemuda itu bukanlah orang yang menjilat ludahnya sendiri. Dia yakin James akan benar-benar melakukan apa yang dia katakan.Alen sendiri tidak khawatir akan masalah itu lantaran dia sangat yakin James pasti akan mendapatkan apa yang dia mau dan sudah jelas keinginan James sama seperti keinginannya. Jadi, dia hanya harus menunggu tanpa ikut campur.Dilihatnya tatapan Riley mulai menyerah. Beberapa detik selanjutnya dia bergerak untuk maju ke depan ke samping James, lalu berbisik dengan kesal, “Aku bersumpah akan menendang kakimu sampai patah nanti.”James hanya tersen
Bukannya menjawab pertanyaan Shin tersebut, Riley malah tiba-tiba melemparkan tatapan kesal pada James yang pura-pura tidak mau menatapnya.Sebagai gantinya, Alen Smith yang menggantikan sahabatnya itu dan berkata, “Ada sesuatu yang memang dia pikirkan tapi … itu bukan masalah besar. Sekarang dia sudah resmi menjadi kandidat jenderal perang.”Ben mengangguk setuju, “Wah! Aku masih tidak bisa mempercayainya. Kalian berdua akan bersaing menjadi pemimpinku.”“Pemimpinmu, senior?” James berkata dengan dahi mengerut.“Jenderal Perang kan pemimpin tertinggi semua pasukan, dia hanya bisa diperintah oleh raja. Tentu saja dia pemimpinku,” jelas Ben.Penjelasan itu sontak membuat telinga James memerah. Hal itu dilihat oleh Alen yang cepat-cepat berkomentar, “Jangan terlalu yakin kalau kau yang terpilih. Ingatlah! Lawanmu itu berat. Riley dan … Josh Cleve.”James mendengus jengkel, tampak tersinggung, “Tidak perlu mengingatkan aku. Ingatanku masih sangat bagus.”Shin tertawa renyah dan ketika d
Diego menghela napas panjang, terlihat mulai tertekan seperti teman-temannya yang menghadapi situasi yang sama dengannya.Tetapi, pemuda itu menjawab dengan mencoba tetap tenang, “Masalah tes yang sulit tidak akan menjadi hambatan bagi kami, Riley. Ini kesempatan kedua kami sehingga sesulit apapun tes tersebut semua itu tidak akan membuat kami kehilangan semangat.”James yang mendengarkan secara seksama sembari mengamati perubahan ekspresi Diego pun segera menyadari bahwa ada sesuatu yang sepertinya jauh lebih buruk dari sekedar seleksi yang sulit.“Lantas apa masalahnya?” James akhirnya bertanya.Diego lagi-lagi menghela napas panjang hingga semakin membuat tiga temannya itu penasaran. “Masalah utamanya adalah jika kami gagal, kami tidak bisa mengikuti seleksi penerimaan prajurit tahun depan,” jelas Diego dengan raut wajah tiba-tiba menjadi muram.“Apa?” James melotot kaget.“Si-siapa yang membuat peraturan seperti itu?” Alen bertanya dengan mata yang juga melebar.Sementara Shin be
Reiner memberi sebuah penghormatan untuk Andrew, yang kemudian dibalas oleh Andrew dengan sebuah anggukan.“Bicaralah, Reiner!” Andrew memerintah.Reiner pun berujar, “Ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan proses seleksi ulang calon prajurit, Jenderal.”“Lalu, soal apa?”Reiner mengangkat kepala perlahan, “Bagaimana dengan kesehatan Anda, Jenderal?”Andrew tampak terkejut mendengar pertanyaan tersebut, tapi pria itu kemudian tersenyum samar.“Aku baik-baik saja.”Reiner menggelengkan kepala, “Anda terlihat tidak baik-baik saja, Jenderal Reece.”Dia menatap Andrew Reece yang sesungguhnya memang tampak agak pucat. Bahkan, sorot matanya pun terlihat agak sayu, tidak seperti biasanya.Reiner pun berpendapat bila luka sang jenderal perang itu memanglah luka yang cukup serius. Kalau tidak, sangat tidak mungkin bila Andrew terburu-buru ingin mundur dari jabatannya.Andrew tiba-tiba saja terkekeh pelan dan berbicara, “Kau sangat jeli rupanya.”Reiner menggigit bibir, tapi dia bingung baga
James buru-buru menjawab, “Tenanglah! Semua pasti akan ada penjelasannya.”Riley pun mencoba untuk bersabar dan menunggu. Dan memang benar, seperti yang dikatakan oleh James, mereka mendapatkan jawaban itu dari seorang wanita muda yang merupakan salah satu staf istana yang juga memiliki hubungan yang baik dengan Riley, yakni Mary Kesley.“Jenderal Reece masih dalam masa pemulihan pasca operasi sehingga beliau tidak bisa hadir dalam acara peresmian ini.”Orang-orang mulai bertanya-tanya dengan penyampaian informasi tersebut. Beberapa di antara mereka bahkan mulai menduga-duga tentang hasil operasi tersebut. Seorang prajurit kelas tiga yang tidak mengalami kenaikan jabatan dan secara kebetulan berdiri sejajar dengan Riley berkomentar, “Apa operasi medis itu tidak berlangsung dengan lancar?”“Entahlah. Kalau operasinya berhasil, kita pasti sudah melihat Jenderal Reece di sini, bukan?” sahut temannya yang lain.“Kurasa Jenderal Reece sedang benar-benar dalam kondisi yang tidak baik. Dia
“Bagaimana bisa aku tahu soal itu?” Riley membalas sembari menggelengkan kepala, heran dengan pertanyaan James yang menurutnya tidak penting untuk dibahas.James mendecakkan lidah, “Kau baik-baik saja kita tidak tinggal dalam satu kamar lagi?”“Aku justru sangat bersyukur,” balas Riley santai.James mengangkat alis dan menatap Riley dengan tatapan penuh curiga.Riley menyeringai, “Setidaknya aku tidak akan mendengar celotehanmu yang tidak penting seperti ini.”Pemuda yang menjadi satu-satunya prajurit baru yang berada di kelas dua itu mendengus sebal dan meninju lengan Riley meskipun tidak terlalu serius melakukannya.“Aku akan sangat bosan,” ucap James dengan lesu.Riley menoleh dan mendesah,”Hei, kita hanya tinggal di gedung yang berbeda, bukan kerajaan yang berbeda. Kita masih di istana yang sama.”Pemuda berwajah tampan itu langsung menoleh ke arah Riley, matanya menunjukkan sorot penuh harap. “Memang benar, jadi … kenapa kita tidak-”“Berhentilah berbicara sesuatu yang tidak bisa
“Benar-benar tidak tahu malu,” balas Alex dalam emosi yang masih jelas terlihat.James mengeluarkan segala tenaganya agar bisa lepas dari Riley, tapi ternyata dia tidak bisa melakukan hal itu. Riley rupanya jauh lebih kuat darinya.Melihat James yang tidak bisa lepas itu, Alex menyeringai lebar, “Dasar bodoh! Melawan dia saja kau tidak bisa.”James sesungguhnya tidak terpancing dengan perkataan Alex, tetapi dirinya hanya tidak mau mendengar Alex mengoceh lagi sehingga dia pun kembali mencoba melepaskan dirinya dari Riley.Riley menggigit bibir dan berteriak kesal, “Pergilah dari sini, Alex!”“Mengapa aku harus melakukannya?” balas Alex, tampak keras kepala.“Alen!” Riley berujar, menatap seolah meminta pertolongan pada Alen.Alen tentu saja memahami arti tatapan itu dan segera menyeret salah satu prajurit kelas dua tersebut dengan tenaganya yang cukup besar.“Lepaskan aku!” teriak Alex.“Prajurit kelas rendahan! Berani sekali kau melakukan ini kepadaku!” pekik Alex dengan marah.Alen