Di luar dugaan, Riley malah dengan santai menjawab, “James memang pemberani, Alen. Kau juga tahu bagaimana dia menghadapi para pasukan musuh.”Alen mengerutkan kening, “Aku tahu. Tapi … maksudku kalau James di tempat kelas dua, bukankah kau seharusnya juga berada di kelas yang sama seperti dia, Riley?”Riley menggeleng tegas, “Aku melakukan beberapa kesalahan.”“Kesalahan yang mana? Kau ….”“Aku menyebabkan kematian salah satu komandan terbaik kerajaan ini, Alen.”“Tidak. Itu bukan kesalahanmu, kau hanya-”“Itu salah satu kecerobohanku yang sangat lambat memahami tindakan yang mungkin dilakukan oleh Jenderal Perang Fermoza. Dan … akibat ketidakhati-hatianku itu Komandan Sehel harus membantuku dan akhirnya seperti yang kau ketahui … dia terbunuh karena melindungiku,” jelas Riley, sarat akan rasa bersalah yang tidak pernah hilang dari dalam kepalanya.Alen tidak bisa membalas lagi.Bagaimanapun juga, semua perkataan Riley adalah sebuah fakta dan dia tidak mungkin membantah argumen terse
Xylan malah langsung memberi tatapan aneh pada sang kakak.Rowena yang alih-alih tidak mendapatkan jawaban tapi tatapan menyebalkan itu sontak mendengus, “Yah, kau putra mahkota. Ayah pasti membicarakan hal itu denganmu. Iya kan?”Xylan menghela napas panjang, merasa aga kesal dengan sikap kakak perempuannya itu. “Kenapa kau berpikir ayah akan mendiskusikan masalah ini denganku, Kakak?” Rowena menahan rasa tidak sabarnya dan menjawab, “Astaga. Kau adalah calon raja negeri ini, menggantikan ayah kelak. Masalah pengangkatan jenderal perang yang baru juga harus berkaitan denganmu.”Xylan menggelengkan kepala, “Tidak begitu. Memang kau tidak ingat berapa umurku saat ini, Kak?”Rowena tidak menjawab.“Aku masih lima belas tahun, baru akan enam belas tahun tiga bulan lagi. Mana mungkin aku dilibatkan dalam masalah sepenting itu?”Rowena masih enggan membalas. Sang putri yang saat itu memakai gaun violet berlengan panjang dengan panjang mencapai mata kaki itu malah memutar bola matanya ma
Alen pun dengan sabar menjelaskan, “Josh Cleve mengalami luka serius saat terjadi perang beberapa bulan yang lalu.”“Dia mengalami kerusakan otak yang cukup parah sehingga dia harus menjalani beberapa operasi sampai akhirnya dia dinyatakan sembuh,” lanjut Alen.James tercengang. “Kerusakan otak yang parah? Dan dia … sekarang kembali menjadi prajurit, begitu?”Alen mengangguk, “Sayangnya, saat perang dengan Kerajaan Fermoza terjadi dia masih harus menjalani pemeriksaan intensif sampai dia benar-benar dia dinyatakan benar-benar pulih secara total.”Alen melirik ke arah Josh Cleve selama beberapa detik, baru kemudian dia melanjutkan, “Oleh sebab itu, dia tidak bisa bergabung dengan kita melawan Kerajaan Fermoza.”James masih terlihat penasaran dan tidak bisa berhenti bertanya begitu saja sehingga dia bertanya lagi, “Lalu, sebenarnya apa yang membuatnya istimewa sampai dia terpilih menjadi kandidat?”Riley yang juga tertarik ikut menoleh ke arah Alen, “Usianya sepertinya jauh lebih tua da
“Ini menarik!” kata Xylan, mengomentari pengumuman tersebut sambil tersenyum bahagia.“Ini sangat menarik!” Xylan mengulang kembali seraya menoleh ke arah sang kakak perempuannya yang saat itu ternyata sedang melotot tajam ke arah dirinya. Senyum Xylan pun menghilang seketika.“Kenapa kau menatapku seperti itu?” Xyan bertanya dengan agak bingung.Rowena menggertakkan gigi dan menarik lengan adik laki-lakinya itu, meminta Xylan untuk lebih mendekat kepadanya dengan jari tangannya.Dengan penuh tanda tanya Xylan menuruti sang kakak dengan sedikit menundukkan kepalanya lalu memasang telinga kanannya untuk mendengar Rowena berbicara.“Kau sudah gila?” Rowena berkata dengan nada agak keras hingga Xylan harus menjauhkan telinganya dari Rowena.Xylan sontak menutup telinganya dan menatap kakak perempuannya itu, “Kenapa kau melakukan itu?”“Karena kau sepertinya sudah gila sepertinya Jenderal Reece yang memilih Riley untuk bersaing dengan James Gardner. Oh, astaga! Yang benar saja!”Gadis mu
Riley menggertakkan gigi, “Kau mau membuang kesempatan besar seperti ini? Kau sudah kehilangan akal, hah?”James mengangkat bahu, “Tidak akan menyenangkan jika tidak ada lawan yang setara denganku.”“Kau ….”“Kita tidak punya waktu banyak, cepat putuskan!” desak James. Riley membuang napas dengan kasar, tampak begitu sangat kesal atas sikap temannya yang jelas-jelas keras kepala itu. Riley sangat memahami karakter James. Pemuda itu bukanlah orang yang menjilat ludahnya sendiri. Dia yakin James akan benar-benar melakukan apa yang dia katakan.Alen sendiri tidak khawatir akan masalah itu lantaran dia sangat yakin James pasti akan mendapatkan apa yang dia mau dan sudah jelas keinginan James sama seperti keinginannya. Jadi, dia hanya harus menunggu tanpa ikut campur.Dilihatnya tatapan Riley mulai menyerah. Beberapa detik selanjutnya dia bergerak untuk maju ke depan ke samping James, lalu berbisik dengan kesal, “Aku bersumpah akan menendang kakimu sampai patah nanti.”James hanya tersen
Bukannya menjawab pertanyaan Shin tersebut, Riley malah tiba-tiba melemparkan tatapan kesal pada James yang pura-pura tidak mau menatapnya.Sebagai gantinya, Alen Smith yang menggantikan sahabatnya itu dan berkata, “Ada sesuatu yang memang dia pikirkan tapi … itu bukan masalah besar. Sekarang dia sudah resmi menjadi kandidat jenderal perang.”Ben mengangguk setuju, “Wah! Aku masih tidak bisa mempercayainya. Kalian berdua akan bersaing menjadi pemimpinku.”“Pemimpinmu, senior?” James berkata dengan dahi mengerut.“Jenderal Perang kan pemimpin tertinggi semua pasukan, dia hanya bisa diperintah oleh raja. Tentu saja dia pemimpinku,” jelas Ben.Penjelasan itu sontak membuat telinga James memerah. Hal itu dilihat oleh Alen yang cepat-cepat berkomentar, “Jangan terlalu yakin kalau kau yang terpilih. Ingatlah! Lawanmu itu berat. Riley dan … Josh Cleve.”James mendengus jengkel, tampak tersinggung, “Tidak perlu mengingatkan aku. Ingatanku masih sangat bagus.”Shin tertawa renyah dan ketika d
Diego menghela napas panjang, terlihat mulai tertekan seperti teman-temannya yang menghadapi situasi yang sama dengannya.Tetapi, pemuda itu menjawab dengan mencoba tetap tenang, “Masalah tes yang sulit tidak akan menjadi hambatan bagi kami, Riley. Ini kesempatan kedua kami sehingga sesulit apapun tes tersebut semua itu tidak akan membuat kami kehilangan semangat.”James yang mendengarkan secara seksama sembari mengamati perubahan ekspresi Diego pun segera menyadari bahwa ada sesuatu yang sepertinya jauh lebih buruk dari sekedar seleksi yang sulit.“Lantas apa masalahnya?” James akhirnya bertanya.Diego lagi-lagi menghela napas panjang hingga semakin membuat tiga temannya itu penasaran. “Masalah utamanya adalah jika kami gagal, kami tidak bisa mengikuti seleksi penerimaan prajurit tahun depan,” jelas Diego dengan raut wajah tiba-tiba menjadi muram.“Apa?” James melotot kaget.“Si-siapa yang membuat peraturan seperti itu?” Alen bertanya dengan mata yang juga melebar.Sementara Shin be
Reiner memberi sebuah penghormatan untuk Andrew, yang kemudian dibalas oleh Andrew dengan sebuah anggukan.“Bicaralah, Reiner!” Andrew memerintah.Reiner pun berujar, “Ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan proses seleksi ulang calon prajurit, Jenderal.”“Lalu, soal apa?”Reiner mengangkat kepala perlahan, “Bagaimana dengan kesehatan Anda, Jenderal?”Andrew tampak terkejut mendengar pertanyaan tersebut, tapi pria itu kemudian tersenyum samar.“Aku baik-baik saja.”Reiner menggelengkan kepala, “Anda terlihat tidak baik-baik saja, Jenderal Reece.”Dia menatap Andrew Reece yang sesungguhnya memang tampak agak pucat. Bahkan, sorot matanya pun terlihat agak sayu, tidak seperti biasanya.Reiner pun berpendapat bila luka sang jenderal perang itu memanglah luka yang cukup serius. Kalau tidak, sangat tidak mungkin bila Andrew terburu-buru ingin mundur dari jabatannya.Andrew tiba-tiba saja terkekeh pelan dan berbicara, “Kau sangat jeli rupanya.”Reiner menggigit bibir, tapi dia bingung baga
Xylan kembali tersenyum santai menanggapi sikap James yang masih belum berubah.Sang raja calon raja masa depan itu pun dengan tenang menjawab, “Karena aku sudah di sini, tentu saja … konsekuensi yang kau terima akan jauh lebih buruk, Wakil Jenderal Perang.”Brengsek, James hanya berani mengumpat dalam hati.Tentu saja meskipun dia sangat kesal pada pria yang usianya terpaut beberapa tahun lebih muda darinya itu, dia tidak bisa langsung mengumpat secara langsung. Dia tidak bodoh. Xylan bisa memenggal kepalanya dengan mudah.“Jadi, bagaimana? Apa kau … masih tetap menolak, Wakil Jenderal Perang?” Xylan bertanya dengan nada mendesak.James menggertakkan gigi dan dengan menahan kesal dia pun menjawab, “Mana bisa saya menolak jika Anda sudah mengancam saya seperti itu, Yang Mulia?”Xylan terkekeh pelan.Hal itu membuat James menjadi waspada. Setelah dia melihat perubahan Xylan Wellington, dari yang dulu adalah remaja belasan tahun lalu saat berdiri tidak jauh darinya menjadi seorang pri
James seketika menghentikan kegiatannya tapi tetap tidak menoleh ke arah Diego.Diego yang melihat gerakan berhenti James yang tiba-tiba itu seketika menampar mulutnya sendiri seakan sadar bila dia telah salah berbicara.“Ah, apa yang sudah aku katakan? Kau … tentu saja masih menganggapnya sebagai sahabat baikmu. Kalau tidak, mana mungkin kau selalu membuatkannya senjata khusus?” kata Diego dengan penuh rasa bersalah.James mendesah pelan, “Dia pasti bisa lolos tanpa ikut campur tangan dariku.”“Aku tidak yakin, James. Kalau aku yakin, aku tidak mungkin datang lagi ke sini dan memintamu kembali. Bahkan, Putri Rowena dan Pangeran Xylan ….”James mengerutkan kening dan akhirnya menoleh ke arah Diego, “Ada apa dengan mereka?”“Putri Rowena secara khusus mendatangiku saat aku baru saja tiba di istana. Dia memintaku untuk mencari tahu keberadaanmu, James. Pangeran Xylan juga mend
“Jenderal, kita sudah terkepung.”Seorang prajurit dengan luka tembak di kaki menyeret dirinya untuk berjalan menuju ke tempat di mana sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou sedang mempersiapkan senjatanya.Prajurit yang terseok-seok ketika berjalan itu sudah tidak mengenakan pelindung kepala dan juga pelindung badannya yang lain. Hal itu membuat sang jenderal perang mendelik marah kepadanya, “Apa yang kau sudah lakukan? Di mana semua pelindungmu?”Sang prajurit dari kelas satu itu hanya bisa meringis menahan sakit dan menjawab, “Tidak bisa digunakan lagi, terlalu banyak luka tembakan.”Riley Mackenzie membelalakkan mata dan seketika melepas kacamata pelindung yang melindungi matanya.Pria muda itu sontak berjongkok dan melihat luka Benedict Arkitson yang ternyata sangat parah. Tidak hanya kakinya saja yang tertembak, tapi bagian perut kirinya rupanya juga terluka parah. Di samping itu, Riley melihat banyak luka lain yang tidak terhitung jumlahnya. “Tetaplah di sini! Staf medis a
Dear, ReadersIni Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 2 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuat buku ini dengan sepenuh hati.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Selanjutnya, saya akan membuat season 3 dari buku ini, tapi Season 3 ini akan menjadi buku dengan tokoh utama “James Gardner.”Semoga Anda semua akan menyukainya.Salam hangat selaluZila Aicha
Orang-orang pun berniat mendekati Riley, hendak membantunya. Akan tetapi, ketika mereka melihat James Gardner yang bergerak mendekati Riley, mereka pun hanya bisa diam di tempat mereka.James dengan cepat menangkap tubuh Riley yang terhuyung-huyung seolah tidak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri.James mendesah pelan, “Apa yang kau sedang lakukan?”“Mencegahmu pergi,” jawab Riley dengan lemah.James membuang napas dengan kasar dan memapah Riley yang ternyata masih begitu lemah.“Kau tidak perlu membuang-buang waktu dan tenagamu,” kata James.“Mengapa? Kau tidak harus pergi, James. Kau-”“Ini sudah keputusanku,” potong James cepat.Riley menggelengkan kepala, menatap pemuda yang hanya terpaut satu tahun lebih tua darinya itu. “Kau tidak bersalah. Akulah yang brengsek karena ingin mempertahankan sebagai sahabatku.”“Senang sekali kau mengakuinya,” balas James yang kemudian diiringi senyuman samar.“Jika ada yang harus pergi dari sini, maka akulah orangnya, bukan kau,” kata Riley.Ja
Rowena mengangguk lemah, sementara keempat prajurit yang juga berada di dalam ruang rawat itu langsung saling lempar pandang. Riley sendiri butuh beberapa waktu untuk memproses informasi tersebut.Namun, Reiner langsung bertanya, “Yang Mulia, lalu … di mana wakil jenderal perang berada sekarang?”Rowena menoleh dengan cepat, “Aku tidak tahu. Aku … hanya mendengar berita itu dari pelayan istana, baru saja. Mungkin … dia sudah kembali ke asrama atau-”“Terima kasih, Yang Mulia,” Reiner memotong ucapan Rowena dengan cepat akibat terlalu panik.Setelah itu Reiner langsung memberi penghormatan pada sang putri raja dan cepat-cepat meninggalkan area tersebut bersama dengan Diego.Ben juga berujar, “Riley, aku ke sana dulu. Nanti aku … akan ke sini lagi.”Alen ikut mengangguk, “Jangan khawatir! Kami akan langsung memberitahumu bila kami sudah tahu apa yang sedang terjadi.”Riley hanya bisa menatap kepergian teman-temannya dengan tatapan penuh kebingungan.Tinggalah hanya Rowena yang berada d
Awalnya Riley sangat ingin memaksa James untuk menjawab perkataannya, namun dia tidak lagi melakukannya saat dia akhirnya memahami James mungkin membutuhkan waktu untuk sendiri.Dia pun menghela napas pelan, “Aku akan bicara lagi dengannya nanti.”Sementara itu, di luar ruang Riley, semua orang yang merupakan teman baik dari kedua anak muda yang sedang memiliki masalah yang cukup rumit itu sontak menatap James dengan tatapan penuh tanya.Ketika Alen dan Ben hanya diam saja lantaran tidak berani bertanya, Diego dengan santai bertanya, “Kau … sudah berbicara dengan Riley?”James mengangguk.“Lalu … bagaimana?” Reiner bertanya dengan nada was-was.James tidak menjawab pertanyaan Reiner dan hanya berkata, “Aku akan kembali ke asrama dulu.”Shin yang mendengar hal itu menggigit bibir dan membalas, “Aku akan menemanimu.”James tidak menolak dan membiarkan Shin ikut bersamanya, sementara Diego dan Reiner tetap di sana.Setelah James dan Shin tidak terlihat lagi di sana, Alen memutuskan masuk
James tertawa penuh kecewa ketika dia melihat Riley hanya diam sajaRiley sontak menatapnya tanpa kata.“Kenapa? Apa kau … jangan-jangan memang tidak pernah memiliki niat sekalipun untuk memberitahu masalah itu kepadaku?” James berkata dengan nada tajam.Riley membuka mulut tapi ternyata tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut Riley.James semakin kesal melihatnya, “Ah, jadi begitu. Aku mengerti sekarang.”James manggut-manggut dan melangkah mundur, membuat Riley terkejut.“James, ini tidak seperti apa yang sedang kau pikirkan,” kata Riley pada akhirnya bisa membalas ucapan James.James menggelengkan kepala.“Kau memangnya tahu apa yang sedang aku pikirkan, Riley?” James berkata dengan nada sinis.Pemuda itu tidak bisa lagi menyembunyikan rasa kecewanya yang sangat besar, “Kau tidak tahu, Riley. Tapi … aku bisa tahu apa yang sedang kau pikirkan.”“James, aku … tahu aku sudah bersalah kepadamu. Tapi, tolong mengertilah! Posisiku sangat sulit. Aku tidak ingin kau … membenciku
Shin dan Reiner seketika saling melempar pandang, seakan sama-sama bingung harus meninggalkan area itu sesuai permintaan James atau tidak.Akan tetapi, alasan mereka ragu-ragu tentu saja bukan karena mereka berdua khawatir bahwa James akan menyakiti Riley. Justru keduanya lebih mengkhawatirkan James.Sayangnya, James yang tidak mendapatkan jawaban dari dua orang temannya itu sontak menoleh dengan kening berkerut, “Kenapa? Apa kalian berdua tidak percaya padaku?”“Kalian … berpikir aku akan berbuat hal yang … sampai menyakiti Riley? Apa seperti itu?” James menambahkan dengan raut wajah sedih.Shin cepat-cepat menoleh ke arah James, “Tentu saja tidak. Kau tidak akan melakukan hal seburuk itu.”“Jangan salah paham, James! Justru kami … hanya sangat khawatir terhadapmu,” Reiner berujar pelan.James terkejut dan ketika dia menatap kedua temannya itu secara bergantian, dia langsung tahu bahwa kedua teman baiknya itu sama sekali tidak sedang berbohong.Pemuda itu memejamkan matanya dan langs